• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organizational communication trough corporate social responsibility

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Organizational communication trough corporate social responsibility"

Copied!
302
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI ORGANISASI MELALUI KEGIATAN

TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(Kasus PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan)

ILONA VICENOVIE OISINA SITUMEANG

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

SURAT PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Komunikasi Organisasi melalui Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Kasus PT Pertamina

Refinery Unit VI Balongan) adalah benar hasil karya saya sendiri dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk manapun. Bahan rujukan atau sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Juni 2012

(4)
(5)

ABSTRACT

ILONA VICENOVIE OISINA SITUMEANG, Organizational Communication Trough Corporate Social Responsibility (Kasus PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan). DJUARA P. LUBIS as the Head of Supervisory Commission; AMIRUDDIN SALEH and DARWIS S. GANI as the Members.

Corporate social responsibility (CSR) is one of organizational communication form, CSR usually devoted for the community. Through this organizational communication corporate expects can be able to build a good relationship with community. The objectives of this research were: (1) to describe the form of organizational communication. (2) To describe the level of community participation, level of community perception, and level of community empowerment in the implementation of CSR activities. (3) to analyze correlation between individual characteristics and assessement of organizational communication activities and the level of community participation in the implementation of CSR activities. (4) to analyze correlation between assessment of organizational communication activities and level of community participation in the implementation of CSR activities. (5) to analyze correlation between level of community participation and the effectiveness of CSR activities. (6) to analyze correlation between level of community perception and level of community empowerment in the implementation of CSR activities. This research covered two kinds of data analysis i.e. descriptive statistics and inferential statistics. This research resulted several outputs, namely: (1) Organizational communication implemented by PERTAMINA was in accordance with the PENCILS mix principle; (2) level of community participation in the stage of planning and implementing were categorized good, level of community perception towards economic sector and environmental management were categorized good, level of community empowerment in economic sector and environmental management were categorized good. (3) Overall individual characteristics showed a real-positive correlation with assessment of organizational communication activities, Individual characteristics also showed a real-positive correlation with level of community participation. (4) Overall assessment of organizational communication activities showed a real-positive correlation with level of community participation. (5) Overall Level of community participation showed a real-positive correlation with the effectiveness of CSR program. (6) Overall level of community perception showed a real-positive correlation with level of community empowerment.

Key words : Organizational communication, corporate social responsibility

(6)
(7)

RINGKASAN

ILONA VICENOVIE OISINA SITUMEANG. Komunikasi Organisasi melalui Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Kasus PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan). Komisi Pembimbing: DJUARA P. LUBIS (Ketua), AMIRUDDIN SALEH dan DARWIS S. GANI (Anggota).

Kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan (TSP) merupakan salah satu komunikasi organisasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk masyarakat. Melalui komunikasi organisasi ini diharapkan dapat menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Kegiatan TSP merupakan konsep yang terus berkembang, memberikan panduan bagaimana sebuah organisasi berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sosialnya. Tujuan penelitian adalah: (1) Mendeskripsikan bentuk komunikasi organisasi PT Pertamina Balongan untuk pemberdayakan masyarakat. (2) Mendeskripsikan tingkat partisipasi masyarakat, tingkat persepsi masyarakat, dan tingkat keberdayaan masyarakat dalam implementasi kegiatan TSP PT Pertamina Balongan. (3) Menganalisis hubungan karakteristik individu dengan penilaian aktivitas komunikasi organisasi dan menganalisis hubungan karakteristik individu dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan TSP PT Pertamina Balongan. (4) Menganalisis hubungan penilaian aktivitas komunikasi organisasi dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan TSP PT Pertamina Balongan. (5) Menganalisis hubungan tingkat partisipasi masyarakat dengan efektifitas TSP PT Pertamina Balongan. (6) Menganalisis hubungan tingkat persepsi masyarakat dengan tingkat keberdayaan masyarakat terhadap inplementasi kegiatan TSP PT Pertamina Balongan.

(8)

menggunakan teknik belah dua menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi berada pada kisaran 0,669 sampai 0,834 sehingga dapat dikatakan reliabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pertamina Refinery Unit VI Balongan menggolongkan komunikasi organisasi dengan bauran PENCILS (Publication, Event, News, Community involvement, Inform or image, Lobbying and negotiations, Social responsibility). (2) Tingkat partisipasi masyarakat tahap melaksanakan dalam kategori baik, artinya masyarakat terlibat antusias dalam melaksanakan kegiatan karena merasakan manfaat dari kegiatan dan mendapatkan sesuatu barang dari kegiatan yang bersifat charity. Tingkat persepsi masyarakat di bidang ekonomi dan sosial dalam kategori baik artinya kegiatan TSP yang dilakukan dalam bidang ekonomi dan bidang sosial bermanfaat bagi masyarakat sehingga masyarakat berpersepsi baik terhadap kegiatan TSP di bidang ekonomi dan bidang sosial. Tingkat keberdayaan masyarakat dalam kategori baik di bidang ekonomi artinya berbagai kegiatan TSP di bidang ekonomi mampu meningkatkan dan menciptakan keberdayaan masyarakat di bidang ekonomi. (3) Terdapat hubungan sangat nyata dan nyata yang positif antara karakteristik individu dengan penilaian aktivitas komunikasi organisasi, kecuali untuk hubungan antara status sosial dengan saluran komunikasi, mutu informasi dan pendamping program kegiatan. Terdapat hubungan sangat nyata dan nyata yang positif antara karakteristik individu dengan tingkat partisipasi masyarakat, kecuali untuk hubungan antara pendidikan formal dan pendidikan non formal dengan mengevaluasi kegiatan TSP. (4) Terdapat hubungan sangat nyata dan nyata yang positif antara penilaian aktifitas komunikasi organisasi dengan tingkat partisipasi masyarakat kecuali untuk hubungan antara saluran komunikasi, mutu informasi dan pendamping program kegiatan dengan mengevaluasi kegiatan TSP. (5) Terdapat hubungan sangat nyata dan nyata yang positif antara tingkat partisipasi masyarakat dengan efektivitas kegiatan TSP, kecuali untuk hubungan antara mengevaluasi kegiatan TSP dengan persepsi di bidang ekonomi, sosial dan pengelolaan lingkungan hidup dan hubungan antara mengevaluasi kegiatan TSP dengan keberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, sosial dan pengelolaan lingkungan hidup. (6) Terdapat hubungan sangat nyata dan nyata yang positif antara tingkat persepsi masyarakat dan tingkat keberdayaan masyarakat, kecuali untuk hubungan antara persepsi di bidang ekonomi dengan keberdayaan di bidang sosial dan pengelolaan lingkungan hidup, persepsi di bidang sosial dengan keberdayaan di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

(9)
(10)
(11)

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2012

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

(1) Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan. Penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan wajar IPB

(12)
(13)

KOMUNIKASI ORGANISASI MELALUI KEGIATAN

TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(Kasus PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan)

OLEH :

ILONA VICENOVIE OISINA SITUMEANG

DISERTASI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Sekolah Pascasarjana

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

Penguji Luar Komisi pada Sidang Tertutup: (1) Dr. Ir. Sumardi Dahlan, MS

(Dosen Sekolah Pascasarjana UPI-YAI, Jakarta) (2) Dr. Ir. Basita Ginting Sugihen, MA

(Dosen pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat FEMA-IPB).

Penguji Luar Komisi pada Sidang Terbuka: (1) Dr. Muharto Toha, Drs, M.Si

(Dekan Executive UPI - YAI, Jakarta) (2) Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS

(15)

Judul Disertasi : Komunikasi Organisasi melalui Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Kasus PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan).

Nama : Ilona Vicenovie Oisina Situmeang NRP : I 362080111

Program studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Disetujui : Komisi Pembimbing

Ketua

Dr. Ir. Djuara P. Lubis MS

Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh MS Prof. Dr. H. Darwis S. Gani, MA Anggota Anggota

Diketahui:

Ketua Program Studi/Mayor Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Komuniasi Pembangunan

Pertanian dan Perdesaan

Dr. Ir. Djuara P. Lubis MS Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc.Agr

(16)
(17)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan atas Kasih dan Karunia yang Tuhan berikan kepada penulis sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan disertasi ini dengan judul Komunikasi Organisasi Melalui Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Kasus PT Pertamina Rifenery Unit VI Balongan).

Disertasi ini merupakan hasil karya penulis yang didukung oleh berbagai pihak yang dengan segala ketulusan yang telah membantu mulai dari awal penulis menjadi mahasiswa S3 di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor sampai dengan menyelesaikan disertasi ini. Pada kesempatan ini izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, Ketua Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, dan Ketua Program Studi/Mayor Ilmu Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP) beserta staf yang dengan keramahan dan ketulusannya telah memberikan layanan administrasi. 2. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan sebagai

Ketua Program Studi yang dengan sabar dan perhatian yang luar biasa yang selalu diberikan untuk memotivasi dan mengarahkan penulis dalam proses bimbingan berlangsung.

3. Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS sebagai Anggota Komisi Pembimbing atas kesabaran yang tiada henti, yang selalu menyediakan waktu, keikhlasan serta berbagai solusi yang selalu diberikan kepada penulis dalam proses bimbingan berlangsung.

4. Prof. Dr. H. Darwis S. Gani, MA sebagai Anggota Komisi Pembimbing atas saran-saran yang membangun, perhatian dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis dalam proses bimbingan berlangsung. Ibu Darwis yang senantiasa menemani penulis selama proses bimbingan berlangsung.

(18)

6. Dr. Ir. Basita Ginting Sugihen, MA sebagai penguji luar komisi pada ujian kualifikasi, moderator seminar hasil, ujian tertutup dan penguji dari program studi pada ujian terbuka program doktor yang memberikan saran dan masukan kepada penulis untuk penyempurnaan disertasi ini.

7. Prof. Ir. Sumardjo, MS sebagai penguji luar komisi pada ujian terbuka program doktor yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran dan masukan yang membangun bagi penulis.

8. Dr. Muharto Toha, Drs, M.Si sebagai penguji luar komisi pada ujian terbuka program doktor yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran dan masukan yang berarti bagi penulis.

9. Ibu Retno, Bapak Wasidi, Bapak Halomoan dan Bapak Tri terima kasih atas segala perhatian, masukan, kritikan dan saran yang diberikan dari sejak

perkuliahan berlangsung sampai dengan pembuatan proposal dan disertasi ini. Semoga hubungan baik ini akan tetap

terjaga sampai kapanpun.

10. Ibu Desti yang mengajak dan memotivasi penulis agar tertarik untuk melanjutkan kuliah program Doktor di IPB. Terima kasih buat kebersamaan kita selama ini, suka dan duka kita lalui bersama semoga hubungan baik ini akan tetap terpelihara sampai kapanpun. Semoga disertasi ibu segera selesai agar kita sama-sama dapat berjuang untuk menunjukkan bahwa kita pasti bisa seperti yang telah kita rencanakan selama ini.

11. Bapak Erwin terima kasih untuk kerangka pemikirannya, Bapak Adi terima kasih untuk statistik, Ibu Yunita, Ibu Yumi, Bapak Zul, Yulia terima kasih untuk tempat berbagi, Iksan, Ali, Yoga, yang senantisa berbagi dan memberikan masukan selama penulis kuliah dan penelitian berlangsung. 12. Ibu Wirdaningsih terima kasih karena selalu perhatian kepada penulis dan

Rensi yang selalu ada untuk menyemangati penulis pada saat penulisan disertasi ini. Vini, Rheva, Achy, Subky dan Wisnu yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

(19)

memberikan motivasi yang luar biasa kepada penulis agar disertasi ini selesai dengan hasil yang baik. Untuk mami terima kasih karena sudah dengan senang hati menggantikan peran penulis sebagai ibu selama penulisan disertasi ini.

14. Kakak penulis Inge Viola Oitsuky Situmeang, SE., M.Si dan AKP Maradop Oktavianus Sitinjak, SE. Adek penulis dr. Ivonne Ruth Vitamaya Oishi Situmeang dan dr. Jerry Lumban Tobing, dan ponakanku Ivory Abigael Lumban Tobing yang senantiasa memberikan motivasi, doa dan kecerian kepada penulis walaupun kita berjauhan tetapi saling mendukung dan berdoa dalam segala hal terutama untuk penyelesaian disertasi ini.

15. Keluarga besar mertua penulis Bapak Samidi di Karanganyar - Solo dan Jakarta yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, dukungan dan doa kepada penulis untuk dapat menyelesaikan disertasi ini.

16. Terutama untuk suami tercinta Ir. Priyono, MM. yang telah memberikan beasiswa bagi penulis, serta selalu memberikan dukungan, semangat serta doa yang tiada henti bagi penulis selama kuliah, penulisan proposal, penelitian di Balongan dan penyelesaian disertasi ini agar dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih buat motivator terbesar penulis Pricillo Bhamakerty Abimanyu atas keiklasan dan kerelaan untuk hidup jauh dari kasih sayang dan kehangatan penulis sebagai orangtua selama pengerjaan disertasi ini. Suatu saat nanti kamu akan mengerti bahwa yang mami lakukan sekarang ini adalah untuk kebanggaan dan kehormatan keluarga kita.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang memberikan masukan berharga sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Disertasi ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis berharap segala masukan dan kritikan yang membangun sehingga disertasi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Jakarta, Juni 2012

(20)
(21)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banda Aceh, 4 November 1980 sebagai putri kedua dari tiga orang putri bersaudara dari pasangan Drs. Salmon Alfred Situmeang, M.Hum dan Elfrida Moliana Simanjuntak. Kakak Penulis Inge Viola Oitsuky Situmeang, SE, M.Si dan Adek Penulis dr. Ivonne Ruth Vitamaya Oishi Situmeang. Penulis menikah pada tanggal 18 Februari 2010 di Medan dengan Ir. Priyono MM, dan dikaruniai seorang putra yang bernama Pricillo Bhamakerty Abimanyu yang lahir di Medan pada tanggal 3 Desember 2010.

Pada Tahun 1998 penulis lulus dari SMU St. Thomas 2 Medan dan melanjutkan pendidikan di Universitas Sahid Jakarta dengan memilih Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Hubungan Masyarakat. Pada tahun 2002 penulis menyelesaikan strata satu dan pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan ke strata dua di Universitas Indonesia dengan memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Manajemen Komunikasi. Penulis tamat strata dua pada tahun 2005. Pada Tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan program Doktor di Institut Pertanian Bogor, dengan memilih Fakultas Ekologi Manusia dengan program mayor Komunikasi Pembangun Pertanian dan Pedesaan. Puji Tuhan pada tanggal 14 juni 2012 penulis dapat menyelesaikan program Doktor ini.

(22)
(23)

DAFTAR ISI

2.3. Tanggungjawab Sosial Perusahaan sebagai Bentuk Komunikasi

Organisasi ... 29 2.3.1. Konsep Tanggungjawab Sosial Perusahaan ... 29 2.3.2. Perkembangan Tanggungjawab Sosial Perusahaan

di Indonesia ... 32 2.3.8. Pedoman Umum Community Development Sektor Energi

Sumber Daya Mineral (ESDM) ... 43 2.8. Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan tanggungjawab

(24)

IV. METODE PENELITIAN ………... 73 5.2. Gambaran Umum Komunikasi Organisasi PT Pertamina Refinery

Unit VI Balongan …...………... 96 5.3. Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan Sebagai

Komunikasi Organisasi Pertamina ... 104 5.5. Penilaian Responden terhadap Aktivitas Komunikasi Organisasi

PT Pertamina Balongan ... ... 126 5.6. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi Kegiatan

(25)

5.7. Efektivitas Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan PT

Pertamina Balongan... 153 5.7.1. Tingkat Persepsi Masyarakat dalam Implementasi Kegiatan

Tanggungjawab Sosial Perusahaan PT Pertamina Balongan 154

5.7.1.1. Persepsi Di Bidang Ekonomi………... 156 5.7.1.2. Persepsi Di Bidang Sosial …………... 157

5.7.1.3. Persepsi Di Bidang Pengelolahan Lingkungan

Hidup ... 159 5.7.2. Tingkat Keberdayaan Masyarakat Terhadap Implementasi

Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan ... 163 5.7.2.1. Keberdayaan Di Bidang Ekonomi ………….…. 165

5.7.2.2. Keberdayaan Di Bidang Sosial ………... 168 5.7.2.3. Keberdayaan Di Bidang Pengelolaan Lingkungan

Hidup ...…… 169 5.8. Pengujian terhadap Hipotesis Penelitian ………... 172 5.8.1. Hubungan Antara Karakteristik Individu dengan

Penilaian Terhadap Aktivitas Komunikasi Organisasi … 172 5.8.2. Hubungan Antara Karakteristik Individu dengan Tingkat

Partisipasi Masyarakat Dalam Implementasi Kegiatan

Tanggungjawab Sosial Perusahaan ... 180 5.8.3. Hubungan Antara Penilaian Aktifitas Komunikasi

Organisasi dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat

Terhadap Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan .... 190 5.8.4. Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Masyarakat

Terhadap Kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan

dengan Tingkat Persepsi Masyarakat ... 196 5.8.5. Hubungan antara Tingkat Persepsi Masyarakat Tentang

Perusahaan Dengan Tiingkat Keberdayaan Masyarakat… 206 5.9. Strategi Komunikasi Organisasi melalui Kegiatan Tanggungjawab

Sosial Perusahaan PT Pertamina Balongan ...… 211 5.10.Implikasi Teoritis: Komunikasi Organisasi Sebagai Komunikasi

(26)
(27)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Karakteristik saluran komunikasi ....…...………... 19 2. Kecamatan, desa, luas desa, kepala desa, jumlah kepala

keluarga (KK) ………...……...…………. 75 3. Desa, populasi, total sampel, sampel tiap desa ... 76 4. Indikator, definisi operasional, parameter pengukuran

karakteristik individu (X1

5. Indikator, definisi operasional, parameter pengukuran saluran

) …...…..………. 79 komunikasi (X2

6. Indikator, definisi operasional, parameter pengukuran mutu

) ……...……….... 80 informasi (X3

7. Indikator, definisi operasional, parameter pengukuran intensitas

) …………...………. 81 pendamping program (X4

8. Indikator, definisi operasional, parameter pengukuran tingkat

) ……...………….………….. 82 partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan TSP (Y1

9. Indikator, definisi operasional, parameter pengukuran persepsi

) . 83 masyarakat terhadap kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan

(Y2

10.Indikator, definisi operasional, parameter pengukuran tingkat

) ……...…….. 13.Rincian mata pencaharian masyarakat di Desa Balongan, Sukaurip

dan Majakerta …….………..……… 95 14.Rincian tingkat pendidikan di Desa Balongan, Sukaurip dan

Majakerta ... 96 15.Sebaran masyarakat berdasarkan karakteristik individu …... 120 16.Rataan skor penilaian aktivitas komunikasi organisasi

kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan di tiga desa

penelitian ... 126 17.Rataan skor tingkat partisipasi masyarakat dalam setiap

tahapan kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan di

tiga desa penelitian ...…………... 145 18.Rataan skor berdasarkan tingkat efektivitas kegiatan

tanggungjawab sosial perusahaan kegiatan TSP di tiga desa

penelitian ... 155 19.Hubungan antara karakteristik individu dengan penilaian

aktivitas komunikasi organisasi ………..…... 173 20.Hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat

partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan

tanggungjawab sosial perusahaan …………...………... 180 21.Hubungan antara aktifitas komunikasi organisasi dengan

partisipasi masyarakat terhadap kegiatan tanggungjawab

sosial perusahaan ……….... 191 22.Hubungan antara tingkat partisipasi masyarakat dengan

(28)

23.Hubungan antara tingkat partisipasi masyarakat dengan

tingkat keberdayaan masyarakat ... 202 24.Hubungan antara persepsi masyarakat dengan keberdayaan

masyarakat ...……… 206 25.Strategi komunikasi organisasi melalui kegiatan

(29)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Triple Bottom Lines dalam kegiatan tanggungjawab

sosial perusahaan ...……….. 32 2. Perilaku pengusaha dalam melakukan kegiatan tanggungjawab

sosial perusahaan ………... 34 3. Konsep piramida tanggungjawab sosial perusahaan ... 40 4. Pembentukkan persepsi ……….………... 55 5. Kerangka berfikir penelitian komunikasi organisasi melalui

(30)
(31)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Peta cirebon ... 234 2. Kuesioner penelitian ……….. 235 3. Output SPSS pretest ... 248 4. Output SPSS total untuk karakteristik individu ... 260 5. Output SPSS rataan skor untuk peubah saluran komunikasi

(32)
(33)

ILONA VICENOVIE OISINA SITUMEANG, Organizational Communication Trough Corporate Social Responsibility (Kasus PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan).DJUARA P. LUBIS as the Head of Supervisory Commission; AMIRUDDIN SALEH and DARWIS S. GANI as the Members.

Corporate social responsibility (CSR) is one of organizational communication form, CSR usually devoted for the community. Through this organizational communication corporate expects can be able to build a good relationship with community. The objectives of this research were: (1) to describe the form of organizational communication. (2) To describe the level of community participation, level of community perception, and level of community empowerment in the implementation of CSR activities. (3) to analyze correlation between individual characteristics and assessement of organizational communication activities and the level of community participation in the implementation of CSR activities. (4) to analyze correlation between assessment of organizational communication activities and level of community participation in the implementation of CSR activities. (5) to analyze correlation between level of community participation and the effectiveness of CSR activities. (6) to analyze correlation between level of community perception and level of community empowerment in the implementation of CSR activities. This research covered two kinds of data analysis i.e. descriptive statistics and inferential statistics. This research resulted several outputs, namely: (1) Organizational communication implemented by PERTAMINA was in accordance with the PENCILS mix principle; (2) level of community participation in the stage of planning and implementing were categorized good, level of community perception towards economic sector and environmental management were categorized good, level of community empowerment in economic sector and environmental management were categorized good. (3) Overall individual characteristics showed a real-positive correlation with assessment of organizational communication activities, Individual characteristics also showed a real-positive correlation with level of community participation. (4) Overall assessment of organizational communication activities showed a real-positive correlation with level of community participation. (5) Overall Level of community participation showed a real-positive correlation with the effectiveness of CSR program. (6) Overall level of community perception showed a real-positive correlation with level of community empowerment.

Key words : Organizational communication, corporate social responsibility

(34)

1.1.Latar Belakang

Kehadiran perusahaan dalam suatu wilayah merupakan salah satu bukti

bahwa wilayah tersebut memiliki potensi yang baik secara ekonomi, sosial

budaya, sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya, sehingga diharapkan

menimbulkan efek pengganda yang positif bagi masyarakat sekitar. Disayangkan,

jika kehadiran sebuah perusahaan justru menghilangkan potensi sesungguhnya

dan membangun jurang pemisah antara masyarakat dengan perusahaan. Untuk

menghilangkan jurang pemisah antara perusahaan dengan masyarakat perlu

dilakukan komunikasi yang efektif, sehingga terjalin komunikasi dan interaksi

langsung antara perusahaan dengan masyarakat, sehingga dapat hidup secara

berdampingan dan saling menguntungkan.

Berangkat dari pemikiran tersebut, perusahaan berlomba-lomba untuk

hadir di tengah-tengah masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial: mulai dari

pemberian beasiswa pendidikan, ketertiban umum, peningkatan ekonomi,

pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak, pendampingan untuk menyelesaikan

masalah lingkungan hidup serta pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

Untuk menghindari kesenjangan sosial antara perusahaan dan masyarakat dapat

dilakukan dengan suatu kepedulian perusahaan dalam bentuk kegiatan

tanggungjawab sosial perusahaan (TSP). Melalui kegiatan TSP ini diharapkan

dapat mempererat hubungan antara perusahaan dengan masyarakat.

Kegiatan TSP merupakan suatu komunikasi organisasi yang dilakukan

oleh perusahaan untuk masyarakat. Melalui komunikasi organisasi ini diharapkan

dapat menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat. Komunikasi

yang digunakan dalam kegiatan TSP diharapkan bersifat dua arah, yang artinya

perusahaan bukan lagi berperan sebagai komunikator semata, tetapi harus mampu

menjadi komunikan yaitu menjadi pendengar aspirasi dari masyarakat. Sebaliknya

masyarakat tidak hanya sebagai komunikan yang hanya menerima informasi,

pesan dan masukan dari perusahaan tetapi harus mampu menjadi komunikator

dalam menyampaikan aspirasi dan keinginannya, sehingga terjalin komunikasi

yang efektif di antara pihak-pihak yang berkomunikasi, dan dapat merasakan

(35)

perusahaan kepada masyarakat bertujuan untuk menggali kebutuhan dan

persoalan yang kerap terjadi di masyarakat. Tujuannya agar kegiatan TSP

dirancang agar tepat sasaran dan tidak tumpang tindih dengan program yang telah

ada.

Tanggungjawab sosial perusahaan merupakan konsep yang terus

berkembang, memberikan panduan bagaimana sebuah organisasi berinteraksi

dengan masyarakat dan lingkungan sosialnya. Secara umum, menurut Carr et al.,

(2004) tanggungjawab sosial dipahami sebagai cara organisasi dalam

mengintegrasikan kepentingan sosial, lingkungan hidup dan ekonomi dalam

nilai-nilai budaya, pengambilan keputusan, strategi dan operasi organisasi dengan cara

yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Implementasi berbagai aspek

tersebut akan dapat meningkatkan kehidupan sosial masyarakat. Contoh dari

kegiatan TSP yang dapat dilakukan organisasi di antaranya derma (charity), filantropi (philanthropy), kerja sukarela (volunteer work), dan pengurangan dampak lingkungan (the reduction of environmental impact).

Walaupun demikian, dalam pelaksanaannya banyak kegiatan TSP yang

bias. Kegiatan yang dilakukan seringkali hanya bagian dari kegiatan promosi

produk atau perusahaan yang sifatnya jangka pendek. Seringkali dalam praktiknya

kegiatan TSP hampir disamakan dengan derma (charity), sehingga ketika perusahaan membagi-bagikan hadiah kepada masyarakat di sekitar, perusahaan

sudah dianggap melaksanakan kegiatan TSP kepada masyarakat. Kegiatan derma

(charity) ini dapat menyebabkan masyarakat menjadi bergantung pada bantuan dari perusahaan. Hal tersebut menyebabkan tidak ada manfaat yang berkelanjutan

yang dirasakan masyarakat. Sesungguhnya, konsep kegiatan TSP tidak sama

dengan derma (charity) atau kedermaan (philanthropy) yang lebih spontan pemberian dan kegiatan tidak memiliki efek jangka panjang bagi masyarakat.

Dalam arti tidak terjadi pemberdayaan masyarakat secara maksimal untuk

meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Thamrin et al., (2010) mengatakan bahwa praktik TSP yang selama ini dilakukan oleh beberapa

(36)

dikaitkan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pola Community Development (CD) merupakan bentuk TSP yang saat ini banyak dipraktikkan oleh perusahaan besar. Masalahnya, apakah makna yang terkandung dalam CD sudah

diimplementasikan secara benar. Dalam Implementasi CD benar-benar dapat

terlaksana diasumsikan apabila TSP diimplementasikan melalui model alternatif

implementasi TSP yang berbasis pada pemanfaatan modal sosial, maka TSP akan

lebih bermakna bagi pemberdayaan masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial

dan budaya secara berkelanjutan.

Hakikat dalam modal sosial adalah hubungan sosial yang terjalin dalam

kehidupan sehari-hari warga masyarakat dalam hal ini hubungan sosial

mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu yang relatif lama sehingga

menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya

termasuk norma dan nilai yang mendasari hubungan sosial tersebut. Pola

hubungan sosial inilah yang mendasari kegiatan bersama atau kegiatan kolektif

antara warga masyarakat. Dengan demikian masyarakat tersebut mampu

mengatasi masalah mereka secara bersama-sama (Ibrahim, 2006).

Kegiatan tanggungjawab sosial yang dijalankan oleh perusahaan

hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan

masyarakat sehingga memiliki manfaat jangka panjang bagi penerimanya.

Komunikasi yang konvergen menjadi kunci kesuksesan bagi kegiatan TSP dan

melalui komunikasi yang efektif dapat menciptakan kesadaran masyarakat akan

keberadaan perusahaan. Upaya mengkomunikasikan kegiatan TSP secara tepat

sasaran membantu masyarakat untuk mengetahui berbagai keuntungan yang dapat

dirasakan serta membangun brand power perusahaan, sehingga tingkat resiko perusahaan dalam menghadapi gejolak sosial dan konflik masyarakat akan

menurun.

Konflik dalam aktivitas komunikasi adalah bukti adanya kemacetan

komunikasi (Hamijoyo, 2001). Suatu proses komunikasi untuk memberikan

informasi yang benar akan menimbulkan suatu ketenangan dalam kehidupan

masyarakat. Apabila isu atau informasi yang dikembangkan orang dalam

(37)

setiap pertukaran pesan, baik yang bersifat individu, kelompok maupun

masyarakat. Akibatnya benturan sosial tidak dapat dihindari, baik dalam bentuk

fisik maupun penekanan setiap ide yang berkembang dalam setiap komponen

kehidupan masyarakat (Usman, 2001).

Menurut Widiyanarti (2005), pendekatan TSP hendaknya dilakukan secara

holistic. Artinya, pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan tidak dalam kegiatan bisnis semata, melainkan juga bergerak dari yang sifatnya derma

(charity) menuju ke arah TSP yang lebih menekankan pada keberlanjutan pengembangan masyarakat (community development). Intinya, bagaimana melalui kegiatan TSP, masyarakat menjadi berdaya, baik secara ekonomi, sosial budaya,

lingkungan hidup secara berkelanjutan (sustainability) sehingga perusahaan juga dapat terus berkembang dengan dukungan masyarakat sekitar. Dalam konteks ini,

TSP lebih dimaknai sebagai investasi jangka panjang bagi perusahaan yang

melakukannya.

Konsep dan pemahaman kegiatan TSP yang baik yang diterapkan

perusahaan haruslah sustainable, tidak hanya mengenai masalah lingkungan tetapi masalah sosial yang berkelanjutan. Dari sisi kepentingannya TSP memiliki tiga

dasar utama, yaitu: ekonomi, sosial dan lingkungan. Sebetulnya, konsep sosial itu

memberikan dimensi-dimensi yang membuat perusahaan tidak hanya baik di mata

masyarakat, tetapi juga baik bagi perusahaan sebagai kompensasi atau imbalan

terhadap perusahaan yang memperhatikan masyarakat. Minimal dari aspek resiko,

perusahaan bisa melakukan operasional perusahaan dengan baik di tengah

masyarakat dengan melakukan komunikasi yang efektif dengan masyarakat.

Dalam perusahaan atau organisasi, komunikasi yang terjadi tidak hanya

komunikasi yang melibatkan publik internal perusahaan namun juga melibatkan

publik eksternal, agar terjadi kesinergian. Komunikasi dengan publik eksternal ini

dilakukan agar publik internal organisasi dapat berinteraksi dengan publik di luar

organisasi. Salah satu cara yang bisa digunakan perusahaan untuk berinteraksi

secara langsung dengan publik di luar organisasi adalah dengan melakukan

kegiatan TSP yang berkesinambungan yang memiliki manfaat jangka panjang

(38)

Kegiatan TSP merupakan bentuk komunikasi organisasi yang dilakukan

oleh perusahaan dan diperuntukkan bagi masyarakat. Kegiatan ini bermanfaat

untuk mengurangi dampak negatif yang terwujud dalam bentuk kesenjangan

antara kemajuan gerak perusahaan, keadaan serta harapan masyarakat sekitarnya.

Sebagian masyarakat sekitar wilayah operasi perusahaan sering beranggapan

pelaksanaan kegiatan TSP di wilayahnya masih belum seimbang dengan

sumberdaya yang diambil maupun yang dimanfaatkan oleh perusahaan. Oleh

karena itu komunikasi yang efektif kepada masyarakat dan informasi berupa

persepsi dari masyarakat akan bermanfaat bagi perusahaan dalam merancang

kegiatan yang orientasinya untuk memenuhi harapan dan keinginan masyarakat

serta untuk kemajuan perusahaan. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa

perusahaan akan berhasil dalam menjalankan kegiatan TSP yang berpihak kepada

kebutuhan masyarakat.

Penerapan kegiatan TSP di Indonesia pada umumnya berbeda-beda,

tergantung kepada kebijakan, visi dan misi serta budaya di masing-masing

perusahaan bersangkutan. Guna berhasilnya pelaksanaan kegiatan tersebut perlu

suatu kesinergian antara perusahaan, pemerintah dan masyarakat, sehingga

kehadiran sebuah perusahaan menjadi perekat dan memiliki nilai positif untuk

menciptakan keberdayaan masyarakat. Tanggungjawab sosial perusahaan

merupakan salah satu kegiatan komunikasi organisasi yang wajib dilakukan

perusahaan secara rutin dan berkesinambungan untuk kepentingan publik

eksternal perusahaan, Selain itu kegiatan TSP mampu untuk mendukung

perusahaan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan

operasinya serta memaksimalkan dampak positifnya kepada masyarakat.

PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan merupakan salah satu dari tujuh

Refinery Unit PT Pertamina yang beroperasi di Indonesia. Uniknya fenomena kegiatan TSP yang dilakukan oleh PT Pertamina sebagai salah satu perusahaan

minyak dan gas bumi yang ada di Balongan tidak sebanding dengan kondisi

ekonomi masyarakat yang hidup di sekitar perusahaan. Di mana satu sisi

Balongan merupakan daerah yang memiliki sumberdaya alam yang diekploitasi

(39)

distribusi minyak Jakarta dan Jawa Barat, sementara kondisi ekonomi masyarakat

di kabupaten Indramayu, khususnya di Kecamatan Balongan seperti pada angka

Badan Pusat Statistik (2011) menunjukkan bahwa kabupaten Indramayu terdapat

102 desa dengan kategori desa miskin dan penduduk miskin berjumlah 169.720

rumah tangga miskin (RTM).

Hal ini erat kaitannya dengan kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan

yang rutin dilaksanakan oleh PT Pertamina Balongan sebagai komunikasi

organisasi perusahaan untuk masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan

keberdayaan masyarakat di Balongan. Secara ekonomi kemiskinan adalah

kekurangan sumberdaya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

dan meningkatkan kesejahteraan (Angeningsih, 2008)

Program penanggulangan kemiskinan sebenarnya sudah menjadi perhatian

pemerintah sejak rezim orde baru berkuasa. Pada tahun 1993 pemerintah telah

melaksanakan berbagai program yang menunjukkan komitmen pemerintah

terhadap pemenuhan hak-hak ekonomi dan sosial masyarakat. Namun, komitmen

ini tidak menjawab persoalan utama bagi pemenuhan hak-hak ekonomi dan sosial

masyarakat. Ada program-program yang hanya bersifat insidental sehingga

kurang mampu memberdayakan masyarakat, serta dalam kenyataannya banyak

program yang salah sasaran sehingga tidak mampu memberdayakan masyarakat

(Suparjan, 2008).

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pertamina untuk mengurangi

angka kemiskinan dengan cara melaksanakan kegiatan TSP, yang merupakan

suatu komunikasi organisasi perusahaan kepada masyarakat sekitar, ini

merupakan suatu bentuk kepedulian perusahaan untuk mengurangi angka

kemiskinan masyarakat dan memberdayakan masyarakat yang tinggal di sekitar

kilang Balongan. Namun sangat disayangkan di daerah kilang Balongan masih

banyak terdapat masyarakat miskin, selain itu seringkali terjadi aksi demonstrasi

yang dilakukan masyarakat kepada perusahaan. Masyarakat merasa kecewa

dengan perusahaan yang kurang peduli dengan kesejahteraan masyarakat yang

(40)

masyarakat Balongan sering terjadi, ini menunjukkan bahwa komunikasi yang

terjalin antara perusahaan dengan masyarakat kurang efektif.

Menurut Sarinastiti (2009), mengatakan bahwa dalam menjalankan dan

mengkomunikasikan mengenai upaya perusahaan dalam menjalankan kegiatan

TSP sangatlah beragam. Namun seringkali komunikasi lebih mengutamakan pada

pandangan perusahaan bukan mengutamakan pada pandangan stakeholder, atau partisipasi mereka dalam kegiatan TSP tersebut.

Namun pada praktiknya keberadaan sebuah perusahaan tidak selalu

memberikan dampak positif bagi publik sekitarnya. Di sini keberadaan Public Relations (PR) perusahaan diperlukan, selain menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan publik internal, PR juga menjalankan kegiatan yang

berhubungan dengan publik ekternal salah satu caranya melalui kegiatan

tanggungjawab sosial. Kegiatan TSP diharapkan memberikan manfaat positif

bagi masyarakat di sekitarnya. PR dituntut menjadi agen komunikasi yang mampu

menghubungkan setiap publik yang berkepentingan dengan organisasi perusahaan

sehingga mencapai tujuan yang berlandaskan pada saling pengertian dan

pemahaman.

Menurut Jefkins (2003), PR merupakan suatu bentuk komunikasi yang

terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan

semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang

berlandaskan pada saling pengertian. Public Relations menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by objectives).

Divisi hubungan pemerintah dan masyarakat (Hupmas) PT Pertamina

merupakan divisi yang melaksanakan komunikasi organisasi baik untuk publik

internal maupun publik eksternal. Salah satu komunikasi organisasi yang

ditujukan untuk publik eksternal adalah kegiatan TSP, sebagaimana yang

diwajibkan, bahwa perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan

gas bumi wajib melakukan community development seperti yang tertuang dalam: 1. Undang Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi pasal

(41)

memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok tentang pengembangan

masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat.”

2. Peraturan Pemerintah nomor 35 tahun 2004 tentang Usaha Hulu Minyak dan

Gas Bumi.

Pasal 72: “Kontraktor yang melaksanakan kegiatan usaha hulu wajib

menjamin dan menaati ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan

pengelolaan lingkungan hidup serta pengembangan masyarakat setempat.”

Pasal 73: ”Ketentuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dan

pengelolaan lingkungan hidup serta pengembangan masyarakat setempat

sebagaimana dimaksud dalam pasal 72 sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.”

Pasal 74 ayat (1): ”Kontraktor dalam melaksanakan kegiatannya ikut

bertanggungjawab mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat.”

Ayat (2): ”Tanggungjawab kontraktor dalam mengembangkan lingkungan dan

masyarakat setempat sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) adalah

keikutsertaan dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang

dibutuhkan, serta meningkatkan lingkungan hunian masyarakat agar tercipta

keharmonisan antara kontraktor dengan masyarakat sekitar.”

3. Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 2004 tentang Usaha Hilir Minyak dan

Gas Bumi.

Pasal 77: “Badan usaha yang melaksanakan kegiatan usaha pengelolaan,

pengangkutan, penyimpanan dan niaga wajib menjamin dan menaati

ketentuan dan keselamatan kerja dan pengelolaan lingkungan hidup serta

pengembangan masyarakat setempat.”

Pasal 78: “Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja, pengelolaan

lingkungan hidup dan pengembangan masyarakat setempat sebagaimana

dimaksud dalam pasal 77 dalam kegiatan usaha pengelolaan, pengangkutan,

penyimpanan dan niaga diatur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

yang berlaku.”

Pasal 79 ayat (1): ”Badan usaha dalam melaksanakan kegiatan usaha

(42)

dalam pengembangan lingkungan dan masyarakat setempat dalam rangka

menjamin hubungan dengan masyarakat sekitar.” Ayat (2): “Tanggungjawab

badan usaha dalam mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat

sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) adalah keikutsertaan dalam

mengembangkan dan memanfaatkan potensi kemampuan masyarakat setempat

antara lain dengan cara mempekerjakan tenaga kerja dalam jumlah dan

kualitas tertentu sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan serta

meningkatkan lingkungan hunian masyarakat agar tercipta keharmonisan

antara badan usaha dengan masyarakat sekitarnya.”

Pasal 80 Ayat (1): “Kegiatan pengembangan lingkungan dan masyarakat

setempat oleh badan usaha dilakukan dengan berkoordinasi dengan

pemerintah daerah.” Ayat (2): “Kegiatan pengembangan lingkungan dan

masyarakat setempat sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) diutamakan

untuk masyarakat sekitar dimana kegiatan usahanya dilaksanakan.”

4. Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: Kep-236/MBU/2003 tentang

Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dan Usaha Kecil dan Program

Bina Lingkungan sebagai berikut:

a. Sumber dana ditetapkan dari penyisihan laba setelah pajak maksimal 1%

(ps.8).

b. Besar dana ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang saham (RUPS)

untuk persero dan oleh Mentri BUMN untuk Perum (ps. 8(3)).

c. Dana yang telah ditetapkan oleh RUPS atau Menteri disektor pada Unit

PKBL, selambat-lambatnya sebulan setelah penetapan (ps.8(5)).

d. Penggunaan dana Bina Lingkungan untuk tujuan yang memberikan

manfaat kepada masyarakat diwilayah usaha dalam bentuk bantuan,

bencana alam, pendidikan/pelatihan, peningkatan kesehatan,

pengembangan prasarana umum, dan sarana ibadah (ps.10(3)).

e. Pelaksanaan program dilakukan secara langsung oleh BUMN yang

bersangkutan (Bab IV ps. 12 Poin (b)).

f. Beban operasional program dibiayai dari dana Program Bina Lingkungan,

(43)

bersangkutan (Bab V ps. 4). Baban operasional yang dituangkan dalam

Rencana Kerja Anggaran (RKA) PKBL (ps. 15). RKA tersebut terpisah

dari RKA perusahaan (RKAP) (ps. 17 (2)).

g. Pengelolaan program melaporkan pelaksanakaan program setiap triwulan

dan laporan tahunan (Bab VII ps. 19 (2)). Laporan tersebut terpisah dari

laporan berkala dan laporan tahunan BUMN yang bersangkutan (ayat 3).

Dengan adanya undang-undang dan peraturan yang ditetapkan, industri

ataupun korporasi wajib untuk melaksanakannya tetapi kewajiban ini bukan

merupakan suatu beban yang memberatkan, perlu diingat pembangunan suatu

negara bukan hanya tanggungjwab pemerintah dan industri saja, tetapi setiap

insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolahan

kualitas hidup masyarakat. Industri dan korporasi berperan untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan faktor lingkungan

hidup. Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan keuangan semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi keuangan, sosial dan aspek pengelolaan lingkungan biasa disebut tripple bottom line sinergi tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Siregar, 2007).

Penerapan kegiatan TSP PT Pertamina merupakan refleksi nilai dan

budaya perusahaan yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan masa kini

dan mendatang, yang memberikan manfaat bagi PT Pertamina, shareholder dan

stakeholder. Mengingat kondisi nyata masyarakat, maka PT Pertamina dalam penerapan kegiatan TSP saat ini lebih diprioritaskan untuk membantu pemerintah

dan masyarakat dalam memecahkan permasalahan sosial di sekitar wilayah

kegiatan operasional perusahaan. Namun pelaksanaan kegiatan TSP dikendalikan

sepenuhnya oleh perusahaan melalui divisi Hupmas. Pelaksanaan kegiatan dibagi

menjadi lima wilayah yaitu: wilayah kilang Balongan, wilayah kilang LPG

Mundu, wilayah WITP Salamdarma, wilayah Perumahan Bumi Patra dan wilayah

Single Boi Mourine (SBM) dan Single Point Mourine (SPM). Namun pada penelitian ini hanya difokuskan pada wilayah kilang Balongan.

Indikator keberhasilan dari kegiatan TSP yang dilakukan dapat dilihat dari

(44)

harus semakin baik di mata masyarakat. Sementara itu, dari sisi masyarakat, harus

ada peningkatan kualitas hidup dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu

penting bagi perusahaan melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan

kegiatan TSP yang dilakukan oleh Hupmas. Salah satu ukuran penting

keberhasilan kegiatan TSP adalah jika masyarakat yang diberdayakan menjadi

individu yang mandiri dan tidak selalu bergantung pada pertolongan pihak lain

maupun pada perusahaan.

Fenomena di atas yang mendorong penelitian ini dilaksanakan di PT

Pertamina Refinery Unit VI Balongan, untuk melihat bagaimana efektivitas komunikasi organisasi melalui kegiatan TSP yang dilakukan PT Pertamina untuk

masyarakat Balongan. Di mana melalui penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pemikiran untuk melaksanakan komunikasi organisasi

perusahaan yang efektif untuk mendukung keberdayaan masyarakat yang

merupakan tujuan akhir dari kegiatan TSP yang dilakukan oleh PT Pertamina

Refinery Unit VI Balongan. Selain itu juga perusahaan harus mengutamakan kepentingan dari stakeholder dalam melaksanakan komunikasi organisasi perusahaan kepada masyarakat, agar kegiatan yang dilaksanakan benar-benar

bermanfaat bagi masyarakat sebagai penerima manfaat dari kegiatan TSP.

1.2.Perumusan Masalah

Balongan merupakan salah satu daerah penghasil minyak dan gas bumi,

yang terdapat eksploitasi dan industri ekstraktif migas. Daerah ini menerima

dampak buruk lingkungan sebagai akibat dari pengelolaan migas di sektor hulu

dan hilir seperti: getaran, kebisingan, polusi udara, polusi air, limbah cair, limbah

padat, limbah gas yang diakibatkan dari kegiatan produksi yang dilakukan oleh

perusahaan minyak dan gas bumi. Sebagai bentuk kepedulian PT Pertamina

Balongan, merancang kegiatan TSP yang merupakan salah satu kegiatan eksternal

Public Relation (PR). Perusahaan biasanya memiliki kewajiban kepada publik eksternal perusahaan dengan melakukan kegiatan TSP terhadap masyarakat.

Kesadaran tentang pentingnya mempraktikkan kegiatan TSP ini menjadi tren

(45)

Selain itu perlu diperhatikan juga norma dan kebiasaan dari masyarakat lokal

serta

1. Apa saja bentuk komunikasi organisasi perusahaan yang dilakukan PT

Pertamina Balongan untuk pemberdayakan masyarakat Balongan?

nilai kearifan lokal yang dapat digali dan dimanfaatkan untuk mewujudkan

suatu tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dan berimbang.

PT Pertamina Balongan yang berlokasi di jalan raya Balongan kilometer

sembilan, Kabupaten Indramayu–Jawa Barat memiliki divisi Hupmas yang

melaksanakan kegiatan TSP secara rutin dan berkesinambungan sebagai salah

satu kegiatan eksternal dari komunikasi organisasi perusahaan terhadap

masyarakat. Agar kegiatan TSP yang dirancang oleh PT Pertamina dan memiliki

manfaat yang positif bagi masyarakat, Hupmas harus mengetahui strategi apa

yang sesuai dan cocok diterapkan untuk masyarakat Balongan. Oleh karena itu

secara rinci yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini, antara lain:

2. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat, tingkat persepsi masyarakat tentang

kegiatan TSP dan tingkat keberdayaan masyarakat dalam implementasi

kegiatan TSP yang dilakukan PT Pertamina Balongan?

3. Sejauhmana hubungan karakteristik individu dengan penilaian aktivitas

komunikasi organisasi dan hubungan antara karakteristik individu dengan

tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan TSP yang

dilakukan oleh PT Pertamina Balongan?

4. Sejauhmana hubungan penilaian aktivitas komunikasi organisasi dengan

tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan TSP yang

dilakukan oleh PT Pertamina Balongan?

5. Sejauhmana hubungan partisipasi masyarakat dengan efektivitas TSP yang

dilakukan PT Pertamina Balongan?

6. Sejauhmana hubungan tingkat persepsi masyarakat tentang perusahaan dengan

tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan TSP yang

(46)

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang menjadi permasalahan di atas, yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan bentuk komunikasi organisasi perusahaan yang

dilakukan PT Pertamina Balongan untuk pemberdayakan masyarakat

Balongan.

2. Untuk mendeskripsikan tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan TSP,

tingkat persepsi masyarakat tentang kegiatan TSP, dan tingkat keberdayaan

masyarakat dalam implementasi kegiatan TSP yang dilakukan PT Pertamina

Balongan.

3. Untuk menganalisis hubungan karakteristik individu dengan penilaian

aktivitas komunikasi organisasi dan menganalisis hubungan karakteristik

individu dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan

TSP.

4. Untuk menganalisis hubungan penilaian aktivitas komunikasi organisasi

dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi kegiatan TSP yang

dilakukan oleh PT Pertamina Balongan.

5. Untuk menganalisis hubungan tingkat partisipasi masyarakat dengan

efektifitas kegiatan TSP yang dilakukan oleh PT Pertamina Balongan.

6. Untuk menganalisis hubungan tingkat persepsi masyarakat tentang perusahaan

dengan tingkat partisipasi masyarakat terhadap implementasi kegiatan TSP

yang dilakukan PT Pertamina Balongan.

1.4.Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjawab mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi implementasi TSP dalam pemberdayaan masyarakat. Adapun

secara spesifik penelitian ini berguna untuk:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan

ilmu komunikasi khususnya komunikasi organisasi mengenai program

(47)

Mengembangkan dan menyempurnakan secara empiris teori komunikasi

pembangunan yang dikaitkan dengan konsep pemberdayaan masyarakat,

mengkaji tentang program kegiatan TSP dalam mendukung program

pemberdayaan masyarakat.

2. Secara Praktis

Bagi Perusahaan: Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan

kontribusi kepada PT Pertamina Balongan untuk meningkatkan kemampuan

perusahaan dalam memahami pentingnya program kegiatan TSP yang

dilakukan perusahaan secara berkesinambungan dan tepat sasaran dalam

memberdayakan masyarakat lokal.

Bagi Pemerintah Daerah: Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan

kontribusi kepada pemerintah daerah dalam pengambilan kebijakan yang

terkait dengan pembangunan, pelayanan, dan pemberdayaan masyarakat

dalam kerangka otonomi daerah.

1.5.Kebaruan

Kebaruan pada penelitian ini berbeda dari beberapa penelitian

sebelumnya, kebaruan pada penelitian mengenai strategi komunikasi organisasi

melalui kegiatan TSP di PT Pertamina Balongan antara lain:

1. Menganalisis aktivitas komunikasi organisasi melalui kegiatan TSP dengan

memberikan penekan pada aspek-aspek teori dan praktek komunikasi

organisasi.

2. Merancang strategi komunikasi organisasi yang tepat melalui kegiatan TSP

(48)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi Organisasi

Kegiatan komunikasi dalam sebuah organisasi merupakan jaringan kerja

komunikasi dengan usaha memperoleh kegiatan masing-masing unit individu

yang sesuai dengan kebutuhan totalitas organisasi. Komunikasi bukan hanya

menjadi masalah “stimuli-respons,” tetapi sekaligus menjadi mekanisme koordinasi, kontrol dan hubungan satu sama lain. Komunikasi internal merujuk

pada pesan-pesan yang dikirim dan diterima di dalam organisasi.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan

organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang

disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan

organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan

berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo,

kebijakan pernyataan, jumpa pers dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi

informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan

kepada organisasinya, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

Komunikasi organisasi memberi dan menerima informasi dalam suatu

organisasi yang kompleks, yang mencakup bidang komunikasi internal, hubungan

manusia, hubungan kelompok manajemen baik komunikasi ke bawah, komunikasi

ke atas dan komunikasi ke samping, serta kepandaian berbicara, mendengarkan,

menulis dan mengevaluasi program komunikasi (Goldhaber, 1993)

Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling bertukar

pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain

untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-berubah

(Goldhaber, 1993).

Pace dan Faules (2000) menyebutkan bahwa komunikasi organisasi

sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang

merupakan bagian-bagian dari suatu organisasi tertentu. Di lain pihak, komunikasi

organisasi merupakan bagian yang penting dalam proses organisasi yang selalu

berkaitan dengan jaringan sebagai cara untuk mengorganisir. Jaringan adalah

(49)

lain, membuat kontak hubungan dan saluran dimana pengaruh dan kekuasaan

disalurkan melalui manajemen baik yang bersifat formal maupun yang bersifat

informal dalam organisasi.

Menurut Zelko dan Dance dalam Muhammad (2008), menjelaskan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup

komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal maksudnya

adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan

kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan dan komunikasi sesama

karyawan sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan

organisasi terhadap lingkungan luar berupa hubungan dengan masyarakat umum,

komunikasi hasil produksi.

Muhammad (2008), menjelaskan bahwa (1) Komunikasi organisasi terjadi

dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkunganya

sendiri baik internal maupun eksternal, (2) Komunikasi organisasi meliputi pesan

dan arusnya, tujuannya, arah dan media, (3) Komunikasi organisasi meliputi

orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan ketrampilannya.

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu jaringan yang lebih besar dari

jaringan diadik, komunikasi interpersonal dan dapat juga terkait komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni

komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal. Adler dan

Rodman (1998) mengatakan bahwa arus komunikasi ke bawah (downward communication) adalah komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya, arus

komunikasi ke atas (upward communication) adalah komunikasi yang berlangsung ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya dan komunikasi

horizontal (horizontal communication) adalah tindak komunikasi ini berlangsung diantara para karyawan atau bagian yang memiliki kedudukan yang setara.

Pola komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri banyak

(50)

relations, consumer relations, investor relations, media relations dan employee relations. Semua bentuk hubungan-hubungan tersebut diatur oleh public relations,

dengan tujuan untuk mencapai pengertian publik (public understanding),

kepercayaan publik (public confidence), dukungan publik (public support), dan kerjasama publik (public cooperation)(Bonar, 1993).

Tujuan komunikasi organisasi antara lain untuk memberikan informasi

baik kepada pihak luar maupun dalam dalam memanfaatkan umpan balik dalam

rangka proses pengendalian manajemen, mendapatkan pengaruh, alat untuk

memecahkan persoalan dalam rangka pengambilan keputusan, mempermudah

perubahan-perubahan yang akan dilakukan, mempermudah pembentukan

kelompok-kelompok kerja, serta dapat dijadikan untuk menjaga pintu ke luar

masuk dengan pihak-pihak di luar organisasi (Umar, 2002).

Kebanyakan organisasi atau perusahaan saat ini lebih memfokuskan

kepada kepentingan masyarakat dan peran serta masyarakat dibandingkan pada

konsep ekonomi organisasi. Organisasi atau perusahaan modern telah

mengembangkan proses bahwa perusahaan bukan hanya tempat bekerja untuk

menghasilkan barang dan jasa semata tetapi juga meghasilkan suatu hubungan

dengan stakeholder. Perusahaan atau organisasi komersial dikebanyakan masyarakat barat telah memberikan hak – hak yang legal kepada warga negara

dan lingkungan. Hak dari seseorang dan warga negara adalah memikul tanggung

jawab yang besar untuk kemajuan organisasi atau perusahaan.

Kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada dukungan stakeholder

dan dukungan yang harus dicari, sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk

mencari dukungan tersebut. Semakin powerful stakeholder semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari

dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya.

Di dalam organisasi biasanya terdapat bermacam-macam kelompok sosial.

Masing-masing kelompok sosial ini mempunyai tujuannya masing-masing. Agar

masing-masing kelompok ini dapat menyokong pencapaian tujuan organisasi,

(51)

kelompok sehingga masing-masing kelompok merasakan bahwa tujuan organisasi

adalah tujuan bersama (Muhamad, 2008).

Berdasarkan batasan-batasan yang dikemukakan di atas, maka secara

konseptual komunikasi organisasi memiliki elemen-elemen: (1) Pertukaran pesan

yang terjadi dengan sistem terbuka dan kompleks, (2) Komunikasi organisasi

meliputi pesan yang dipertukarkan, arus pesan, membuat kontak hubungan, media

dan saluran, (3) Komunikasi organisasi merupakan komunikasi formal dan

komunikasi informal, dan (4) Komunikasi organisasi merupakan komunikasi

yang terjadi dengan publik internal dan publik eksternal organisasi.

Kegiatan komunikasi organisasi dengan publik eksternal sangat penting

untuk dilakukan suatu perusahaan, karena melalui kegiatan komunikasi organisasi

tersebut tercipta suatu interaksi yang harmonis antara perusahaan dengan publik

eksternal dalam hal ini masyarakat. Guna untuk mendukung keberlangsungan

perusahaan. Aktivitas komunikasi organisasi yang dapat dilakukan oleh

perusahaan antara lain adalah kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan.

2.2. Aktivitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan

2.2.1. Saluran Komunikasi

Saluran komunikasi merupakan alat yang digunakan sumber pesan dalam

menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Saluran ini

dianggap sebagai sarana penyampai informasi yang berasal dari sumber kepada

penerima informasi dengan berbagai jenis saluran komunikasi yang dapat

digunakan sesuai dengan informasi yang disampaikan. Menurut Rogers (2003)

mengatakan bahwa ada dua macam saluran komunikasi yang dapat

menyampaikan pesan-pesan pembangunan pertanian atau informasi pertanian

yaitu saluran media massa dan saluran interpersonal.

Rogers (2003) menguraikan tentang kategorisasi saluran komunikasi

bahwa seringkali sulit bagi bagi penerima pesan untuk membedakan sumber pesan

dan saluran yang membawa pesan. Sumber adalah individu atau institusi yang

menghasilkan pesan. Saluran adalah pesan yang didapatkan dari sumber untuk

(52)

Menurut Rogers (2003) beberapa tipologi saluran komunikasi, di

antaranya:

1. Saluran interpersonal, yaitu komunikasi tatap muka dengan keluarga, tetangga/teman, pedagang alat usaha tani, penyuluh. Saluran interpersonal

antar individu sangat efektif, ada dialog, interaktif, ada umpan balik langsung.

Saluran interpersonal antar individu dapat merubah sikap khalayak, berlangsung tatap muka atara satu penerima atau lebih dengan pemberi

informasi. Tempat pertemuan di kantor penyuluh, rumah, lahan atau pasar.

2. Saluran media massa, yaitu dalam bentuk tercetak dan elektronik. Tercetak

adalah: koran pedesaan, majalah, brosur, buku, poster. Elektronik adalah

radio, televisi, internet. Saluran media massa mempunyai potensi

menyebarkan informasi dengan cepat.

Tabel 1. Karakteristik saluran komunikasi media massa dan interpersonal

Karakteristik

Saluran

Media Massa Interpersonal

1. Arus pesan

2. Konteks komunikasi

3. Kemungkinan umpan balik 4. Kemampuan mengatasi proses

selektif (selectiveexposure)

5. Kecepatan menjangkau

khalayak dalam jumlah besar

6. Kemungkinan untuk

menyesuaikan pesan dengan penerima

7. Biaya yang diperlukan untuk menjangkau per orang

8. Kemungkinan pesan

diabaikan oleh penerima 9. Pesan yang sama bagi semua

penerima pesan

10.Pihak pemberi informasi

11.Efek yang mungkin

(53)

Dari uraian di atas, menjelaskan bahwa saluran komunikasi yang

dipergunakan dalam penelitian ini dikategorikan dalam dua indikator, yaitu: (1)

saluran komunikasi interpersonal dan saluran komunikasi media massa. 2.2.2. Mutu Informasi

Informasi yang disampaikan oleh komunikator hendaknya merupakan

informasi yang mudah untuk dimengerti oleh komunikan, sehingga akan

menciptakan persamaan makna dan pengertian diantara pihak-pihak yang

melakukan pertukaran informasi. Biasanya pihak-pihak yang melakukan

pertukaran informasi akan mempertimbangkan informasi yang diterimanya

tersebut berguna bagi dirinya atau tidak. Informasi yang berguna akan dijadikan

referensi dalam kehidupannya sedangkan yang tidak akan dibiarkan hilang.

Menurut Rice dan Atkin (2001) memberikan definisi mutu informasi

adalah suatu pesan yang mempunyai kualitas dan dapat memenuhi kebutuhan

penggunanya. Sperber dan Wilson (1986) menyatakan bahwa mutu informasi

adalah materi informasi yang sesuai dengan kebutuhan, jelas dan dapat dimengerti

oleh penerimanya, dapat dipercaya dan mempunyai daya tarik.

Sperber dan Wilson (1986) mengatakan bahwa ada lima hal yang terkait

dengan mutu informasi yang dapat dipertimbangkan oleh penerima yaitu: (1)

Informasi sesuai atau relevan dengan kebutuhan penerima, relevan dengan

konteks dan budaya yang berlaku bagi pengguna, (2) Ada kebaruan/ novelty

dalam materi informasi tersebut, (3) Dapat dipercaya, (4) Mudah dimengerti, dan

(5) Dapat memecahkan permasalahan pengguna.

Mengikuti pendapat dari Sperber dan Wilson di atas bahwa mutu

informasi dalam penelitian ini dikategorikan dalam lima indikator, di antaranya:

(1) Informasi yang relevan, (2) Adanya unsur kebaruan, (3) Dapat dipercaya, (4)

Mudah untuk dimengerti, dan (5) Membantu menyelesaikan masalah.

2.2.3. Pendamping Program Kegiatan

Ada kecenderungan masyarakat tidak mempunyai pengetahuan serta

wawasan yang memadai untuk dapat memahami permasalahan mereka,

memikirkan permasalahannya, atau memilih pemecahan masalah yang paling

(54)

miliki berdasarkan kepada informasi yang keliru karena kurangnya pengalaman,

pendidikan, atau faktor budaya lainnya.

Peran pendamping sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pendukung

gerak usaha masyarakat. Kesalahan dalam memberikan informasi kepada

masyarakat akan menimbulkan dampak negatif dan merusak lingkungan. Proses

penyelenggaraan peran pendamping dapat berjalan dengan baik dan benar apabila

didukung dengan tenaga pendamping yang profesional, kelembagaan pendamping

yang handal, materi yang terus-menerus mengalir, sistem penyelenggaraan yang

benar serta metode program yang tepat. Dengan demikian peran pendamping

sangat penting artinya dalam memberikan informasi kepada individu, sehingga

individu memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dalam

memperbaiki kesejahteraan hidup masyarakat dan keluarganya.

Penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari berperan

sebagai fasilitator, komunikator, motivator, konsultan, pemandu, dan penggerak

petani dalam pembangunan pertanian. Dengan perannya tersebut, para penyuluh

diharapkan mampu memberdayakan petani agar mereka mampu, mau, serta

berdaya memperbaiki tingkat kesejahteraan sendiri maupun masyarakat pedesaan

lainnya. Selain itu juga diharapkan para penyuluh mampu mengantisipasi

kebutuhan pembangunan pertanian dan melaksanakannya dengan penuh disiplin

dan tanggung jawab (Sumintareja, 2000).

1. Kemampuan untuk berkomunikasi

Seorang pendamping program kegiatan harus memiliki kemampuan

sebagai berikut:

Dalam kaitannya dengan materi komunikasi, Sumardjo, (1999)

mengemukakan bahwa selain pemahaman materi dan informasi yang sesuai

dengan kebutuhan petani (masyarakat), penyuluh (peran pendamping) perlu

memiliki kemampuan berkomunikasi secara interaktif/dialogis dengan petani

(masyarakat). Sehubungan dengan itu penyuluh (peran pendamping perlu

menguasai cara-cara berkomunikasi yang efektif dan metode penyampaian pesan

Gambar

Tabel 1. Karakteristik saluran komunikasi media massa dan interpersonal
Gambar 2.  Perilaku Pengusaha dalam Melakukan KegiatanTanggungjawab
Gambar 3. Konsep Piramida Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Gambar 4.  Pembentukkan Persepsi
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang

1) Copy surat Penugasan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan jasa teknis yang memuat jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh Teknisi Litkayasa ditandatangani atasan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada material genetik tanaman kelapa sawit diperoleh hasil bahwa nilai keragaman molekuler berdasarkan empat marka SSR yang

Dominasi yang dilakukan oleh paguyuban kepada masyarakat berupa dominasi akan pengelolan sampah secara sederhana dengan melalui program Bank Sampah yang dimana

Bila diatas jalur penggalian terdapat tiang-tiang listrik, telepon, atau sarana lainnya, maka Instalatur agar mengamankannya dengan mengadakan dan memasang

Apakah terdapat pengaruh, ditinjau dari minat siswa dan motivasi belajar terhadap keaktifan siswa dalam penerapan model pembelajaran TGT dipadu dengan NHT

Melalui garapan tari kreasi baru yang berjudul Agirang dikemas dengan pada awal tarian dimulai ( papeson ) menampilkan 3 orang penari putri yang gerak-gerak tarinya

Trauma – trauma intra abdomen tumpul disebabkan oleh benturan antara orang yang mengalami trauma dan lingkungan luar tubuh dengan proses aselerasi atau deselerasi yang