• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PENDAMPINGAN KELUARGA KRISTIANI GUNA

C. Penjabaran Program

4. Persiapan Pendampingan Ketiga

Judul Pertemuan : Menyadari diri dan pasangan masing-masing sebagai citra Allah yang diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan

Tujuan Pertemuan : Peserta mampu saling memahami kekhasan masing-masing, termasuk juga perbedaannya, sehingga masing-masing bisa lebih saling menerima dan saling melengkapi, sebagai laki-laki ataupun perempuan.

Waktu : 12.30-15.30. WIB.

Materi : Kej 1: 26-27, 2:15

: Ciri laki-laki dan perempuan

: Sifat dan kegemaran pasangan (hal-hal yang disukai ), dan yang tak disukai oleh pasangan masing-masing.

Uraian Materi : Manusia diciptakan sebagai citra Allah

: Memelihara ciptaan dalam memelihara dan mendidik anak

: Memelihara keutuhan ciptaan dengan melestarikan dan mengembangkan keluarga

Metode Ceramah, sharing masing-masing pasangan tentang kegemaran serta yang tidak disukai oleh masing-masing, peneguhan.

Sarana Teks Kitab Suci, teks lagu “Pada awal mula dunia”, hand out, kertas flep, spidol.

Sumber Bahan Jakarta :1994. LAI, PML. MB. N0. 69, pengalaman peserta, Norman Wright. 2004:151-160, Wignyasumarta, 2000 : 119.

a. Pemikiran Dasar

Laki-laki dan perempuan diciptakan oleh Tuhan secitra dengan-Nya dan masing-masing memiliki ciri-ciri yang berbeda sebagai laki-laki dan perempuan, seperti cara berpikir, bertindak, serta perasaan mereka. Dengan adanya perbedaan yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan itu mereka dapat saling melengkapi dengan membentuk keluarga, sehingga mereka dapat saling membahagiakan dan menyejahterakan. Selain itu, sifat-sifat masing-masing yang unik juga bisa memperkembangkan serta memperkaya keluarga yang mereka bangun.

Para suami-istri dalam hidup bersama mereka tentu akan menemukan sejumlah perbedaan pada masing-masing pasangannya. Perbedaan yang dimiliki oleh pribadi pasangan bila tidak diterima seringkali menjadi penghambat dalam menjalin komunikasi dan relasi agar lebih akrab. Pentinglah, bahwa masing-masing pasangan suami-istri ini semakin memahami dan menerima perbedaan yang dimiliki pasangan masing-masing, selain itu juga apa yang menjadi kegemaran, dan hal-hal yang tidak disukai pasangan masing-masing.

Lewat pertemuan ini diharapkan peserta mampu saling memahami kekhasan masing-masing, termasuk perbedaannya sehingga masing-masing bisa lebih saling menerima dan saling melengkapi sebagai laki-laki ataupun perempuan, serta semakin mampu memperkembangkan diri masing-masing dalam menciptakan keharmonisan dan keakraban dalam hidup berkeluarga mereka.

b. Proses pendampingan 1) Pendalaman materi

a) Lagu “ Pada awal mula dunia”

b) Manusia diciptakan sebagai citra Allah

Bapak, ibu yang terkasih sebagaimana kita ketahui bersama bahwa manusia diciptakan Tuhan secitra dengan-Nya. Sebelum Tuhan menciptakan manusia, lebih dahulu Tuhan menciptakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia, langit, air, dan bumi seisinya, yaitu tumbuh-tumbuhan dan binatang serta banyak ciptaan yang lain. Baru setelah itu, Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan gambaran atau citra-Nya, seperti yang tertulis dalam Kitab Kej 1:26 :

Berfirmanlah Allah, “Baiklah kita menciptakan manusia menurut gambar dan rupa kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak an atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap dibumi” (Kej 1:26).

Dari teks tersebut di atas kita diajak mengetahui dan menyadari, bahwa manusia paling dicintai oleh Tuhan. Inilah keyakinan pertama, sebagai ciptaan Tuhan, yang perlu disadari dan diresapkan dalam hati kita sebagai orang kristiani, baik ia laki ataupun perempuan. Tuhan menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan yang setara dan sederajat, tetapi masing-masing manusia itu juga unik. Manusia dianugerahi jiwa dan raga, pikiran dan kehendak serta perasaan atau emosi. Dalam perkembangan menuju kedewasaan, manusia dibentuk oleh orang tua, kondisi hidup, lingkungan, budaya, pendidikan, dan masih banyak lagi yang lain. Oleh sebab itu perlulah manusia saling memahami satu dengan yang lainnya, termasuk juga suami terhadap isteri dan sebaliknya istri terhadap suami ( Wignyasumarta, 2000: 119).

Pada teks Kej 1:27 dikatakan:

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nyalah mereka”. Dari teks ini dapat dipahami, bahwa laki-laki dan perempuan itu sama martabatnya karena mereka diciptakan sama-sama secitra dengan Allah meskipun demikian, masing-masing tetap memiliki perbedaan-perbedaan masing-masing.

Di bawah ini dapat dilihat beberapa perbedaan laki-laki dan perempuan pada umumnya yang sudah banyak diketahui untuk sejenak diingat dan disadari.

Laki-laki Perempuan 1. Pandangan luas

2. Mementingkan rasio(pikiran) 3. Menyembuyikan perasaanyang

sesungguhnya.

4. Tak banyak bicara dan kurang pengamatan

5. Mementingkan hal-hal yang besar

6. Suka bicara langsung (terus terang)

7. Dalam hal materi ingin tahu lebih detail bagaimana mencapainya

8. Lebih melihat tujuannya

9. Terhadap persoalan seperti lemari arsip. Menerima persoalan, memasukkannya kedalam map, dan mengunci lacinya.

10. Pekerjaan tempat ia mengembangkan diri

11. Lebih berjiwa petualang.

12. Candrung mengungkapakan amarah

13. Lebih stabil dan mantap

14. Cendrung berpikir dan menimbang-menimbang.

15. Harus diberi tahu berulang kali 16. Cendrung hanya mengingat inti

persoalan

1. Pandangan sempit. 2. Mementingkan perasaan.

3. Mudah menunjukan apa yang dirasakan.

4. Banyak bicara dan suka mengamati. 5. Mementingkan hal-hal kecil (detail) 6. Suka bicara tidak langsung (samar) 7. Cendrung hanya melihat tujuan 8. Dalam hal rohani lebih detail

9. Seperti computer, pikiran terus menerus berjalan sampai persoalan selesai.

10.Rumah adalah tempat ia mengembangkan kepribadian

11.Memiliki kebutuhan besar untuk rasa aman

12. Cendrung merasa bersalah

13. Lebih mudah berubah 14. Cepat melibatkan diri

15. Tak mudah melupakan apa yang telah dikatakan kepadanya.

16. Cendrung mengingat

penjabarandan mengembangkan persoalannya

(NormanWright, 2004: 152-153) Perbedaan laki-laki dan perempuan tersebut di atas mau mengungkapkan adanya kebutuhan yang diperlukan satu sama lain sehingga dapat saling melengkapi, memperkaya, dan suami-istri dapat mengalami kebahagiaan dalam perkawinannya.

c) Memelihara ciptaan dengan memelihara dan mendidik anak

“Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu” (Kej 2:15).

Tugas pasangan suami-istri tidak hanya menghadirkan cinta kasih bagi pasangannya tetapi juga menghadirkan kasih bagi anak sebagai buah dari cinta mereka. Mereka harus memelihara, menjaga, memberikan perhatian dan juga melakukan pendidikan iman bagi anak-anak mereka serta teladan hidup yang dapat membuat anak-anak mereka ini bertumbuh dan berkembang menjadi anak yang dewasa, baik dalam sikap dan iman, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang dapat merugikan mereka sendiri.

d) Memelihara keutuhan ciptaan dengan melestarikan dan mengembangkan keluarga

Pada Teks Kej 2:15, diceritakan, bahwa manusia ditempatkan di taman dan diberi tugas untuk mengolah dan menjaga taman Eden. Dari kutipan ini dapat diambil hikmah, bahwa kehidupan berkeluarga lewat alam ciptaan pasangan suami-istri lewat pekerjaan masing-masing harus dapat memberikan kesejahteraan bagi pasangan masing-masing dan anggota keluarga mereka. Berkaitan dengan ini, perlulah suami-istri juga terlibat aktif mengembangkan diri dengan ikut serta dalam kegiatan yang ada di lingkungan maupun di paroki, agar kehidupan rohani mereka serta keluarga mereka dapat terpelihara dengan baik. Selain itu pasangan suami-istri perlu juga dapat menghadirkan cinta kasih, kedamain, kegembiraan, dan keadilan bagi keluarga mereka.

e) Sharing masing-masing pasangan suami-istri tentang kegemaran serta hal-hal yang tidak sukai oleh masing-masing.

Bapak-Ibu, setelah kita bersama-sama menyadari diri kita masing-masing sebagai manusia yang diciptakan secitra dengan Allah, maka Bapak-Ibu akan mendapat kesempatan untuk mensharingkan hal-hal yang disukai, serta hal-hal tidak disukai oleh masing-masing. Pertanyaan penuntun berikut kiranya dapat membantu Bapak-Ibu dalam sharing anda dengan pasangan masing-masing.

f) Pertanyaan penuntun

(1) Hal-hal apa yang anda suka? Ungkapkanlah hal-hal yang anda suka dalam keluarga kepada pasangan anda!

(2) Hal-hal apa yang tidak anda suka? Ungkapkanlah hal-hal yang tidak anda suka dalam keluarga kepada pasangan anda!

Ungkapkanlah semua itu dengan jujur dan sungguh saling terbuka kepada pasangan anda masing-masing!

g. Peneguhan

2) Dalam kehidupan berkeluarga pasangan suami-istri hendaknya berusaha memahami perbedaan sebagai peluang saling memenuhi kebutuhan dalam hidup berpasangan.

3) Belajar untuk memahami dan menerima, apabila perbedaan itu muncul dalam kesadaran, dengan berusaha menyadari dan berusaha mengerti, bahwa manusia itu memang makhluk ciptaan yang memiliki keunikan.

4) Apa yang menjadi kesukaan pasangan hendaknya diketahui, diupayakan dan dijaga dengan baik, sedangkan hal-hal yang tidak disukai oleh pasangan hendaknya menjadi pelajaran untuk saling memperbaiki diri dan saling membantu berkembang bersama serta juga demi kebahagiaan pasangan masing-masing.

5) Dalam menciptakan keharmonisan keluarga perlu selalu berusaha dan bersedia mengembangkan hal-hal positif yang disukai oleh pasangan, yang kiranya belum dimiliki masing-masing, demi keserasian hidup bersama dalam berpasangan.

6) Suami-istri perlu terus menerus berusaha memahami diri masing-masing lewat ungkapan-ungkapan pasangan, sebagai titik tolak menjalin komunikasi dan relasi secara lebih baik.

7) Perbedaan yang ada dalam diri pribadi pasangan hendaknya dicoba untuk dapat dilihat secara positif yaitu untuk bisa saling melengkapi dan saling memperkaya.

Dokumen terkait