• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi dan Operasi

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN BELIMBING MANIS (Halaman 118-123)

B. Matriks SWOT/TOWS

VI. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

6.5 Produksi dan Operasi

Produksi dan operasi terbagi atas dua tahap, yaitu produksi dan operasi di tingkat anggota PKPBDD (petani belimbing) dan di tingkat lembaga, yaitu PKPBDD sendiri. Produksi dan operasi di tingkat anggota (petani) adalah kegiatan yang terkait dengan budidaya belimbing dari mulai penyiapan lahan hingga pasca panen. Produksi dan operasi di tingkat lembaga (PKPBDD) terkait dengan kegiatan pasca panen, yaitu menyiapkan belimbing hasil produksi petani agar sesuai dengan permintaan pasar.

Produksi dan operasi di PKPBDD dijalankan oleh divisi produksi yang memiliki satu orang manajer, enam orang staf produksi, dan satu orang supervisi. Kegiatan produksi umumnya berlangsung selama enam hari, yaitu hari Senin sampai hari Sabtu dari pukul 13.00 hingga 22.00. Akan tetapi, suplai belimbing yang belum konstan setiap harinya terkadang mempengaruhi jam kerja tersebut. Pada saat musim panen dimana supaly belimbing berlimpah, kegiatan produksi dan operasi dapat berlangsung hampir 24 jam. Sebaliknya, jika tidak pada musim panen, kegiatan produksi dan operasi dapat berlangsung kurang dari jam kerja yang telah ditentukan.

Urutan kegiatan produksi dan operasi di PKPBDD adalah sebagai berikut 1. Pengumpulan

Pengumpulan adalah kegiatan mengumpulkan atau membeli belimbing yang telah dipanen oleh petani. Pengumpulan dilakukan dengan cara koperasi mendatangi setiap kebun belimbing yang dipanen dan biasanya dilakukan pada pukul 13.00 hingga 16.00. Jika panen raya, pengumpulan dapat berlangsung hingga malan hari. Kegiatan pengumpulan hanya dilakukan jika ada petani anggota yang melakukan panen. Petani yang hendak melakukan panen terlebih dahulu melapor kepada koperasi untuk memudahkan pengumpulan.

Petani yang melakukan panen dianjurkan untuk melakukan kegiatan pasca penen sesuai dengan SOP, yaitu kegiatan pembersihan dan sortasi. Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan kotoran maupun debu yang menempel pada belimbing, dilakukan menggunakan sarung tangan dan kain basah. Sortasi dilakukan untuk memisahkan belimbing menurut bentuk, ukuran, dan warna buah, tingkat kecacatan akibat serangan OPT maupun kesalahan teknis, dan bobot buah.

Belimbing kemudian dimasukkan ke dalam box/kontainer bambu yang

telah diberi alas dengan susunan searah dan setiap susunan terpisah. Wadah kemudian ditutup dengan kertas dan dilakukan pencatatan sesuai format yang diberikan koperasi. Belimbing yang telah melalui proses di atas kemudian diangkut menggunakan mobil ke koperasi.

2. Pembersihan, Sortasi, dan Grading

Belimbing yang telah tiba di koperasi biasanya harus melewati proses pasca panen yang sama, yaitu cleaning, sortasi, dan grading. Hal ini disebabkan

karena petani biasanya tidak melakukan kegiatan pasca panen dengan baik sesuai SOP. Selain itu, pasca panen tambahan perlu dilakukan sesuai dengan memenuhi permintaan pasar dan untuk memenuhi persyaratan mutu. Persyaratan mutu buah belimbing dapat dilihat pada Lampiran 4.

3. Pengemasan

Hasil dari kegiatan sortasi adalah belimbing yang telah memenuhi persyaratan mutu dan terdiri dari tiga grade, yaitu grade A, B, dan C. Belimbing grade C dikemas dalam bentuk curah menggunakan kontainer rotan 50 kilogram. Pengemasan ini disesuaikan dengan pangsa pasar grade C terdiri pasar tradisional dan pengolahan. Belimbing grade A dan B dikemas secara khusus menggunakan

wrapping. Sebelum di-wrapping, belimbing ditempel dengan label merk

“Belimbing Dewa Depok”. Wrapping grade A terdiri dari tiga sampai empat buah

per wrapping sedangkan grade B terdiri dari lima sampai enam buah per wrapping. Setelah di-wrapping, belimbing kemudian dimasukkan ke dalam karton

khusus kapasitas 10 wrapping per karton dengan berat netto tujuh kilogram.

Selain menggunakan kemasan wrapping, belimbing ada juga yang langsung

dimasukkan ke dalam karton dengan desain khusus dengan kapasitas 24 buah per karton.

4. Tranportasi

Belimbing yang telah dikemas dan siap dipasarkan kemudian didistribusikan ke pasar menggunakan mobil. Pendistribusian biasanya dilakukan pada pagi hari, yaitu pukul 05.00 hingga selesai. Waktu distribusi ini terutama disesuaikan dengan permintaan pasar yang pada umumnya menghendaki belimbing diantar pada pagi hari. Selain itu, distribusi pada pagi hari memiliki

kelebihan dibandingkan dengan siang hari, yaitu dapat mempercepat waktu distribusi dan juga mengurangi kemungkinan penurunan kualitas akibat temperatur yang tinggi di siang hari.

PKPBDD telah menyusun jadwal transportasi untuk menjamin kelancaran distribusi belimbing ke pasar. Setiap fasilitas mobil telah memiliki sopir, tujuan, dan waktu pemberangkatan yang telah ditentukan. Pada Tabel 16 dapat dilihat contoh jadwal yang telah disusun.

Tabel 16. Jadwal Transportasi Belimbing di PKPBDD

Fasilitas Kapasitas

angkut

Waktu

berangkat Tujuan

Mobil Box 410 kg atau 41

box 06.30

Cinere, Ciputat, PS Kramat jati, Maxim Fruit Market (Gajah Mada), Green Garden, Jakarta Fruit Market (Green Ville), Total Buah Segar (Pondok Indah, Kelapa Gading)

Mobil Bak 484 kg atau 67

box 05.00

Superindo (Cikarang Selatan), Mukti Buah dan Top Buah Segar (Caman Bekasi)

Mobil Engkel 1594 kg atau 208

box 05.00 PT Carrefour

Sumber : Manajemen PKPBDD, 2008

Bahan baku merupakan faktor penting bagi kegiatan produksi dan operasi. Bahan baku di PKPBDD adalah belimbing segar yang dihasilkan petani belimbing di Kota Depok. Saat ini, tercatat 239 orang petani yang telah menyalurkan belimbing ke koperasi. Jumlah keseluruhan petani belimbing di Kota Depok adalah 650 orang. Potensi belimbing di Depok mencapai 3000-4000 ton per tahun. Jumlah tanaman yang menghasilkan mencapai 24.503 pohon sedangkan tanaman yang belum menghasilkan mencapai 4549 pohon. Permasalahan utama dari bahan baku adalah dalam hal kontinyuitas. Pasokan bahan baku masih berfluktuasi tergantung waktu panen petani.

6.6 Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

PKPBDD hingga saat ini belum memiliki bagian khusus yang melakukan kegiatan litbang. Litbang masih mengandalkan kerjasama dengan pihak luar, misalnya Dinas Pertanian dan lembaga-lembaga pendidikan. Contoh hasil litbang yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kota Depok adalah SOP (Standar Operational Procedure) belimbing manis, penelitian tingkat permintaan

belimbing untuk daerah Jabodetabek dan Bandung, serta penelitian tentang perilaku konsumen. Hasil penelitian dari pihak institusi pendidikan misalnya adalah tentang komposis zat gizi belimbing dan olahannya.

6.7 Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang dijalankan koperasi masih secara manual, yaitu dengan mengandalkan informasi dari pengurus, petani, dan pemerintah. Komputerisasi pada SIM belum diterapkan dengan alasan biaya yang tinggi dan dirasakan belum tepat guna. Akan tetapi, sebagai langkah awal untuk menunjang sistem informasi dan sekaligus sebagai media promosi, koperasi telah didukung oleh fasilitas internet (website). Website tersebut memuat informasi

tentang keadaan umum koperasi, manajemen, produk dan produksi, dan artikel-artikel yang berhubungan dengan perkembangan belimbing di Kota Depok. Selain itu, website juga meminta tanggapan masyarakat mengenai hal-hal yang

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN BELIMBING MANIS (Halaman 118-123)