• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosial dan Budaya

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN BELIMBING MANIS (Halaman 128-132)

B. Matriks SWOT/TOWS

VII. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

7.1 Lingkungan Makro .1 Demografi .1 Demografi

7.1.3 Sosial dan Budaya

Faktor sosial dan budaya yang patut diperhatikan oleh PKPBDD adalah gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Kesadaran masyarakat yang semakin baik akan gaya hidup sehat dan pentingnya kecukupan gizi dari buah-buahan menjadikan pengembangan komoditi ini memiliki prospek yang bagus10.

Belimbing termasuk salah satu buah yang dapat dipilih sebagai pelengkap menu sehat. Selain memiliki kandungan gizi baik, belimbing sendiri dikenal sebagai buah yang berkhasiat dalam mengobati beberapa penyakit seperti

hypertensi, stroke, diabetes, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan belimbing

memiliki segmen pasar khusus di kalangan menengah ke atas yang pada kenyataannya rawan terserang penyakit tersebut.

Gaya hidup dan pola konsumsi sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Berdasarkan nilai rata-rata konsumsi per kapita menurut tingkat pendapatan, pengeluaran untuk komoditi buah-buahan menempati urutan ke delapan setelah padi-padian, makanan/minuman jadi, tembakau/sirih, ikan, telur/susu, daging, dan sayuran. Hal ini menunjukkan bahwa buah-buahan masih menjadi menu pelengkap bagi sebagian masyarakat. Tingkat konsumsi per kapita selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.

Pada Lampiran 2, rata-rata konsumsi buah-buahan per kapita tahun 2006 adalah sebesar 2,05 persen dari pengeluaran total. Nilai ini mengalami penurunan dari tahun 2005 yang mencapai 2,43 persen. Secara umum, tingkat konsumsi buah-buahan per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan dalam empat tahun terakhir. Pada lampiran 3, perkembangan dari tahun 2003 hingga 2006        

10

berturut-turut dalam satuan kilogram per tahun adalah 29,44 ; 27,19 ; 25,17 ; dan 23,56. Tingkat konsumsi belimbing sendiri menunjukkan angka konstan selama empat tahun tersebut, yaitu 0,05 kilogram per tahun. Angka ini jauh di bawah pisang yang merupakan angka konsumsi tertinggi, yaitu mencapai 8,89 kilogram per tahun.

Rendahnya konsumsi belimbing disebabkan karena belimbing sendiri bukan merupakan buah yang populer dikonsumsi, seperti jeruk, pisang, apel, rambutan, dan sebagainya. Belimbing dikonsumsi lebih dikarenakan khasiatnya dalam mengobati beberapa macam penyakit daripada cita rasanya. Belimbing memiliki segmen pasar tersendiri yang sebagian besar berasal dari kalangan menengah ke atas.

Faktor lain yang juga mempengaruhi perumusan strategi perusahaan dalam lingkungan sosial dan budaya adalah posisi tanggung jawab sosial pada lingkungan dimana perusahaan berada. Terkait dengan lingkungan sosial, PKPBDD memiliki misi sosial untuk meningkatkan kesejahterahan petani dan mengurangi pengangguran. Beberapa kebijakan yang diambil misalnya adalah pemberian bantuan modal pada petani yang tidak mampu dan penyerapan tenaga kerja pengolahan di lingkungan sekitar UKM. PKPBDD diharapkan dapat menjadi lembaga keuangan mikro agribisnis dalam perkembangannya.

7.1.4 Fisik

Pertumbuhan ekonomi perkotaan dapat membawa dampak positif dan negatif bagi fungsi kota secara keseluruhan. Konsekuensi logis dari pertumbuhan ekonomi perkotaan adalah tingginya kebutuhan akan penyediaan kawasan pemukiman beserta seluruh fasilitas umum dan sosial. Implikasinya adalah

semakin banyak lahan hijau yang beralih fungsi menjadi lahan terbangun. Hal ini menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan perkotaan.

Usaha pengembangan belimbing di Kota Depok merupakan bagian dari pembangunan pertanian perkotaan yang berwawasan lingkungan. Sebagian besar kebun belimbing merupakan lahan pekarangan yang berada di kawasan pemukiman penduduk. Adanya kebun-kebun belimbing tersebut diharapkan dapat menjadi ruang hijau yang memberikan dampak positif pada lingkungan.

PKPBDD merupakan lembaga jasa yang pada kegiatannya tidak menimbulkan limbah berbahaya. Limbah yang dihasilkan biasanya hanya berupa belimbing yang tidak terjual dan membusuk. Limbah ini juga masih dapat dimanfaatkan menjadi pupuk atau pakan ikan. Kontribusi PKPBDD pada lingkungan terjadi secara tidak langsung. Hal ini terkait dengan fungsi PKPBDD sebagai lembaga pemasaran yang berpihak pada petani. Jika pemasaran belimbing dapat dilakukan dengan baik, maka banyak petani dan masyarakat yang akan tertarik dalam agribisnis belimbing. Ketertarikan itu diwujudkan dengan adanya intensifikasi dan ekstensifikasi pada budidaya belimbing. Hasilnya adalah adanya perluasan lahan hijau yang memberikan dampak positif pada lingkungan.

7.1.5 Teknologi

Teknologi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada perumusan strategi. Perusahaan harus dapat melihat peluang dan memanfaatkan teknologi yang paling sesuai dengan jenis usahanya. Teknologi yang sesuai adalah yang dapat memberikan manfaat semaksimal mungkin dengan biaya yang seminimal mungkin.

Buah-buahan merupakan bagian dari produk pertanian yang memiliki sifat

perishable atau mudah rusak. Untuk mengatasi hal tersebut, komoditi

buah-buahan harus mandapatkan penanganan dengan teknologi yang sesuai. Teknologi yang digunakan dalam pasca panen buah-buahan sangat menentukan daya tahan komoditi tersebut. Hal ini terutama berkaitan dengan rekayasa lingkungan tempat buah-buahan disimpan.

Teknologi penyimpanan dapat mengatur suhu dan kelembaban pada tingkat tertentu sehingga proses pemasakan buah berjalan lebih lambat. Beberapa buah-buahan telah dikemas menggunakan kemasan khusus yang dapat memperlambat proses pemasakan sehingga dapat disimpan lebih lama. Buah-buahan yang memiliki metabolisme tinggi dan sangat rentan pada kerusakan dapat diolah menjadi beberapa produk turunan. Misalnya saja belimbing dapat diolah menjadi sari buah, juice, keripik, manisan, selai, buah kaleng, dan

sebagainya. Selain dapat memperpanjang masa simpan, pengemasan dan pengolahan juga memberikan nilai tambah dari suatu komoditi.

Sifat mudah rusak yang dimiliki komoditi pertanian menuntut pemasaran yang efektif dan efisien. Salah satu tujuannya adalah agar produk tersebut bisa sampai di tangan kosumen dalam keadaan fresh dan juga menghindari susut akibat

kerusakan fisik. Pemasaran yang efektif dan efisien tentunya harus didukung dengan promosi yang tepat.

Jika dikaitkan dengan perkembangan teknologi, salah satu inovasi teknologi abad-20 yang sangat mendukung promosi suatu produk adalah internet. Internet adalah alat informasi dengan biaya termurah dan cepat memberikan informasi ke seluruh dunia. Selain sebagai media promosi, internet juga dapat

digunakan sebagai media transaksi secara on-line, sumber berbagai informasi

tentang pasar dan pesaing, serta media penghubung dengan pelanggan.

Terkait dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh PKPBDD, teknologi yang dirasakan penting adalah teknologi informasi, teknologi pasca panen (penyimpanan), dan teknologi pengolahan. Mengenai teknologi informasi, PKPBDD telah menggunakan fasilitas komputer dan internet sebagai pendukung manajemen informasi dan promosi. Teknologi penyimpanan belum dimiliki oleh PKPBDD, sementara teknologi pengolahan ditangani oleh enam UKM dan sedang terus dikembangkan.

Pengembangan teknologi produksi dan pengolahan didukung oleh letak PKPBDD yang cukup strategis, yaitu berdekatan dengan beberapa institusi yang menjadi pusat keunggulan iptek seperti Balai Pengembangan Teknologi yang berada di bawah Departemen Pertanian dan juga institusi pendidikan seperti Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor.

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN BELIMBING MANIS (Halaman 128-132)