• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi di Bidang Pengelolaan Lingkungan

Halaman 1 Karakteristik saluran komunikasi

DAFTAR LAMPIRAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

5.7. Efektivitas Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan PT Pertamina Balongan

5.7.1. Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan PT Pertamina Balongan

5.7.1.3. Persepsi di Bidang Pengelolaan Lingkungan

Tabel 18 menunjukkan bahwa penilaian masyarakat terhadap manfaat yang dirasakan masyarakat di bidang pengelolaan lingkungan hidup dalam kegiatan TSP dalam kategori buruk, pada masyarakat di Desa Balongan rataan skor sebesar 2,43, Desa Sukaurip sebesar 2,51, dan Desa Majakerta sebesar 2,39. Total rataan skor sebesar 2,44.

Bentuk kegiatan TSP dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup yang selama ini telah dilakukan oleh Pertamina antara lain membuat sarana pengelolaan limbah beracun dan organik, sarana dan prasarana penampungan sampah, melakukan kegiatan untuk penanaman pohon di sepanjang jalan agar menciptakan lingkungan yang hijau dan asri, penampungan air serta pembangunan sarana drainase, kegiatan penanganan terhadap limbah sludge atau ampas minyak mentah. Dari berbagai kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup telah dilakukan oleh Pertamina untuk masyarakat sekitar, namun tetap tidak

memberikan penilaian yang baik terhadap efektivitas dari kegiatan TSP yang berlangsung.

Seperti yang diungkapkan salah seorang masyarakat Majakerta mengatakan bahwa:

“..masyarakat mengganggap kegiatan TSP di bidang pengelolaan lingkungan hidup adalah keharusan perusahaan untuk memperhatikan lingkungan. Lingkungan kami menjadi tercemar dikarenakan adanya aktivitas dari PT Pertamina di Balongan, sehingga lingkungan sekitar kilang Balongan tercemar polusi air, udara dan tanah.”

Sesuai dengan Undang-undang 19 tahun 2003 tentang BUMN yang kemudian dijabarkan lebih jauh oleh Permeneg BUMN No 05/MBU/tahun 2007 tentang Program kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan usaha kecil dan program kemitraan bina lingkungan, yang mengatur tentang kewajiban melaksanakan kegiatan TSP mulai dari besaran dana hingga tata cara pelaksanaan kegiatan TSP. Menurut Permeneg BUMN tersebut, bahwa program bina lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Selanjutnya besarnya dana Program Kemitraan Bina Lingkungan, bersumber dari penyisihan laba setelah pajak, maksimal sebesar dua sampai lima persen dan hasil bunga deposito dan atau jasa giro dari dana program bina lingkungan.

Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Hikmana (2010) menunjukkan hasil masyarakat setuju penyebab semua jenis pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir merupakan dampak dari kegiatan operasional kilang Balongan, masyarakat menyatakan setuju bahwa kegiatan operasional Pertamina Refinery Unit VI Balongan mengganggu lingkungan masyarakat, baik polusi air, udara maupun pencemaran terhadap alam sekitar, yang mengakibatkan kesehatan masyarakat sering terganggu.

Kondisi lingkungan pemukiman yang kurang nyaman dan tidak sehat sehat, baik fasilitas sosial dan fasilitas umum menjadi perhatian bagi Pertamina untuk melaksanakan kegiatan TSP di bidang pengelolaan lingkungan hidup, ini merupakan wujud keinginan dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk

membantu memberikan manfaat terhadap peningkatan kualitas lingkungan hidup. Ganasnya abrasi di sepanjang pesisir pantai mengakibatkan tergusurnya lahan tambak yang menjadi mata pencaharian masyarakat dan pemukiman tempat tinggal masyarakat serta pipa-pipa milik Pertamina Balongan kini berada di bibir pantai dalam posisi menggantung di laut, mengakibatkan pipa-pipa milik Pertamina mengalami korosi (pengkaratan) yang mengakibatkan timbulnya persoalan lingkungan yaitu terjadinya pencemaran air di laut yang membahayakan bagi ekosistem laut dan air.

Untuk mengantisipasi hal tersebut Pertamina Balongan melakukan pembangunan break water (pemecah ombak), untuk mengurangi ganasnya abrasi di sepanjang pesisir pantai yang dapat merugikan Pertamina dan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan dan penambak yang dapat mencemarkan ekosistem laut dan air. Akibat dari pencemaran laut masyarakat merasa dirugikan karena pencemaran ekosistem laut yang menjadi mata pencaharian masyarakat yang menjadi nelayan maupun penambak ditandai dengan matinya rumput laut dan tumbuhan laut lainnya serta matinya ikan.

Kegiatan TSP di bidang lingkungan hidup dilaksanakan oleh Pertamina merupakan wujud perhatian perusahaan kepada masyarakat untuk melestarikan keragaman hayati di lingkungan hidup masyarakat dan manfaatnya dapat dirasakan secara bersama. Implementasi kegiatan TSP di bidang pengelolaan lingkungan hidup yang benar, tepat dan berkelanjutan menjadi harapan besar untuk terjalinnya sebuah keseimbangan yang harmonis antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup, ini perlu melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus-menerus. Kegiatan TSP yang dilaksanakan oleh Pertamina berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat, dimana merupakan suatu proses yang dirancang untuk menciptakan kemajuan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup melalui partisipasi aktif, dimana pada akhirnya akan menumbuhkan keberdayaan bagi masyarakat.

Kegiatan TSP di bidang pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh Pertamina Balongan pada dasarnya merupakan upaya untuk mendayagunakan sumberdaya alam sebesar-besarnya bagi kemakmuran

masyarakat dengan mempertimbangkan pelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, serta kepentingan ekonomi, dan budaya masyarakat lokal. Pengelolaan sumberdaya alam harus didasarkan atas daya dukungan sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Kegiatan di bidang lingkungan hidup ini bersifat wajib dimana dalam pelaksanaanya mengacu pada semua peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup antara lain: UU No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolahan Lingkungan Hidup (PPLH), UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolahan Sampah, PP No 82 tahun 2001 tentang Pengendalian Pencermaran air dan PP No 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Kegiatan TSP di bidang pengelolaan lingkungan harus dijadikan sebagai salah satu strategi bisnis Pertamina yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan yang memiliki citra ramah terhadap lingkungan dan memiliki kepekaan terhadap perekonomian sosial yang tinggi di masyarakat akan lebih unggul dalam melakukan kompetisi bisnis karena mendapatkan dukungan dari masyarakat lokal.

Ketidakberdayaan masyarakat di bidang pengelolaan lingkungan dikarenakan kegagalan pendamping program kegiatan TSP dalam melibatkan masyarakat dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan reboisasi, penghijauan di lingkungan hidup masyarakat merupakan salah satu kegiatan TSP yang dilaksanakan untuk memberdayakan masyarakat di bidang lingkungan hidup. Masyarakat dilibatkan oleh Pertamina dalam pelaksanaan dari program tersebut, namun masyarakat yang merupakan sasaran dari program kegiatan TSP harus melaksanakan program kegiatan yang belum tentu merupakan kebutuhan prioritas dari masyarakat setempat.

Paradigma perencanaan program kegiatan pemberdayaan masyarakat seharusnya mulai berubah dari perencanaan kegiatan yang bersifat top down dan sentralistik bergerak menuju kepada perencanaan yang bersifat bottom up yang

mengutamakan partisipasi masyarakat untuk dapat menggali kebutuhan prioritas dari masyarakat setempat. Untuk dapat mengakomodasikan potensi yang dimiliki masyarakat dan menggorganisasikan kegiatan-kegiatan perbaikan lingkungan hidup perlu dibentuk suatu organisasi non formal yang mampu menjembatani keinginan dan aspirasi masyarakat sehingga kegiatan yang berlangsung dapat berjalan sesuai dengan keinginan masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan yang memungkinkan warga masyarakat memiliki akses untuk berpartisipasi sehingga dapat memperbaiki persepsi tentang kegiatan di bidang sosial dan kualitas lingkungan yang baik dan menumbuhkan motivasi meningkatkan perkonomian, sosial dan kualitas lingkungan hidup sehingga masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam meningkatkan perekonomian, sosial dan kualitas lingkungan hidup masyarakat.

Keberhasilan kegiatan TSP yang dilaksanakan PT Pertamina Balongan, di bidang pengelolaan lingkungan hidup ditandai dengan adanya pembangunan prasarana umum untuk masyarakat di wilayah kerja Pertamina, seperti: jalan raya yang sudah di aspal, jempatan yang layak, pelabuhan yang layak, tempat ibadah yang layak, balai pertemuan masyarakat, poliklinik dan lembaga kesehatan, sarana olah raga, taman-taman kota dan tempat pembuangan sampah, yang semuanya dapat dinikmati oleh masyarakat untuk menunjang kegiatan masyarakat dan kehidupan sehari-hari masyarakat.

5.7.2. Tingkat Keberdayaan Masyarakat terhadap