• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rumusan faktor determinan untuk setiap kluster desa

7 FAKTOR DETERMINAN PENGEMBANGAN KLUSTER DESA

7.3 Pengaruh Faktor-Faktor Determinan Terhadap BCR

7.3.2 Rumusan faktor determinan untuk setiap kluster desa

Sebuah rumusan perlu dibuat untuk memudahkan perencanaan pengembangan pembangunan perikanan di Kota Ambon. Rumusan ini merupakan rangkuman hasil analisis yang dijelaskan dalam Bagian 7.2 dan Bagian 7.3.1, dengan kesimpulan tentang faktor apa saja yang perlu dikembangkan, dipertahankan, dikurangi, atau diabaikan (Tabel 7.8). Hal ini penting agar program pembangunan perikanan tangkap dan masyarakat pesisir Kota Ambon dapat dilakukan secara optimal dan efektif sesuai kebutuhan setiap desa kluster.

Dalam penentuan apakah suatu faktor determinan perlu dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau diabaikan, didasarkan pada koefisien pengaruh dan signifikansinya. Jika koefisien pengaruhnya positif besar dan signifikan, faktor determinan tersebut dipertahankan. Bila koefisien pengaruhnya positif tidak terlalu besar tetapi siginifikan, faktor determinan tersebut harus dikembangkan, dan jika koefisien pengaruhnya negatif dan signifikan, faktor tersebut harus dikurangi. Sebaliknya, jika koefisien pengaruh nya positif atau negatif tetapi tidak signifikan, faktor determinan tersebut diabaikan.

Pada Tabel 64 tergambar pengaruh suatu faktor/dimensi pengelolaan terhadap pengembangan perikanan tangkap di kluster desa ditunjukkan oleh nilai koefisien (KP) seperti yang dijelaskan pada Bagian 7.2 dan Bagian 7.3.1. Pengaruh dikatakan positif bila nilai KP > 0 dan kuat jika nilai KP > 1,00, dan negatif bila nilai KP < 0 (Sarwono, 2006).

Selanjutnya, strategi dan aksi pengembangan kluster desa dapat dirancang berdasarkan informasi tentang pengaruh dan sifat pengaruh tersebut. Untuk faktor/dimensi dengan pengaruh positif siginfikan dapat dikembangkan lanjut atau

157

menjadi fokus perhatian dalam setiap program pembangunan perikanan di Kota Ambon, sedangkan lokasi pelaksanaan program dapat dilakukan pada desa kluster yang sesuai seperti ditunjukkan pada kolom lokasi pengembangan di Tabel 64. Pengaruh positif signifikan memberi indikasi bahwa suatu faktor/dimensi sangat mendukung/bermanfaat untuk pengembangan kluster desa, seperti faktor pengendalian pencemaran sangat dibutuhkan untuk pengembangan kluster desa dari aspek ekologi, dengan sasaran utama desa berstatus mina mandiri dan dekat jalur bisnis (desa-desa di kluster 1 dan kluster 2). Hal ini karena desa/kelurahan tersebut sangat padat aktivitas perikanannya, sehingga bahan pencemar yang ditimbulkannya juga banyak.

Faktor/dimensi dengan pengaruh positif kuat dan signifikan memberi indikasi optimalnya peran dan signifikannya manfaat peran tersebut bagi pengembangan kluster desa. Karena itu, interaksi faktor tersebut perlu dipertahankan (arahan Tabel 64) di semua kluster desa. Namun demikian, dapat saja dikembangkan lagi untuk desa kluster lain dengan kondisi khusus. Faktor keuntungan misalnya, meskipun secara nyata telah memberi manfaat layak bagi sebagian besar nelayan, tetapi perlu terus ditingkatkan untuk UPT dengan BCR rendah (< 1,50) dan BCR sedang (1,50- 2,00), sementara UPT dengan BCR rendah dan sedang tersebut banyak terdapat desa kluster 4-6 (K4-K6). Karena itu, program pembangunan perikanan di masa depan terkait perbaikan keuntungan UPT dapat difokuskan pada desa pesisir di kluster 4-6, dengan sasaran program UPT yang mempunyai BCR rendah dan sedang.

Dalam model ini tidak ada faktor/dimensi yang berpengaruh negatif dan signifikan, dengan kata lain faktor-faktor itu tidak akan menurunkan BCR usaha perikanan tangkap. Menurut Gaspersz (1992), jika dalam suatu sistem alam tidak ada komponen/faktor berinteraksi secara negatif maka sistem tersebut memiliki peluang untuk berkembang secara bebas. Sebaliknya, jika interaksi yang negatif perlu dikurangi atau mungkin dinetralkan agar keutuhan sistem tidak rusak. Pada rangkuman di Tabel 64 tersebut, ada tujuh faktor/dimensi yang dapat diabaikan pengaruhnya (karena tidak signifikan), diantaranya faktor kehidupan sosial (gotong royong, makan ikan), dan tata nilai. Seperti dijelaskan pada Bagian 7.2, kebiasaan makan ikan dan tidak bisa makan tanpa ikan sudah menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat Maluku terutama Kota Ambon, dan hal ini sudah berlangsung sejak

jaman kerajaan. Hal yang sama juga untuk tata nilai, menurut Vanden (2001) tata nilai keagamaan sudah berkembang sejak jaman VOC (1605 M) yang ditandai oleh didirikan gereja di berbagai tempat di Kota Ambon. Sampai saat ini, tata nilai ini berkembang dengan baik sebagai bagian dari perkembangan sosial-budaya di Kota Ambon dan tidak dipengaruhi oleh maju mundurnya usaha perikanan tangkap. Oleh karena itu, pengembangan faktor/dimensi ini tidak perlu diprogramkan atau dianggarkan secara khusus untuk mendukung pengembangan kluster desa.-

159

159

Tabel 64. Formulasi faktor determinan untuk pengembangan setiap jenis kluster desa di Kota Ambon

Faktor Terkait Pengembangan Kluster Kluster

Pengaruh

Lokasi Pengembangan/Kluster Desa

Sasaran Utama

K1 K2 K3 K4 K5 K6

Pengembangan Fisik Desa

Topografi dan

Demografi Signifikan ♯ ♯ ♯ ♯

Dikembangkan pada desa berstatus mina mula atau bertopografi terjal di K5-K6

Potensi SDA Desa Signifikan ♯ ♯ ♯ Dikembangkan pada desa berbatasan dg Teluk

Ambon dan Teluk Ambon Dalam di K1-K3 Sarana dan Prasarana

Desa

Tidak

signifikan       -

Pengembangan SOSBUD Desa

Kehidupan Sosial (gotong royong, makan ikan)

Tidak

signifikan       -

Tata Nilai Tidak

signifikan       -

Mobilitas Penduduk Tidak

signifikan       -

Pengembangan Ekologi Desa

Pemukiman Signifikan ♯ ♯ ♯ ♯ Dikembangkan pada desa mina mula di K5 dan

penduduk rendah di K6 Pengendalian

Pencemaran Signifikan

Dikembangkan pada desa berstatus mina mandiri dan dekat jalur bisnis di K1 & K2 Ekosistem Terumbu

Karang

Tidak

signifikan       -

Pengembangan Teknis UPT

Armada/kapal perikanan

Tidak

signifikan       -

Alat tangkap Signifikan & ♯ & ♯ & ♯ & ♯

Dikembangkan utk UPT BCR rendah (<1,50) di K1-K6 dan dipertahankan utk UPT BCR > 2,00

di K1-K4 Teknologi & metode

operasi Signifikan ♯ ♯ ♯

Dikembangkan pada desa berstatus mina mula di K4-K5 atau BCR <1,50 di K6

160

Pengembangan BCR UPT

Modal Kerja Tidak

signifikan       -

Pengembalian

Investasi Signifikan ♯ ♯

Dikembangkan/ditingkatkan pada desa dengan kepemilikan UPT rendah / sedang di K3-K6

Keuntungan Signifikan ♯ ♯ ♯ ♯ &

Dikembangkan/ditingkatkan pada UPT BCR UPT < 2,00 di K4-K6, dan dipertahankan UPT

BCR UPT > 2,00 di K1-K4

Kontinyuitas Signifikan ♯ ♯ Dikembangkan/ditingkatkan pada UPT ukuran

kecil di K3-K6 dan UPT dg BCR<1,50 di K5-K6 Keterangan :

Makna simbol : = harus dikembangkan, ♯ Harus dipertahankan,  = diabaikan, dan = harus dikurangi Tidak ada faktor/dimensi dengan status dikurangi (tidak ada faktor dengan pengaruh negatif signifikan) K1 s/d K6 adalah Kluster Desa 1 s/d Kluster Desa 6

8 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PERIKANAN