• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persiapan pengambilan sampel

PENGAMBILAN SAMPEL

10.1 Persiapan pengambilan sampel

Umumnya penilaian mutu suatu bahan pangan ditentukan dari hasil analisa yang diperoleh dari sejumlah kecil sampel yang di- tarik dari lot. Dengan demikian, pengambilan sampel harus dila- kukan melalui prosedur pengam- bilan sampel baku yang telah di- tetapkan. Bahan diperiksa dan dipastikan cocok untuk diambil sampelnya, sampel dikumpulkan dan dipastikan bahwa jenis, loka-

si, sampling, dan waktu sampling sesuai dengan rencana pengam- bilan sampel (sampling plan). Persiapan yang dilakukan untuk pengambilan sampel dapat mem- perlancar pengambilan dan pena- nganan sampel.

Dalam persiapan pengambilan sampel harus dipastikan dahulu bahwa lot yang akan disampling bersifat homogen, artinya bahan pangan yang terdapat dalam lot tersebut harus berasal dari bahan baku, mesin atau operator yang sama. Bila tidak homogen maka akan sulit mengambil sampel yang dapat mewakili lot dan akan sulit pula untuk melakukan tin- dakan koreksi dalam upaya me- ngurangi sumber ketidak sesuai- an.

Pengertian lot adalah jumlah atau satuan bahan bangan yang diha- silkan dan ditangani dengan kon- disi yang sama. Dalam penger- tian statistik, yang dimaksud de- ngan lot adalah identik dengan populasi. Lot dapat berupa se- jumlah kontainer atau satu kapal dengan 100, 200 atau seribu kontainer; beras satu truk atau lebih; satu kali produksi makanan kaleng. Kecap yang dihasilkan hari ini termasuk dalam lot yang berbeda dengan kecap yang dihasilkan esok hari. Contoh lain adalah roti yang dihasilkan dari

adonan yang pertama berada dalam lot yang berbeda dengan roti hasil dari adonan kedua, meskipun kedua adonan tersebut sama.

Untuk memperoleh sampel yang benar, harus dipastikan dahulu besarnya lot yang akan disam- pling sehingga setiap bagian dari lot memiliki peluang yang sama untuk disampling. Sampel yang diambil sesuai pro-sedur baku akan mewakili kumpulan besar bahan pangan yang akan diana- lisa. Sampel yang mewakili sangat penting, terutama bila akan mendeteksi adanya mikroba patogen atau penyebaran racun pada bahan pangan yang akan diekspor.

Dapat dibayangkan, berapa biaya yang harus dikeluarkan apabila ekspor bahan pangan yang mencapai beberapa kontainer harus dianalisa kandungan bak- teri patogennya dari seluruh ba- han pangan. Analisa yang dila- kukan terhadap seluruh bahan pangan, selain mahal dan lama juga akan menyebabkan kontami- nasi dan menghambat proses produksi. Kerugian yang sama juga akan dialami apabila sampel yang akan dianalisa merupakan sampel yang diambil tanpa me- lalui prosedur pengambilan sam- pel yang benar sehingga tidak mewakili bahan pangan yang akan diekspor.

Pengambilan sampel merupakan bagian dari tahapan analisa mutu untuk mengurangi biaya yang be- sar, namun masih dapat mewakili kelompok yang lebih besar, se- hingga hasil analisa dapat meng- gambarkan kondisi dari kelompok tersebut.

Sampling adalah proses pengam- bilan atau pemilihan sampel dari suatu lot. Dari hasil pengambilan sampel yang dilakukan melalui prosedur penarikan sampel baku dapat diperoleh keterangan me- ngenai penaksiran keadaan mutu suatu lot, sehingga dapat diambil suatu keputusan untuk meneri- ma, menolak, atau menangguh- kan penerimaan bahan pangan tersebut.

Petugas yang mengambil sampel harus terampil, terlatih dan me- mahami prosedur pengambilan, penanganan, dan pengiriman sampel sesuai dengan pedoman BSN 503-2000.

Prosedur pengambilan sampel bahan pangan harus memper- hatikan : a) peralatan yang digu- nakan harus steril, terutama yang akan digunakan untuk uji mikro- biologis; b) pengambilan sampel dilakukan secara steril sesuai dengan standar operaional prose- dur (SOP); c) secara fisik, sampel dapat berbentuk segar, beku, atau hasil olahan.

Bobot sampel yang digunakan tergantung dari pengujian yang

akan dilakukan. Untuk pengujian mikrobiologis, pengambilan sam- pel dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : a) cara swab (ulas); b) cara excision (tusuk), atau c) rinse technique (diiris).

Cara ulas digunakan untuk me- ngambil sampel pada permukaan bahan pangan segar. Kapas (cotton bud) steril diusapkan ke permukaan daging dengan luas 25-50 cm2. Kapas hasil usapan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi larutan pengencer. Sampel siap untuk diuji.

Pengambilan sampel dengan ca ra ditusuk dilakukan apabila ba- han pangan dalam keadaan be- ku. Sampel diambil dengan menggunakan bor khusus (cork borrer) yang ditusukkan ke bahan pangan sedalam 2 mm dari per- mukaan. Dengan menghitung luas permukaan yang diambil dan volume larutan pengencer, maka dapat ditentukan jumlah populasi mikroba per ml.

Pengambilan sampel dengan ca- ra diiris dilakukan apabila bahan pangan yang akan diuji relatif kecil (≤ 2 kg). Sampel ditimbang secara aseptis lalu dimasukkan ke dalam plastik steril dan ditam- bahkan pengencer steril seba- nyak 9 kali bobot sampel.

Pengambilan sampel sesuai pro- sedur harus dilakukan karena : a) bila sampel tidak mewakili lot hasilnya tidak dapat digunakan

untuk menggambarkan seluruh lot; b) penolakan bahan pangan yang diakibatkan kesalahan pe- ngambilan sampel akan berakibat merugikan perdagangan ekspor; c) hasil analisa dari sampel yang tidak mewakili lot akan berdam- pak pada kesehatan apabila yang diuji kandungan bakteri patogen, logam berat, dan residu pestisida; d) tidak ekonomis bila seluruh lot dianalisis.

Peralatan pengambilan sampel antara lain :

a. Sekop (Gambar 10.1)

Gambar 10.1. Hand scoop (atas), Plastic scoop (bawah)

Sumber :

www.thesciencefair.com/Merchant2/m erchant.mvc...

b. Bingkai pengambil sampel c. Tabung pengambil sampel d. Front-end loader

e. Botol sampel yang telah ditim- bang

f. Tabung celup

g. Tombak pengambil sampel (spear) (Gambar 10.2)

Gambar 10.2 Tombak pengambil sampel (spear) Sumber : www.thesciencefair.com/Merch ant2/merchant.mvc... h. Pisau fleksibel i. Siring j. Klep akses

k. Botol, wadah plastik dan wa- dah sekali pakai

l. Pisau operasi (scalpel) m. Perangkat atau sangkar n. Wadah steril, pipet, loop (alat

inkulasi) dan sendok dispo- sible

10.2 Pengambilan sampel