• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Struktur Ruang

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 45-50)

2.5. Penelaahan RTRW

2.5.1. Rencana Struktur Ruang

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Rencana struktur ruang wilayah meliputi pembagian wilayah pengembangan, rencana sistem pusat kegiatan dan rencana sistem jaringan sarana dan prasarana.

 Wilayah Pengembangan

Wilayah pengembangan adalah kesatuan kelompok wilayah administratif kecamatan yang memiliki kesamaan karakteristik fisik dan fungsi yang diarahkan pengembangannya secara terintegrasi. Pembagian wilayah pengembangan ini dibagi kedalam 3 Wilayah Pengembangan dan 12 Sub Wilayah Pengembangan yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 2.6. Pembagian Wilayah Wilayah

Pengembangan Arahan Fungsi Sub Wilayah Pengembangan Mendorong perkembangan Wilayah Pengembangan (WP) Barat Pengembangan kegiatan pertanian, pertambangan, kehutanan, perkebunan, pariwisata dan budaya, industri, jasa dan permukiman

a. SWP Cigudeg yang meliputi Kecamatan Cigudeg, Kecamatan Nanggung dan Kecamatan Leuwisadeng;

b. SWP Parungpanjang yang meliputi Kecamatan Parungpanjang, Kecamatan Tenjo dan Kecamatan Rumpin;

c. SWP Leuwiliang yang meliputi Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Cibungbulang, Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Tenjolaya;

d. SWP Jasinga yang meliputi Kecamatan Jasinga dan Kecamatan Sukajaya; dan e. SWP Ciampea yang meliputi Kecamatan

Ciampea dan Kecamatan Dramaga Mengendalikan perkembangan Wilayah Pengembangan (WP) Tengah Pengembangan kegiatan pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pusat pelayanan sosial, pusat komunikasi, pusat permukiman perkotaan, Pariwisata dan budaya, Industri ramah lingkungan

a. SWP Cibinong yang meliputi Kecamatan Cibinong, Kecamatan Citeureup,

Kecamatan Sukaraja, Kecamatan

Bojonggede, Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Tajurhalang;

b. SWP Parung yang meliputi Kecamatan Parung, Kecamatan Gunung Sindur, Kecamatan Kemang, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Rancabungur;

c. SWP Cigombong yang meliputi Kecamatan Cigombong, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cijeruk; d. SWP Ciawi yang meliputi Kecamatan

Ciawi, Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung; dan

e. SWP Ciomas yang meliputi Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Tamansari Mengembangkan perkembangan Wilayah Pengembangan (WP) Timur Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa, pertanian, pertambangan, pariwisata, industri manufaktur, pusat permukiman perkotaan.

a. SWP Cileungsi yang meliputi Kecamatan Cileungsi, Kecamatan Gunungputri dan Kecamatan Klapanunggal;

b. SWP Jonggol yang meliputi Kecamatan Jonggol, Kecamatan Cariu, Kecamatan Sukamakmur dan Kecamatan Tanjungsari;

 Sistem Pusat Kegiatan

Sistem pusat kegiatan terbagi atas sistem perkotaan dan sistem pedesaan. Sistem perkotaan disusun secara berhirarkis sesuai dengan ukuran dan fungsi perkotaan sesuai dengan skala pelayanan yang ditentukan. Pembagian struktur pusat kegiatan dalam sistem perkotaan ditetapkan sebagai berikut:

1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN), yaitu Kawasan Perkotaan Bodebek;

2. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) yaitu Perkotaan Cibinong yang merupakan pusat dari SWP Cibinong;

3. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) yaitu perkotaan Cileungsi, Cigudeg, Parungpanjang, dan Jonggol;

4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yaitu perkotaan Parung, Leuwiliang, Jasinga, Cigombong, Ciawi, Ciomas dan Ciampea; dan

5. 29 Pusat Pelayanan Lingkungan Kota (PPLk) yang tersebar di 22 kecamatan yang merupakan pemusatan aktivitas pelayanan di skala lingkungan permukiman pada wilayah perkotaan.

Sedangkan sistem pedesaan dikembangkan untuk memberikan pemerataan pelayanan pada pusat-pusat desa utama yang menjadi simpul aktivitas kegiatan pedesaan dan sebagai instrument untuk memberikan pelayanan ke seluruh wilayah desa. Berdasarkan hal tersebut maka ditetapkan 39 Pusat Pelayanan Lingkungan Desa (PPLd) yang tersebar di 23 Kecamatan. Sistem perdesaan ini dilakukan dengan membentuk Pusat Pelayanan Lingkungan Desa (PPLd) yang dihubungkan dengan sistem jaringan jalan dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk pengembangan perdesaan.

Terkait dengan pengembangan pusat kegiatan diatas fokus pengembangan diprioritaskan pada pengembangan Cibinong Raya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan (PKWp) dengan mendorong Cibinong Raya sebagai Pusat Pemerintahan, Pelayanan Sosial dan Ekonomi, Permukiman, Industri, Riset & Teknologi yang memiliki Skala Provinsi dan antar Kabupaten/Kota. Hal ini terkait dengan pengembangan twin metropolitan Bodebek Karpur sebagai Metropolitan Mandiri dengan sektor unggulan industri manufaktur, jasa, keuangan, serta perdagangan, hotel, dan restoran.

Selain itu untuk pengembangan pusat kegiatan juga didorong untuk mewujudkan 4 kawasan perkotaan lainnya sebagai Pusat Kegiatan Lokal yang di promosikan sebagai kawasan perkotaan yang berpotensi pada bidang tertentu dan memiliki pelayanan skala daerah atau beberapa kecamatan serta berperan sebagai penyeimbang dalam pengembangan wilayah kabupaten. Terkait hal tersebut maka

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOGOR

pengembangan pusat kegiatan tersebut didorong dengan mengembangkan fasilitas dan infrastruktur seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut :

Tabel 2.7.

Sistem Pusat Kegiatan

Sistem Pusat

Kegiatan Program Yang Didorong Lokasi

Perwujudan PKW promosi perkotaan cibinong

Pengembangan rumah sakit cibinong sebagai rumah sakit tipe A

Kecamatan Cibinong Pembangunan sport center di GOR Pakansari Kecamatan Cibinong Pengembangan kawasan pusat penelitian LIPI Kecamatan Cibinong Pengembangan akses jaringan jalan regional

(1) lingkar Gor Pakansari; (2) Gerbang Tegar Beriman-tol citeureup; (3) Sukahati-jampang; (4) Tol Antasari- Depok-Susukan-Soleh Iskandar Kecamatan Cibinong, Kecamatan Tajurhalang, Kecamatan Bojonggede, Kecamatan Citeureup, Kecamatan Suakraja Pembangunan terminal tipe A Cibinong Kecamatan Cibinong Pengembangan sistem angkutan umum masal

perkotaan cibinong raya

Kecamatan Cibinong, Kecamatan Citeureup, Kecamatan Bojonggede Pengembangan perkotaan hijau cibinong raya Kecamatan Cibinong Pengembangan CBD kota cibinong Kecamatan Cibinong,

kecamatanBabakanmadang Pengembangan kawasan industri Kecamatan Citeureup

Pembangunan kawasan TOD Kecamatan Bojonggede

Pengembangan terminal tipe C Kecamatan Citeureup, Kecamatan Bojonggede Pengembangan akses bukaan tol Gunung

Geulis

Kecamatan Cibinong Perwujudan PKLp

Cileungsi

Pengembangan rumah sakit tipe B Cileungsi Kecamatan Cileungsi Penataan simpang susun Cileungsi Kecamatan Cileungsi Penataan kawasan industri Cicadas dan Limus

Nunggal

Kecamatan Cileungsi, Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Klapa Nunggal Pengembangan jalan tol Cimanggis – Cibitung Kecamatan Gunung Putri,

Kecamatan Cileungsi

Pembangunan TPPS Nambo Kecamatan Klapa Nunggal

Pembangunan terminal barang Nambo Kecamatan Klapa Nunggal

Pembangunan kawasan TOD Kecamatan Cileungsi

Pengembangan rel KA (Nambo-Bekasi) Kecamatan Klapa Nunggal, Kecamatan Cileungsi Perwujudan PKLp

Cigudeg

Pembangunan stasiun kereta api Kecamatan Cigudeg Pembangunan pusat pemerintahan Bogor

Barat

Kecamatan Cigudeg Pembangunan jalan poros barat

(1)Cigudeg-Rumpin ; (2)Cigudeg-sukabumi

Kecamatan Cigudeg Pengembangan perumahan pegawai bogor

barat

Kecamatan Cigudeg Pengembangan pusat kota Cigudeg Kecamatan Cigudeg Pengembangan transmisi energi listrik Kecamatan Cigudeg,

Kecamatan Leuwisadeng Reklamasi pasca tambang PT. Antam Kecamatan Nanggung Pengembangan rel KA (Bogor-Rangkas Bitung) Kecamatan Cigudeg Perwujudan PKLp

Parungpanjang

Pembangunan terminal barang Kecamatan Parungpanjang

Pengembangan stasiun kereta api Kecamatan Parungpanjang, Kecamatan Tenjo

Pengembangan kawasan industry Kecamatan parungpanjang, Kecamatan Tenjo

Sistem Pusat

Kegiatan Program Yang Didorong Lokasi

Pengembangan kawasan permukiman Kecamatan Parungpanjang, Kecamatan Tenjo,

Kecamatan Rumpin Pengembangan kawasan pusat pendidikan

tinggi

Kecamatan Tenjo

Penataan pusat kota Parungpanjang Kecamatan Parungpanjang Pengembangan kawasan pusat penelitian

kedirgantaraan

Kecamatan Rumpin Pengembangan akses jalan tol

(Serpong-Balaraja)

Kecamatan Tenjo,

Kecamatan Parungpanjang Pengembangan jaringan rel KA

Citayam-Parungpanjang

Kecamatan Parungpanjang, Kecamatan Rumpin

Pengembangan terminal tipe C Kecamatan Parungpanjang, kecamatan Tenjo

Perwujudan PKLp Jonggol

Pengembangan jaringan jalan poros tengah timur

Kecamatan Sukamakmur, Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Cariu Pengembangan kawasan industry Kecamatan Jonggol Pengembangan agrowisata terpadu Kecamatan Sukamakmur,

Kecamatan Cariu, Kecamatan Tanjungsari Pengembangan kawasan permukiman terpadu Kecamatan Cariu,

Kecamatan jonggol Pembangunan stasiun kereta api Kecamatan Jonggol

Pengembangan terminal tipe C Kecamatan Jonggol,

Kecamatan Cariu

Pembangunan waduk Cijurey Kecamatan Cariu

 Sistem Jaringan Prasarana Wilayah

Rencana sistem jaringan prasarana wilayah meliputi sistem jaringan prasarana utama yang terdiri dari sistem jaringan transportasi darat, sistem jaringan perkeretaapian, dan sistem jaringan transportasi udara; serta sistem jaringan prasarana lainnya yang terdiri dari sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem jaringan pengelolaan lingkungan.

Rencana Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah tersebut dirinci pada tabel berikut:

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOGOR

Tabel 2.8.

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah

Klasifikasi Sistem Rencana Pengembangan

1. Sistem Jaringan Prasarana Utama a. Transportasi Darat

i. Jaringan Jalan 1. Jalan Nasional: Pengembangan jaringan jalan nasional diarahkan untuk (a) pengembangan jalan tol dan jalan nasional yang sudah ada, (b) pembangunan beberapa ruas jalan tol/bukaan tol baru, (c) pengembangan Jalan Kabupaten yang diprioritaskan untuk diusulkan menjadi status jalan nasional dengan fungsi kolektor primer I, serta (d) Pengembangan Jaringan Jalan Strategis Nasional.

2. Jalan Provinsi: Pengembangan jaringan jalan provinsi diarahkan untuk (a) penanganan terhadap kondisi ruas jalan provinsi dengan fungsi jalan Kolektor Primer II, (b) Pengembangan Jalan Kabupaten yang diprioritaskan untuk diusulkan menjadi status jalan provinsi dengan fungsi kolektor primer III atau jalan baru yang dibangun dengan fungsi kolektor primer III yang berfungsi menghubungkan antar wilayah Kabupaten, serta (c) Pengembangan Jaringan Jalan Strategis Provinsi.

3. Jalan Kabupaten: Pengembangan jaringan jalan kabupaten diarahkan untuk (a) Pengembangan Jalan Arteri Sekunder, (b) Pengembangan Jalan Kolektor Primer IV, (c) Pengembangan Jalan Kolektor Sekunder, serta (d) Pengembangan jalan kabupaten berdasarkan fungsi jalan yang ditetapkan ii. Jaringan

pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan

1. Optimalisasi dan pengendalian pelayanan Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP);

2. Optimalisasi dan pengendalian pelayanan Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP);

3. Pengembangan Sistem Angkutan Umum Perkotaan Massal (SAUM) meliputi (a) Pengembangan sistem Bus Rapid Transit yang terintegrasi dengan Kota Bogor; (b) Pengembangan sistem Bus Rapid Transit di perkotaan Cibinong; (c) Pengembangan sistem Bus Rapid Transit antar Perkotaan; (d) Pengembangan sistem angkutan monorel/Light Rail Transit perkotaan; serta (e) Pengembangan sistem Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta (APTB).

iii. jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan

1. Terminal Angkutan: Pengembangan terminal angkutan dilakukan dengan upaya (a) Pengembangan, Pembangunan dan Peningkatan Terminal baik terminal tipe A, B dan C pada 14 lokasi serta (b) Penataan dan pengendalian sub terminal/pangkalan.

2. Terminal Barang/Peti Kemas: Pembangunan terminal barang/peti kemas di 3 lokasi

3. Kawasan Transit Oriented Development: pengembangan kawasan dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, merupakan kawasan campuran permukiman dan komersil dengan aksesibilitas tinggi terhadap angkutan umum massal, dimana stasiun angkutan umum massal dan terminal angkutan umum massal sebagai pusat kawasan dengan bangunan berkepadatan tinggi. 4. Kawasan Park and Ride: mengembangkan kawasan park and ride baik

yang (a) berfungsi untuk memfasilitasi pergerakan komuter baik yang menggunakan angkutan umum masal berbasis rel maupun yang berbasis angkutan bus dikembangkan secara terintegrasi dengan prasarana stasiun maupun terminal serta (b) berfungsi untuk memfasilitasi pergerakan wisata dikembangkan pada daerah tujuan utama wisata yang ada di Kabupaten Bogor.

5. jalur khusus angkutan umum masal dan jalur kendaraan tidak bermotor

(non motorized vehicle): dikembangkan pada kawasan perkotaan utama

yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan jumlah pergerakan tinggi untuk memberikan pelayanan transportasi yang nyaman bagi penduduk perkotaan. Prioritas pengembangan ini diprioritaskan untuk dikembangkan pada pusat-pusat kegiatan perkotaan dengan fungsi PKWp dan PKLp.

b. Perkeretaapian

i. Jalur Kereta Api Pengembangan jalur kereta api meliputi (a) Rehabilitasi dan Pengembangan kembali jalur yang sudah tidak berfungsi (1 jalur) , (b) Pengembangan Jalur yang sudah ada (2 jalur), serta (c) pembangunan jalur kereta api baru (4 jalur).

ii. Stasiun Kereta Api Pengembangan stasiun kereta api meliputi (a) Pemeliharaan dan optimalisasi 2 stasiun penumpang yang sudah ada, (b) Pengembangan 6 stasiun penumpang yang ada dan (c) pembangunan 8 stasiun penumpang baru. c. Transportasi Udara

Klasifikasi Sistem Rencana Pengembangan

ii. Ruang Udara Pengaturan ruang udara baik (a) Ruang udara di sekitar bandara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan, (b) Ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan serta (c) Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)

2. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya a. jaringan energi dan

kelistrikan

i. sarana pembangkit tenaga listrik

Peningkatan sarana pembangkit tenaga listrik meliputi PLT Diesel, PLT Air, PLT Mikro Hidro, PLT Panas Bumi, PLT Sampah, PLT Surya

ii. jaringan prasarana energi

Pengembangan jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi, pengembangan sumber minyak dan gas bumi, pembangunan SPPBE dan SPBG. Selain itu juga dilakukan pengembangan dan pengendalian daerah sekitar Gardu Induk, SUTT dan SUTET, dan Jaringan Transmisi Listrik

b. Jaringan sumber daya air

Pengembangan jaringan sumber daya air meliputi (a) penataan dan pengendalian wilayah sungai yang ada di Kabupaten Bogor, (b) penataan dan pemeliharaan jaringan irigasi, (c) konservasi cekungan air tanah, (d) pemeliharaan dan pengembangan prasarana air baku, serta (e) pengembangan waduk yang diprioritaskan pada waduk cipayung, sukamanah dan cijurei.

c. Jaringan pengelolaan lingkungan

1. Jaringan persampahan meliputi:

- pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Nambo

- pengembangan Tempat Pengolahan Akhir Limbah Industri di Kecamatan Klapanunggal untuk pengolahan limbah yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

- pengembangan Stasiun Peralihan Antara (SPA) sampah pada setiap Wilayah Pengembangan Barat, Tengah dan Timur

2. Jaringan air limbah meliputi:

- pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - pengembangan sarana pengangkutan dan modul IPLT

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 45-50)