• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Agar ada keseragaman pelaksanaan pemberkasan perkara TPPO disamping penanganan pemberkasan bukti-bukti untuk pengajuan Restitusi, disarankan agar dibuat mekanisme petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis dari internal Kepolisian untuk digunakan sebagai pedoman bagi Penyidik di seluruh Indonesia dalam hal pemberian Restitusi bagi korban TPPO dan bagi institusi Kejaksaan juga diperlukan mekanisme/tatacara pengajuan Restitusi pada saat pengajuan tuntutan, juga mengenai pedoman yang jelas tentang kerugian

immateriil agar ada kesamaan pemahaman antar penegak hukum, solusi dari semua permasalahan ini adalah adanya Peraturan Pemerintah untuk implementasi UU PTPPO dengan juga harus dapat mengakomodir perdagangan anak yang belum diakomodir.

2. Agar koordinasi dan kerja sama antar penegak hukum lebih ditingkatkan lagi, karena sangat menentukan keberhasilan tugas, terutama dalam menegakkan hukum dan keadilan serta melindungi sekaligus menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh korban TPPO sehingga pelaku mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

3. Kepolisian Daerah Sumatera Utara diharapkan untuk lebih mengedepankan upaya preventif di dalam masyarakat terhadap kejahatan TPPO, sehingga akan membantu meminimalisir terjadinya kejahatan TPPO, antara lain dengan meningkatkan Operasi Penyakit Masyarakat (PEKAT), memberikan penyuluhan-penyuluhan hukum/sosialisasi tentang TPPO bersama-sama dengan Biro Pemberdayaan Perempuan dan Anak serta Keluarga Berencana Setdaprovsu, Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sumut dan instansi lainnya, sehingga diharapkan kesadaran masyarakat meningkat dan selalu waspada terhadap pelaku-pelaku TPPO yang gencar mencari korban-korban yang tidak/kurang memiliki informasi tentang bahaya/akibat dari perdagangan orang.

4. Dalam meningkatkan profesionalisme Penyidik Polri, perlu dilakukan Pelatihan dan Pendidikan dalam bidang Penyelidikan dan Penyidikan disamping dukungan anggaran yang cukup untuk mengoperasionalisasikan penyelidikan dan penyidikan tersebut, serta peningkatan Kesejahteraan Penyidik untuk menghindari praktek KKN dengan pelaku perdagangan orang (trafficer) terutama cukong/pemilik modal ataupun mafia.

5. Dalam proses penegakan hukum perlu juga dibangun hubungan yang harmonis dengan instansi sektor antar pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk mengungkap perkara TPPO, antara lain tersedianya Ruang Pelayanan Khusus disetiap Polres / Polsek, dan juga tersedianya fasilitas Rumah Aman bagi korban TPPO yang sangat berguna untuk korban mendapatkan rehabilitasi berupa bantuan pemulihan, sehingga diharapkan korban dapat pulih secara penuh untuk kebaikan diri sendiri dan masyarakat serta dengan adanya Rumah aman tersebut korban juga dapat memperoleh pembekalan berupa keahlian/kursus dibidang kecantikan atau menjahit dll (reintegrasi) yang dapat menunjang kehidupannya kelak apabila kembali ketengah-tengah masyarakat, sehingga korban tidak mudah kembali menerima bujuk rayu dari trafficker/pelaku untuk menjadi korban dari perdagangan orang kembali.

6. Kerja sama Internasional perlu juga dikembangkan mengingat tindak pidana perdagangan orang merupakan kejahatan tidak saja dalam wilayah negara RI,

tetapi juga merupakan kejahatan transnasional, melewati lintas batas negara antar negara, baik yang bersifat bilateral, regional maupun multilateral, dimana kasus perdagangan orang ini modusnya semakin canggih dikaitkan dengan perdagangan tenaga kerja ilegal dan pasar perdagangan seks internasional, maka diperlukan adanya pertemuan tingkat tinggi antar negara- negara misalnya ASEAN dengan tujuan meningkatkan kesadaran maupun dalam rangka membangun kesepahaman dalam upaya pencegahan dan pemberantasan TPPO, misalnya seperti Deklarasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku-buku

Aulia HS., Belajarlah ke Negeri Cina, Majalah Panji Masyarakat, No. 19 Tahun IV, 30 Agustus 2000.

Daryanto,S.S, Kamus Bahasa Umum Indonesia Lengkap (Surabaya:Apollo,1997) Harkrisnowo, Harkristuti, Laporan Perdagangan Indonesia, (Jakarta : Sentra

HAM,UI 2003 )

Hartono, Sunaryati, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, Bandung: Rineka Cipta, 1994.

Hamzah Andi, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta 2009.

Ibrahim, Johnny, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007.

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembernatasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Jakarta, 2008.

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, Penghapusan Perdagangan Orang (Trafficking in Persons) Di Indonesia, Jakarta, 2003.

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Penghapusan Perdagangan Orang di Indonesia, (Jakarta, 2005)

Komisi Nasional Perlindungan Anak, Beberapa isu Hukum Kejahatan Perdagangan Orang.

Mahfud MD, Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia, (Jakarta:Gramedia,1999),hal 69, Lihat Buku Imam Kabul, Paradigma Pembangunan Hukum di Indonesia, (Yogyakarta: Kurnia Kalam,2005) Marzuki, Petter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2006.

Mulyadi, Mahmud, Criminal Policy : Pendekatan Integral Penal policy dan Non Penal Policy Dalam penanggulangan Kejahatan Kekerasan, (medan : Pustaka Bangsa Press,2008).

Nasution Bismar, Mengkaji Ulang Hukum sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi, disampaikan pada “Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Hukum Ekonomi Universitas Sumatera Utara” (Medan; Dosen Pascasarjana Ilmu Hukum Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 17 April 2004).

Pusat Kajian dan Perlindungan Anak – IOM International Organization for Migran, Peraturan Daerah Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2004 tentang Penghapusan Perdagangan (Trafiking) Perempuan dan Anak, Medan, 2005.

Publikasi Komnas Perempuan – LBH APIK, Laporan Khusus PBB Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan, Perdagangan Perempuan, Migrasi Perempuan dan Kekerasan terhadap Perempuan : Penyebab dan Akibatnya. Jakarta, 2000

Republik Indonesia, Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 88 Tahun 2002 Tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan (Trafiking) Perempuan dan Anak, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, Jakarta : 2003.

Saleh Roeslan, Hukum Pidana, Jakarta 2003.

Satochid K, Hukum Pidana Bagian Kesatu, Balai Lektur Mahasiswa. Saifullah, Refleksi Sosiologi Hukum, (Bandung:Refika Aditama,2007)

Sapardjaja Komariah Emong, Ajaran Sifat Melawan Hukum Materil Dalam Hukum Pidana Indonesia, (Bandung : Alumni,2002).

Simanjuntak Osman, Teknik Perumusan perbuatan pidana dan azas-azas umum, Jakarta 2007

Supranto, J., Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Subagyo, Joko.P, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Rineka

Sunarso Siswanto, Wawasan Penegakan Hukum di Indonesia, Bandung 2005. Syahrin Alvi, Beberapa Masalah Hukum, (Medan:PT.Sofmedia,2009)

2. Perundang-undangan. Kitab Undang-undang Hukum Pidana Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana

Undang-undang No.9 tahun 1992 tentang Keimigrasian.

Undang-undang No.39 tahun 1999, Tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-undang No.181 tahun 1998, Tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Undang-undang No.2 tahun 2002, Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Undang-undang No.23 Tahun 2002, Tentang Perlindungan Anak.

Undang-undang No.39 Tahun 2004, Tentang Penempatan Dan perlindungan TKI di Luar Negeri.

Peraturan Daerah Sumatera Utara No.6 Tahun 2004, Tentang Penghapusan perdagangan Orang (Trafiking).

Peraturan Daerah Sumatera Utara No. 5 tahun 2007, Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Bentuk Terburuk Bagi Anak.

Peraturan Gubernur Sumatera Utara No.24 Tahun 2005, Tentang Rencana Aksi Propinsi Penghapusan Perdagangan (Trafiking) Perempuan Dan Anak.

Peraturan Kapolri No.10 Tahun 2007, Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelayan Perempuan Dan Anak (Unit PPA) di Lingkungan Polri.

3. Internet

Departemen Luar Negeri AS: Laporan Mengenai Perdagangan Manusia (Bagian III),www.hrw.org.html,8 Maret 2009.

Departemen Luar Negeri AS: Laporan Mengenai Perdagangan Manusia (Bagian II),www.usembassyjakarta.go.html, 9 Maret 2009.

Kendala Dana Selalu Dijadikan alasan untuk menangani kasus Trafiking,

www.journalperempuan.com, 7 Maret 2009.

Penghapusan Perdagangan Orang di Indonesia, www.id.wikisource.org, 7 Maret 2009.

Perdagangan Orang, www.profsuhaidi.web.id tanggal 10 Agustus 2010.

Pemberdayaan Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan, www.Erna Sofyan Syukrie.com tanggal 21 Agustus 2010.

4. Wawancara

Emmy Suryana Lubis, Staf Biro PPA dan KB Setdaprovsu

AKBP.Rauli Siahaan,SH,M.Hum, Kepala Sekretariat Umum Polda Sumatera Utara AKP. Sitiani Purba, Jabatan Panit Perlindungan PPA Polda Sumatera Utara

Kompol Fransisca Munthe,SH, Jabatan Kanit PPA Polda Sumatera Utara