• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekomendasi

Dalam dokumen KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (Halaman 126-133)

BAB V PENGKAJIAN PENGARUH 80

5.1.4 Rekomendasi

Secara umum program struktur ruang dan program pola ruang di Kabupaten Aceh Tenggara telah dilakukan secara seksama. Program tata ruang, baik struktur ruang dan pola ruang kabupaten dipandang berpotensi memberikan implikasi terhadap isu strategis secara signifikan. Namun, program tersebut akan memberikan multiplier effect, sehingga implikasi terhadap isu strategis yang dapat timbul dari pelaksanaan sejumlah program tata ruang tersebut dapat di dukung melalui sejumlah tindakan mitigasi.

Rencana tindakan mitigasi yang direkomendasikan bagi pelaksanaan program tata ruang Kabupaten Aceh Tenggara dilakukan berdasarkan pertimbangan prinsip pembangunan berkelanjutan agar pembangunan yang dilakukan dapat tetap menjamin berlangsungan kehidupan di masa datang. Pertimbangan yang digunakan adalah prinsip keseimbangan antara kepentingan lingkungan, ekonomi, dan sosial; prinsip keterkaitan antar-sektor dan antar-wilayah; serta prinsip keadilan untuk memberikan akses bagi masyarakat terhadap pengelolaan sumberdaya alam di wilayah Kabupaten Aceh Tenggara.

Berikut tabel yang menguraikan rekomendasi mitigasi/alternatif terhadap pelaksanaan muatan RTRW Kabupaten Aceh Tenggara agar pembangunan tetap dapat berjalan secara berkelanjutan:

Tabel 18: Rekomendasi Mitigasi Terhadap Pelaksanaan Muatan Program Struktur Ruang RTRW Kabupaten Aceh Tenggara

No Program RTRW Mitigasi Rekomendasi

1. Peningkatan atau Pemantapan Jalan Kolektor Primer K1/ Jalan Nasional

1. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan pemanfaatan ruang oleh Pengelola TNGL, Dinas Kehutanan Dinas PU dan dinas terkait lainnya Kabupaten Aceh Tenggara. Lingkup pengawasan dimaksud meliputi pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

116

No Program RTRW Mitigasi Rekomendasi

ruang di sisi badan jalan pinjam pakai kawasan hutan serta ketentuan

1. Memenuhi ketentuan AMDAL/UKL-UPL sesuai besaran rencana jalan yang akan dibangun;

2. Pemasangan papan pengumuman tentang larangan pemanfaatan ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan.

3. Peningkatan peranserta masyarakat untuk turut mengawasi pemanfaatan ruang sisi jalan kolektor Primer/ Jalan Kabupaten;

4. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan pemanfaatan ruang oleh Pengelola TNGL dan Dinas Kehutanan Kabupaten Aceh Tenggara. Lingkup pengawasan dimaksud meliputi pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Program peningkatan atau jalan di lintas barat (Ruas jalan SImpang Lawe

1. Peningkatan jalan dilakukan sesuai prosedur untuk pinjam pakai;

2. a. Mempersiapkan rancangan/desain badan jalan yangmempertimbangkan risiko bencana,

b. Melakukan penyusunan UKL/UPL ataupun AMDALuntuk mendukung pertimbangan proses pinjam pakai lahan

3. Meningkatkan pengamanan kawasan dilakukan dengan:

a. Pembinaan untuk meningkatkan peran masyarakat dalam mengawasi/

memantau kesesuaian rencana tata

Program peningkatan atau pemantapan Jalan Lokal Primer Primer K4 ruas Jalan Mbarung Sendane - Lumban Tua – Alas harus sesuai prosedur untuk

117

No Program RTRW Mitigasi Rekomendasi

ruang dengan pemanfaatan ruang b. Membangun sarana-sarana

pengawasan lalu lintas angkutan hasil hutan

Sumber : Hasil Analisa Tim KLHS, 2013

Tabel 19: Rekomendasi Mitigasi Terhadap Pelaksanaan Muatan Program Pola Ruang RTRW Kabupaten Aceh Tenggara

No. Program RTRW Mitigasi Rekomendasi

1. Penetapan,

1. a. Program sosialisasi tapal batas kepada komunitas masyarakat di kantung-kantung perbatasan Hutan Lindung;

b. Program peningkatan peranserta masyarakat untuk berperanserta merawat kawasan tepi hutan.

2. a. Menciptakan lapangan kerja baru terutama non pertanian

b.Pengembangan dan pemanfaatan hasil hutan non kayu.

c. Intensifikasi dan optimalisasi lahan yang sudah ada, dalam bentuk pembinaan keterampilan teknik pertanian bagi petani danpinjaman modal usahadi kantung-kantung perbatasan Hutan Lindung.

d. Program kajian peluang menerapkan Nilai Konservasi Tinggi tipe 5 di lokasi-lokasi perdesaan disepanjangperbatasan Hutan Lindung.

3. Penyederhanaan izin usaha pemanfaatan hutan

4. Pemerintah Kabupaten Perlu memfasilitasi penyusunan qanun desa tentang peran serta perlindungan dan pengelolaan lingkungan sekitar batas kawasan Hutan Lindung

5. a. Penegakan hukum

b. Revitalisasi hukum adat tentang pemanfaatan hutan

2 Pengembalian 1. Partisipasi masyarakat dalam upaya

pengamanan dan perlindungan kawasan Sosialisasi bagi masyarakat mengenai batas dan manfaat

118

No. Program RTRW Mitigasi Rekomendasi

Fungsi Lindung Melalui Rehabilitasi dan Reboisasi

hutan.

2. Pengembangan Kebun Bibit Rakyat (KBR) melalui kerjasama Dinas Perkebunan dan Kehutanan dengan BP DAS Sumatera Utara

3. Menanam tanaman yang multi fungsi (lindung dan menghasilkan/MPTS).

Selain itu, bibit tersebut juga bisa digunakan untuk

1. Penetapan batas palung dan bibir sungai dan menarik garis sempadan sungai sesuai aturan yang berlaku

2. Pengembangan Kebun Bibit Rakyat (KBR) melalui kerjasama Dinas Perkebunan dan Kehutanan dengan BP DAS Sumatera Utara 3. Penghijauan untuk penguatan tebing

sungai (seperti tanaman bambu batu) 4. Penegakan hukum untuk permukiman dan

kegiatan Galian C di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS)

5. Bantuan sosial dari pemerintah dalam rangka relokasi

6. Penataan pemukiman yang ada di sempadan sungai di Kec.Babussalam, Bambel, Babul Rahmah, Babul Makmur, berada di badan sungai dan sempadan sungai berupa

1) Kerjasama atau kolaborasi dengan Balai Besar TNGL dalam kerangka pemeliharaan dan pengelolaan kawasan TNGL agar tercipta harmoni antara masyarakat, Pemerintah Daerah dan pengelola TNGL dalam Pantauan Peran Pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya beberapa upaya:

a) Kejelasan tapal batas TNGL b) Sosialisasi batas TNGL

Menciptakan kerjasama atau yang tinggal di sekitar

119

No. Program RTRW Mitigasi Rekomendasi

c) Upaya rehabilitasi lahan rusak bersama yang saling menguntungkan antara TNGL dan masyarakat

d) Upaya pencegahan perambahan hutan yang disepakati bersama

e) Penegakan hukum bagi perambahan baru

2) Memperjelas dan melakukan sosialisasi tapal batas TNGL

3) Pembinaan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan TNGL dalam kerangka memperkuat ekonomi, melalui:

a) Pelatihan dan pendampingan terkait dengan intensifikasi pertanian dan optimalisasi lahan pertanian

b) Pengembangan dan pemanfaatan hasil hutan non kayu

c) Pelibatan masyarakat dalam ekowisata TNGL

d) Pemberian insentif berupa kredit berbunga rendah sebagai modal usaha dalam upaya intensifikasi pertanian

e) Penciptaan lapangan kerja non pertanian

4) Penegakan hukum bagi perambahan baru 5) Melakukan kajian peluang menerapkan

Nilai Konservasi Tinggi tipe 5 di lokasi-lokasi perdesaan disepanjang perbatasan

agroindustri sesuai dengan daya dukung lahan yang ada/tersedia dengan:

a. Penyusunan Rencana Rinci Kawasan Strategis Desa Tanjung Lama Kecamatan Darul Hasanah yang akan memuat rincian peruntukan dan intensitas ruang, infrastruktur kawasan dan Rumusan Teknis Pengaturan Zoning (TPZ) Pusat Kawasan Strategis

b. Pengintegrasian konsep cluster industri pengolahan produk-produk hasil

Penyusunan Rencana Rinci Kawasan Strategis Desa Tanjung Lama Kecamatan Darul Hasanah yang akan memuat rincian peruntukan

120

No. Program RTRW Mitigasi Rekomendasi

pertanian di dalam kawasan agroindustri.

c. Menerapkan ketentuan AMDAL Kawasan untuk mendukung pembangunan kawasan strategis.

2. Melakukan intensifikasi budidaya lahan perkebunan (seperti program peningkatan kapasitas bertani masyarakat terutama petani muda, bantuan teknologi, penyediaan bibit unggul dan pupuk yang bermutu serta kemudahan mendapatkan kredit usaha tani tanpa bunga) atau ekstensifikasi pada lahan APL agar produksi komoditas dapat ditingkatkan baik jumlah maupun mutunya.

6 Peningkatan

Produksi Komoditas (Kakao, Karet, dan Kelapa Sawit)

1. Melakukan intensifikasi budidaya lahan perkebunan (seperti program peningkatan kapasitas bertani masyarakat terutama petani muda, bantuan teknologi,

penyediaan bibit unggul dan pupuk yang bermutu serta kemudahan mendapatkan kredit usaha tani tanpa bunga) atau ekstensifikasi pada lahan APL agar produksi komoditas dapat ditingkatkan baik jumlah maupun mutunya sesuai dengan daya dukung lahan yang ada/tersedia.

2. Pengintegrasian konsep cluster industri pengolahan produk-produk hasil pertanian di dalam kawasan agroindustri, termasuk peningkatan sarana produksi.

3. Pemetaan potensi jenis tanaman dan kesesuaian tanah di seluruh Kabupaten Aceh Tenggara sehingga terbentuk

1. Melakukan intensifikasi budidaya lahan hortikultura (seperti program peningkatan kapasitas bertani masyarakat terutama petani muda, bantuan teknologi,

penyediaan bibit unggul dan pupuk yang bermutu serta kemudahan mendapatkan kredit usaha tani tanpa bunga) agar produksi komoditas dapat ditingkatkan baik jumlah maupun mutunya sesuai dengan daya dukung lahan yang ada/tersedia.

2. Pengintegrasian konsep cluster industri

Intensifikasi lahan pertanian,

121

No. Program RTRW Mitigasi Rekomendasi

pengolahan produk-produk hasil

pertanian di dalam kawasan agroindustri, termasuk peningkatan sarana produksi.

Pembangunan infrastruktur jalan ke sentra produksi tidak dengan trace jalan yang baru dan tidak diperkeras dengan harapkan tidak mendorong ekstensifikasi perkebunan dan

1. Program pendataan penguasaan,

pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan Tanah/Lahan (P4T) kawasan perbatasan TNGL dan Hutan Lindung yang sudah dan belum disetujui sebagai areal APL.

2. Intensifikasi berupa integrasi ternak dan perkebunan, serta optimalisasi lahan dengan komoditi yang tepat;

3. Ekstensifikasi hanya dilakukan pada APL;

4. Program penangkalan isu negatif bahwa petani merusak hutan;

5. Kerjasama atau kolaborasi dengan Balai Besar TNGL dalam kerangka pemeliharaan dan pengelolaan kawasan TNGL agar tercipta harmoni antara masyarakat, Pemerintah Daerah dan pengelola TNGL, termasuk di dalamnya beberapa upaya:

a. Kejelasan tapal batas TNGL b. Sosialisasi batas TNGL

c. Upaya rehabilitasi lahan rusak bersama yang saling menguntungkan antara TNGL dan masyarakat

d. Upaya pencegahan perambahan hutan yang disepakati bersama

e. Penegakan hukum bagi perambahan baru

Pendataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah/lahan (P4T) kawasan perbatan TNGL dan hutan lindung baik yang sudah dan belum disetujui sebagai area APL, hal ini menjadi dasar bagi program intervensi berupa

pembinaan dan

pendampingan masyarakat pada kawasan ini.

Sumber : Hasil Analisa Tim KLHS, 2013

122

5.2 Gagasan Rencana Jalan Tembus/Jalan Lintas Lawe Kinga (Kutacane) -

Dalam dokumen KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (Halaman 126-133)