• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PENDAMPINGAN KELUARGA KRISTIANI GUNA

C. Penjabaran Program

3. Persiapan Pendampingan Kedua

Judul Pertemuan : Saling menghadirkan kembali pengalaman sebagai kekasih

Tujuan Pertemuan : Peserta mampu menciptakan keakraban dengan pasanganya

Waktu : 10.30 - 12.30. WIB.

Materi pertemuan Kisah Pasangan Suami-istri Subiyat dalam melestarikan keakraban mereka sebagai kekasih

Uraian Materi : Kisah Pasangan Suami-istri Subiyat, yang setiap tahun selalu mengupayakan rekreasi hanya berdua sebagai kekasih dan sengaja tidak mengajak anak-anaknya, agar masing-masing dapat mengalami kembali satu sama lain sebagai kekasih.

Metode : Bernyanyi, penyajian kisah, pedalaman kisah dengan pertanyaan penuntun, refleksi pasangan, sharing hasil refleksi tiap pasangan suami-istri ke pada pasangan-pasangan lain dalam kelompok, peneguhan.

Sarana : Teks lagu, teks pertanyaan penuntun, teks cerita, tape recorder

Sumber Bahan :PPML. MB. N0. 65, CD lagu Nostalgia, Cerita dari Rm. Suhardiyanto, SJ. tentang gurunya di SMA

a. Pemikiran Dasar

Para suami-istri di Lingkungan Andreas Rasul paroki Kristus Raja Baciro,Yogyakarta telah menjalani kehidupan berkeluarga selama 3, 5, 8, 10 dan 15 tahun. Tentunya mereka pernah melewati saat indah sebagai kekasih, namun setelah sekian tahun mereka menjadi pasangan suami-istri pengalaman sebagai kekasih sangat jarang mereka alami kembali seperti pergi ketempat dimana mereka pernah menjalin kasih dan hal itu semua karena pekerjaan rutin yang seringkali sulit untuk ditinggalkan. Waktu terus berlalu, kesibukan demi kesibukan membuat mereka tidak lagi mengalami yang lain sebagai kekasih, padahal itu dambaan mereka dulu ketika akan membina rumah tangga.

Pengalaman indah dalam hidup bersama akan membuat hidup semakin menggairahkan, dan memberi semangat baru untuk menata kehidupan berkeluarga dengan lebih baik. Namun dalam perjalanan waktu kenangan indah itu seringkali sulit dihadirkan karena kesibukan, atau hati yang telah penuh dengan berbagai

persoalan yang sulit diungkapkan yang membuat hidup berkeluarga terasa semakin membosankan.

Diharapkan dari pertemuan ini peserta dapat menghadirkan suasana indah yang pernah dialami dan menemukan cara untuk membuat hidup berkeluarga terasa menyenangkan dan menggairahkan kembali, dan selanjutnya dapat melestarikan hidup berkeluarga mereka yang membahagiakan dan mampu meluangkan waktu untuk melestarikan kedekatan, komunikasi dan relasi yang akrab dengan pasangan masing-masing.

b. Proses pendampingan 1) Pengantar

Bapak-Ibu sekalian, tadi kita telah bersama-sama mendengarkan pengalaman dari nara sumber dan kita juga telah saling berbagi pengalaman baik dengan pasangan sendiri maupun dengan pasangan-pasangan yang lain dalam kelompok. Pada pertemuan yang kedua ini, Bapak-Ibu akan mendapat kesempatan mendengarkan kisah Pasangan Suami-istri Biat dalam melestarikan keakraban mereka. Namun sebelum bapak, ibu mendengarkan kisah tersebut marilah kita

menyanyikan lagu “ Balada hidup berdua” dari Madah Bakti No. 66

2) Penyajian cerita

(Pendamping membacakan kisah)

Kisah Pasangan Suami-istri Biyat

Pada suatu hari seorang murid SMA de Britto pergi rekreasi ke Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta dengan anak tantenya. Di kebun binatang ini

murid itu dengan adik keponakannya yang berusia 5 tahun sungguh menikmati situasi dan suasana kebun binatang ini. Tidak lama kemudian murid tersebut pun merasa lelah dan akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat sejenak duduk-duduk di dekat telaga di tengah Gembira Loka sambil menikmati alam. Sungguh menggembirakan hari itu baginya dan adik keponakannya itu. Mereka berdua beli es lilin dan menikmatinya di terik matahari siang itu. Tidak lama kemudian matanya tertuju pada suatu pemandangan yang baginya aneh dan sulit untuk dipercaya. Ia melihat gurunya, Pak Subiyat yang sudah tua dan beruban itu dengan mesra berjalan disamping istrinya, bahkan ia merangkul pinggang istrinya di keramaian Gembira Loka itu. Di mata murid tersebut hal itu dirasa amatlah tidak cocok karena gurunya itu sudah tua beruban dan di tempat yang ada banyak orang.

Setelah cukup puas dengan rekreasi mereka, murid dengan adik keponakannya itu pulang kerumah. Keesokkan harinya kembali murid ini masuk sekolah. Saat itu temannya sekelas, yang kebetulan anak dari Pak Subiyat gurunya itu datang hampir terlambat. Ia mengejeknya temannya itu dengan

mengatakan: ”Kemarin aku melihat bapakmu bermesraan dengan ibumu. Tak tahu

malu bapak mu itu, sudah tua-tua masih mesra-mesraan dengan ibumu di tempat

umum”. Anehnya, temannya tersebut tidak marah, malah tersenyum sambil

berkata, “Nanti kalau istirahat kuberitahu alasannya”. Saat istirahat, anak dari

Bapak Subiyat ini menjelaskan apa yang ada di balik semua hal yang dilihat oleh

murid tadi. ”Begini, kedua orang tuaku itu kemarin sengaja meluangkan waktu

untuk pergi berdua saja, tidak mengajak kami anak-anaknya. Hal semacam itu biasanya dilakukan oleh kedua orang-tuaku setahun sekali. Kami sebelumnya juga

sudah diberitahu alasannya, sehingga kami bisa memahami sehingga juga berusaha ikut. Mereka pergi hanya berdua saja itu dengan tujuan, mengulangi dan menghadirkan masa-masa indah pacaran mereka dulu. Biasanya setelah itu, kalau kedua orang tuaku telah kembali kerumah, wajah mereka berseri-seri, ada kebahagiaan terpancar dari raut wajah mereka berdua, dan kami senang menyaksikan dan mengalami hal itu. Untuk selanjutnya biasanya mereka juga lebih ramah terhadap kami. Aku juga ingin melakukan yang semacam itu kelak,

bila sudah berkeluarga”, sambung anak Bapak Subiyat ini.

Setelah mendengar penjelasan dari temannya yang adalah anak Bapak Subiyat ini, terheran-heranlah murid dan bahkan kemudian mengagumi, mengapa gurunya, melakukan hal semacam itu, yaitu menghadirkan kembali saat-saat indah hidup mereka di saat sebelum pernikahan. Ketika Bapak-Ibu Subiyat ini sampai di rumah, ternyata mereka juga membawa kegembiraan dan semangat baru serta lebih ramah terhadap anak-anaknya. Begitulah cara hebat Pasangan Suami-istri Subiyat melestarikan keakraban mereka sebagai pasangan suami istri.

3) Pendalaman kisah dengan tanya jawab

Bapak, ibu yang terkasih tadi kita telah mendengarkan kisah, bagaimana kiat Pasangan Siami-istri Subiyat melestarikan kedekatan hati mereka. Pada kesempatan ini kita akan mendalami bersama kisah tersebut.

4) Pertanyaan penuntun

a) Bagaimanakah kesan atau perasaan anda setelah mendengar kisah tadi? b) Apa yang menarik dari kisah tadi?

c) Mengapa kiranya Pak Biat melakukan hal itu?

5) Rangkuman

Dari kisah tadi hal yang dapat dirasakan adalah senang, kagum, karena seseorang yang sudah berusia lanjut, tetapi mampu melakukan sesuatu dengan cara menyediakan waktu khusus untuk pasangan, dengan pergi hanya berdua saja, untuk dapat saling mengalami kembali sebagai pasangan kekasih. Keluarga Biat layak untuk dicontoh karena berani melakukan kiat khusus yang tidak biasa dalam melestarikan keakraban mereka di usia tua mereka.

6) Refleksi dalam pasangan

Pada kesempatan ini Bapak-Ibu diberi kesempatan merefleksikan bersama, bagaimana usaha Bapak-Ibu dalam melestarikan keakraban sebagai pasangan suami istri. Berikut ini disajikan sejumlah pertanyaan pembantu untuk refleksi: a) Bagaimana kesan dan perasaan anda masing-masing sebagai pasangan

suami-istri, setelah mendengar kisah Bapak Subiat tadi?

b) Bagaimanakah cara anda berdua melestarikan keakraban suami-istri?

c) Apa yang ingin anda lakukan berdua dalam melestarikan keakraban sebagai suami-istri?

d) Apa saja yang anda rindukan dari pasangan anda yang jarang dia lakukan, khususnya agar anda mengalami keakraban dari dia sebagai pasangan suami-istri? Ungkapkanlah dengan jujur dan terbuka!

e) Apa saja yang ingin anda lakukan untuk meningkatkan keakraban dengan pasangan anda?

7) Sharing hasil refleksi pasangan-pasangan suami-istri kepada kelompok pasangan suami-istri yang hadir.

Bapak-Ibu yang terkasih setelah tadi Bapak-Ibu berefleksi dalam pasangan masing-masing, pada kesempatan ini Bapak-Ibu diajak untuk membagikannya dengan pasangan-pasangan yang lain di dalam kelompok.

8) Peneguhan, dalam kelompok

Bapak-Ibu yang terkasih, apa yang telah direfleksikan bersama menyadarkan kita semua untuk kadang-kadang berusaha bisa meluangkan waktu bagi pasangan, dengan menarik diri dari kesibukan yang seringkali membuat sulitnya menciptakan suasana yang bisa membahagiakan pasangan. Ada banyak hal yang selama ini belum sempat terpikirkan apalagi dilakukan, namun berangkat dari pengalaman dan refleksi bersama, Bapak-Ibu dapat berusaha untuk mulai menciptakan keakraban di dalam keluarga masing-masing. Perlulah merencanakan bersama hal-hal yang bisa diwujudkan bersama dalam melestarikan kedekatan hubungan agar komunikasi selalu berjalan dengan baik. Menghadirkan kembali pengalaman sebagai kekasih dalam kehidupan berkeluarga perlu dilakukan karena pengalaman itu bisa menumbuhkan kembali rasa cinta, memberikan kelegaan dan rasa ringan kepada masing-masing pasangan dan bisa memberikan semangat baru untuk menata keidupan berkeluarga agar lebih baik lagi.

Dokumen terkait