• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

D. Prosedur penelitian

Borg & Gall dalam Nusa Putra (2013) menyatakan bahwa prosedur penelitian pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1) mengembangkan produk, dan (2) menguji keefektivan produk dalam mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan sedangkan tujuan kedua disebut sebagai validasi. Dengan demikian, konsep penelitian dan pengembangan lebih tepat diartikan sebagai upaya pengembangan produk yang sekaligu disertai dengan upaya validasinya. Dengan tidak mengurangi proses validasi dalam penelitian ini, tahap-tahap tersebut direduksi pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Alur Penelitian dan Pengembangan Borg & Gall Direduksi

Desain pengembangan model Borg and Gall pada penelitian ini memuat beberapa tahapan hal penting antara lain:

1) Analisis Kebutuhan

Tahap analisis kebutuhan dengan subyek penelitian 22 siswa sebagai subyek dan 2 orang guru IPA MTs. Penelitian berangkat dari adanya temuan temuan permasalahan yang timbul dilapangan. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi

Perencanaan

Uji lapangan utama

Merevisi hasil lapangan utama

Uji lapangan operasional

Penyempurnaan produk operasional Analisis Kebutuhan

Pengembangan draf produk Uji lapangan awal

Merevisi hasil uji lapangan awal

permasalahan pada penyelenggaraan pembelajaran IPA di MTs YAPPI Mulusan. Pengembangan modul tahap ini dilakukan dengan cara: 1) Analisis hasil pengungkap kebutuhan guru dan siswa untuk menentukan kebutuhan bahan ajar; 2) Analisis hasil UAN untuk menentukan kompetensi dasar; 3) Analisis buku IPA yang digunakan dalam pembelajaran guna menetukan modifikasi bahan ajar yang akan di kembangkan. Permasalahan yang muncul dijadikan dasar langkah berikutnya dalam perancangan produk yang akan dibuat. Observasi dan wawancara dilajukan pada sarana dan pada kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga diperoleh informasi yang berhubungan dengan sekolah dalam usaha memperbaiki pembelajaran.

2) Tahap perencanaan

Temuan masalah yang diperoleh akan dijadikan dasar untuk langkah berikutnya yaitu perancangan produk yang akan dibuat yaitu modul IPA terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku untuk meningkatkan hasil belajar untuk kelas VIII. Tahap penelitian mengacu pada langkah-langkah penelitian Borg & Gall yang tahapannya telah direduksi menjadi 9, pada tahap perencanaan ini sebagai berikut: a. Pengembangan matrik modul IPA Terpadu berbasis SETS

Pembuatan matrik bertujuan untuk merancang dan memberi gambaran tentang kegiatan dan materi apa saja yang terdapat di dalam modul. Di dalam matrik dirancang kegiatan pembelajaran dengan alur SETS. Alur SETS meliputi invitasi/inisiasi, pembentukan konsep, aplikasi konsep, dan pemantapan konsep. Pembelajaran IPA dengan alur SETS diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penyusunan instrumen validasi modul yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap modul yaitu angket validasi modul oleh pakar dan praktisi.

b. Penyusunan instrumen pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan soal kognitif.

c. Penyusunan instrumen validasi RPP dan soal kognitif yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap RPP dan soal kognitif yaitu angket validasi oleh pakar dan praktisi.

3) Pengembangan Draft Produk dan Validasi

Tahap ini akan dirancang modul pembelajaran IPA terpadu berbasis SETS. Tahap perencanaan dilaksanakan bertujuan agar bahan belajar yang dikembangkan dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. commit to user

Penyusunan awal draf modul akan dihasilkan draf modul dengan sekurang kurangnya mencakup di dalamnya yaitu :

a) Judul modul yang menggambarkan materi yang akan dijabarkan di dalam modul IPA terpadu

b) Indikator kompetensi yang akan tercapai setelah mempelajari modul IPA terpadu c) Materi yang berisi penegtahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dipelajari dan

dikuasai oleh siswa.

d) Prosedur atau kegiatan yang harus diikuti siswa untuk mempelajari modul. e) Soal-soal dan tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh siswa.

f) Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi

g)Kunci jawaban dari soal, latihan, dan pengujian

Dari pengembangan modul tahap ini menghasilkan produk berupa draft modul yang siap masuk tahap validasi ahli.

Produk awal berupa draf modul diserahkan kepada ahli untuk dievaluasi dan divalidasi. Ahli sebagai subyek penelitian antara lain:

a)Dosen ahli (materi, media) yang ditunjuk oleh prodi pendidikan Sains UNS. b)Ahli bahasa (guru bahasa indonesia dengan kulifikasi S-2).

c)Praktisi ahli (guru senior) dengan kualifikasi sudah mengajar minimal 10 tahun dan pendidikan S-2.

Tahap validasi bertujuan untuk menilai kelayakan modul dari segi komponen kelayakan materi, kebahasaan, dan penyajian. Untuk menilai draf awal modul yang dilakukan oleh ahli dengan acuan Depdiknas 2008 tentang penulisan modul, dan buku Anna Poedjiadi tahun 2010 untuk SETS. Hasil revisi pada tahap ini menghasilkan produk berupa draft I modul yang siap untuk uji lapangan awal.

4) Uji Lapangan Awal

Tahap uji lapangan awal dilakukan dengan draf I dengan subyek penelitian siswa MTs sebanyak 3 siswa dengan karakteristik siswa pandai, sedang dan kurang pandai. Uji lapangan awal ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap modul sebelum uji lapangan utama. Pada uji lapangan awal ini, setiap siswa diberikan draf I modul untuk dipelajari. Setelah itu siswa diminta untuk mengisi angket tentang pendapatnya mengenai kesulitan-kesulitan yang ditemukan saat membaca drat I modul. commit to user

5) Revisi Hasil Uji Lapangan Awal

Pada tahap ini dilakukan evaluasi hasil uji lapangan awal dan mengkaji kekurangannya. Berdasarkan hasil evaluasi, maka akan dilakukan penyempurnaan untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Hasil revisi pada tahap ini menghasilkan produk berupa draf II modul yang siap masuk tahap uji lapangan utama.

6) Uji lapangan Utama

Tahap uji coba terbatas dilakukan dengan draf II dengan subyek penelitian 5 guru IPA dan siswa MTs YAPPI Jetis Saptosari sebanyak 12 siswa dengan karakteristik siswa pandai, sedang dan kurang pandai. Uji lapangan utama ini bertujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa mengenai modul IPA Terpadu sebelum uji lapangan operasional. Pada uji lapangan utama, setiap siswa diberikan draf II modul untuk dipelajari. Setelah itu siswa diminta untuk mengisi angket tentang pendapatnya mengenai kesulitan-kesulitan yang ditemukan saat membaca draf II modul.

7) Revisi Lapangan Utama

Tahap ini dilakukan evaluasi hasil uji coba lapangan utama dan mengkaji kekurangannya. Berdasarkan hasil evaluasi, maka akan dilakukan penyempurnaan untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Hasil revisi pada tahap ini menghasilkan produk berupa draft III modul yang siap masuk tahap uji lapangan operasional. 8) Uji Lapangan Operasional

Tahap uji coba lapangan ini diterapkan menggunakan draf III modul pada kelas VIII MTs YAPPI Mulusan sebagai berikut:

a. Subjek penilaian

Uji coba lapangan diterapkan pada siswa MTs YAPPI Mulusan kelas VIII A sebagai kelas kontrol yang proses belajarnya seperti biasa yang dilakukan oleh guru dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang proses pembelajarannya menggunakan modul IPA terpadu yang dikembangkan.

b. Desain Penelitian

Uji coba lapangan menggunakan metode quasi experiment dengan menggunakan desain penelitian nonequivalent control group design (pretest-postest yang tidak ekuivalen). Desainnya seperti pada Gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2 Desain penelitian Keterangan :

O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen X : Pemberian perlakuan

O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol

O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok kontrol (Sugiyono, 2013:116)

Dalam pelaksanaan penelitian ini, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatment atau perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan modul IPA Terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan grup kontrol diberikan pembelajaran seperti keadaan biasa dengan menggunakan buku sekolah elektronik. Dengan pertimbangan sulitnya pengontrolan terhadap semua variabel yang mempengaruhi variabel yang sedang diteliti maka peneliti memilih eksperimen quasi. Dasar lain peneliti menggunakan desain eksperimen kuasi karena penelitian ini termasuk penelitian sosial.

9) Penyempurnaan Produk Akhir

Setelah melakukan tahap uji lapangan operasional, berbagai data yang diperoleh dalam uji coba ini dijadikan sebagai dasar dalam melakukan revisi dan perbaikan draf III Modul. Setelah draf III modul direvisi dan diperbaiki maka akan dihasilkan modul IPA terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku untuk meningkatkan hasil belajar.