• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ragam Jenis Ektoparasit Sekitar Kandang Anoa

di Sekitar Kandang Anoa ( Bubalus spp.) Balai Penelitian Kehutanan Manado1

A. Ragam Jenis Ektoparasit Sekitar Kandang Anoa

Anoa adalah jenis satwa liar hanya terdapat di Sulawesi dan termasuk ke dalam kelompok herbivora ruminansia. Pelestarian anoa di luar habitat alaminya (ex-situ) telah dilakukan di beberapa lembaga konservasi di Indonesia termasuk kebun binatang dan taman safari. Tujuan dari konservasi ex-situ adalah untuk melindungi satwa yang hampir punah di alam, breeding, dan pendidikan. Balai Penelitian Kehutanan Manado memulai penangkaran anoa sejak tahun 2012 yang merupakan kerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara dimana terdapat lima ekor anoa yang dipelihara hingga saat ini. Pemantauan terhadap kesehatan dan reproduksi anoa terus dilakukan termasuk salah satunya adalah penelitian terhadap jenis-jenis penyakit yang menyerang baik ektoparasit maupun endoparasit.

Hadi dan Soviana (2000) menjelaskan beberapa kelas ektoprasit yang sangat dikenal adalah kelas Insecta dan Arachnida. Kelas Insecta terdiri atas empat ordo yaitu Siphonoptera (pinjal), Hemiptera (kutu busuk), Diptera (nyamuk dan lalat), dan kelas Arachnida itu sendiri terdiri dari ordo Acariformes (tungau) dan Parasitiformes (caplak). Hasil pengamatan terhadap jenis ektoparasit di lingkungan kandang penangkaran anoa di BPK Manado menemukan sejumlah ektoparasit yang dikelompokkan ke dalam dua ordo yaitu Diptera dan Blatodea. Jenis spesies yang paling banyak ditemukan berasal dari famili Muscidae yang masuk dalam Ordo Diptera yaitu sebanyak tujuh jenis dan famili Calliphoridae sebanyak dua jenis. Perbandingan jumlah jenis dari masing-masing famili ditampilkan dalam Gambar 1.

Sebanyak 13 spesies yang teridentifikasi menunjukkan bahwa jumlah rata-rata spesies yang paling dominan ditemukan adalah spesies Stomoxys calsitrans atau lebih dikenal sebagai lalat kandang sebanyak 19,92 ind/hari,

43

kemudian lalat rumah (Musca domestica) sebanyak 3,6 ind/hari dan beberapa genus Musca sp. sebesar 2,0 ind/hari. S. calsitrans secara keseluruhan menunjukkan kehadiran yang dominan di dalam kandang anoa sebesar 71,14 %, diikuti spesies M. Domesticum sebesar 12,86 %.

Gambar 1. Perbandingan jumlah jenis ektoparasit berdasarkan famili Ragam ektoprasit yang dijumpai di sekitar kandang anoa dan jumlah rata-rata ditemukannya spesies tersebut per harinya dijelaskan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Ragam jumlah rata-rata per hari ditemukannya ektoparasit

Ordo Famili Spesies

Jumlah rata-rata per hari ditemukan-nya (ind/hari) Persentase kehadiran ektoparasit (%) Diptera Calliphoridae Chrysomia sp. 0,36 1,29 Lucillia kuprina 0,84 3,00 Muscidae Musca sp. 2,04 7,29 Musca domestica 3,6 12,86 Musca conducens 0,04 0,14 Musca crasstirostris 0,04 0,14 Stomoxys calsitrans 19,92 71,14 Mitroplatia sp. 0,08 0,29 Drossophila sp. 0,04 0,14

Culicidae Aedes albopictus 0,04 0,14

Calliphoridae 15 % Culicidae 7 % Sarcophagidae 8 % Tabanidae 8 % Blattidae 8 % Muscidae 54 %

44

Ordo Famili Spesies

Jumlah rata-rata per hari ditemukan-nya (ind/hari) Persentase kehadiran ektoparasit (%) Sarcophagidae Sarcophaga sp. 0,92 3,29

Tabanidae Tabanus striatus 0,04 0,14

Blatodea Blattidae Periplaneta

americana 0,04 0,14

S. calsitrans diketahui sebagai spesies ektoprasit yang tersebar luas di dunia dan hidup dengan menghisap darah hewan berdarah panas. Hewan yang sering diserang adalah sapi, kerbau dan kuda. Sutikno (1986) yang mengacu pada Ferrar (1979) menjelaskan bahwa S. calsitrans bertelur di atas kotoran yang banyak terdapat di kandang-kandang dan di tempat lainnya yang kelembaban dan zat organiknya banyak. Tempat lainnya adalah tumpukan jerami maupun rumput kering yang telah terkontaminasi dengan urine. Selain S. calsitrans juga dijumpai beberapa jenis lainnya yaitu Musca domestica dan Chrysomyia megacephala. Lalat-lalat ini umumnya berkembang biak pada habitat di tumpukan kotoran, sampah yang telah membusuk dan penuh dengan bakteri dan organisme patogen lainnya. Populasi lalat yang tinggi atau melimpah akan mengganggu ketentraman hewan dan manusia karena ketidaknyamanan yang ditimbulkan serta dapat menularkan berbagai jenis penyakit berupa gangguan pencernaan dan sebagainya.

M. domestica bukan bertindak sebagai ektoparasit namun lebih pada perantara. Jenis ini tersebar hampir di seluruh dunia. Sebagian besar aktif pada siang hari dan menyukai cahaya matahari. Karena seringnya berada di tempat tinggal manusia, lalat ini lebih umum disebut sebagai lalat rumah. Kemungkinan keberadaan lalat ini dijumpai karena letaknya yang berdekatan antara kandang anoa dan tempat tinggal manusia. Lalat betina dewasa bertelur pada bahan organik busuk, sampah terkontaminasi oleh feses dan urine. Kotoran anoa yang masih segar merupakan media yang sangat disenangi. Larva menjadi dewasa antara empat-tujuh hari. Perkembangannya akan mengalami hambatan jika cuaca dingin, lingkungan kering atau persediaan makanan tidak cukup. Bahan makanan dan sayuran, hewan yang membusuk, sekresi tubuh dan luka adalah makanan spesies ini. Menyukai sinar matahari dan segera masuk ke dalam tempat tinggal manusia namun pada musim dingin jumlahnya mulai berkurang (Ferrar, et

45

al., 1979 dalam Sutikno, 1986). Perbandingan Lalat hijau (C. megacephala) memiliki ukuran 1,5 kali dari lalat rumah. Umumnya berwarna hijau metalik dengn banyak bulu-bulu pendek yang menutupi tubuh diselingi bulu kasar. Struktur mulut termasuk tipe penjilat. Sama halnya dengan lalat rumah, lalat hijau juga dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat (Hadi dan Soviana, 2000). Kebanyakan lalat hijau adalah pemakan zat organik membusuk dan berkembangbiak pada bangkai, bersifat kosmopolit, lalat ini meletakkan telurnya pada bangkai kemudian larva akan memakan jaringan yang telah membusuk. Lalat ini dapat menyebabkan disentri apabila sangat banyak (Borror et al., 1996). Spesies dari ordo Diptera lainnya yang ditemukan adalah Tabanus stritatus atau lebih dikenal sebagai lalat kuda, spesies ini aktif di siang hari dan merupakan jenis lalat penghisap darah khususnya lalat betina yang telah melakukan kopulasi untuk perkembangan ovariumnya.

Stomoxys calsitrans Tabanus sp. Lucillia kuprina

aedes albopictus musca domestica chrysomia sp

.

Sarcophaga sp. Drossophila sp. Periplaneta americana Sumber gambar: www.google.com

Gambar 2. Jenis ektoparsit yang dijumpai di lingkungan kandang anoa Jenis ektoparasit lain yang ditemukan adalah Periplaneta americana atau lipas. P. Americana umumnya merupakan penghuni dinding bak septik

46

dan saluran limbah peternakan dan akan berkelana mencari makan pada malam hari. Lipas berpotensi sebagai pengganggu kesehatan karena keberadaannya yang dekat dengan hewan maupun manusia serta berkembang biak dan mencari makan pada daerah-daerah kotor seperti tempat sampah, saluran pembuangan. Makanan serangga ini adalah makanan yang masih dimakan manusia sampai kotoran manusia. Lipas memilliki perilaku mengeluarkan makanan yang baru dikunyah atau memuntahkan makanan dari lambungnya. Karena sifat inilah, lipas dengan mudah menularkan penyakit pada manusia. Agen penyakit yang dapat ditularkan oleh lipas adalah berbagai jenis virus, bakteri, protozoa, cacing dan fungi (cendawan). Berbagai jenis ektoprasit yang dijumpai di sekitar kandang anoa BPK Manado dijelaskan dalam Gambar 2.