• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rahasia Meede

Dalam dokumen RAHASIA MEEDE (Halaman 102-106)

sitas Leiden mungkin jauh lebih lengkap. Dan, dia telah menjelajahi semuanya. Cathleen meletakkan sendoknya pada mangkuk. Dia tampak ingin berkonsentrasi penuh dalam pembicaraan ini.

"Bagaimana dengan catatan mengenai kekayaan yang ditinggalkan oleh VOC?" Pertanyaan Cathleen terdengar seperti sebuah desakan.

Suhadi diam. Kelihatan sekali dia berusaha menekan perasaannya. Di telinga Suhadi, pertanyaan itu terdengar l�bih tinggi beberapa oktaf.dengan nada interogasi. Tetapi, dia memang pria tua yang luar biasa. Dalam hitungan detik, dia kembali menguasai diri. Keramahan wajahnya tidak sem­ pat dirampas emosi.

"Apa perlu saya merinci lagi catatan sejarah itu?" "Tentu!" seru Cathleen. Matal).ya berbinar-binar. "Nah, Cathleen, sejak tahun 1789, pembukuan VOC telah mengalami defisit sebesar 74 juta gulden, dua tahun kemudian meningkat menjadi 96 juta gulden. Dan, pada saat dibubarkan, kalau tidak salah, total beban utang yang harus ditanggung VOC adalah sebesar 134 juta gulden, sebagian dokumen malah menyebut angka 219 juta gulden. Setelah VOC dibekukan pada 1798 dan kemudian dibubarkan pada

31 Desember 1799, semua utangnya diambil alih pemerintah Belanda. Jadi, kekayaan yang ditinggalkan VOC adalah utang sebesar 134 atau 219 juta gulden."

Cahaya mata Cathleen berubah suram. Jawaban Suhadi tidak salah. Ketiadaan kejutan dalam jawaban itulah yang menyebabkan semangat Ca�een runtuh seketika. Jangankan pada dokumen lama, dalam teks sejarah biasa pun keterangan itu akan dengan mudah ditemukan.

"Pak Suhadi yakin semua kekayaan itu lenyap begitu saja?" Cathleen menguji.

E . 5. I TO

"Keterangan dalam dokumen yang menyatakannya. Ha­ nya lewat catatan kita bisa meneropong masa lalu."

"Bukan� kekayaan VOC terlalu besar untuk dihabis­

kan seketika?"

"Keserakahan, Cathleen!" Senyum Suhadi terkesan dipak­ sakan. "VOC mengumpulkan kekayaan itu lewat monopoli. Sebuah keserakahan yang tiada tara. Keserakahan itu pula yang mengakhiri riwayat VOC. Penggelapan dan korupsi yang

dilakukan para pegawainya adalah sebuah azab."

Meleset dari dugaan Cathleen, Suhadi temyata seorang Muslim. Melihat latar pendidikan methodistnya, dia me­ nyangka pria itu seorang Katolik atau Kristen. Tentang kese­ rakahan, Suhadi panjang lebar bercerita. Dia mengutip sebuah cerita, entah dari Al-Qyran atau sekadar kisah.

"Qerun, laki-Iaki dari Bani Israel itu terkenal kaya raya. Tetapi dia serakah. Kekayaan membuat dia serbalupa, bahkan terhadap Sang Pencipta. Hingga langit menurunkan azab, Qerun tenggelam ditelan bumi beserta harta kekayaannya. Tidak ada tempat untuk keserakahan, kecuali di dalam perut bumi. Bahkan, tongkat ajaib Musa yang pemah membe1ah Laut Merah sekalipun, tidak akan sanggup menyelamat­ kannya."

"Hal yang sama mungkin terjadi pada VOC," se1a Cathleen.

"Meinang itulah yang terjadi. Keserakahan telah me­ nenggelamkan VOC." Nada bicara Suhadi menunj�kkan kepuasan karena telah memberikan pengertian kepada perem­ puan muda itu.

"Maksud saya bukan begitu .... " Cathleen agak ragu untuk mengutarakan pendapat. "Mungkin kekayaan VOC itu benar-benar tenggelam di dasar bumi. Sengaja ditanam untuk beberapa alasan yang tidak kita ketahui."

RahaSla Meede 93

"Saya tidak suka menduga-duga," Suhadi menimpali dengan sedikit k.etus .

. "Bukankah cerita itu terus berkembang sejak keruntuhan VOC? Apa Pak Suhadi tidak pemah mendengamya?"

"Cathleen, sebenamya apa yang Cathleen cari?" Pandangan mata Suhadi tajam menatap Cathleen. Per­ ubahan raut wajahnya

kali

ini benar-benar kentara. Kera­ mahannya tidak sanggup menyembunyikan rasa khawatimya. Semua perasaan itu menggumpal menjadi kejengkelan.

"Sesuatu yang menarik dan menantang," ucap Cathleen sambil menghindari tatapan Suhadi.

"Sesuatu yang menan tang kedengarannya memang meng­ asyikkan. Tetapi, semua itu hanya jebakan. Saya mengingat­ kan sebelum Cathleen terperangkap di dalamnya."

Tidak jelas benar apa yang dimaksud oleh Suhadi de­ ngan jebakan itu. Tetapi, dari ucapan dan bahasa tubuhriya, Cathleen bisa menangkap satu hal. Pria itu menyimpan banyak cerita. Dan, untuk saat ini, dia tidak ingin Cathleen mengetahuinya.

"Jadi, Pak Suhadi juga percaya bahwa k.ekayaan VOC benar-benar terpendam pada satu tempat di dasat bumi?"

Wajah Suhadi berubah menjadi pias merah. Sulit dibe­ dakan apakah dia menahan amarah atau k.eterkejutan. Cathleen ikut membisu. Waktu menjemput lalu menyeretnya ke masa

lalu. .

Setdah merampungkan program sarjana sejarahnya, tanpa perlu pikir panjang, Cathleen Zwinckel langsung meneruskan program master dengan kajian yang lebih spesifik, sejarah ekonomi kolonial. Dalam masa pendalaman �ateri inilah, dia mulai kenal dengan seorang Indolog terkemuka dari Leiden, Profesor Huygens. Pria itu sudah renta, .umumya sudah tiga

E . S . I TO

perempat abad. Dia tampak seperti puing yang tersisa dari pendudukan Nazi di Belanda pada masa Perang Dunia Kedua. Profesor gaek itu pun terpikat pada Cathleen. Terpi­ kat pada gairah rasa ingin tahunya dan tentu saja terpikat pada bahasa Indonesia Cathleen yang sangat lancar. Lalu, mereka menjadi ternan dekat. Pertemanan yang membebaskan mereka untuk mengeksploitasi semua hal yang berkaitan dengan sejarah kolonial.

"Surat Kew!" ucap Profesor Huygens, tanpa introduksi dalam sebuah diskusi yang tidak direncanakan. "Pada tahun 1795, dalam pelarian di Inggris, William

V

selaku

stadhouder

yang terusir oleh pasukan Prancis mengeluarkan sebuah surat. Perintahnya je.las, VOC dirninta untuk menyerahkan seluruh kekayaannya kepada Inggris. T ujuannya, untuk menghindari kemungkinan kekayaan itu direbut oleh Prancis. Tahun 1796 Inggris mulai mengambil alih daerah-daerah VOC. Tanjung Harapan, Srilanka, juga pos VOC di India, Malaka, sepanjang pantai barat Sumatra dan Maluku. Perintah dalam surat itu dikenal dengan nama Surat Kew." .

Di tengah musim panas yang menimbulkan dahaga, cerita yang membingungkan itu semakin memancing rasa haus Cathleen. Dia mulai terbiasa dengan tema-tema menge­ jutkan yang diberikan oleh Profesor Huygens. Tetapi, tidak

dengan tema tanpa introduksi seperti ini. Dia belum bisa menebak ke mana arah diskusi di ruangan yang penuh dengan manuskrip berwarna cokelat tua itu.· Salah satu sudut tidak texjamah di Universitas Leiden, ruang kerja Profesor Huygens. Apa yang dia ingat dari tahun itu? Enam tahun setelah. meletusnya Revolusi Prancis, pasukan Jenderal Pichegaru menyerbu dan kemudian menduduki Belanda. Jenderal Prancis itu membubarkan

stadhouder

dan memaksa penguasa Belanda, William V melarikan diri ke Inggris. Republik

Rahasia M Uae 95

Dalam dokumen RAHASIA MEEDE (Halaman 102-106)