• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

1. Pasangan suami-istri perlu dibantu untuk rela membuka hati, meluangkan waktu untuk menimba masukan dari pengalaman pasangan lain maupun mengikuti pendampingan yang diselenggarakan oleh pendamping keluarga kristiani di lingkungan maupun di paroki. Suami istri perlu menyediakan diri untuk datang ke pertemuan pendampingan bersama-sama jika ada pertemuan pendampingan di lingkungan ataupun paroki sehingga mereka mendengar dan mendapat yang sama untuk menghindarkan konflik, selain itu juga karena keharmonisan keluarga mustahil dapat diwujudkan oleh satu orang saja tanpa pasangannya, walaupun ia telah melakukannya dengan sebaik mungkin. 2. Para pendamping keluarga diharapkan mampu menyiapkan pendampingan

bagi pasangan suami-istri yang sederhana, menarik dan berkesan, serta bermanfaat untuk mengembangkan komunikasi pribadi pasangan suami-istri.

3. Dewan pastoral paroki yang bergerak di bidang pendampingan keluarga perlu memikirkan dan menyiapkan tenaga konseling yang dapat membantu pasangan suami-istri dalam menghadapi persoalan kehidupan berkeluarga. 4. Dewan pastoral paroki yang bergerak di bidang pendampingan keluarga perlu

memikirkan dan menyiapkan tenaga konseling yang dapat membantu pasangan suami-istri dalam menghadapi persoalan kehidupan berkeluarga. 5. Pastor Paroki diharapkan dapat mendukung perjuangan para suami-istri

dalam hidup sehari-hari mereka, dapat meluangkan waktu bagi mereka yang datang kepadanya untuk berkonsultasi.

6. Pengurus lingkungan atau paroki diharapkan dapat mengusahakan adanya pendampingan berkesinambungan bagi pasangan suami-istri sehingga kegiatan pendampingan yang pernah dilaksanakan terasa manfaatnya untuk membangun keluarga yang bahagia, sehingga ada ketertarikan para pasangan suami-istri untuk mengikuti, baik di lingkungan atau paroki.

DAFTAR PUSTAKA

Beek, Aart.Van. (2007). Pendampingan Pastoral. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Budi Abdipatra. (2007). Love Never Fail. Yogyakarta: Andi.

Deddy Mulyana. (2001). Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Djam’an Setori. & Kamariah Aan. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Gilarso, T. (1996).Membangun Keluarga Kristiani. Jakarta: Kanisius.

Hardjana, Agus. M. (2003). Komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Yogyakarta : Kanisius.

Keraf, Gorys. (1980).Komposisi. Yogyakarta: Kanisius.

Komkel, Edisi. April.(1995).Penananman Nilai-Nilai Kristiani Dalam Keluarga. Yogyakarta: Wisma Nazareth.

Lembaga Biblika Indonesia. (1994).Perjanjian Lama dan Perjanjian Barudalam terjemahan baru, yang diselengarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika, yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia. Jakarta.

Lunadi, A.G. (1989). Komunikasi Mengena Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Antar Pibadi.Yogyakarta: Kanisius.

Nasution, S. (1998). Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nota Pastoral Keuskupan Agung Semarang. (2007). Menjadi keluarga Basis Hidup Beriman. Muntilan: Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang.

Pankat Keuskupan Sintang. (1986). Kumpulan lagu-lagu Pujian. Sintang: Pankat Keuskupan sintang.

Paroki Kristus Raja Baciro. (2004). Rencana Induk Strategik Pengembangan Paroki

Prier, Karl Edmun. S.J. (1993).Madah Bakti. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Purwo Hadiwardoyo, AL., MSF (1988). Perkawinan dalam Tradisi Katolik.

Yogyakarta: Kanisius.

_____.(2002).Surat untuk suami istri Katolik. Yogyakarta: Kanisius.

Poerwadarminta, W.J.S. (2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Kristus Raja Baciro Yogyakarta.RINSTRA 2003-2008.

Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan dalam Keluarga. CV Alfabeta. Bandung: Anggota Ikatan Penerbit Indonesia.

Sugiyono. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhardiyanto, H.J., S.J. (2008). Prosedur Menyusun Program Pendampingan. Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Kader (PPL Pendidikan Kader). Diktat untuk mahasiswa semester VII Pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.

Tim Publikasi Pastoral Redemtorist. (2001). Menjadi Keluarga Katolik Sejati. Yogyakarta: Kanisius.

Walters, Donald. J. (2002).Expansive Marriage 13 Kiat Menunju Kepenuhan Diri. Yogyakarta: Kanisius.

Wignyasumarta, MSF. dkk. (2000). Panduan Rekoleksi Keluarga. Yogyakarta: Kanisius.

Wraigth, Norman. H. (2004). Komunikasi Kunci Pernikahan Harmonis. Yogyakarta: PT Gloria Usaha Mulia.

Yohanes Paulus II. Amanat Apostolik Familiaris Concortio. (1994). Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern. Yogyakarta: Kanisius.

(1) R1.

Nama Suami : Prasetio Nama Istri : Sriningsih

Hari /Tanggal : Mingu 26, September 2010

Jam : 11.00-12.30 WIB

P1. Menurut pemahaman anda apa yang dimaksud komunikasi pribadi antara suami-istri?

R. Menurut kami berdua komunikasi pribadi suami-istri ialah ungkapan batin kami masing-masing yang harus kami ungkapkan dalam hidup sehari-hari, entah itu beban hidup atau pengalaman yang dialami, diceritakan sama-istri atau sama suami tetapi harus sama-sama bersedia mau mendengarkan dan memberi perhatian ketika salah satu bercerita atau mengungkapkanya.

P2. Mengapa komunikasi antara suami-istri menjadi sangat penting dalam membangun hidup berkeluarga? Apa peranannya?

R. Bagi kami komunikasi suami-istri itu penting sekali, karena segala sesuatu ditanggung bersama dan harus dibicarakan bersama dan dicari bersama, jelas tidak dipikirkan sendiri, bagi kami komunikasi itu penting di antara kami berdua.

R. Peranan komunikasi suami-istri bagi kami adalah membantu kami untuk mengurangi beban pikiran, membantu kami semakin mampu mengungkapkan apa yang ada dalam hati kami masing-masing.

P3. Komunikasi macam apa yang diperlukan dalam menciptakan keharmonisan keluarga?

R. Komunikasi yang kami harapkan ialah, komunikasi yang bisa saling mengerti, tolong menolong dalam memecahkan persoalan, dan selalu harmonis, saling ada kerinduan untuk bertemu dan berbicara.

P4. Bagaimana pengalaman komunikasi suami-istri yang terjadi selama ini dalam kehidupan berkeluarga Anda?

R. Mulai bangun pagi sudah ada yang duluan menyapa, pulang kerja siapa yang duluan pulang tanya sudah makan atau belum kalau istri belum pulang kerja suami menunggu istri pulang kerja, kadang tidak selalu bisa komunikasi dengan baik tergantung situasi yang dialami, namun selama ini kami lakukan kalau capek sambil baring, atau sambil masak kami diskusikan bersama segala sesuatu yang perlu segera dibicarakan dan diselesaikan.

(2)

P5. Menurut pengalaman anda apakah faktor pendukung dan penghambat dalam menjalin komunikasi antara suami-istri?

R. Pengalaman kami biasanya yang menghambat dalam berkomunikasi adalah masalah pekerjaan, kalau lagi sakit, masalah ekonomi, capek inginya diam saja saat mengalami itu semua sungkan untuk berbicara. Yang mendukung kami adalah kalau ekonomi cukup, dan dapat rejeki atau lagi tidak terlalu capek.

P6. Bagaimana pengalaman anda mengatasi persoalan komunikasi yang terjadi antara suami-istri selama ini?

R. Pengalaman kami selama ini mengatasi persoalan komunikasi biasanya persoalan kami biarkan dulu, kemudian salah satu di antara kami lebih duluan untuk menyapa dan bertanya kalau misalnya suami diam istri bertanya kok diam mas? Kemudian suami menjawab setelah suami menjelaskan apa yang dialaminya baru rasanya lega karena sudah tahu apa masalah yang dialami oleh suami demikian pula sebaliknya dengan istri.

P7. Apa usaha anda sebagai suami-istri kristiani dalam membangun dan melestarikan hidup berkeluarga?

R. Yang pertama kami berusaha untuk menciptakan suasana damai, bisa merasa bersyukur meskipun hidup sederhana namun diberi kesehatan dan anak istri yang sehat serta saling membantu untuk mencari nafkah, kemudian dapat ke gereja setiap minggu dan ikut kegiatan lingkungan dan masyarakat kalau tidak kerja gitulah.

P8. Bentuk pendampingan suami-istri macam apakah yang pernah anda ikuti selama ini?

R. Kami pernah mengikuti misa pasutri itu saja bagi kami sangat berguna, pendampingan lain belum pernah.

P9. Pendampingan suami-istri macam apakah yang anda inginkan atau yang anda

R. Pendampingan yang dapat mendengarkan keluh kesah kami itu saja.

Menyetujui

Pasangan yang diwawancarai,

Prasetio ...

(3) Nama Suami : Ignatius Triyono Nama Istri : Purwati

Hari /Tanggal : Mingu 26, September 2010

Jam : 16.30-18.00 WIB

P1. Menurut pemahaman anda apa yang dimaksud komunikasi pribadi antara suami-istri?

R. Menurut yang kami mengerti selama ini komunikasi pribadi suami-istri itu suatu ungkapan perasaan yang ada dalam hati yang dapat kami sampaikan di antara kami suami-istri

P2. Mengapa kamunikasi antara suami-istri menjadi sangat penting dalam membangun hidup berkeluarga? Apa peranannya?

R. Komunikasi antara suami-istri merupakan hal yang sangat penting bagi kami karena dilakukan untuk menjalin hubungan yang lebih akrab di antara kami, sehingga kami dapat mewujudkan keluarga yang harmonis dalam hidup bersama.

R. Bagi kami berdua komunikasi itu berguna untuk menunjang dalam keluarga, misalnya kalau ada unek-unek itu bisa diungkapkan tidak disimpan, dan dengan komunikasi dapat membicarakan banyak hal.

P3. Komunikasi macam apa yang diperlukan dalam menciptakan keharmonisan keluarga?

R. Komunikasi yang kami harapkan adalah komunikasi yang selalu jujur apa adanya dapat bekerjasama saling menyadari kekurangan dan kelebihan kami masing-masing.

P4. Bagaimana pengalaman komunikasi suami-istri yang terjadi selama ini dalam kehidupan berkeluarga anda?

R. Begini pengalaman kami berdua selama ini dengan jujur kami sampaikan tidak ada masalah, baik saja dan selalu terjalin dengan mesra, apabila kami menghadapi suatu masalah selalu kami bicarakan dengan baik sehingga dapat menyelesaikan dengan cara kami suami-istri.

P5. Menurut pengalaman anda apakah faktor pendukung dan penghambat dalam menjalin komunikasi antara suami-istri?

R. Yang mendukung kami dalam berkomunikasi yaitu sikap saling terbuka di antara kami, dan kebersamaan kami. Yang dapat menghambat komunikasi kami yaitu kelelahan karena bekerja, pengalaman yang tidak enak seperti saat kami tidak berpenghasilan, masalah anak yang masih kecil-kecil perlu perhatian yang lebih, sementara kami sibuk bekerja.

(4)

R. Menurut pengalaman kami selama ini untuk mengatasi masalah komunikasi antara kami diusahakan agar salah satu ada yang mengalah dan menyadari kembali masalah yang baru saja terjadi sehingga masalah dapat teratasi dengan baik itulah yang kami lakukan hingga sekarang.

P7. Apa usaha anda sebagai suami-istri kristiani dalam membangun dan melestarikan hidup berkeluarga?

R. Kami bertindak bijaksana dalam menangani masalah dalam keluarga juga terhadap anak, sebisa mungkin memberi teladan yang baik kepada anak-anak kami terlibat dalam kegiatan lingkungan meskipun kami tidak dapat hadir berdua dalam kegiatan yang ada di lingkungan.

P8. Bentuk pendampingan suami-istri macam apakah yang pernah anda ikuti selama ini?

R. Bentuk pendampingan suami-istri yang pernah kami ikuti yaitu melalui saksi pernikahan sebagai pendamping kami dan pembimbing saat kami mengalami masalah dalam keluarga. Saksi juga turut terlibat penyelesaian masalah keluarga.

P9. Pendampingan suami-istri macam apakah yang anda inginkan atau yang anda butuhkan dalam rangka meningkatkan keharmonisan dan kebahagiaan hidup berkeluarga?

R. Pendampingan yang kami inginkan ialah pendampingan yang baik dan jujur dan bijaksana.

Menyetujui

Pasangan yang diwawancarai,

Ignatius Triyono ... Purwati ...

(5) Nama Suami : A.Bambang Utoyo Nama Istri : Agnes Eny Waljiyanti Hari /Tanggal : Senin, 27 September 2010

Jam : 16.00-17.30 WIB

P1. Menurut pemahaman anda apa yang dimaksud komunikasi pribadi antara suami-istri?

R. Menurut yang kami mengerti, komunikasi pribadi antara suami-istri itu, saling menyapa setiap hari dan selalu ada dalam hidup sehari-hari, dalam komunikasi itu kami dapat berbicara tidak hanya sepihak saja tetapi suami-istri saling berbicara yang satu berbicara dan yang satu bisa mendengarkan dan ada kontak antara kami berdua

P2. Mengapa kamunikasi antara suami-istri menjadi sangat penting dalam membangun hidup berkeluarga? Apa peranannya?

R. Komunikasi bagi kami sangat penting dalam hidup berkeluarga karena kalau tidak ada komunikasi dapat terjadi permasalahan dan dengan komunikasi kami dapat saling terbuka, berbagi pengalaman yang dialami kami masing-masing, dan dapat mempererat hubungan kami sebagai suami- istri sehingga kesalahan bisa teratasi.

R. Peranannya bagi kami membuka hati untuk selalu berani menyapa, membuat damai hidup kami dalam keluarga.

P3. Komunikasi macam apa yang diperlukan dalam menciptakan keharmonisan keluarga?

R. Komunikasi yang kami rasa perlu dalam membangun hidup keluarga yang bahagia ialah komunikasi yang berani jujur dan terbuka, bersikap apa adanya. P4. Bagaimana pengalaman komunikasi suami istri yang terjadi selama ini

dalam kehidupan berkeluarga Anda?

R. Komunikasi yang kami lakukan selama ini mulai dari bangun pagi, berangkat kerja hingga pulang kerja banyak hal yang bisa kami bicarakan dan topik pembicaraan tergantung situasi yang kami hadapi.

P5. Menurut pengalaman anda apakah faktor pendukung dan penghambat dalam menjalin komunikasi antara suami-istri?

R. Pengalaman kami dalam berkomunikasi Yang mendukung kami adalah sikap sabar, mau menyapa, perhatian, ekonomi keluarga yang cukup, cinta kasih diantara kami adanya keterbukaan di antara kami dan doa menguatkan kami berdua, ingat akan janji perkawinan kami setia dalam untung dan malang. Sedangkan yang dapat menjadi penghambat yaitu sikap egois, kurang terbuka dengan pasangan jika ada persoalan, ekonomi rumah tangga yang kurang mencukupi, dan cemburu yang berlebihan.

(6)

R. Hal yang kami lakukan dalam mengatasi persoalan komunikasi selama ini ialah dengan berusaha untuk tebuka mengungkapkan perasaan kami masing-masing, berusaha untuk saling memahami, dan salah satu berusaha untuk menyapa pasangan.

P7. Apa usaha anda sebagai suami-istri kristiani dalam membangun dan melestarikan hidup berkeluarga?

R. Setia kepada janji pernikahan apapun yang terjadi berusaha untuk tetap bertahan, setiap tahun bersama-sama dengan anak ziarah ke Gua Maria, berusaha untuk saling mengampuni, berdoa dengan cara kami masing-masing.

P8. Bentuk pendampingan suami-istri macam apakah yang pernah anda ikuti selama ini?

R. Bagi kami setelah menikah yang pernah kami ikuti adalah misa pasutri pada minggu ke III di paroki, melalui kotbah Romo kami diingatkan kembali akan janji pernikahan dari situ kami dapat mengambil makna bagi hidup kami dan kami belum pernah mengikuti pendampingan suami-istri selama ini.

P9. Pendampingan suami istri macam apakah yang anda inginkan atau yang anda butuhkan dalam rangka meningkatkan keharmonisan dan kebahagiaan hidup berkeluarga?

R. Kami mengharapkan ada orang yang dapat menjadi pendamping suami-istri yang benar-benar dapat menolong kami jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri dan bentuk kegiatan yang ringan–ringan saja tapi dari kegiatan itu sungguh berkesan bagi kami dan dapat kami ambil hikmahnya dari kegiatan tersebut.

Menyetujui

Pasangan yang diwawancarai,

A.Bambang Utoyo ... Agnes Eny Waljiyanti ...

(7) Nama Suami : Markus Sihana

Nama Istri : Sisilia Atik EndahWulandari Hari /Tanggal : Senin, 27 September 2010

Jam : 18.30-20.00 WIB

P1. Menurut pemahaman anda apa yang dimaksud komunikasi pribadi antara suami-istri?

R. Komunikasi yang kami pahami selama ini yaitu suatu proses timbal-balik antara dua orang yang dapat saling terbuka dalam masalah rumah tangga anak-anak, baik kekurangan maupun kelebihan saling berbicara yang satu medengarkan dan yang satu lagi diam begitu yang kami mengerti selama ini. P2. Mengapa kamunikasi antara suami-istri menjadi sangat penting dalam

membangun hidup berkeluarga? Apa peranannya?

R. Dalam hidup sehari-hari memang selalu berkomunikasi, karena segala hal harus dibicarakan bersama, dan direncanakan sebelum bekerja, maka komunikasi itu bagi kami sebagai landasan hidup kami. Segala sesuatu tidak lancar tanpa komunikasi, menjadi hal yang pokok dalam kehidupan keluarga kami.

R. Peranan komunikasi dalam hidup kami berdua membuat hubungan kami semakin erat, membuat kokoh keluarga dan semakin setia

P3. Komunikasi macam apa yang diperlukan dalam menciptakan keharmonisan keluarga?

R. Komunikasi yang kami perlukan dalam hidup bersama yaitu selalu ada waktu untuk bersama, dapat menceritakan apa yang kami alami dengan saling terbuka untuk berbagi pengalaman.

P4. Bagaimana pengalaman komunikasi suami istri yang terjadi selama ini dalam kehidupan berkeluarga anda?

R. Pengalaman komunikasi kami selama ini masih lancar-lancar saja, bila ada kesalahan paham hanya hal kecil yang sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan, kami saling mengingatkan, apa lagi pada anak-anak kami yang masih kecil. Kami harus selalu menjaga mendidiknya dengan baik, memberi teladan bimbingan serta perhatian penuh selama ini kami lakukan saling bergantian dengan rasa tanggung jawab serta penuh kasih sayang.

(8)

R. Hal yang mendukung kami berkomunikasi selama ini, ialah selalu bertemu di rumah, saling percaya, dan saling membutuhkan.

Yang menjadi penghambat di antara kami berdua itu ada yang keras kepala, sikap egois masing-masing, kadang malas untuk bicara, adanya turut campur saudara, kadang malas berdoa bersama-sama ya ditanggapi dengan diam aja, terkadang suka menunda sesuatu yang harus dilakukan contoh memasak, mencuci dan lain-lain.

P6. Bagaimana pengalaman anda mengatasi persoalan komunikasi yang terjadi antara suami-istri selama ini?

R. Untuk mengatasi persoalan komunikasi dibutuhkan kesabaran dari kami masing-masing, mampu menyimpan rahasia jika ada persoalan (jangan sampai orang lain tahu) tidak membiarkannya berlarut–larut berusaha menyelesaikanya dengan segera. Salah satu dari kami berusaha untuk mendahului berbicara dan berdialog.

P7. Apa usaha anda sebagai suami-istri kristiani dalam membangun dan melestarikan hidup berkeluarga?

R. Kami berusaha selalu sabar walau kami mengalami kejengkelan, saling mengasihi dengan keadaan kami masing-masing, dengan sikap cinta, dapat ke gereja bersama-sama.

P8. Bentuk pendampingan suami-istri macam apakah yang pernah anda ikuti selama ini

R. Kami belum pernah mengikuti pendampingan suami istri.

P9. Pendampingan suami-istri macam apakah yang anda inginkan atau yang anda butuhkan dalam rangka meningkatkan keharmonisan dan kebahagiaan hidup berkeluarga?

R. Kami mengharapkan pendampingan yang dapat mengembangkan iman keluarga, yang mengerti keadaan keluarga, supaya keluarga kami mampu berkembang sesuai dengan jaman ini, mampu belajar dari Keluarga Kudus Nazaret.

Menyetujui

Pasangan yang diwawancarai,

Markus Sihana ...

(9) Nama Suami : Mateus Sutrisno

Nama Istri : Agatha Feraningtyas Tuti Hari /Tanggal : Selasa 28, September 2010

Jam : 18.00-20.30 WIB

P1. Menurut pemahaman anda apa yang dimaksud komunikasi pribadi antara suami-istri?

R. Menurut kami komunikasi pribadi antara suami-istri adalah proses timbal balik antara dua orang yang saling memberi informasi atau isyarat, sehingga keduanya saling mengerti apa yang dimaksud, maka dalam berkomunikasi suami-istri perlu saling membuka hati, saling memperhatikan, saling mendengarkan secara jujur, berani mengungkapkan keinginan-keinginan, isi hati masing-masing dan saling mengerti akan situasi dan kondisi yang kami alami.

P2. Mengapa kamunikasi antara suami-istri menjadi sangat penting dalam membangun hidup berkeluarga? Apa peranannya?

R. Untuk menjaga keutuhan keluarga dan contoh bagi anak kalau tidak ada komunikasi akan banyak masalah yang muncul dalam keluarga kami misalnya: tentang mengurus anak siapa yang mandikan anak, seperti membicarakan ekonomi keluarga, pekerjaan, biaya sekolah anak dan itu semua perlu untuk dibicarakan bersama.

R. Bagi kami berdua peranan komunikasi dalam hidup ini untuk memperbaiki kekurangan kesalahan-kesalahan yang besar maupun yang kecil di atara kami berdua dan anak, menjaga keutuhan keluarga dan mendidik anak, untuk mengakrabkan suami-istri.

P3. Komunikasi macam apa yang diperlukan dalam menciptakan keharmonisan keluarga?

R. Komunikasi yang selalu terbuka, yang utama misalnya tentang penghasilan mau digunakan untuk apa dan bagaimana itu dikelola dan bertanggung jawab, jujur dan terbuka.

P4. Bagaimana pengalaman komunikasi suami istri yang terjadi selama ini dalam kehidupan berkeluarga Anda?

R. Kami berusaha untuk saling memperhatikan, saling menerima, saling mengasihi, saling mendengarkan keluh kesah antara satu dengan yang lain, dan tidak lupa saling meluangkan waktu untuk anak-anak, yang dikaruniakan kepada kami, cinta yang kami alami selama ini adalah suatu keputusan untuk tetap saling menerima apa adanya, saling mengembangkan dan menemukan cinta sejati tanpa mau memaksa satu sama lain untuk tidak saling egois ya begitulah.

(10)

R. Pengalaman kami selama ini yang dapat menjadi pendukung kami dalam berkomunikasi adanya saling terbuka di antara kami, saling menerima, tidak saling egois, saling mendengarkan keluh kesah, sedangkan hal yang dapat menjadi penghambat bagi kami dalam berkomunikasi ialah masalah ekonomi yang membuat kami diam tidak bicara sebelum menemukan solusi.

P6. Bagaimana pengalaman anda mengatasi persoalan komunikasi yang terjadi antara suami-istri selama ini?

R. Untuk mengatasi persoalan dalam komunikasi yaitu menyadari kembali saat kursus perkawinan agar jangan sampai terjadi putus komunikasi dan cinta kasih yang telah kami bangun selama ini.

P7. Apa usaha anda sebagai suami-istri kristiani dalam membangun dan melestarikan hidup berkeluarga?

R. Pengalaman kami dalam membangun hidup berkeluarga kami sungguh menikmati, karena sejak awal kami didasari oleh kasih, kesabaran, kemesraan, saling menerima satu sama lain walaupun kadang kami dibuat jengkel oleh tingkah laku anak kami yang selalu membuat ulah yang satu tidak mau belajar yang satu rewel, saling berkelahi, dan berebutan itu semua mungkin melatih kesabaran kami berdua agar kami semakin mengasihi mereka. Karena kesabaran sehingga mendorong kami untuk selalu berusaha mencipakan suasana yang damai penuh kasih.

P8. Bentuk pendampingan suami istri macam apakah yang pernah anda ikuti selama ini?

R. Belum pernah mengikuti pendampingan suami-istri

P9. Pendampingan suami-istri macam apakah yang anda inginkan atau yang anda butuhkan dalam rangka meningkatkan keharmonisan dan kebahagiaan hidup berkeluarga?

R. Kami menginginkan paguyuban pasutri yang diadakan secara rutin misalnya sarasehan pasutri, rekoleksi pasutri untuk menunjang keutuhan keluarga dan menambah wawasan dengan keluarga yang lain atau pasangan suami-istri yang lain.

Menyetujui

Pasangan yang diwawancarai,

Mateus Sutrisno ...

(11) Nama Suami : Stefanus Santoso Nama Istri : Martiningsih Anastasia Hari /Tanggal : Rabu 29, september 2010

Jam : 18.00-19.30 WIB

P1. Menurut pemahaman anda apa yang dimaksud komunikasi pribadi antara

Dokumen terkait