• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proyeksi Tahun 2013-2018

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 94-98)

BELANJA LANGSUNG

3.3. Kerangka Pendanaan

3.3.2. Proyeksi Tahun 2013-2018

Kebijakan Pendapatan Daerah senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang difokuskan pada intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah.

2. Peningkatan kesadaran masyarakat dan dunia usaha/dunia industri untuk taat membayar pajak, melalui penyuluhan, sosialisasi dan pelayanan keliling.

3. Peningkatan pelayanan pajak melalui penerapan ISO 9001-2008, Indeks Kepuasan Masyarakat, penyederhanaan proses serta prosedur perizinan.

4. Pengembangan pelayanan pajak daerah berbasis e-tax.

5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap permasalahan yang terkait dengan upaya peningkatan penerimaan pendapatan daerah.

6. Mendorong peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Perseroan Terbatas (PT).

7. Peningkatan pendapatan daerah melalui pemanfaatan dan pengelolaan aset daerah.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOGOR

8. Peningkatan kerjasama dengan BPN dalam pemutakhiran NJOP melalui penyusunan Zona Nilai Tanah.

9. Peningkatan hubungan dengan Pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta peningkatan kerjasama dengan daerah otonomi lainnya dalam hal peningkatan sumber – sumber pendapatan daerah.

Kebijakan belanja daerah diarahkan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif, upaya tersebut antara lain adalah:

1. Pencapaian target 25 penciri termaju Kabupaten Bogor.

2. Pelaksanaan urusan wajib dan pilihan dengan 26 bidang urusan wajib dan 8 bidang urusan pilihan berdasarkan indikator aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing.

3. Pelaksanaan program/kegiatan yang mengacu pada Standar pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan berdasarkan aturan perundangan.

4. Pelaksanaan program/kegiatan sinergis yang menjadi kebijakan nasional dan Provinsi Jawa Barat.

5. Pemenuhan pelaksanaan janji-janji Bupati dan Wakil Bupati yang langsung disampaikan pada saat kampanye, penjaringan aspirasi masyarakat, serta forum-forum aspirasi lainnya yang disahkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, tercatat dan terdokumentasi.

6. Pemenuhan hasil penjaringan aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui lembaga DPRD dalam kegiatan reses.

7. Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat melalui bantuan keuangan dan bantuan sosial kepada masyarakat.

8. Penyelesaian target pencapaian MDG’s di daerah.

9. Mendukung program nasional pro poor dengan upaya menurunkan angka kemiskinan daerah.

10. Mendukung program nasional pro job dengan upaya untuk menurunkan angka pengangguran daerah.

11. Pemenuhan kebutuhan belanja pegawai, belanja operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pemberian insentif pemungutan pajak dan retribusi daerah bagi hasil pajak, belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja tidak terduga.

Kebijakan pembiayaan daerah adalah :

1. Meningkatkan penerimaan hasil investasi daerah melalui BUMD 2. Peningkatan penyertaan modal daerah

Untuk mengetahui beberapa proyeksi tentang pendapatan daerah dan belanja daerah digunakan beberapa asumsi umum, yaitu : (1) inflasi kisaran 5,5 persen; (2) pertumbuhan ekonomi 5,09 persen; (3) pertumbuhan penduduk 1,2 persen; (4) pengalihan Bea Perolehan Hak Tanah Bangunan (BPHTB) dari pusat ke daerah; dan (5) estimasi proyeksi digunakan trend linier. Hasil Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Bogor 2011-2013, yang ditampilkan pada Tabel 3.43 berikut.

Tabel 3.43.

Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Kabupaten Bogor 2014-2018

Sumber : Analisis, 2014

Dalam melakukan proyeksi, terdapat beberapa asumsi yang mengikat seperti rata-rata kenaikan pajak hotel per tahun yaitu sebesar 17,77 persen dan dikurangi deviasi 5 persen. Pajak Restoran sebesar 16,53 persen dan dikurangi deviasi 10 persen mengingat Restoran dengan omzet di bawah Rp 10 juta/bulan tidak lagi menjadi Obyek Pajak, sementara Pajak reklame kenaikan per tahun sebesar 25,05 persen dan dikurangi deviasi 5 persen, sedangkan pajak reklame diperhitungkan memiliki deviasi 10 persen mengingat reklame sangat tergantung dengan perizinan. Asumsi bahwa Nilai Jual Tenaga Listrik yang dihasilkan oleh sendiri akan dinaikan sebesar 65 persen dan deviasi proyeksi sebesar 5 persen. Pajak pengambilan bahan galian C kenaikan rata-rata per tahun sebesar 14,83 persen dan dikurangi deviasi 10 persen mengingat sering terjadinya overhaul mesin di Indocement dan Holcim sebagai WP terbesar, dampak kenaikan akibat perubahan tarif dan perhitungan PBB (tanpa adanya persen NJKP) adalah sebesar 8 persen. Dengan asumsi tersebut, dapat diperoleh proyeksi pendapatan daerah pada tahun 2017 mencapai Rp. 3,79 triliun dan tahun 2018 mencapai Rp. 3,96 triliun. Lebih detail Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor, ditampilkan pada Tabel 3.45. Sementara itu, proyeksi total belanja daerah Kabupaten Bogor tahun 2014

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

A Belanja Tidak Langsung 1.588.535.622.670 1.768.729.572.492 1.916.301.755.643 2.223.060.033.724 2.352.862.895.145 1 Belanja Pegawai 1.165.595.262.874 1.237.438.133.892 1.425.716.897.367 1.555.296.695.687 1.750.515.740.498 2 Belanja Hibah 2.299.040.863 173.775.136.910 87.167.004.608 218.412.451.359 107.024.903.682 3 Belanja Bantuan Sosial 171.013.670.905 106.081.103.173 202.609.500.982 133.329.969.977 248.766.863.392 4 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa 51.712.640.649 50.204.921.257 38.635.348.645 63.100.971.273 47.437.037.513 5 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan Pemerintahan Desa 102.843.427.161 91.379.088.796 146.442.635.774 114.851.474.968 179.804.377.346 6 Belanja Tidak Terduga 95.071.580.217 109.851.188.464 15.730.368.267 138.068.470.460 19.313.972.715 B Belanja Langsung 1.575.544.796.696 1.721.003.818.962 1.879.892.054.540 2.009.939.073.119 2.126.267.309.351 1 Belanja Pegawai 265.824.546.096,90 277.358.030.610,41 261.538.465.943,14 323.923.013.316 295.815.224.566 2 Belanja Barang dan Jasa 524.598.378.192,06 550.714.832.027,79 668.213.650.173,81 643.173.040.549 755.788.523.387 3 Belanja Modal 785.121.872.407,48 892.930.956.323,65 950.139.938.422,91 1.042.843.019.253 1.074.663.561.399 Jumlah Belanja 3.164.080.419.366 3.489.733.391.453 3.796.193.810.183 4.232.999.106.843 4.479.130.204.496

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOGOR

sebesar Rp. 3,16 triliun dan cenderung meningkat hingga tahun 2018 menjadi sebesar Rp 4,47 triliun.

Tabel 3.44.

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018

Sumber: Dinas Pendapatan, Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor, 2014

Dari hasil proyeksi terhadap total belanja dan pendapatan daerah, terlihat bahwa Anggaran Kabupaten Bogor mengalami surplus sebesar Rp.1,3 trilyun pada tahun 2014 dan cenderung meningkat hingga pada tahun 2018 menjadi sebesar Rp.1,4 trilyun (Tabel 3.45).

Tabel 3.45.

Proyeksi Defisit/Surplus APBD Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018

No Uraian Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

1 Pendapatan Daerah 4.517.199.605.000 4.854.257.393.512 5.155.614.517.275 5.489.081.569.465 5.917.779.811.009

2 Total Belanja Daerah 3.164.080.419.366 3.489.733.391.453 3.796.193.810.183 4.232.999.106.843 4.479.130.204.496

3 Defisit/Surplus 1.353.119.185.634 1.364.524.002.059 1.359.420.707.092 1.256.082.462.622 1.438.649.606.513

4 Rasio Defisit/

Pendapatan (%) 29,95 28,110 26,368 22,883 24,311

Sumber : Analisis, 2014

Jika surplus anggaran berdasarkan tabel diatas sesuai dengan proyeksi, maka alokasi untuk program pembangunan wilayah berupa pembangunan lanjutan akselerasi ekonomi ke wilayah timur dengan membuka jalur jalan poros tengah timur, poros tengah barat, poros Bogor-barat, dapat mengurangi beban anggaran yang diperkirakan menelan biaya sebesar Rp. 2,5 triliun yang merupakan prioritas I. Gagasan ini sejalan dengan apa yang dicanangkan pemerintah pusat berupa percepatan pembangunan ekonomi Indonesia yang tertuang dalam dokumen MP3EI. Program dedicated ini diharapkan dapat didukung pendanaannya oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan dari pihak swasta.

2014 2015 2016 2017 2018 PENDAPATAN 4.517.199.605.000 4.854.257.393.512 5.155.614.517.275 5.489.081.569.465 5.917.779.811.009 A. P A D 1.363.996.369.000 1.563.994.556.412 1.721.439.099.020 1.903.797.940.997 2.105.131.462.335 1. Pajak Daerah 913.789.966.000 1.072.017.644.394 1.204.027.889.050 1.356.073.413.458 1.533.510.122.034 2. Retribusi Daerah 239.245.964.000 223.826.701.650 231.642.826.717 239.357.363.142 247.195.060.324 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 13.244.857.000 14.244.856.928 14.244.856.928 14.244.856.928 14.244.856.928 4. Lain-lain PAD Yang Sah 197.715.582.000 253.905.353.440 271.523.526.325 294.122.307.469 310.181.423.049 B. DANA PERIMBANGAN 2.449.547.101.000 2.562.524.579.050 2.681.150.931.003 2.805.708.600.553 2.936.494.153.580 1. Bagi Hasil Pajak 142.385.356.000 149.504.623.800 156.979.854.990 164.828.847.740 173.070.290.126 2. Dana Alokasi Umum 2.055.944.991.000 2.158.742.240.550 2.266.679.352.578 2.380.013.320.206 2.499.013.986.217 3. Dana Alokasi Khusus 189.997.540.000 189.997.540.000 189.997.540.000 189.997.540.000 189.997.540.000 C. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 703.656.135.000 727.738.258.050 753.024.487.253 779.575.027.915 876.154.195.094 1. Pendapatan Hibah 503.824.000 503.824.000 503.824.000 503.824.000 503.824.000 2. Dana Bagi hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

lainnya 481.232.531.000 505.294.157.550 530.558.865.428 557.086.808.699 653.642.248.617 3. Dana Penyesuaian dan Otonomi - - - - 4. Bantuan Keuangan dari Provinsi 221.509.850.000 221.509.850.000 221.509.850.000 221.509.850.000 221.509.850.000 5. Dana bagi Hasil Retribusi 409.930.000 430.426.500 451.947.825 474.545.216 498.272.477 6.Dana Alokasi Cukai Tembakau - - - -

TARGET URAIAN PENDAPATAN DAERAH

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 94-98)