• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman 1 Karakteristik saluran komunikasi

DAFTAR LAMPIRAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

5.5. Penilaian Responden terhadap Aktivitas Komunikasi Organisasi PT Pertamina Balongan

5.5.1.1. Saluran Interpersonal

Penilaian terhadap saluran interpersonal yang digunakan oleh pendamping program kegiatan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat di Desa Balongan, Sukaurip dan Majakerta dalam kategori buruk. Untuk Balongan rataan skor sebesar 2,37, untuk Sukaurip 2,39 dan untuk Majakerta 2,47. Saluran interpersonal merupakan sarana yang digunakan pendamping program untuk menyampaikan informasi secara langsung kepada masyarakat. Melalui saluran komunikasi interpersonal ini komunikasi yang terjalin dapat lebih efektif, karena respons dapat dikemukakan secara langsung dan dapat terjadi interaksi. Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh pendamping program kegiatan kepada masyarakat dengan cara mendatangi masyarakat secara rutin dalam menyampaikan informasi, melakukan diskusi dan membantu memecahkan masalah serta mencari solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Tabel 16 menunjukkan bahwa saluran interpersonal yang digunakan oleh Pertamina melalui pendamping program kegiatan TSP termasuk dalam kategori buruk. Total rataan skor sebesar 2,41. Tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian terhadap pendamping program kegiatan TSP dalam kategori buruk dalam melakukan komunikasi interpersonal kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan beberapa permasalahan, di antaranya adalah masyarakat merasa tidak mengalami kedekatan dengan pendamping program karena intensitas bertemu yang jarang

terjadi, selain itu karena pendamping program tidak merata untuk mendatangi masyarakat dan melakukan komunikasi yang efektif, dapat juga dikarenakan pendamping program kegiatan mendatangi masyarakat namun yang bersangkutan tidak sedang berada di rumah serta terlalu banyak masyarakat yang harus didatangi sedangkan jumlah pendamping program kegiatan yang sangat sedikit sehingga menjadi kurang efektif dalam melakukan komunikasi. Hal ini diperkuat oleh pendapat masyarakat Balongan dalam Box 2.

Melalui komunikasi Interpersonal yang dilakukan pendamping program kegiatan diharapkan mendapatkan umpan balik, ini merupakan salah satu tanda bahwa terjadi efektivitas proses komunikasi. Perusahaan biasanya melakukan komunikasi interpersonal kepada masyarakat jika perusahaan merasa bahwa ada informasi baru dan penting yang harus disampaikan secara langsung kepada masyarakat.

Selain itu masyarakat yang rutin melakukan komunikasi interpersonal dengan pendamping program dan rutin mencari informasi tentang kegiatan yang dilakukan oleh Pertamina adalah masyarakat yang aktif. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh salah seorang key informan dari Desa Majakerta yang disajikan pada Box 3 berikut ini:

Box 2: “..pendamping program kegiatan akan memberikan respons terhadap permasalahan yang kami hadapi apabila masyarakat aktif untuk bertanya dan memberikan komentar terhadap informasi yang disampaikan. Saya sangat memanfaatkan komunikasi interpersonal untuk mencari informasi dan sharing terhadap permasalahan yang dihadapi. Melalui komunikasi interpersonal yang berlangsung selama ini merupakan sarana bagi saya dalam berinteraksi, mendapat informasi dan memecahkan masalah serta berbagi pengalaman dengan pendamping program kegiatan.”

Box 3: “..Pertamina tidak selalu menyebarluaskan informasi melalui media massa kepada masyarakat luas, namun lebih sering dilakukan dengan cara mendatangi masyarakat dan menyampaikan informasi dari mulut ke mulut dan komunikasi interpersonal sehingga terkadang informasi tersebut tidak sampai ke warga yang tinggalnya agak jauh dari kantor Hupmas...”

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang staf Hupmas Pertamina Balongan, membenarkan pendapat dari masyarakat Desa Majakerta di atas yang mengatakan bahwa:

“..informasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Pertamina biasanya disebarluaskan menggunakan saluran komunikasi interpersonal dan saluran media massa tergantung dari seberapa penting informasi tersebut di masyarakat. Selain itu juga mempertimbangkan sasaran atau target yang khalayaknya. Saluran interpersonal yang biasa digunakan antara lain melalui pendamping program yang dipercayakan oleh Pertamina untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Pendamping program dapat berasal dari pemerintah daerah maupun LSM, sedangkan dengan menggunakan saluran media massa melalui koran, majalah, radio, televisi lokal dan internet.”

Dari hasil pengamatan yang didapatkan di lapangan selama kegiatan TSP berlangsung menunjukkan bahwa pendidikan non formal yang dilakukan oleh Pertamina mayoritas dihadiri oleh masyarakat yang berada di Desa Balongan jika disampaikan tanpa melalui media cetak maupun media elektronik. Hal ini disebabkan masyarakat yang mengetahui informasi tentang kegiatan TSP yang akan berlangsung kurang menjangkau ke wilayah yang lebih luas, hanya di Desa Balongan karena dekat dengan kantor Hupmas Balongan.

Informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut mengenai kegiatan TSP dianggap tidak sukses dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat yang jarak tempat tinggalnya lebih jauh dari sumber informasi, sehingga sedikit masyarakat yang memperoleh informasi tentang pendidikan non formal yang dilakukan oleh Pertamina. Penyebaran informasi sangat mempengaruhi masyarakat untuk mengetahui kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pertamina. Melalui penyebaran ini masyarakat menjadi mengetahui manfaat yang diperoleh dari mengikuti kegiatan tersebut. Sangat disayangkan jika hal ini tidak segera diperbaiki sehingga pendidikan non formal yang dilakukan Pertamina kurang berhasil menjangkau seluruh masyarakat yang menjadi target sasarannya. Di samping itu, rendahnya tingkat pendidikan non formal terkait dengan penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan tidak rutin oleh Pertamina dan penyampaian informasi tentang kegiatan yang kurang menyebar luas, atau adanya

kecenderungan masyarakat yang mengikuti pendidikan non formal hanya masyarakat yang itu-itu saja.

Berbeda dengan penjelasan dari seorang staf Hupmas yang mengatakan bahwa informasi yang disampaikan selama ini kebanyakan menggunakan media komunikasi tergantung dari sasaran khalayak yang dituju, sehingga sasaran dari kegiatan ini dapat dijangkau. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh salah seorang staf Hupmas Pertamina Balongan yang disajikan pada Box 4 berikut ini:

Pernyataan salah seorang staf Hupmas Pertamina Balongan menegaskan bahwa sangat sedikit masyarakat yang mengikuti kegiatan TSP yang dilakukan Pertamina bukan karena penyebaran informasi tentang kegiatan yang kurang efektif namun antusias dan keinginan masyarakat yang kurang dalam mengikuti berbagai kegiatan. Perusahaan merasa bahwa kegiatan yang dilakukan selama ini sudah secara maksimal, namun masyarakat kurang mengetahui kegiatan yang dilaksanakan ini salah satu disebabkan karena kurang antusias masyarakat dalam mencari informasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, selain itu masyarakat mengganggap kegiatan tersebut tidak memberikan manfaat bagi mereka.

Salah seorang masyarakat Sukaurip memberikan argumennya bahwa: “..antusias masyarakat kurang dalam mengikuti kegiatan TSP dikarenakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pertamina selama ini tidak sesuai dengan harapan dari masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan keinginan perusahaan bukan Box 4: “Tidak semua informasi, kami disebarluaskan melalui mulut ke mulut, sebagian besar informasi yang ditujukan untuk masyarakat luas kami menggunakan media cetak dan elektronik. Memang hanya sebagian kecil saja informasi untuk masyarakat yang tidak kami gunakan media. Baru-baru ini perusahaan melakukan pelatihan bagaimana cara membuat CV dan lamaran kerja di kantor Kecamatan Balongan, ini terbuka untuk semua masyarakat yang berada di ring satu kilang Balongan dan disampaikan melalui media cetak, namun yang hadir dalam pelatihan tersebut tidak terlalu banyak, hal ini menunjukkan bahwa memang antusias masyarakat di sini kurang terhadap kegiatan yang dilaksanakan, apalagi berbentuk pelatihan”

berdasarkan kebutuhan masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan dianggap masyarakat menjadi tidak bermanfaat sehingga menjadi kurang antusias untuk mengikuti kegiatan TSP.”

Pertamina dalam melakukan kegiatan TSP sangat beragam berdasarkan dari survei kebutuhan masyarakat, di antaranya kegiatan yang bersifat Charity (perbuatan amal). Kegiatan ini merupakan kegiatan yang memiliki manfaat jangka pendek bagi masyarakat, namun ini merupakan hasil survei kebutuhan yang dilakukan oleh Pendamping program. Kegiatan charity, yang dilakukan Pertamina antara lain dengan membagi-bagikan sembako, susu cair, santunan kepada orang tua jompo dan anak yatim, membantu masyarakat yang terkena bencana, sunatan massal, dan lain sebagainya Kegiatan yang bersifat pilantropi dengan membangun sarana dan prasarana yang dapat digunakan oleh masyarakat, bantuan tong sampah dan pot bunga, membangun masjid dan sarana olah raga. Kegiatan yang bersifat community development yang berdasarkan pada keberdayaan masyarakat serta bermanfaat bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan, kemampuan dan kreatifitas masyarakat. Diharapkan melalui kegiatan TSP yang dilakukan pertamina akan menambah pengetahuan dan skill masyarakat yang dapat meningkatkan keberdayaan masyarakat.