BAB I: PENDAHULUAN
1.5 Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini Peneliti membatasi masalah yang akan di teliti yaitu, mengevaluasi kualitas situs web Perpustakaan USU berdasarkan metode WebQual 4.0 yang telah dimodifikasi yaitu, dimensi kegunaan (usability quality), dimensi kualitas informasi (information quality), dimensi kualitas layanan interaksi (service interaction quality), dan dimensi kualitas antarmuka pengguna (user interface quality).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Situs Web Perpustakaan
2.1.1 Pengertian Situs Web Perpustakaan
Situs web perpustakaan merupakan salah satu layanan yang diperoleh pengguna dalam memanfaatkan dan mengeskplorasi koleksi yang dimilki oleh sebuah perpustakaan dengan menggunakan jaringan internet. Situs web perpustakaan biasanya bertujuan untuk mempermudah pengguna untuk mencari koleksi yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan tanpa harus melakukan kunjungan secara fisik ke perpustakaan tersebut.
Dalam perkembangan dunia perpustakaan sekarang ini banyak sekali terminologi-terminologi mengenai situs web perpustakaan, seperti Electronic Library, Digital Library, Web Catalogue, dan sebagainya. Namun istilah yang paling popular untuk istlah situs web perpustakaan ini adalah perpustakaan digital (Digital Library). Perpustakaan digital adalah penggabungan dari sistem informasi perpustakaan melalui web atau pun secara elektronik dengan koleksi-koleksi dalam format digital. Adapun pendapat dari Wahyono (2004, 30) mengenai perpustakaan digital yaitu,
“Perpustakaan digital merupakan suatu organisasi yang menyediakan sumber informasi termasuk penyiapan staff yang ahli dalam menyeleksi, menstruktur, mengakses, menginterpretasi, menyebarkan, menyimpan berbagai hasil kerja berupa digital dan menyajikannya secara ekonomis untuk keperluan masyarakat”.
Menurut Borgman (2003) dalam Suwarno (2010, 27) menyatakan bahwa,
“Sebuah perpustakaan digital adalah suatu sistem yang menyediakan suatu komunitas pengguna dengan akses terpadu yang menjangkau keluasan informasi dan ilmu pengetahuan yang telah tersimpan dan terorganisasi dengan baik “.
Menurut Hasugian (2009, 143), “Digital library atau sistem perpustakaan digital merupakan konsep menggunakan internet dan teknologi informasi dalam manajemen perpustakaan”.
Dari definisi yang telah dipaparkan di atas maka dapat dinyatakan bahwa situs web perpustakaan merupakan penggabungan dari sistem informasi perpustakaan melalui web atau pun secara elektronik yang menyediakan sumber informasi termasuk penyiapan staf yang ahli dalam menyeleksi, menstruktur, mengakses, menginterpretasi, menyebarkan, menyimpan berbagai hasil kerja berupa digital dan menyajikannya secara ekonomis untuk keperluan masyarakat yang dewasa ini lebih dikenal dengan istilah Digital Library.
2.1.2 Peran Situs Web Perpustakaan dalam Layanan Perpustakaan
Luasnya informasi yang tersedia serta peningkatannya yang terus berlangsung, penyedia informasi harus tetap dapat menyediakan informasi secara konstan dan berkesinambungan dengan memanfaatkan bantuan teknologi informasi untuk penyebaran, penelusuran, dan akses informasi. Dewiyana (2008) menyatakan bahwa, “penyebaran informasi dapat dilakukan dengan meningkatkan akses dan transfer pengetahuan dengan menggunakan media, salah satunya dengan membangun situs web”.
Anshari (2011, 1) mengemukakan pengertian situs web yaitu:
“Situs web adalah sekumpulan halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet. Website merupakan sebuah komponen yang terdiri dari teks, gambar, suara animasi sehingga menjadi media informasi yang menarik untuk dikunjungi oleh orang lain”.
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan situs web adalah sejumlah halaman informasi yang menyediakan informasi dengan berkas-berkas seperti gambar, video atau jenis berkas lainnya yang dapat diakses secara publik di seluruh dunia melalui jaringan internet.
Perpustakaan sebagai salah satu instansi yang berkecimpung di dunia pelayanan publik selalu dituntut memberikan pelayanan yang maksimal kepada penggunanya. Maka dari itu pengaplikasian teknologi informasi mutlak dilakukan oleh perpustakaan. Bukan saatnya lagi perpustakaan menunggu penggunanya untuk datang. Kreativitas perlu dikedepankan dalam menjemput penggunanya.
Perpustakaan tidak cukup dengan menghasilkan produk yang baik saja, tetapi tampilan menarik juga dibutuhkan.
Menjawab tantangan tersebut, telah banyak perpustakaan yang mulai memasukkan perangkat teknologi informasi ke dalam kawasan perpustakaan, salah satunya yaitu situs web dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuannya dalam pelayanan dan penyebarluasan informasi. Dengan adanya situs web perpustakaan tersebut, diharapkan pemustaka, khususnya Civitas akademika dapat lebih mudah dalam memperoleh informasi secara efektif dan efisien.
Secara lebih rinci manfaat situs web dibagi menjadi dua yaitu manfaat situs web bagi pengguna Civitas akademika dan manfaat bagi perpustakaan.
Manfaat situs web bagi pengguna Civitas akademika adalah untuk penelusuran informasi guna memenuhi kebutuhan akademik pengguna, sedangkan bagi perpustakaan yaitu dapat dimanfaatkan sebagai media promosi dan penyebarluasan informasi. Selain itu menurut Habib (2012: 1) ada manfaat lain dari penerapan situs web di perpustakaan, yaitu:
1. Sebagai media komunikasi antara perpustakaan dengan dunia luar, bentuk komunikasi yang terjalin diantaranya: komunikasi antara Pustakawan dengan pemustaka terkait hal-hal yang menyangkut perpustakaan, komunikasi antara perpustakaan dengan institusi perpustakaan lain.
2. Sebagai media resmi perpustakaan untuk media publikasi informasi resmi ke masyarakat, seperti pengumuman, berita resmi perpustakaan.
Penerapan situs web di perpustakaan secara tidak langsung telah memberikan peluang baru bagi perpustakaan dalam hal penyajian informasi, karena perpustakaan dengan mudah dapat menyebarluaskan informasi yang dikoleksinya, mempublikasikan berbagai informasi tentang perpustakaan, dan kegiatannya.
2.1.3 Unsur-unsur Situs Web Perpustakaan
Situs web perpustakaan merupakan salah satu layanan informasi dari perpustakaan yang berbasis internet, maka dari itu dalam membuat situs web sebuah perpustakaan dibutuhkan beberapa unsur tertentu agar tampilan situs
web perpustakaan dapat memenuhi standar. Menurut Suyanto (2007, 22) dalam mendesain sebuah situs web perpustakaan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
1. Homepage
Homepage sebagai panduan untuk membuka situs web dapat ditemukan pada URL (Uniform Resource Locator) yang menyatakan nama host dengan tempat server. Homepage pada suatu situs web identik dengan sampul suatu buku yang dipublikasi. Suatu bentuk homepage yang menarik akan mempunyai kesan tersendiri bagi pengunjung situs web untuk ingin mengetahui lebih jauh tentang isi dari situs web bersangkutan.
2. Data dan Informasi
Data dan informasi pada situs web disajikan dalam bentuk teks. Beberapa ketentuan yang berhubungan dengan pembuatan teks antara lain:
a. Informasi yang disajikan harus dalam bentuk format teks/HTML;
b. Teks disajikan dalam bentuk yang lebih kontras dibandingkan dengan latar belakang berwarna yang digunakan; perancang harus menghindari latar belakang yang terlalu mendetil;
c. Teks tidak boleh mengunakan flash;
d. Teks harus selalu dalam bentuk statis;
3. Penyajian Teks
Penyajian teks menggunakan huruf yang sudah terdapat pada perangkat lunak yang digunakan. Beberapa aturan di dalam pemilihan huruf untuk teks pada situs web, antara lain:
a. Ukuran huruf tidak diatur/dispesifikasi;
b. Pada umumnya, huruf yang digunakan untuk teks adalah Arial,Helvetica, Times New Roman;
c. Huruf kapital dan miring dapat digunakan di dalam pembuatan teks;
d. Huruf yang berwarna jangan menggunakan warna putih, sebab tidak dapat dicetak;
e. Warna huruf yang digunakan harus kontras dengan warna latar belakang untuk memudahkan di dalam pembacaan.
4. Warna
Jumlah warna sebanyak 261 harus digunakan untuk keperluan garfis, teks dan hyperlinks.Suatu bentuk grafis jika memungkinkan harus ditampilkan dengan menggunakan web palette, tanpa menyertakan tampilan jpeg. Warna latar belakang harus dipilih dari web palette, dan harus kontras dengan warna teks yang digunakan. Hindari warna merah dan hijau bersamaan karena dapat menimbulkan masalah bagi pengguna yang buta warna.
5. Format citra (image)
Format citra (image) dan gambar direkomendasikan menggunakan format .gif dan .jpg. Gambar tunggal bila memungkinkan ukurannya dibawah 30 kb.Bila gambar yang ditampilkan mempunyai ukuran besar, diperlukan tampilan peringatan dan ukuran arsip bagi pengguna. Ukuran gambar atau citra yang besar jangan ditampilkan pada homepage.
Sebaiknya panjang dan lebar dimensi gambar disertakan dalam etiket gambar. Gambar atau citra tidak boleh mengandung teks, terkecuali versi teks HTML yang disediakan. Gambar yang menggunakan palette terbatas harus dalam format .gif. Total ukuran untuk animasi.gif jangan melebihi 30 kb.
2.1.4 Fasilitas Situs Web Perpustakaan
Situs web perpustakaan adalah salah satu cara mudah bagi perpustakaan untuk berbagi informasi dan meningkatkan kualitas perpustakaan tersebut ditengah-tengah masyarakat informasi yang tidak mengenal batas tempat dan waktu. Selain itu situs web juga dapat memberikan pelayanan informasi yang lebih baik bagi pengguna perpustakaan, terutama menyangkut berbagai fasilitas dan sumber informasi yang dapat diakses pengguna perpustakaan.
Ada banyak fasilitas yang diaplikasikan pada situs web perpustakaan.
Fasilitas/menu/fitur situs web perpustakaan pada umumnya merupakan informasi yang dimiliki perpustakaan dan serangkaian kegiatan yang ada di perpustakaan.
Menurut Winarko (2009, 46-48) sendiri berpendapat fitur yang ada dalam situs web tidak berbeda pada fitur yang ada pada perpustakaan digital. Dan Fasilitas/menu/fitur yang harus dimiliki adalah sebagai berikut:
1. Fitur Keanggotaan
Fitur ini adalah fitur yang membatasi pengguna terdaftar dengan pengguna lainnya. Pengguna yang merupakan anggota perpustakaan mendapat keuntungan dapat mengakses semua informasi yang tersedia di perpustakaan.
2. Fitur Pencarian
Fitur pencarian dalam situs web perpustakaan berupa fasilitas katalog yang merupakan alat bantu sebagai petunjuk dalam penelusuran suatu koleksi dokumen yang dimiliki dalam suatu perpustakaan. Sesuai dengan fungsinya sebagai alat bantu, dengan fasilitas ini pengguna dapat melakukan penelusuran untuk mencari informasi yang dibutuhkan
dengan memasukkan kata kunci (keyword) pada fasilitas pencarian dalam situs web perpustakaan yang tersedia.
3. Fitur Link atau Pranala
Fitur ini merupakan layanan rujukan (link) ke situs lain. Fitur link disediakan agar pencari informasi jauh lebih luas melakukan penelusuran. Melalui fasilitas ini pengguna mendapat keuntungan karena tidak perlu mencari sendiri alamat terkait yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan informasi sejenis.
4. Fitur Dwi Bahasa
Fitur bahasa dapat memberikan kemudahan akses kepada pengguna informasi baik penguna informasi domestik dan juga pengguna informasi international sehingga dapat memanfaatkan informasi yang tersedia pada situs web perpustakaan.
5. Fitur Artikel
Penyediaan fitur ini sangat bermanfaat untuk penelitian, sehingga artikel yang tersedia sangatlah bervariasi, mulai yang artikel bersifat populer hingga yang bersifat ilmiah. Penyediaan artikel biasanya disesuaikan dengan kebutuhan jenis perpustakaan.
6. Folder dan Arsip
Folder dan Arsip merupakan fasilitas yang digunakan perpustakaan untuk memindahkan file atau artikel yang bukan folder terkini. Dan file tersebut biasanya memiliki nilai jual informasi yang tinggi dan relatif sulit mencari informasinya, sehingga disimpan dalam folder atau arsip situs web perpustakaan.
2.2 Situs Web Perpustakaan Perguruan Tinggi
2.2.1 Peran Situs Web Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan di Era paradigma baru menganut konsep digitalisasi, dengan istilah perpustakaan yang berbeda-beda. Misalnya, E-Library, perpustakaan digital, sampai dengan peprustakaan Hybrid. Perubahan itu secara otomatis menjadikan internet sebagai alat untuk sumber informasi, dengan memanfaatkan situs web sebagai wadah informasi atau penyimpanan informasi. Perpustakaan bisa saja dalam beberapa tahun ke depan tidak memerlukan ruang fisik yang besar, melainkan memerlukan ruang Digital yang lebih besar. Perpustakaan masa depan bisa saja hanya ada di dalam situs-situs web, perpustakaan yang hanya diakses melalui internet.
Pengembangan fungsi situs web untuk perpustakaan diharapkan benar-benar mewakili fungsi dirinya sebagai jantung institusi pendidikan. sebagai jantung institusi, perpustakaan memiliki tugas yang sama dengan public relation dalam memajukan perguruan tinggi. Terutama ketika public relation di perguruan tinggi tidak memungkinkan untuk memberikan informasi detail tentang produk Tridharma perguruan tinggi. Perpustakaan, menjadi salah satu Stakeholder yang perlu diberi ruang untuk bisa mendinamisasi diri, sehingga wajah perguruan tinggi kembali optimal. ( Hasbana, 2016 ).
2.2.2 Konten Situs Web Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Suprihadi (2005, 4), beberapa istilah koleksi yang utama dalam sebuah digital Library adalah sebagai berikut :
1. Skripsi, tesis maupun disertasi ataupun jurnal yang telah dirubah formatnya menjadi format digital.
2. Gray Literature (literatur kelabu), adalah bahan-bahan perpustakaan yang tidak dipublikasikan pada jalur formal atau tidak tersedia secara komersial.
Sebagai contoh: laporan penelitian karya ilmiah, hasil seminar, majalah ilmiah, ataupun tulisan staf akademika yang terpublikasi secara lokal.
3. Video, Clip dan sejenisnya yang biasanya digunakan pada proses belajar mengajar. Seperti koleksi dari Discovery-Channel, History-Channel dan lainnya.
4. Electronic-Book (E-Book), yaitu buku-buku yang memang sudah dalam format elektronik saat diproduksi.
5. Electronic-Journal (E-Journal), yaitu jurnal-jurnal yang bertaraf nasional dan internasional yang sudah tersedia dalam bentuk elektronik.
6. Lain-lain seperti: brosur-brosur, foto-foto, kliping koran atau majalah sertadokumen-dokumen sebagai arsip lembaga yang memungkinkan untuk dipublikasikan secara digital.
Sejalan dengan hal di atas, menurut Surachman (2010, 11-13), penerapan teknologi informasi dalam bidang layanan perpustakaan ini dapat dilihat dari beberapa hal seperti:
1. Layanan Sirkulasi.
Penerapan TI dalam bidang layanan sirkulasi dapat meliputi banyak hal diantaranya adalah layanan peminjaman dan pengembalian, statistik pengguna, administrasi keanggotaan, dan lain-lain. Selain itu dapat juga dilakukan silang layanan antar perpustakaan yang lebih mudah dilakukan apabila teknologi informasi sudah menjadi bagian dari layanan sirkulasi ini. Teknologi saat ini sudah memungkinkan adanya self-services dalam layanan sirkulasi melalui fasilitas barcoding dan RFID (Radio Frequency Identification). Penerapan teknologi komunikasi pun sudah mulai digunakan seperti penggunaan SMS, Faksimili dan Internet.
2. Layanan Referensi & Hasil-hasil Penelitian.
Penerapan teknologi informasi dalam layanan referensi dan hasil-hasil penelitian dapat dilihat dari tersedianya akses untuk menelusuri
sumber-sumber referensi elektronik dan bahan pustaka lainnya melalui kamus elektronik, direktori elektronik, peta elektronik, hasil penelitian dalam bentuk digital, dan lain-lain.
3. Layanan Jurnal/Majalah/Berkala.
Pengguna layanan jurnal, majalah, berkala akan sangat terbantu apabila perpustakaan mampu menyediakan kemudahan dalam akses ke dalam jurnal-jurnal elektronik, baik itu yang diakses dari database lokal, global maupun yang tersedia dalam format compact disk dan disket. Bahkan silang layanan dan layanan penelusuran informasi pun bisa dimanfaatkan oleh pengguna dengan bantuan teknologi informasi seperti internet.
4.Layanan Multimedia/Audio-Visual.
Layanan multimedia/audio-visual yang dulu lebih dikenal sebagai layanan
“non book material” adalah layanan yang secara langsung bersentuhan dengan teknologi informasi. Pada layanan ini pengguna dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk kaset video, kaset audio, microfilm, microfische, compact disk, laser disk, dvd, home movie, home theatre, dan lain-lain. Layanan ini juga memungkinkan adanya media interaktif yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk melakukan pembelajaran, dan sebagainya. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam layanan perpustakaan adalah pengguna yang mempunyai keterbatasan, seperti penglihatan yang kurang, buta, pendengaran yang kurang dan ketidakmampuan lainnya. Layanan Multimedia/Audio-Visual memungkinkan perpustakaan dapat memberikan pelayanan kepada para pengguna dengan kriteria ini. Sebagai contoh dari bentuk penerapan teknologi untuk itu adalah audible e-books, digital audio books, infoeyes (virtual reference), braille, dan lain sebagainya.
5. Web Confrecing dan Online Catalog.
Pustakawan dan perpustakaan juga bisa menggunakan fasilitas web-conferencing untuk memberikan layanan secara online kepada pengguna perpustakaan. Web-Conferencing ini dapat juga dimanfaatkan oleh bagian layanan informasi dan referensi. OPAC atau Online Catalog merupakan
bagian penting dalam sebuah perpustakaan, untuk itu perpustakaan perlu menyediakan akses yang lebih luas baik itu melalui jaringan lokal, intranet maupun internet.
6. Keamanan.
Teknologi informasi juga dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan kenyamanan dan keamanan dalam perpustakaan. Melalui fasilitas semacam gate keeper, security gate, CCTV dan lain sebagainya, perpustakaan dapat meningkatkan keamanan dalam perpustakaan dari tangan-tangan jahil.
7. Pengadaan.
Bagian pengadaan juga sangat terbantu dengan adanya teknologi informasi ini. Selain dapat menggunakan teknologi informasi untuk melakukan penelusuran koleksi-koleksi perpustakaan yang dibutuhkan, bagian ini juga dapat memanfaatkannya untuk menampung berbagai ide dan usulan kebutuhan perpustakaan oleh pengguna. Kerjasama pengadaan juga lebih mudah dilakukan dengan adanya teknologi informasi. Implementasi teknlogi informasi dalam layanan perpustakaan dari waktu ke waktu akan terus berkembang baik itu untuk keperluan automasi perpustakaan maupun penyediaan media/bahan pustaka berbasis teknologi informasi ini.
Jadi halaman situs web perpustakaan pada umumnya terdiri dari gabungan beberapa hal. Yang pertama adalah informasi tentang perpustakaan meliputi visi dan misi perpustakaan, sejarah perpustakaan, jam layanan perpustakaan, denah perpustakaan, informasi mengenai pegawai dan pustakawan pada perpustakaan, program perpustakaan, peraturan perpustakaan, dan lain-lain. Kemudian fasilitas peminjaman, perpanjangan pinjaman maupun fasilitas temu balik koleksi perpustakaan berupa katalog online. Fasilitas interaksi perpustakaan dengan pengguna meliputi sarana konsultasi melalui e-mail, buku panduan, nomor kontak perpustakaan dan lain-lain. Kemudian fasilitas koleksi Digital yang dimiliki
perpustakaan baik berupa jurnal elektronik maupun koleksi deposit perpustakaan.
Berikutnya fasilitas link ke situs web lain yang mempunyai hubungan dengan tujuan dan institusi perpustakaan.
2.3 Evaluasi Situs Web Perpustakaan 2.3.1 Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.
Pengertian evaluasi menurut Thoha (2003, 3) adalah “Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan”.
Dari pengertian menurut Thoha di atas, evaluasi dapat diartikan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui suatu keadaan suatu obyek yang kemudian hasilnya dijadikan sebagai tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Sedangkan Arikunto (2006, 1) mengemukakan pengertian evaluasi yaitu:
“Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan”.
Evaluasi merupakan bagian penting dari sistem pengendalian mutu pengelolaan. Dalam proses evaluasi terdapat tahap pengukuran dan penilaian.
Situs web merupakan suatu aplikasi yang terdapat di dalam teknologi internet.
Jadi, evaluasi situs web adalah kegiatan pengukuran dan pemberian nilai terhadap suatu situs web berdasarkan kriteria atau standar tertentu guna mengetahui kualitas dari situs web tersebut.
Melakukan evaluasi terhadap hasil pencarian penting untuk memastikan bahwa informasi yang didapat benar dan berasal dari sumber yang terpercaya. Jika informasi yang digunakan tidak benar, maka informasi yang diolah dan disajikan tidak benar juga dan itu akan membawa masalah terhadap penyebaran informasi yang salah, dan hal ini harus dihindari.
Evaluasi situs juga dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi antar muka situs yaitu jembatan yang mempertemukan pengguna dengan informasi, yang dikenal dengan nama uji ketergunaan atau usability testing. Badre yang dikutip oleh Dewiyana (2008, 70) memberikan defenisi usability testing atau uji ketergunaan sebagai berikut,
“usability testing has traditionally meant testing for efficiency, ease of learning, and the ability to remember how to perform interactive tasks without difficulty or errors” (uji ketergunaan adalah mengukur efisiensi, kemudahan dipelajari, dan kemampuan untuk mengingat bagaimana berinteraksi tanpa kesulitan atau kesalahan)”.
2.3.2 Tujuan Evaluasi Situs Web Perpustakaan
Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2006, 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu
“tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara
keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen”.
Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk menentukan/ membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.
Tujuan akhir evaluasi situs adalah untuk kepuasan pengguna. Dengan terpenuhinya kebutuhan informasi pengguna yang didapat dalam suatu situs tentu mereka akan puas, dan hal ini tentu akan membawa mereka kembali untuk mengunjungi situs tersebut. Dan ini memberi kesan yang baik kepada pengelola situs yang bersangkutan serta menunjukkan bahwa tujuan pengelola untuk membuat situs tersebut telah tercapai.
Evaluasi situs web merupakan kegiatan pengukuran dan pemberian nilai terhadap suatu situs web. Berdasarkan evaluasi situs web, mereka membuat perbaikan dalam situs web yang pada akhirnya membantu dalam memenuhi tujuan utamanya. Evaluasi situs web membantu dalam menemukan kelemahan dan kesalahan dalam situs web dan dalam menemukan cara yang berbeda untuk meningkatkan efektivitas situs web.
2.4 Metode WebQual 2.4.1 WebQual
Webqual merupakan salah satu metode pengukuran kualitas situs web berdasarkan persepsi pengguna akhir. Situs web ini merupakan pengembangan dari Servqual yang telah banyak digunakan untuk pengukuran kualitas jasa.
Webqual ini berbasis pada Quality Function Deployment (QFD).
Loiacono, dkk. (2002) mengembangkan metode Webqual dan memperkenalkan Wequal, sebagai sebuah ukuran kualitas situs web dengan 12 dimensi didasarkan pada tinjauan literatur yang luas dan wawancara dengan desainer dan pengunjung situs web. Lima kategori umum kualitas situs web yang
Loiacono, dkk. (2002) mengembangkan metode Webqual dan memperkenalkan Wequal, sebagai sebuah ukuran kualitas situs web dengan 12 dimensi didasarkan pada tinjauan literatur yang luas dan wawancara dengan desainer dan pengunjung situs web. Lima kategori umum kualitas situs web yang