• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PERKEMBANGAN FILANTROPI ISLAM

B. Pertumbuhan Kuantitatif Lembaga- lembaga Filantropi

Sejak UU No. 38 Tahun 1999 hadir, pertumbuhan lembaga filantropi Islam mengalami peningkatan yang dahsyat. Selain BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) di tingkat nasional, ada 32 BAZ di tingkat provinsi dan 300 BAZ di tingkat kabupaten/kota yang dibentuk oleh pemerintah sesuai dengan berbagai tingkatannya. Sementara itu, lembaga-lembaga yang dibentuk masyarakat jumlahnya juga cukup banyak. Ada 18 Lembaga Amil Zakat (LAZ) di tingkat nasional, di samping lebih dari 70 LAZ yang berada tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota.52

Peningkatan jumlah lembaga filantropi ini juga terlihat dalam keanggotaan Forum Zakat (FOZ). Lembaga yang di awal kelahirannya hanya beranggotan beberapa saja, kini sudah mencapai 30 anggota. Mereka ini meliputi:

1. Yayasan Baitul Maal Bank BRI (YBM BRI) 2. Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) 3. Rumah Zakat Indonesia (RZI)

4. Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) 5. Portal Infaq

6. Lembaga Manajemen Infaq (LMI)

7. LAZIS BMT

8. LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZ NU)

9. LAZIS Muhammadiyah (LAZISMU)

10. LAZIS Garuda (LAZIS GA)

11. LAZ Yaumil PT. Badak Ngl Bontang 12. LAZ Pusat Zakat Ummat (LAZ PZU) 13. LAZ Al-Hijrah

14. Lembaga Amil Zakat dan Infaq Malang (LAGZIS) 15. LAZ Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZ IPHI) 16. LAZ Dewan Dakwah Indonesia (LAZ-DDI)

17. Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU-DT) 18. Dompet Dhuafa Republika (DDR)

19. Bina Sejahtera Mitra Ummat (BSM UMAT) 20. BPZIS Bank Mandiri

50 http://www.lazismu.org

51

http://www.lazismu.org

21. Baitul Maal Pupuk Kaltim (BMPKT) 22. Baitul Maal Pupuk Kujang (BMPK) 23. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) 24. BAZIS DKI Jakarta

25. Bamuis Bank BNI

26. Baituzzakah Pertamina (BAZMA) 27. Baitul Maal Muamalat (BMM) 28. Baitul Maal Hidayatullah (BMH) 29. LAZNAS Amanah Takaful 30. Al-Azhar Peduli Ummat.53

Tentu saja, jumlah di atas belum termasuk lembaga-lembaga yang bisa jadi tidak terdaftar dalam FOZ, seperti PPA Darul Quran pimpinan Yusuf Mansur, Rumah Yatim dan lain sebagainya. Lebih jauh, bersamaan dengan lahirnya UU No. 41 Tahun 2004, sejumlah filantropi yang khusus mengelola wakaf pun bermunculan, di samping lembaga-lembaga ZIS di atas yang juga mengelola dana wakaf. Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah di tingkat nasional, yang membuka peluang bagi perwakilan-perwakilannya di tempat-tempat lain.54 Sementara yang dikelola oleh masyarakat semakin hari

semakin meningkat, seperti Tabung Wakaf Indoensia (TWI), lembaga yang berafiliasi ke DD, Wisatahati, pimpinan Yusuf Mansur, dan lain sebagainya.

Sementara itu, dalam penghimpunan dana, lembaga-lembaga pengelola ZIS, baik yang dibentuk oleh pemerintah maupun masyarakat, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal itu terlihat dalam laporan yang disampaikan kepada FOZ, yang kemudian diteruskan kepada Direktorat Pemberdayaan Zakat Depag. Akan tetapi, laporan yang direlease oleh FOZ ini hanya menyangkut penghimpunan yang dilakukan lembaga-lembaga itu, tanpa disertai laporan pendayagunaannya. Berikut adalah hasil penghimpunan sebagaimana terlihat dalam website FOZ.55

BAZNAS, misalnya, berhasil menghimpun dana sebesar Rp.

2.700.073.354,00 pada 2001 dan meningkat menjadi Rp. 11.218.888.495,00 pada 2002. Peningkatan ini terus menaik dalam dua tahun terakhir yang dilaporkan, yaitu dari Rp. 14.592.016.646,00 pada 2007 menjadi Rp. 18.876.000,00 pada 2008. Dengan demikian, organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh presiden ini terus menunjukkan peningkatan dalam penghimpunan dana zakat.56

Kecenderungan meningkatnya dana ZIS ini juga dialami oleh BAZIS DKI. Sejak 2001 hingga 2007, lembaga yang dibentuk pemerintah provinsi terus mengalami peningkatan penghimpunan dana ZIS. Pada 2001, dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp. 9.482.194.345,00 dan meningkat menjadi Rp. 11.550.000.000,00 pada 2002. Dalam tiga tahun berikutnya, penghimpunan dana ZIS juga meningkat rata-rata Rp. 2 milyar setiap tahun, yakni Rp. 14.103.504.330,00 pada 2003 dan Rp. 16.257.823.896,00 pada 2004 serta Rp. 18.482.757.570,00 pada 2005. Laporan terakhir pada 2007 mencapai Rp.

53 http://www.forumzakat.net/index.php?act=anggota&hal=5

54Tentang ketentuan pembukaan perwakilan, lihat “Peraturan Badan Wakaf Indonesia Nomor 2

Tahun 2008 tentang Perwakilan Badan Wakaf Indonesia.” 55 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 56 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24

27.213.963.125,00 yang menandakan terjadinya peningkatan yang sangat signifikan dari sebelumnya.57

Peningkatan penghimpunan yang sangat signifikan terjadi pada Dompet Dhuafa Republika (DD-R). Lembaga filantropi yang didirikan pada 1993 terus menunjukkan peningkatan kinerjanya yang bisa dilihat dari keberhasilannya dalam mengumpulkan dana, yang dapat dilihat dari beberapa tahun terakhir laporannya. Pada 2000, misalnya, dana yang dihimpun oleh DD-R mencapai Rp. 13.655.105.172,00 dan meningkat secara signifikan pada 2001 menjadi Rp. 18.007.293.153,00. Peningkatan terus terjadi dalam dua tahun berikutnya, meskipun tidak sebesar sebelumnya. Pada 2002, misalnya, terkumpul dana sebesar Rp. 21.504.964.430,00, sementara pada 2003 dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp. 22.493.670.205,00. Jumlah ini meningkat tajam pada 2004, yakni sebesar Rp. 30.360.851.863,00 dan terus meroket menjadi Rp. 60.692.348.196,00 pada 2008.58

Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya, yang telah berdiri sejak 1987, juga menunjukkan kecenderungan serupa dengan dua lembaga yang disebutkan sebelumnya. Pada 2002, lembaga ini berhasil menghimpun dana sebesar Rp. 6.011.753.576,00 dan meningkat menjadi Rp. 8.576.652.203,00 pada tahun berikutnya. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada tiga tahun berikutnya, di mana pada 2004 tercatat dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp. 11.344.498.869,00, sementara pada 2005 mencapai Rp. 16.791.784.803,00 dan pada 2006 mencapai Rp. 21.457.533.629,00. Jadi, rata-rata peningkatannya mencapai Rp. 5 milyar setiap tahun dalam rentang tersebut. Dalam dua tahun berikutnya, peningkatan tetap terjadi, yakni mencapai kurang-lebih Rp. 3 milyar. Ini terlihat pada dana yang berhasil dihimpun pada 2007 dan 2008, dengan jumlah masing-masing secara berturut-turut Rp. 25.072.061.729,00 dan Rp. 28.038.146.332,00.59

Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) adalah lembaga lain yang berhasil menunjukkan kinerja yang bagus dalam pengumpulan dana ZIS. Lembaga yang didirikan pada 1999 berhasil menghimpun dana sebesar Rp. 10.854.900.871,00 pada 2000. Akan tetapi, penurunan yang relatif signifikan terjadi pada tahun berikutnya, 2001, menjadi sebesar Rp. 7.736.441.529,00. Peningkatan sedikit terjadi pada 2002 menjadi sebesr Rp. 8.540.110.141,00 dan menurun kembali pada 2003 menjadi Rp. 7.807.588.809,00. Lembaga yang dipimpin oleh sejumlah anggota Partai Keadilan Sejahtera ini mengalami peningkatan yang meyakinkan dalam menghimpun dana ZIS pada dua tahun berikutnya. Jika pada 2004 terkumpul dana sebesar Rp. 12.448.784.632,00, pada 2005 mengalami peningkatan hingga mencapai Rp. 47.475.272.734,00. Penurunan secara kurang berarti terjadi pada 2008, yang mencapai Rp. 45.611.971.485,00.60

Kinerja yang bagus dalam menghimpun dana ZIS juga ditunjukkan oleh Rumah Zakat Indonesia, yang sebelumnya bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ). Dalam lima tahun terakhir sejak didirikannya pada 1999, lembaga zakat ini terus mengalami peningkatan perolehan dana ZIS. Pada 2004, misalnya, Rumah Zakat berhasil menghimpun dana sebesar Rp. 35.000.000.000,00 dan

57 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 58 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 59 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 60 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24

meningkat hampir dua kali lipat pada tahun berikutnya, 2005, yang mencapai Rp. 63.312.466.256,00. Pada 2006, penurunan tajam terjadi, di mana dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp. 35.000.000,00. Dua tahun berikutnya ditandai dengan peningkatan yang cukup stabil, yakni rata-rata kurang lebih lima juta rupiah. Dana yang terkumpul dalam rentang antara 2007-2008 adalah masing-masing secara berturut-turut sebesar Rp. 41.800.426.390,00 dan Rp. 58.599.966.865,00.61

Lembaga swasta lain yang menunjukkan peningkatan dalam menghimpun dana ZIS adalah Al-Azhar Peduli Umat. Meskipun jumlah yang berhasil dihimpun tidak sebesar yang diperoleh oleh lembaga-lembaga sebelumnya. Akan tetapi, lembaga ini konstan dalam meningkatkan penghimpunan dana. Pada 2005, lembaga ini berhasil menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 2.395.127.876,00 dan meningkat menjadi Rp. 3.658.656.076,00 pada 2006. Peningkatan yang signifikan terjadi pada 2007, di mana dana yang dapat dikumpulkan mencapai Rp. 6.652.372.041 dan pada 2008 mencapai Rp. 8.750.761.125,00 pada 2008.62

Kecenderungan meningkat juga dialami oleh LAZ Dewan Dakwah Islam Indonesia (LAZ DDII). Pada 2002, lembaga ini baru berhasil menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 133.550.000,00 dan meningkat menjadi Rp. 576.518.725,00 pada 2003. Akan tetapi, dalam tiga tahun kemudian, tepatnya 2005, dana ZIS sebesar Rp. 2.543.552.941,00 berhasil dihimpun oleh lembaga ini. Bahkan, pada 2008, lembaga ini telah berhasil mengumpulkan dana ZIS sebesar Rp. 5.090.592.283,00.63

Peningkatan penghimpunan dana ZIS yang dilakukan oleh lembaga-lembaga milik perusahaan juga terus meningkat. Yayasan Baitul Maal BRI, misalnya, pada 2001 hanya berhasil mengumpulkan dana ZIS sebesar Rp. 646.638.277,00 dan meningkat secara signifikan pada 2002 dengan meraih Rp. 2.262.191.761,00. Pada 2008, berhasil menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 7.868.330.017,00.64

Kecenderungan seperti itu juga dialami oleh Badan Pengelola ZIS Mandiri. Lembaga ini dalam rentang antara 2001 dan 2003 berhasil menghimpun dana ZIS dalam jumlah ratusan juta, tepatnya masing-masing secara berurutan Rp. 561.272.489,00 dan Rp. 718.593.080,00 serta Rp. 908.034.610,00. Kemudian, pada 2005 sudah mencapai angka di atas satu milyar, tepatnya Rp. 1.550.571.175,00 dan Rp. 2.878.210.117,00 pada 2007.65

Baitu Maal Umat Islam BNI (Bamuis BNI) juga memiliki kecenderungan meningkat dalam menghimpun dana ZIS. Seperti dilaporkan kepada FOZ, pada 2000, lembaga ini berhasil mengumpulkan dana ZIS sebesar Rp. 3.882.125.000,00 dan meningkat menjadi Rp. 4.260.324.000,00 dan Rp. 4.822.108.000,00 pada 2001 dan 2002. Peningkatan yang sangat signifikan terjadi pada 2003, di mana lembaga ini berhasil menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 12.690.066.000,00. Bahkan, dalam dua tahun terakhir, lembaga ini mampu mengumpulkan dana ZIS sebesar Rp. 21.465.448.000,00 dan Rp. 23.447.293.000,00 masing-masing pada 2007 dan 2008.66

61 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 62 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 63 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 64 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 65 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 66 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24

Peningkatan yang signifikan dalam pengumpulan dana ZIS ditunjukkan oleh Baitul Maal Muamalat (BMM). Pada 2001, misalnya, lembaga ini berhasil menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 1.261.744.267,00 dan meningkat menjadi Rp. 3.076.829.550,00 pada 2002. Peningkatan yang sangat tajam terjadi pada 2005, ketika lembaga ini sukses menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 16.572.101.418,00. Sementara itu, dalam laporan terakhirnya yang disampaikan kepada FOZ, lembaga ini telah berhasil mengumpulkan dana ZIS sebesar Rp. 22.016.100.759,00 pada 2008.67

Berbeda dengan lembaga-lembaga di atas yang cenderung konstan mengalami peningkatan, beberapa LAZ milik perusahaan mengalami flunktuasi, seperti dialami oleh Baitul Maal Pupuk Kujang dan Baitul Maal Pupuk Kaltim. BM Pupuk Kujang, misalnya, pada 2001, berhasil menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 545.423.289,00 dan meningkat dua kali lipat, yaitu Rp. 1.386.333.990,00 pada 2002. Akan tetapi, dalam tahun berikutnya, penurunan terjadi, sehingga dana yang berhasil dihimpun menjadi Rp. 745.078.757,00. Dalam dua tahun berikutnya, 2004-2005, terjadi peningkatan dalam penghimpunan ZIS, yakni masing-masing Rp. 1.229.216.582,00 dan Rp. 1.575.159.175,00. Namun, pada 2006, jumlah tersebut merosot cukup tajam dan lembaga ini hanya berhasil menghimpun Rp. 716.468.702,00.68

Kecenderungan fluktuatif ini juga terjadi pada BM Pupuk Kaltim. Pada 2000, lembaga ini berhasil menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 1.056.201.224,00 dan terus meningkat menjadi Rp. 1.245.115.355,00 setahun kemudian. Akan tetapi, dalam dua tahun berikutnya, dana yang berhasil dihimpun mengalami penurunan cukup tajam, yaitu 456.579.349,00 pada 2002 dan Rp. 871.672.601,00 pada 2003. Meskipun demikian, pada 2006, lembaga ini berhasil meningkatkan pengumpulan dana ZIS hingga mencapai Rp. 2.460.750.968,00.69

Baituzzakah Pertamina juga menunjukkan kecenderungan fluktuatif, tetapi akhirnya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pada 2001, lembaga ini baru berhasil menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 579.898.362,00 dan menurun menjadi Rp. 398.512.444,00 dan Rp. 395.863.847,00 masing-masing pada 2003 dan 2004. Akan tetapi, dua tahun kemudian, yaitu pada 2005, dana ZIS sebesar Rp. 2.238.196.273,00 dan pada 2008 meroket hingga mencapai Rp. 23.447.293.000,00.70

Penghimpunan dana ZIS oleh LAZ milik organisasi massa (ormas) Islam menunjukkan perkembangan yang berbeda, seperti Persatuan Islam dan Muhammadiyah. LAZ Persatuan Islam, misalnya, berhasil menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 1.242.781.961,00 pada 2007 dan Rp. 1.006.997.356,00. Di sini terlihat adanya penurunan yang relatif besar, yakni sekitar Rp. 200 juta atau kurang lebih 20%. Seperti LAZ Persis, LaZIS Muhammadiyah (LaZISmu) menunjukkan peningkatan yang konstan dari tahun ke tahun kemudian mengalami penurunan. Pada 2003, misalnya, LaZISmu berhasil menghimpun dana ZIS sebesar Rp. 1.170.959.233,00 dan meningkat menjadi Rp. 1.923.885.721,00 pada 2004.

67 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 68 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 69 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 70 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24

Setelah meningkat secara signifikan pada 2005 menjadi Rp. 6.805.360.308,00 angka tersebut kemudian menurun menjadi Rp. 5.153.242.027,00 pada 2006.71

Beberapa lembaga pengelolaan zakat sebenarnya juga melaporkan hasil penghimpunan yang mereka lakukan kepada FOZ, seperti Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid, Rumah Yatim, PPA Darul Quran dan lain sebagainya. Akan tetapi, mengingat laporan yang mereka sampaikan hanya setahun terakhir, maka peningkatan penghimpunan dana ZIS tidak dapat diketahui. Meskipun demikian, dana yang berhasil mereka himpun merentang dari ratusan juta hingga milyaran rupiah.72

Berdasarkan penelitian yang dilakukan IMZ (Indonesia Magnificence of Zakat), dana yang terkumpul secara nasional sejak 2002 hingga 2010 mencapai angka berikut.73

Tahun Jumlah ZIS (dalam milyar) Pertumbuhan (%)

2002 68.39 -- 2003 85.28 24,70 2004 150.09 76,00 2005 295.52 96,90 2006 373.17 26,28 2007 740.00 98,30 2008 920.00 24,32 2009 1.200.00 30,43 2010 1.400.00 16.66

Peningkatan jumlah dana yang dihimpun dari tahun ke tahun ini menunjukkan bahwa ke depan jumlah tersebut akan semakin besar. Dalam prediksi IMZ, jumlah dana ZIS pada 2011 akan mencapai 1,85 trilyun hingga di atas 2 trilyun. Prediksi ini didasarkan pada fakta bahwa peningkatan itu akan terus berlangsung dan akan mendapat landasan yang lebih kokoh jika UU Zakat yang akan diamandemen segera rampung.74

Dari uraian di atas terlihat bahwa lembaga-lembaga filantropi Islam di Indonesia sangat beragam. Keragaman ini terlihat dari latar belakang afiliasi yang kepadanya lembaga tersebut berasal. Ada yang berlatar belakang organisasi massa atau sosial keagamaan tertentu, seperti Muhammadiyah, Persatuan Islam, Nahdlatul Ulama dan lain sebagainya, dan ada pula yang berlatar belakang perusahaan atau badan usaha, seperti LAZ Bank Syariah Mandiri, Baitul Maal BRI, Baitul Maal Muamalat, Baituzzakah Pertamina, LAZ Semen Kujang, LAZ Pupuk Kaltim dan lain sebagainya. Di samping itu, ada juga filantropi yang tidak terikat dengan organisasi atau perusahaan, tetapi sejenis LSM, seperti Dompet Dhuafa Republika, PKPU, Rumah Zakat, DPU-Daarut Tauhid, YSDF dan lain sebagainya.

Dalam hal penghimpunan dana ZIS, umumnya lembaga-lembaga ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Meskipun demikian, terbukti bahwa

71 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24 72 http://www.forumzakat.net/index.php?act=ZIS&hal=24

73 IMZ, Kajian Empirik Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan (Jakarta: IMZ, 2010),

135-136.

74

lembaga-lembaga yang bercorak LSM memiliki pencapaian yang jauh lebih tinggi ketimbang lembaga-lembaga yang memiliki afiliasi tertentu. Lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan pemerintah, misalnya, ternyata berhasil mengumpulkan dana ZIS jauh lebih rendah daripada lembaga-lembaga bercorak LSM. Ini juga berlaku bagi lembaga-lembaga yang berafiliasi kepada organisasi massa (ormas) Islam tertentu, maupun yang berafiliasi kepada perusahaan atau badan usaha tertentu. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat kepada lembaga-lembaga swasta jauh lebih tinggi daripada lembaga-lembaga-lembaga-lembaga yang memiliki afiliasi dengan pemerintah, ormas atau perusahaan/badan usaha.

Di samping itu, keberhasilan lembaga-lembaga bercorak LSM dalam menghimpun dana ZIS mengimplikasikan akan kerja keras mereka dalam menggerakkan masyarakat untuk membayar zakat. Ini dibarengi dengan pengelolaan yang transparan dan pendayagunaan yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Sebaliknya, lembaga-lembaga yang berafiliasi kepada pemerintah, ormas atau perusahaan/badan usaha tidak menunjukkan peningkatan yang memadai, di antaranya karena kurang gencarnya sosialisasi yang mereka lakukan.

Perkembangan lembaga-lembaga filantropi yang dikemukakan di atas juga memiliki padanannya di Mesir, terutama dalam bidang zakat. Seperti dikemukakan oleh Sullivan, zakat yang semula banyak dikendalikan oleh lembaga-lembaga negara, kini mengalami “privatisasi.” Ini terjadi karena lembaga non-pemerintah tersebut mampu memobilisasi zakat dan memberikan layanan secara langsung bagi masyarakat dibandingkan yang dilakukan oleh lembaga pemerintah. Jumlah ini pun kini semakin meningkat.75

C. Respons Civil Society Islam terhadap Rencana Revisi UU Zakat dan