• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pelaksanaan Pembelajara novel Mengejar-ngjaar Mimpi karya Asma Nadia

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajara novel Mengejar-ngjaar Mimpi karya Asma Nadia

Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sastra seorang guru tidak hanya mengajarkan teori-teori saja.Seorang guru harus mengenalkan karya sastra dan menerapkan teori-teori tersebut untuk mengapresiaasi karya sastra.Dengan mengapresiasi sastra dapat melatih siswa mepertajam perasaan, penalaran, dan daya imajinasi serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, agama, dan lingkungan hidup. Pengalaman siswa dalam mengkaji dan mengapresiasikan karya sastra akan berdampak positif dalam semangat belajar. Missalnya nilai-nilai positif dalam karya sastra seperti yang dicontohkan dalam novel Mengejar-ngejar Mimpi karyaAsma Nadia seperti tokoh utama Dedi

Padiku yang berjuang untuk mewujudkan impiannya. Hal itu terbukti dari kutipan di bawah ini.

Penulis memperhatikan tingkat penguasaan bahasa siswa sehingga dalam menyampaikan materi tidak mengalami kesulitan.Pada novel

Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia, bahasa yang digunakan adalah bahasa

Indonesia.Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia dapat diajarkan di kelas XI SMA.

a. Tujuan Pembelajaran Novel Mengejar-ngejar Mimpi Karya Asma Nadia

Tujuan pembelajaran sastra secara umum di SMA adalah peserta didik mampu membaca, menghayati, memahami dan memanfaatkan karya sastra untuk pengembangan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan dan kemampuan berbahasa.

1) Standar Kompetensi

Standar kompetensi dalam pembelajaran sastra adalah Memahami wacana sastra melalui novel Indonesia.

2) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dalam pembelajaran adalah Menganalisis unsur-unsur intrinsik novel Indonesia.

3) Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar untuk mengajarkan unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter di SMA adalah:

a) siswa mampu membaca dan memahami novel Mengejar-Ngejar

b) siswa mampu menganalisis struktur dalam novel Mengejar-Ngejar

Mimpi; dan

c) siswamampu menganalisis nilai-nilai pendidikan karakter novel

Mengejar-Ngejar Mimpi.

b. Strategi Pembelajaran NovelMengejar-Ngejar Mimpi karya Asma

Nadia

Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi sastra yang meliputi tiga tahap, yaitu:

1) Tahap Penjelajahan

Tahap penjelajahan memberi kesempatan kepada siswa dalam mengapresiasikan karya sastra. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a) guru menjelaskan tentang struktur novel;

b) guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa;

c) guru membagi siswa dalam kelompoknya, kemudian menyuruh-nya untuk mendiskusikan struktur novel dan nilai pendidikan karakter dalam novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia; dan

d) guru memberi ulasan dan penjelasan yang berupa kesimpulan. 2) Tahap Rekreasi

Tahap rekreasi adalah tahap produksi.

Dalam tahap ini siswa diminta untuk merekreasikan kembali hal-hal yang diperolehnya menggunakan kata-kata sendiri. Dalam

proses ini diharapkan peserta didik mampu melahirkan kembali hasil yang sudah diperolehnya dengan bahasanya sendiri. Setelah selesai membaca novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia siswa diharap menceritakan kembali novel tersebut.

c. Materi Pembelajaran Sastra

Pemilihan novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia sebagai materi pembelajaran bahasa dan satra Indonesia di kelas XI SMA dapat dilihat dari segi antara lain: (1) segi bahasa, (2) segi psikologi, dan (3) segi latar belakang kebudayaan.

1) Segi Bahasa

Novel sebagai bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas XI SMA menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Dari segi bahasa, novel Mengejar-ngejar

Mimpi karya Asma Nadia disusun dengan menggunakan bahasa

Indonesia. 2) Segi Psikologi

Novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia sebagai bahan pembelajaran sastra mengandung masalah kehidupan. Siswa dapat dirangsang untuk menemukan persoalan hidup dan mencari penyelesaian tentang masalah kehidupan seperti yang terdapat dalam novel misalnya Dedi berjuang menyelesaikan sekolahnya dan mengejar impiannya di mulai dari menjadi sopir angkot.

Para siswa akan tertarik pada karya-karya yang ada dengan budayanya sendiri. Seorang guru harus bisa memahami dan mengambil peluang ketertarikan siswa tersebut dengan caa menyelidiki fasilitas novel yang ada kaitannya dengan budaya siswa. Dalam novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia dikisahkan tokoh yang berlatar belakang orang yang tidak berada, tetapi tak putus asa dalam belajar dan berjuang untuk mewujudkan impiannya.

d. Metode Rencana Pelaksanaan Pembelajaranyang digunakan adalah sebagai berikut:

Dalam mengajarkan suatu karya sastra (novel) penulis harus memilih metode pembelajaran yang tepat. Berdasarkan kebutuhan dan materi pembelajaran satra, metode pembelajaran sastra yang masih menunjang untuk dipakai dalam pembelajaran sastra adalah metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

Metode ceramah dan tanya jawab digunakan pada awal pembelajaran, sedangkan metode diskusi dan pemberian tugas pada akhir pembelajaran. Keempat metode tersebut digunakan dalam pembelajaran sastra di SMA.

e. KegiatanPembelajaran di SMA

Pembelajaran novel dengan materi pendidikan karakter pada novel Mengejar-ngejar Mimpi berfokus pada aspek membaca. Sehubungan dengan hal itu penulis memaparkan skenario pembelajaran berupa RPP (terlampir). Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat berdasarkan silabus. Di bawah ini disajikan langkah-langkah

pembelajaran novel dengan materi nilai pendidikan karakter pada novel

Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia di kelas XI SMA.

Pertemuan I (2 x 45 menit) 1) Kegiatan Awal (5 menit)

a) siswa menyiapkan diri untuk belajar yang dibantu guru dengan berdoa dan presensi;

b) guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

c) guru menyampaikan cakupan materi mengenai nilai pendidikan karakter.

2) Kegiatan Inti (80 menit) a) Eksplorasi

1. guru membagi kelompok diskusi terdiri dari 4-5 siswa. 2. siswa bergabung dengan kelompoknya;

3. guru menunjukan novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia dan membagikan novel tersebut pada sertiap kelompok;

4. setiap kelompok membaca novel novel Mengejar-ngejar

Mimpi karya Asma Nadia;

5. guru memberikan contoh analisis nilai pendidikan karakter pada tokoh yang berkenaan dengan nilai-nilai jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin tahu,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, dan peduli sosial.

b) Elaborasi

1. setiap kelompok diskusi menerima tugas dari guru untuk menganalisis nilai pendidikan karakter novel

Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia;

2. setiap kelompok mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia.

c) Konfirmasi

1. siswa bertanya jawab dengan guru mengenai hal yang belum dipahami;

2. guru menjawab pertanyaan dari siswa. 3) Kegiatan Akhir (5 menit)

a) guru mengulang materi nilai pendidikan karakter yang telah dipelajari;

b) siswa melanjutkan membaca novel sampai selesai dan melanjutkan mengerjakan tugas kelompok untuk dipresentasi-kan pada pertemuan berikutnya, dengan batas waktu satu minggu;

Pertemuan II (2 x 45 menit) 1) Kegiatan Awal (5 menit)

a) berdoa dan presensi yang dibantu guru;

b) guru dan siswa bertanya jawab tentang materi sebelumnya dan mengenai tugas kelompok.

2) Kegiatan Inti (80 menit) a) Eksplorasi

1. siswa menyiapkan diri untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok;

2. salah satu siswa maju ke depan kelas untuk mem-presentasikan hasil kerja kelompok.

b) Elaborasi

1. setiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka;

2. selompok yang lain mengamati, mengevaluasi, meng-klarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan.

c) Konfirmasi

1. siswa menerima konfirmasi dari guru mengenai hasil diskusi;

2. guru memberi hadiah berupa nilai plus kepada setiap siswa dalam kelompok yang telah berhasil mengerjakan tugas dengan baik.

3) Kegiatan Akhir (5 menit)

a) siswa melakukan tanya jawab dengan guru; b) guru dan siswa melakukan refleksi.

f. Media dan Sumber Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, sumber belajar tidak diperoleh dari guru saja, melainkan buku pelajaran juga dapat sebagai sumber belajar. Pelajaran akan menjadi menarik, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar akan bermakna dengan menggunakan bantuan berbagai alat. Sumber belajar atau media yang di gunakan dalam pembelajaran sastra, khususnya novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia, antara lain :

1) Buku pelajaran Bahasa Indonesia yang diwajibkan.

a) buku Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI penulis Sobandi yang diterbitkan di Jakarta oleh Erlangga tahun 2012. b) LKS Fokus Bahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas XI penulis

Soimatun yang diterbitkan di Sukoharjo oleh CV Sindunata tahun2013.

2) Buku pelengkap sebagai buku acuan materi belajar harus mendukung dari segi dan manfaat dari buku itu yaitu:

a) buku Teori Pengkajian Fiksikarangan Burhan Nurgiyantoro yang diterbitkan di Yogyakarta oleh penerbit Gadjah Mada Unversity Press tahun 2012.

b) buku Pendidikan Karakter karangan MuchlasSamani yang diterbitkan di Bandung oleh PT Remaja Rosdakarya tahun 2013. 3) Media elektronik seperti laptop dan LCD

g. Alokasi Waktu

Waktu yang digunakan dalam pembelajaran sastra diatur sesuai dengan kelulusan dan kedalaman materi. Dalam pembelajaran novel

Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia sebaiknya 4 jam pelajaran

(4 x 45 Menit).

Misalnya akan menyampaikan materi yang panjang dan mendalam perlu waktu yang lebih lama. Dalam pembelajaran novel sebaiknya satu minggu sebelum dimulai pelajaran siswa diminta untuk membaca terlebih dahulu di rumah.

h. Penilaian

Penilaian sebagai suatu proses merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran secara umum. Oleh karena itu, penilaian harus dapat dipertanggungjawabkan- kebenarannya sesuai hasil yang dicapai pada kegiatan pembelajaran. Penilaian proses belajar mencakup penilaian kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan).

Penilaian kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran. Penilaian afektif dapat dilihat dari tingkah laku siswa dalam proses belajar mengajar. Psikomotor merupakan tahap

lanjutan dari afektif yang akan tampak pada kecenderungan dalam berperilaku.

1) Penilaian Kognitif

a) Jelaskan latar yang terdapat dalam novel Mengejar-ngejar

Mimpi karya Asma Nadia?

b) Jelaskan nilai pendidikankarakter yang ada dalam

Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia?

Kriteria Skor: Sangat baik =25 Baik =20 Cukup =15 Kurang =10 2) Penilaian Afektif

Sikap apa yang menjadi teladan setelah mempelajari nilai pendidikan karakter dalam novel Mengerjar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia? Kriteria Skor Sangat baik =25 Baik =20 Cukup =15 Kurang =10

3) Penilaian Psikomotorik

Mengidentifikasi struktur novel yang ada dalam karya sastra? Kriteria Skor:

Sangat baik =25

Baik =20

Cukup =15

Kurang =10

Nilai akhir = (nilai kognitif) + (nilai psikomotorik) + (nilai afektif) = (2 x 25) + (25) + (25)

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban atas masalah-masalah yang diteliti, sedangkan saran berisi masukan dari penulis yang berkaitan dengan hasil penelitian.

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap novel Mengejar-ngejar

Mimpi Karya Asma Nadia sebagaimana telah disajikan pada bab IV, penulis

mengambil simpulan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian berikut ini.

1. Struktur novel dalam novel Mengejar-ngejar Mimpi Karya Asma Nadia mencangkup tiga aspek, yaitu: (a) tema: perjuangan tokoh Dedi Padiku dalam mengejar mimpi/cita-citanya. (b) tokoh utamanya: Dedi Padiku (pekerja keras, baik, mempunyai nyali besar, berprestasi, dan mempunyai banyak impian), sedangkan tokoh tambahannya: Iyen (tidak pendendam dan berhati lembut), Alun (peduli), Suwanda (jiwa kepercayaan diri yang tinggi dan sangat suka dengan dunia fashion), Iwan (percaya dengan dunia gaib dan memiliki kepedulian dengan sahabatnya), Iton (anak orang kaya bersifat baik), Budi Makmur (bijaksana dan cerdas), Ibu Yana (pengusaha gorden yang memiliki sifat baik), Drg Rafausy Baygas (seorang dokter yang tak lain saudara Ibu Yana yang memiliki sifat Baik), Zara zettira ZR (seorang penulis yang mempunyai sifat baik), dan Gol A Gong (seorang penulis yang sangat ramah dan ia juga pendiri rumah dunia). (c) alur: alur

campuran, (d) latar dibagi menjadi 3 yaitu latar tempat: sekolah, lapangan sepak bola, kantin, kantor, kota Palu, kota Manado, kota Makasar, asrama dan monas, latar waktu: (semalam, tiga tahun, dan pukul 07.00) latar situasi: jatuh cinta, sakit hati dan putus asa. Struktur novel yang terdapat dalam novel Mengejar-ngejar Mimpi tersebut saling berhubungan dan terpadu membangun sebuah cerita. Kepaduan berbagai struktur ini menunjukkan hubungan antar unsur yang membangun sebuah cerita. 2. Nilai pendidikan novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia

mencangkup 10 aspek, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) disiplin, (5) kerja keras, (6) mandiri, (7) rasa ingin tahu, (7) menghargai prestasi, (8) bersahabat/komunikatif, (9) gemar membaca, dan (10) tanggung jawab. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran novel dengan materi nilai pendidikan

karakter pada novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL). Novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia dapat

diaplikasikan pada Kompetensi Dasar (KD) 7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Penerapan model CTL adalah melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain terkain dengan isi novel tersebut. Indikator yang dapat digunakan sebagai tolok ukur pencapaian siswa dari pembelajaran apresiasi novel Mengejar-ngejar

Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia, b) memahami struktur novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia, dan c) menyajikan hasil

analisis mengenai nilai pendidikan karakter novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia. Novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia layak diajarkan di SMA sebagai bahan pembelajaran sastra karena di dalam novel ini terkandung perkembangan psikologi dari tokoh-tokohnya. Novel ini dapat dijadikan contoh bagi siswa sebagai motivasi siswa untuk belajar mengenai pendidikan karakter dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pembelajaran dengan novel ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca sekaligus membantu mendidik siswa-siswa agar mempunyai kepribadian yang baik dan sesuai dengan moral dalam masyarakat. Jadi, struktur novel dan pendidikan karakter novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia yang telah dianalisis dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran di SMA kelas XI.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang terdapat dalam novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia sebagaimana yang telah disajikan dalam bab IV, dapat diambil saran yang berkaitan dengan hasil penelitian. Saran tersebut berisi usulan yang bermanfaat bagi pendidik, bagi peserta didik, dan bagi peneliti selanjutnya.

1. Bagi Pendidik

Bagi pendidik, diharapkan dapat menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan, sehingga menumbuhkan rasa cinta peserta didik terhadap

pembelajaran sastra khususnya novel, yaitu dengan cara memanfaatkan berbagai metode pembelajaran salah satunya seperti mengombinasikan berbagai metode pembelajaran dalam suatu kegiatan belajar sehingga dapat tercipta suasana yang tidak membosankan. Selanjutnya, novel

Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan pembelajaran sastra yang bermanfaat untuk diajarkan kepada peserta didik dengan kandungan yang ada pada novel tersebut. Kemudian diterapkan dengan nilai-nilai pendidikan karakter pada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sekolah.

2. Bagi Peserta Didik

Bagi peserta didik, diharapkan novel Mengejar-ngejar Mimpi karya Asma Nadia dapat dijadikan tindakan menuju kearah yang lebih baik dalam kelangsungan hidup sehari-hari.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan skripsi ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian yang serupa supaya dalam melakukan penelitian dapat lebih kritis lagi.