Pendahuluan
Dampak dari globalisasi sudah memasuki hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat di dunia, akibatnya kekuatan ekonomi dan iklim dunia bisnis akan diwarnai oleh persaingan yang semakin tinggi dan menimbulkan antisipasi setiap pelaku bisnis.Pengaruh globalisasi juga memaksa perusahaan untuk dapat menerapkan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan seperti peningkatan kepekaan dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti kerusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan ataupun bahaya bagi konsumen.
Istilah green marketing muncul kepermukaan sebagai reaksi dari para marketer untuk peduli lingkungan. Green marketing kemudian menjadi alternatif strategi yang tidak hanya membantu image perusahaan, tetapi juga memberi value terhadap bisnis perusahaan.. Namun yang menjadi ketakutan marketer untuk terjun ke dunia green marketing ini tidak lain karena para marketer merasakan bahwa target pasar mereka belum berorientasi kepada lingkungan hidup. Itulah sebabnya pertumbuhan produk-produk yang ramah lingkungan terkesan lambat.
The Body Shop adalah perusahaan yang sudah terkenal dalam industri kosmetik dan merupakan salah satu dari pelopor green marketing.
Prinsip dasar ramah lingkungan yang dimiliki The Body Shop lahir dari ide-ide untuk menggunakan kembali, mengisi ulang dan mendaur ulang apa yang mereka bisa pakai kembali, besarnya peranan bisnis sebagai penentu arah perubahan tercermin dengan munculnya pendekatan “tripe bottom lines” yang mengarahkan bisnis untuk mengukur keberhasilan dari tiga pilar pendukungnya yaitu profit, people dan planet.
Dengan demikian profit bukan satu-satunya sumber energi bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Tanpa memperhitungkan people (aspek sosial) dan planet (aspek lingkungan), sebuah perusahaan tidak akan pernah dapat melanjutkan hidupnya. Namun harus diakui, pendekatan ini masih harus menempuh perjalanan panjang untuk dapat menjadi etika berbisnis disetiap perusahaan.Mahalnya produk-produk kesehatan dari The Body Shop menyebabkan minat beli pelanggan menjadi menurun, sehingga
keputusan untuk melakukan pembelian produk kesehatan dari The Body Shop juga menurun. (Palwa: 2014)82
Konsep green marketing di The Body Shop merujuk pada kepuasan kebutuhan, keinginan, dan, hasrat pelanggan dalam hubungan dengan pemeliharaan dan pelestarian dari lingkungan hidup. Green marketing di The Body Shop meliputi empat elemen dari bauran pemasaran (produk, harga, promosi, dan distribusi) untuk menjual produk dan pelayanan yang ditawarkan dari keuntungan-keuntungan keunggulan pemeliharaan lingkungan hidup yang dibentuk dari pengurangan limbah, peningkatan efisiensi energi, dan pengurangan pelepasan emisi beracun. Berdasarkan konteks green marketing yang telah diuraikan di atas, peneliti ingin mengetahui bagaimanakah sesungguhnya peran yang diberikan The Body Shop sebagai salah satu perusahaan yang berpatisipasi dalam pembangunan berkelanjutan dengan menggunakan prinsip Green Marketing.
Pembangunan Berkelanjutan
Dalam mendefinisikan pembangunan berkelanjutan, Stockholm United Nation Conference on Human Environmental (1972) menyatakan segala sumber daya alam di bumi, termasuk udara, air, tanah, flora dan fauna terutama contoh yang mewakili bagian ekosistem alam, harus dijaga supaya aman untuk kepentingan generasi sekarang dan masa depan melalui perencanaan atau manajemen yang sesuai dan hati-hati. Pembangunan berkelanjutan adalah konsep pembangunan yang menyelaraskan kepentingan pembangunan dengan pengelolaan lingkungan(Hadi: 2007)83. Adapun indikator pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan yang disebutkan oleh beberapa ahli yaitu ; (1) Culture - ecology interface yaitu pembangunan berkelanjutan merupakan fungsi yang terintegrasi dari nilai-nilai budaya yang menyatu terhadap ekosistem.
Indikator yang termasuk dalam hal ini adalah ukuran perubahan etika lingkungan, komitmen untuk menjaga keseimbangan political cultural dan eco tourism; (2)Culture - economy interface yaitu menggambarkan fungsi tujuan di dalam termin nilai-nilai non market dan keputusan menjaga konservasi lingkungan untuk tujuan budaya. Dalam hal ini, nilai kultural ekonomi bernilai lebih tinggi; (3) Economy - ecology interface yaitu menggambarkan fungsi tujuan di dalam termin dari nilai-nilai ekonomi dan cost benefit analysis. Indikator pembangunan berkelanjutan diukur dari cadangan konservasi alam dan ekonomi (stock and flow of environmental and economy) untuk kegiatan produksi serta
82 Palwa,Ariyanto.2014. “Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Yang Dimediasi Minat Beli (Studi Kasus Pada Pelanggan The Body Shop di Plaza Ambarukmo Yogyakarta)”
83Hadi, Sudharto P. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. 2007.
Yogyakarta : Gama Press
pelayanan untuk generasi saat ini dan yang akan datang. Contoh dari indikator pembangunan berkelanjutan ini adalah kesuburan tanah, keragaman budaya, dan kesehatan ekosistem sebagai indikator kualitas lingkungan.Pembangunan berkelanjutan menurut Emil Salim (1990) memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang.
Menurut UNCED dalam KTT Pembangunan Berkelanjutan tahun 2002 di Johannesburg Afrika Selatan, prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan antara lain : (1) Keadilan antar generasi, prinsip ini mengandung arti bahwa setiap generasi manusia di dunia memiliki hak untuk menerima dan menempati bumi bukan dalam kondisi yang buruk akibat perbuatan generasi sebelumnya, (2) Keadilan dalam satu generasi, prinsip tentang keadilan umat manusia dimana beban permasalahan lingkungan harus dipikul bersama oleh masyarakat dalam suatu generasi, (3) Prinsip pencegahan dini, mengandung pengertian bahwa apabila terjadi ancaman yang berarti yang menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipulihkan maka ketiadaan temuan tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda upaya-upaya mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, (4) Perlindungan keanekaragaman hayati, berarti mencegah kepunahan jenis keanekaragaman hayati, (5) Internalisasi budaya lingkungan, biaya kerusakan lingkungan harus diintegrasikan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya alam.
Tiga alasan utama mengapa pembangunan harus disebut sebagai pembangunan berkelanjutan menurut Perman et al., (1996) dalam a. Fauzi (Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.2004)84 yaitu; (1) Alasan moral, dimana generasi kini menikmati barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan sehingga secara moral perlu untuk memperhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi mendatang. Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi sumber daya alam yang dapat merusak lingkungan, yang dapat menghilangkan kesempatan bagi generasi mendatang untuk menikmati layanan yang sama. (2) Alasan ekologi, bahwa keanekaragaman hayati misalnya, memiliki nilai ekologi yang sangat tinggi, oleh karena itu aktivitas ekonomi semestinya tidak diarahkan pada kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan semata yang pada akhirnya dapat mengancam fungsi ekologi. (3) Alasan ekonomi, alasan dari sisi ekonomi memang masih terjadi perdebatan karena tidak diketahui apakah aktivitas ekonomi selama ini sudah atau belum memenuhi kriteria keberlanjutan,
84Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
seperti kita ketahui, bahwa dimensi ekonomi berkelanjutan sendiri cukup kompleks, sehingga sering aspek keberlanjutan dari sisi ekonomi ini hanya dibatasi pada pengukuran kesejahteraan antargenerasi (intergeneration welfare maximization).
Green Marketing
Green marketing atau environment marketing itu berkembang sejalan dengan adanya perhatian masyarakat akan isu-isu lingkungan, sehingga masyarakat menuntut adanya tanggung jawab pelaku bisnis dalam melakukan aktivitas bisnis. Menurut Mintu and Lozada (1993) (dalam Lozada: 2000)85 mendefinisikan pemasaran hijau (green marketing) sebagai
“aplikasi dari alat pemasaran untuk memfasilitasi perubahan yang memberikan kepuasan organisasi dan tujuan individual dalam melakukan pemeliharaan, perlindungan, dan konservasi pada lingkungan fisik”.Ottman (2006)86 mengemukakan bahwa dimensi green marketing, dengan mengintegrasikan lingkungan ke dalam semua aspek pemasaran pengembangan produk baru (green product) dan komunikasi (green communication).
Tujuan dari green marketing adalah untuk memperbaiki hubungan antara industri dengan lingkungan, untuk mengawasi dampak dari perekonomian, dan sebagai respon terhadap peraturan pemerintah akan lingkungan hidup.Environmental atau green marketing (pemasaran hijau) merupakan fokus baru dalam usaha bisnis, yaitu sebuah pendekatan pemasaran strategik yang mulai mencuat dan menjadi perhatian banyak pihak mulai akhir abad 20(Byrne: 2003)87. Kondisi ini menuntut pemasar (marketer) untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan yang melibatkan lingkungan. Produk dari industri kosmetik merupakan produk yang unik, karena selain produk ini memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mendasar (terutama wanita) akan kecantikan sekaligus sebagai sarana bagi konsumen untuk memperjelas identitas dirinya di masyarakat.
Lebih lanjut, produk ini sesungguhnya memiliki resiko pemakaian yang perlu diperhatikan mengingat kandungan bahan-bahan kimia tidak selalu memberi efek yang sama untuk setiap konsumen. Jadi, pemilihan kualitas
85 Lozada, H.R. 2000. Ecological Sustainability and Marketing Strategy : Review and Implication. Seton Hall University
86Ottman, J.A. Stafford E.& R. Hartman. C.L. 2006 Green Marketing Myopia : Ways to Improve Consumer Appeal for Environmentally Preferable Products.
Environment Volume 48, Number 5 pp 22-36 Heldref Publications, 2006.
87 Byrne, Michael 2003. Understanding Consumer Preferences Across Environmental Marketing Mix Variations. OIKOS University of Newcastle
produk biasanya menjadi kriteria utama penilaian produk yang akan dibeli (Fabricant & Gould 1993, dalam Ferrinadewi: 2005)88
Penerapan Prinsip Green Marketing oleh The Body Shop
Lahirnya konsep green marketing mendorong terjadinya perubahan tantangan lingkungan yang ada saat ini menjadi peluang bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mengedepankan green input, green process, maupun green output serta segala hal yang berhubungan dengan penyelamatan lingkungan hidup yang dilakukan oleh perusahaan (Grant, John, 2007).Salah satu perusahaan yang terkenal sebagai green company adalah The Body Shop. Perusahaan ini selalu mengedepankan lingkungan sosial. Gerai The Body Shop selalu dipenuhi dengan poster-poster lingkungan yang menentang pembuangan limbah ke laut atau aksi-aksi sosial lainnya yang mengarah pada penyelamatan bumi, salah satunya poster yang memiliki slogan “Enrich not Exploit‖.
Dalam memproduksi produknya The Body Shop selalu menggunakan bahan baku alami atau mencegah pemakaian barang-barang yang tidak dapat di daur ulang, salah satunya dengan pemakaian biodegradable bag yang dapat terurai dalam 2 tahun. Bahkan perusahaan ini mengalihkan keuntungan perusahaan yang didapat untuk program-program penyelamatan lingkungan contohnya aksi penyelamatan paus, penyelamatan hutan hujan, Amnesty International, Friends of the Earth, atau bahkan aksi penanaman pohon.
Pelaksanaan Environmental Principle oleh The Body Shop
The Body Shop berkomitmen untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan dari aktivitas bisnis. Tindakan nyata yang dilaksanakan oleh The Body Shop sebagai bentuk komitmen perusahaan terhadap lingkungan antara lain:
1. Mengurangi dampak lingkungan melalui inovasi dalam pembangkit energi hijau, penghematan energi, pembelian energi hijau, menggunakan sistem manajemen yang efektif. Komitmen The Body Shop dalam upayanya penghematan sumber energi dan penggunaan energi ramah lingkungan
2. Terus menetapkan target lingkungan yang dapat dicapai untuk semua bagian dari kegiatan The Body Shop.
3. Memprioritaskan upaya pada isu-isu kegiatan The Body Shop yang memiliki dampak langsung terhadap lingkungan, serta
88 Ferrinadewi, Erna. 2005. Atribut Produk yang Dipertimbangkan dalam Pembelian Kosmetik dan Pengaruhnya pada Kepuasan Konsumen di Surabaya.
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2 (September), pp : 139-151.
mempengaruhi orang lain untuk membantu mengurangi dampaknya juga.
4. Menempatkan diri pada tindakan inovatif yang melampaui persyaratan legislatif saat ini, dan menggunakan jangkauan internasional untuk mengubah perilaku dengan cara yang mengkapitalisasi pada komitmen yang sudah dibuat kepada konsumen, pemasok danfranchise.
5. Menkomunikasikan kebijakan The Body Shop dengan jelas kepada pemasok dan mitra bisnis lainnya untuk mengurangi dampak lingkungan dari aktifitas bisnis The Body Shop.
Pelaksanaan Peduli Lingkungan dalam Internal Perusahaan The Body Shop
Di dalam nilai (value) yang dimiliki oleh The Body Shop nilai dari Protect the Planet merupakan suatu nilai yang diusung oleh The Body Shop Internasional untuk menunjukkan kepedulian perusahaannya terhadap keberlanjutan lingkungan The Body Shop berkomitmen untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dengan cara mengurangi konsumsi energi dan mengurangi sampah di dalam aktivitas bisnis The Body Shop.
The Body Shop berkomitmen untuk memenuhi target mengurangi dampak langsung yang dihasilkan oleh toko, kantor, dan pusat distribusi perusahaan pada tahun 2020.
Pada tahun 2010, total emisi CO2 dari aktivitas bisnis di toko-toko, kantor-kantor dan pusat distribusi adalah 45.600 ton. Sebagian besar ini berasal dari konsumsi listrik. Semua toko The Body Shop di Inggris saat ini sudah disediakan listrik dari sumber energy terbarukan dan sumber karbon yang dimiliki rendah. The Body Shop mengganti pencahayaan dengan menggunakan lampu LED yang memerlukan listrik lebih sedikit dan lebih awet. Dalam beberapa toko The Body Shop diterapkan sistem otomatis untuk mengontrol peralatan semeperti pemanas dan pendingin udara. Di Littlehampton, kantor pusat The Body Shop telah menggunakan atap panel tenaga surya sehingga menghemat penggunaan listrik hingga 25%.89
Peran The Body Shop dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
The Body Shop sangat menyadari perlunya proteksi lingkungan dan kesinambungan yang berwawasan lingkungan, oleh sebab itu kedua hal tersebut menjadi bagian dari visi misi perusahaan. Selain itu, The Body Shop memiliki konsistensi yang tinggi terhadap nilai-nilai lingkungan yang meliputi seluruh aspek yang ada dalam perusahaan baik pengembangan
89 Wood Positive Reforestation and Forest Preservation Annual Report to The Body Shop. (2012).
produk, produksi, pengelolaan energi dan limbah, produksi konsumen maupun kebijakan lingkungan. Tetapi untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, komitmen dari setiap karyawan akan tanggung jawab lingkungan harus terus menerus didukung oleh pimpinan yang karismatik.
The Body Shop berperan aktif dalam menyelesaikan masalah lingkungan global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang biasa dilakukan drngan mengadakan kampanye meliputi keamanan produk yang dikonsumsi oleh manusia, proteksi ekosistem, mengurangi populasi dan konservasi energi dan sumber daya alam. The Body Shop juga mengedukasi seluruh karyawan agar mempunyai motivasi bertanggung jawab terhadap lingkungan dalam melaksanakan setiap aktivitasnya. Selain itu, The Body Shop berperan meningkatkan kebijaksanaan, program dan kinerja yang berwawasan lingkungan untuk dapat memenuhi keinginan konsumen. Hal-hal tersebut dilakukan oleh The Body Shop dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Isu-isu Gender The Body Shop
The Body Shop adalah sebuah perusahaan kosmetik terkenal yang mengangkat konsep Unusual Business dalam menjalankan usahanya.
Konesp ini dilatarbelakangi keyakinan bahwa sebuah perusahaan tidak boleh hanya bertujuan untuk mencari profit semata,namun juga harus memiliki tanggung jawab.Perusahaan yang didirikan oleh seorang perempuan bernama Anita Roddick, seorang wanita Inggris yang juga merupakan aktivis hak asasi manusia ini aktiv dalam melakukan kampanye-kampanye terkait isu-isu sosial seperti kesetaraan gender, isu-isu lingkungan hidup, dan hak asasi manusia.
Komitmen The Body Shop dalam kemajuan perempuan terhadap isu gender dan lingkungan dapat dilihat dari beberapa contoh,salah satunya adalah The Body Shop mempunyai program Think Act Change, sebuah kompetisi film dokumenter yang mulai diselenggarakan sejak beberapa tahun lalu. Melalui film dokumenter diharapkan akan terangkat berbagai hal yang menjadi realitas di masyarakat, terutama yang berhubungan dengan isu-isu gender dan pada saat yang bersamaan diharapkan akan tercipta pula partisipasi publik untuk memahami dan mengubah keadaan ke arah yang lebih baik.
Project Change: Master Class Category adalah partisipasi Kalyana Shira Foundation dalam penyelengaraan Think-Act-Change: The Body Shop Documentary Film Competition 2008, mengusung Tema besar yang didukungWorkshop Master Class Project Change adalah Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi, di mana akan mengangkat topik ―Penyakit Menular Seksual: Stigma dan Akses Kesehatan, Pendidikan Sex di Sekolah, Kebijakan Kesehatan dan Peran Bidan serta Dukun Beranak, dan Kerusakan Lingkungan dan Kerentanan Kesehatan Perempuan.‖
The Body Shop juga pernah mengadakan Kampanye “Stop Violence in the Home” yang berlangsung pada tahun 2003 menyoroti kekerasan dalam rumah tangga. Produk kampanye The Body Shop meningkat lebih dari 2 (dua) juta untuk mendukung kelompok yang memberi saran, bantuan dan tempat penampungan bagi mereka yang terkena dampak tersebut. Kampanye tersebut juga turut membantu dalam mengubah undang-undang mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia dan Korea. Defend Human Rights dan Active Self-Esteem merupakan dua dari lima value/nilai yang diutamakan dalam kampanye yang dilakukan tersebut untuk membela hak asasi manusia dan harga diri perempuan.The Body Shop tidak hanya aktif dalam mengkampanyekan informasi dan solusi seputar KDRT, namun pula ikut mendonasikan hasil penjualan produknya kepada Pundi Perempuan dan Women Crisis Centre (WCC) di Indonesia.
Seiring dengan gerakan perempuan, dewasa ini gencar didengung-dengungkan adanya kesetaraan gender. Beberapa iklanpun mencoba untuk merespon realita ini dengan cara menggambarkan representasi gender yang setara, seperti yang diketengahkan oleh iklan The Body Shop. Dengan demikian individu akan menolak nilai yang tidak sesuai dengan keyakinannya, yang akan berimplikasi pada terpotongnya proses sosialisasi ketidakadilan gender yang dilakukan oleh televisi melalui iklan-iklannya yang seksis. Sebaliknya bila yang termuat dalam sebuah iklan adalah ideologi gender yang setara, nilai ini akan terinternalisasi ke dalam pola pikir individu, sehingga semakin menguatkan keyakinan akan kesetaraan gender yang dimilikinya. Dengan upaya ini diharapkan bahaya laten yang disebarkan oleh iklan seksis dapat ditanggulangi.
Anita Roddick selaku pendiri The Body Shop mengaku adalah seorang perempuan yang memiliki keinginan dan idealisme yang tinggi untuk ikut serta berperan aktif dalam melestraikan bumi dan mendukung perubahan global ke arah yang lebih baik. Status gender sebagai seorang permpuan tidak menghalanginya untuk berbuat bahkan lebih dari yang dianggap selama ini hanya bisa dilakukan oleh kaum pria. Dengan komitmen dan cita-cita yang tinggi pula,Anita Roddick berhasil membuktikan kesuksesannya dalam bidang bisnis yang sekaligus melibatkannya dalam banyak kampanye dan kegiatan sosial lainnya di hampir seluruh belahan dunia. Hal ini tentu menginspirasi banyak wanita di dunia untuk ikut membuktikan dan meng-eksplore diri semaksimal mungkin agar ikut mengambil peran penting di berbagai sisi kehidupan tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang wanita.
Kesimpulan
The Body Shop merupakan perusahaan kosmetik multinasional yang menerapkan prinsip- prinsip green marketing dari mulai proses
produksi hingga proses pemasarannya. Di dalam aktivitas bisnisnya, The Body Shop terus mendukung berbagai isu global seperti upaya pelestarian lingkungan dan kesetaraan. Dalam sejarah perkembangannya, The Body Shop tentunya juga pernah mengalami pasang surut di dunia bisnis, terutama dikarnakan konsumen yang belum semuanya paham dan peka terhadap isu-isu global, belum lagi persaingan harga dan kualitas dengan brand-brand kosmetik lainnya yang pada akhirnya memicu The Body Shop untuk terus berinovasi agar mampu bertahan di dunia bisnis dan tetap bisa melakukan kampanye-kampanye sosial seperti visi misi awal The Body Shop.
Dalam era global seperti saat ini, sudah terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi bukanlah satu-satunya alat ukur yang dapat menjamin kesejahteraan. Pembangunan yang berkelanjutan membutuhkan banyak aspek lain selain ekonomi untuk terus diperhatikan. Kelestarian lingkungan yang selama ini seringkali terbaikan,kesenjangan yang semakin dalam diantara lapisan masyarakat dan rendahnya kualitas hidup menjadi isu-isu global yang mulai harus dipertimbangkan.
The Body Shop merupakan salah satu contoh perusahaan yang memiliki attitude yang baik dalam menjalankan bisnisnya. Kepekaannya terhadap kehidupan membawa The Body Shop semakin lama semakin menarik perhatian masyarakat. Tujuan utama The Body Shop yang bukan sekedar mencari profit saja juga membuat The Body Shop memilih menggunakan prinsip green marketing sebagai salah satu cara memelihara dan memasarkan produknya. Hal ini tentunya merupakan contoh yang baik dan perlu untuk di contoh oleh perusahaan-perusahaan di masa sekarang agar ikut berpartsipasi dalam proses pembangunan berkelanjutan melalui bisnis-bisnis yang tidak semata-mata meningkatkan keuntungan tapi juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
Daftar Pustaka
Ansar, Novera. 2013. Impact of Green Marketingon Consumer Purchase Intention
Mediterranean Journal of Social Sciences,4(11): 650-655. Italy: MCSER Publishing.Brown, Michael Barratt. (1993). Fair Trade: Reform and Realities in the International Trading System. New Jersey: Zed Books Ltd
Belz, F.-M., & Peattie, K. (2009). Sustainability marketing: A global perspective. West Sussex: Wiley. Byrne, Michael 2003.
Understanding Consumer Preferences Across Environmental Marketing Mix Variations. OIKOS University of Newcastle
Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ferrinadewi, Erna. 2005. Atribut Produk yang Dipertimbangkan dalam Pembelian Kosmetik dan Pengaruhnya pada Kepuasan Konsumen di Surabaya. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2 (September), pp : 139-151.
Haryadi, R (2009). Pengaruh strategi green marketing terhadap pilihan konsumen melalui pendekatan marketing mix dengan studi kasus The Body Shop, Jakarta. Jurnal Universitas Indonesia Lozada, H.R.
2000. Ecological Sustainability and Marketing Strategy : Review and Implication. Seton Hall University
Octaviani, A (2011). Pengaruh strategi green marketing terhadap loyalitas pelanggan The Body Shop dikalangan Mahasiswa. Jurnal LPPM Unair
Ottman, J.A. Stafford E.& R. Hartman. C.L. 2006 Green Marketing Myopia : Ways to Improve Consumer Appeal for Environmentally Preferable Products. Environment Volume 48, Number 5 pp 22-36 Heldref Publications, 2006.
Peattite, S. (2001).Targeting consumers who are care of Green Issue.
Manhattan Press Journal.
Hadi, Sudharto P. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. 2007.
Yogyakarta : Gama Press
Wibowo, Buddi, 2002, Green Consumerism dan Green Marketing :
Wibowo, Buddi, 2002, Green Consumerism dan Green Marketing :