• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perselisihan Internal Pemuda Pancasila

Dalam dokumen Politik Layar Terkembang (Halaman 68-71)

Perbedaan pendapat internal organisasi yang terjadi pada masa

kepemimpinan Donald, berawal saat digelarnya Musyawarah Cabang XIV Kota Medan tahun 2006. Saat itu, ketua lama yaitu Bangkit Sitepu63 berniat untuk maju sebagai kandidat ketua cabang dan pesaingnya adalah Anuar Shah,64 Ketua Anak Cabang Medan Barat Pemuda Pancasila. Donald sendiri pada saat itu, diminta oleh

       

62

Penjelasan mengenai hal ini, secara lengkap lihat Nina Karina. 2008. “Dinamika….”. Tesis. hal. 77-99.

63

Bangkit Sitepu dikenal sebagai anggota DPRD Kota Medan dari Partai Golkar (1999-2004, 2004-2009) dan sekarang tercatat sebagai anggota DPRD Kota Medan dari Partai Patriot Pancasila (2009-2014). Sebelum aktif sebagai anggota legislatif, Bangkit dikenal memiliki pengaruh di wilayah di kawasan Simalingkar (sebuah kawasan permukiman berupa perumahan nasional/perumnas pertama di Kota Medan).

64

Anuar Shah, akrab disapa Aweng, adalah kader Pemuda Pancasila yang memulai karir organisasi sebagai pengurus Pemuda Pancasila tingkat kecamatan di Kota Medan.

beberapa kalangan senior Pemuda Pancasila untuk mendukung dan memilih Anuar Shah sebagai ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Medan. Oleh karena kekuasaan Donald sebagai ketua wilayah, maka tidak begitu sulit baginya untuk menyampaikan sejumlah alasan kepada peserta musyawarah agar memilih Anuar Shah sebagai ketua MPC Pemuda Pancasila. Dari 23 Pimpinan Anak Cabang (PAC) yang memiliki hak suara, Bangkit Sitepu didukung oleh 11 PAC dan 2 PAC Khusus yaitu Perumnas Mandala dan Simalingkar. Sedangkan Anuar Shah didukung oleh 9 PAC dan 1 PAC tidak hadir karena masih berstatus stanvas yaitu masih belum ada kejelasan tentang musyawarah kecamatan di Medan Tembung.

Musyawarah tingkat cabang di Kota Medan itu pun berlangsung ricuh, ada keributan di arena musyawarah seperti membanting meja, melempar kursi hingga terpaksa sidang diskor oleh pimpinan sidang. Pada saat sidang musyawarah dilanjutkan, peserta yang hadir hanya pimpinan PAC yang mendukung Bangkit Sitepu sehingga pimpinan sidang menyatakan musyawarah sah dan telah sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku. Pada saat pemilihan ketua berlangsung, Bangkit Sitepu, dinyatakan terpilih sebagai Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Medan secara aklamasi yang dihadiri oleh 13 PAC.

Meskipun hasil Musyawarah Cabang Pemuda Pancasila di Kota Medan itu memilih Bangkit Sitepu sebagai ketua, namun terjadi dua kubu anggota Pemuda Pancasila. Kubu Bangkit Sitepu dan kubu Anuar Shah yang membentuk Pemuda Pancasila Khusus (PPK) di Kota Medan. Kekecewaan pendukung Anuar Shah dari hasil musyawarah itu mulai menuai karena tidak mematuhi keputusan penundaan musyawarah. Atas dasar itu, Anuar Shah mendeklarasikan Dewan Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Khusus (PPK) Kota Medan pada bulan Mei 2007 dan membentuk pimpinan anak cabang di tingkat kecamatan serta melantiknya. Pada saat itulah, terjadi perselisihan antara anggota pimpinan Bangkit Sitepu dengan Anuar Shah. Perebutan pimpinan anak cabang ini akhirnya dapat diredakan setelah campur tangan pihak keamanan.

Tidak berselang lama, Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara akan berakhir masa kepengurusannya dan dijadwalkan menyelenggarakan Musyawarah Wilayah XI, tanggal 22-24 Juni 2007. Penyelenggaraan Muswil tersebut dihadiri oleh Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila (MPN PP), Yapto S. Soerjosoemarno, dan menampilkan dua

kandidat calon ketua wilayah yaitu Donal Sidabalok (Ketua MPW PP Sumatera Utara) dan Anuar Shah (Ketua DPC PP Khusus Kota Medan).

Saat berlangsungnya musyawarah itu pula, Yapto S. menyarankan agar DPC Pemuda Pancasila Khusus Kota Medan dibubarkan karena dianggap tidak diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Pemuda Pancasila. Atas saran itu maka Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Medan, Bangkit Sitepu, dan Ketua DPC Pemuda Pancasila Khusus Kota Medan, Anuar Shah, dengan resmi membubarkan Pemuda Pancasila Khusus. Pernyataan resmi itu dihadiri oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Donald Sidabalok, dan Ketua MPN Pemuda Pancasila, Yapto Soeryosoemarno. Peristiwa yang berlangsung di arena musyawarah itu disaksikan oleh seluruh Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila se-Sumatera Utara dan juga lembaga-lembaga di tingkat Majelis Pimpinan Wilayah Sumatera Utara. Setelah bubarnya Pemuda Pancasila Khusus maka Anuar Shah maju menjadi calon Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara Periode 2007-2012. Kompetitornya adalah Donald Sidabalok yang menjabat Ketua DPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara Periode 2002-2007. Suasana pelaksanaan musyawarah saat itu, penuh dengan dinamika yang mungkin berbeda dari musyawarah sebelumnya.

Banyaknya unsur aparat keamanan baik dari kepolisian dan TNI yang berjaga-jaga di sekitar arena pelaksanaan musyawarah memunculkan sejumlah pertanyaan dari para pimpinan cabang Pemuda Pancasila. Personil kepolisian dan TNI yang bertugas saat itu justru mengenakan seragam satuan tugas (satgas) Pemuda Pancasila. Tindakan itu dilakukan karena telah beredar informasi bahwa pelaksanaan Muswil XI akan mengalami kerusuhan. Sejumlah pimpinan daerah tetap menginginkan Donald Sidabalok melanjutkan kepemimpinan Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Namun Anuar Shah dikabarkan mendapatkan dukungan dari Ketua MPN Pemuda Pancasila. Atas dukungan itu pula maka sebagian besar pimpinan cabang, yang memiliki suara, memberikan dukungan kepada Anuar Shah.

Kabar yang beredar mengenai akan munculnya kerusuhan dalam musyawarah tersebut tidak terjadi, meskipun terdapat insiden kecil seperti perkelahian di luar ruangan musyawarah. Beberapa pendukung salah seorang kandidat ketua, yang melakukan aksi demonstrasi di luar ruangan musyawarah, harus berhadapan dengan personil kepolisian dan TNI yang telah mengenakan seragam satgas Pemuda

Pancasila. Para pendukung salah satu calon ketua dan kelompok yang merasa tidak senang dengan suasana musyawarah saat itu pun kemudian berlarian. Sedangkan, suasana di dalam ruangan musyawarah juga terjadi sangat dinamis. Banyak dari peserta musyawarah yang memberikan kritik dan mengoreksi kepemimpinan Pemuda Pancasila mengenai cara kerja pimpinan. Pendapat itu kemudian selalu direspons oleh peserta yang lain dengan cara yang keras seperti membanting meja dan dengan suara yang berkoar-koar. Namun, di penghujung musyawarah itu, terpilihlah Anuar Shah menjadi ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara. Ketekunan Anuar Shah dalam memimpin Pemuda Pancasila Sumatera Utara, menyebabkan dirinya terpilih kembali pada periode kedua kepemimpinannya (2012-2017) melalui musyawarah wilayah yang diselenggarakan bulan Februari 2012.

Dalam dokumen Politik Layar Terkembang (Halaman 68-71)