• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.3 Saran

5.3.1 Peneliti selanjutnya, sebaiknya meyakinkan kepada kelompok kontrol bahwa mereka juga akan mendapatkan treatment yang sama dengan kelompok eksperimen, begitu juga sebaliknya.

5.3.2 Penelitian ini perlu diujicobakan ke sekolah lain dengan penelitian yang serupa

128 DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., Nurjhani, M., & Muslim. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam dan lingkunganku. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara. Artz, A. F., & Newman

Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (10th ed). Boston: Pearson. Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education (6th

ed.). London and New York: Routledge.

Crain, W. (2007). Teori perkembangan konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Cresswell, J. (2015). Riset pendidikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi riset kualitatif & kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Crismono, P.C. (2017). Pengaruh outdoor learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, IV (2), hal

106-113. Diakses pada tanggal 2 April 2018, dari

http://jorunal.uny.ac.id/index.php/pgsd/article/view/15482

Darmawan, D. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, Daryanto & Rahardjo, M. (2012). Model pembelajaran inovatif. Yogyakarta:

Gava Media.

Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Facione, P. (2010). Critical thinking: What it is and why it counts. Insight Assesment.

Facione, P. A. (1990). Critical thinking: A statement of expert consens for purposes of educational assesment and instruction. Millbrae: California Academic Press.

Fathurrohman, M. (2017). Belajar dan pembelajaran modern: Konsep dasar, inovasi, dan teori pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca.

129 Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS (3rd ed). Los Angeles: Sage. Fraenkel, R., & Wallen, E. (2012). How to design and evaluate research in education

8th edition. Boston: McGraw-Hill Higher Education.

Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Undip. Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Gunawan, A. (2009). Buku pintar Selkolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang

Hamdayama, Jumanta. (2014). Model dan metode pembelajaran kreatif dan berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Huda, M. (2014). Cooperative learning: Metode, teknik, struktur dan model terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. (2009). Pembelajaran kooperatif: Meningatkan kecerdasan komunikasi antar peserta didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research: Quantitative, qualitative, and mixed approaches (3rd. Ed.). California: Sage Publications. Kasmadi & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.

Bandung: Alfabeta.

Khasanah, F. (2015). Eksperimentasi pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe teams games tournament (TGT) terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa sekolah dasar sekecamatan depok. Likithapradnya,17(2).96-106. Diakses pada tanggal

16 Mei 2108, dari

http://likhitapradnya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/likhitapradnya/article/vie w/19

Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research, an integrated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.

Margono, S. (2007). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Putra.

Nadrah, Tolla, I., Ali, M. S., & Muris. (2017). The effect of cooperative learning model of teams games tournament (TGT) and student’s motivation toward physics learning outcome. International Education Studies, 10 (2).

130

123-130. Diakses tanggal 23 April 2018, dari

http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&q=nadrah,+tolla+dan+ murid#d=gs_qabs&p=&u=%23p%DODPcXDX-CcUJ

Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif & kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT. Indeks.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian pembelajaran bahasa. Yogyakarta: UNY.

OECD. (2013). PISA 2012 result: What students know and can do-student performance in athematics, reading, and science. Diakses tanggal 26-03-2018. Diakses dari www.oecd.ord.pisa/keyfinding/PISA-2012-results-overview.pdf

OECD. (2016). PISA 2015 Result in focus. Diakses tanggal 25 Maret 2018, dari www.oecd.ord/pisa/pisa2015-results-in-focus.pdf.

Papalia, D. E., Old, S.W., & Feldman, R.D. (2008). Human development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana.

Permana, E. P. (2016). Penerapan metode pembelajaran kooperatif numbered heads together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS SD. Diakses tanggal 27 Maret 2018. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, 1 (2). 49-58. Diakses pada tanggal 01 April 2018, dari http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pgsd/article/biew/210/140 Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan

SPSS & prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis. Yogyakarta: Gava Media.

Rusman. (2010). Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rusman. (2012). Model-model pembelajaran : Mengembangkan profesionalisme guru edisi kedua. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia. Bandung: Nusa Media. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks.

Santrock, J. W. (2009). Psikologi pendidikan: Educational psychology edisi 3 buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.

Santrock, J. W. (2012). Life-span development: Perkembangan masa-hidup edisi ketigabelas jilid I. Jakarta: Erlangga.

131 Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Setyosari, P. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana

Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slavin, R. E. (2008). Cooperative learning: Teori, riset dan praktik. Bandung: Nusa Media.

Solihatin & Raharja. (2007). Cooperative learning analisis model pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Subandi., Litt, M., & Setyoningasih, E. (2014). Pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams game tournament) dengan menggunakan media soal teka-teki silang terhadap penguasaan bilangan bahasa jepang pada siswa kelas XII A di SMK Gajah Mada Mejayan tahun ajaran 2013/2014. Hikari,

2(2). 35-43. Diakses pada 16 Maret 2018, dari

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/kejepangan-unesa/article/view/11139/14506

Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sukardi. (2009). Evaluasi pendidikan: Prinsip dan operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumanto. (2014). Teori dan aplikasi metode penelitian. Jakarta: PT Buku Seru Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Supratiknya, A. (2002). Service learning, belajar dari konteks kehidupan

masyarakat: Paradigma pembelajaran berbasis problem, mempertemukan Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suprijono, A. (2009). Cooperative learning (teori dan aplikasi PAIKEM).

132 Suprijono, A. (2016). Model-model pembelajaran emansipatoris. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Surapranata, S. (2009). Cooperative learning: Teori dan aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, A. (2013). Teori pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Prenada Media Group.

Sutikno, S. (2012). Manajemen pendidikan: Langkah praktis mewujudkan lembaga pendidikan yang unggul. Holistica: Lombok.

Syarifah & Sumardi, Y. (2015). Pengembangan model pembelajaran malcom’s modeling untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 1 (2). 237-247). Diakses pada

18 Agustus 2018, dari

https://journal.uny.ac.id/index.php/jipi/article/view/7510

Tawil & Liliasari. (2013). Berpikir kompleks dan implementasinya dalam mata pelajaran ipa. Makasar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makasar.

Taniredja, T., & Faridli, M. (2014). Model-model pembelajaran inovatif dan efektif.

Bandung: Alfabeta.

Taniredja, T., & Mustafidah, H. (2011). Penelitian kuantitatif (sebuah pengantar).

Bandung: Alfabeta.

Tinio, V. L. (2003). ICT in education.

http://www.apdip.net/publications/iespprimers/ICTinEducation.pdf

Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu: Konsep, strategi, dan implementainya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Yusuf, S. (2014). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

133

134 Lampiran 1. 1 Surat Izin Penelitian

135 Lampiran 1. 2 Surat Izin Validasi Soal

136 Lampiran 2. 1 Silabus Kelompok Kontrol

139 Lampiran 2. 2 Silabus Kelompok Eksperimen

143 Lampiran 2. 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol

148 Lampiran 2. 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen

158 Lampiran 3. 1 Soal Uraian

Soal Uraian Petunjuk pengerjaan soal:

1. Siswa tidak diperbolehkan berdiskusi dengan teman lain!

2. Siswa tidak diperbolehkan membawa dan membuka buku catatan/pelajaran! 3. Siswa menjawab soal pada lembar soal!

4. Semua soal wajib dikerjakan! 5. Waktu pengerjaan soal 100 menit!

Bacalah soal-soal di bawah ini dan jawablah dengan tepat!

1. Nana pergi bertamasya ke kebun binatang. Di sana Nana melihat berbagai macam hewan. Seperti macan, jangkrik, katak, monyet, belalang, kupu-kupu, ular, kuda nil, kijang, lebah, harimau, ikan, kumbang, burung, nyamuk, gajah, kecoa, cacing, kuda, lintah dan unta.

a. Dapatkah kamu membantu Nana untuk mengelompokkan dengan menuliskan minimal empat hewan yang bernapas dengan paru-paru dan trakea, sesuai dengan hewan yang telah dilihat oleh Nana di kebun binatang!

Hewan yang bernapas dengan paru-paru Hewan yang bernapas dengan trakea Nama: ... Kelas: ... No Urut: ...

159 b. Perhatikan gambar alat pernapasan paru-paru pada hewan mamalia di bawah

ini, kemudian berilah nama pada setiap bagian yang diberi tanda di bawah ini!

c. Jelaskan dua tahap pernapasan ikan dengan bahasamu sendiri! Tahapan inspirasi adalah

Jawab:……… ………... ... Tahapan ekspirasi adalah

Jawab:……… ………... ...

2. a. Jelaskan minimal empat ciri hewan mamalia dan serangga!

Ciri-ciri hewan mamalia yang bernapas dengan paru-paru dan hidup di darat

Jawab:……… ………...………... 1. 3. 2. 4. 5.

160 ...………... Ciri-ciri hewan serangga yang bernapas dengan trakea

Jawab:……… ………..………... ...………... b. Dodi memiliki ikan arwana yang diletakkan di dalam akuarium. Ketika libur

sekolah, Dodi membersihkan akuarium tersebut. Dodi memindahkan ikan arwana tersebut ke dalam baskom berukuran kecil yang berisi air kotor. Setelah selesai membersihkan akuarium Dodi melihat ikan tersebut sudah lemas. Berdasarkan cerita di atas, apa penyebab ikan arwana milik Dodi lemas? Tuliskan minimal dua jawabanmu!

Jawab:……… ………... c. Berdasarkan cerita Dodi di atas apa nama bagian tubuh ikan dan organ

pernapasan ikan yang tidak berfungsi dengan baik, ketika berada di dalam baskom? Tuliskan dua jawabanmu!

Jawab:……… ………... 3. Tentukan benar atau salah pernyataan berikut ini dengan melingkari jawaban yang

dipilih dan dianggap tepat! Tuliskan alasannya!

a. Katak dewasa adalah hewan amfibi yang bernapas dengan insang (Benar/Salah).

Alasan:

... ... ... b. Paus merupakan golongan ikan yang bernapas menggunakan paru-paru

(Benar/Salah) Alasan:

161 ... ... ... c. Tentukan benar atau salah kesimpulan pernyataan berikut ini dengan melingkari

jawaban yang dipilih dan dianggap tepat! Tuliskan alasannya!

Mayor: Hewan amfibi bernapas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit Minor: Katak dewasa merupakan hewan amfibi

Kesimpulan: Katak dewasa bernapas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit. (Benar/Salah)

Alasan:

... ... ...

4. Jawablah pertanyaan di bawah ini!

a. Rino akan mengganti air dalam akuarium yang sudah kotor. Rino menggunakan tiga alat yaitu gayung, jaring, dan tangan.

Tuliskan langkah-langkah mengganti air dalam akuarium dengan gayung, jaring, dan tangan tersebut agar ikan tidak mati!

Jawab: ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

162 b. Seandainya jarak antara akuarium dengan wadah sementara agak jauh, manakah

dari gayung, jaring, dan tangan yang paling efektif? Tuliskan dua alasanmu! Jawab:

... ... ... ... c. Perhatikan gambar di bawah ini!

Akurium Rino menggunakan filter yang menghasilkan gelembung-gelembung air. Filter di dalam akuarium dapat menyaring kotoran yang ada di dalam air. Jadi filter dapat menggantikan tugas Rino. Berdasarkan cerita di atas, buatlah tiga kesimpulan tentang manfaat filter pada akuarium!

163 Jawab: ……… ……... ... ... 5. Perhatikan gambar di bawah ini!

a. Ceritakan isi gambar di atas minimal dengan tiga kalimat yang berhubungan dengan sistem pernapasan kupu-kupu !

Jawab :

……… ……… ……… b. Setujukah kamu dengan yang dilakukan oleh Tina dan Tini pada gambar di atas

terkait dengan sistem pernapasan kupu-kupu! Berikan alasanmu! Jawab:

……… ……… ………...……… c. Perhatikan gambar berikut!

164 Ketika ikan berenang di dalam akuarium, ikan sering membuka dan menutup mulutnya dan mengeluakan gelembung-gelembung.

Mengapa ikan harus membuka dan mentup mulutnya serta mengeluarkan gelembung saat berenang di dalam akuarium ? Sebutkan dua alasan! Jawab :

……… ……… ………... 6. Ketika kamu dan adikmu sedang bermain. Kamu melihat anak ayam yang

tercebur ke dalam kolam yang berisi air sedalam setengah meter. Anak ayam tersebut tidak dapat berenang dan terlihat kesulitan untuk bernapas.

a. Cara apa yang akan kamu lakukan untuk menyelamatkan anak ayam tersebut ? Sebutkan minimal dua alasan!

Jawab :

……… ……… ……… b. Apabila setelah kamu menyelamatkan anak ayam tersebut. Ternyata adikmu

melihat anak ayam itu kedinginan dan untuk menghangatkannya adikmu memegang leher anak ayam itu dengan kencang. Sehingga anak ayam itu tidak dapat bernapas dengan baik. Apakah :

1) Kamu menegur adikmu, kemudian memintanya melepaskan anak ayam dari genggamannya dan memasukkan anak ayam ke dalam kardus yang sudah ada lampu untuk penghangat

165 2) Kamu mengikuti adikmu menggenggam anak ayam itu dengan kencang

supaya anak ayam itu tidak kedinginan Alasan :

……… ……… ……… c. Apakah tindakan yang kamu lakukan itu sudah tepat ? Berikan minimal dua

alasan! Jawab :

……… ……… ………

166 Lampiran 3. 2 Kunci Jawaban

1. Menginterpretasi

Nana pergi bertamasya ke kebun binatang. Di sana Nana melihat berbagai macam hewan. Seperti macan, jangkrik, katak, monyet, belalang, kupu-kupu, ular, kuda nil, kijang, lebah, harimau, ikan, kumbang, burung, nyamuk, gajah, kecoa, cacing, kuda, lintah dan unta.

a. Dapatkah kamu membantu Nana untuk mengelompokkan dengan menuliskan minimal eempat hewan yang bernapas dengan paru-paru dan trakea, sesuai dengan hewan yang telah dilihat oleh Nana di kebun binatang! (Membuat kategori: membuat klasifikasi atas data-data dengan menggunakan skema tertentu)

Kunci jawaban :

Hewan yang bernapas dengan paru-paru

Hewan yang bernapas dengan trakea

Macan Jangkrik

Monyet Belalang

Gajah Kupu-kupu

Kuda Nil Lebah

Kijang Nyamuk

Kuda Kumbang

Harimau Kecoa

b. Perhatikan gambar alat pernapasan paru-paru pada hewan mamalia di bawah ini, kemudian berilah nama pada setiap bagian yang ditandai atau diberi tanda di bawah ini! (Memahami arti: Menginterpretasikan gambar)

167 Kunci jawaban:

1. Trakea 2. Bronkiolus 3. Alveolus

4. Alveolus diliputi pe,mbuluh darah 5. Bronkus

c. Jelaskan dua tahap pernapasan ikan dengan bahasamu sendiri! (Menjelaskan makna: Membahasakan ulang apa yang dikatakan orang lain dengan kata-kata yang berbeda tanpa menghilangkan arti semula)

Kunci jawaban:

Tahapan Inspirasi merupakan tahapan pengambilan air terhadap insang. Proses tahap inspirasi insang menutup, mulut terbuka sehingga air masuk kedalam rongga mulut.

Tahap Ekspirasi adalah tahap pengeluaran air. Setelah air masuk kerongga mulut celah mulut menutup, tutup insang membuka. Hal ini menyebabkan air keluar melawati celah insang. Pertukaran antara O2 dan CO2 terjadi pada tahap ekspirasi. 1. 3. 2. 4. 5.

168 2. Menganalisis

a. Jelaskan minimal empat ciri hewan di bawah ini! (Menguji gagasan-gagasan: mendefinisikan istilah yang abstrak)

Ciri-ciri hewan mamalia yang bernapas dengan paru-paru dan hidup di darat Jawab:………

….……..………...

... Ciri hewan yang bernapas dengan trakea

Jawab:………

…..……..………...

... Kunci jawaban :

Ciri hewan mamalia yang bernapas dengan paru-paru dan hidup di darat : 1. Berkembangbiak dengan beranak

2. Berambut

3. Memiliki daun telinga 4. Memiliki ekor

5. Memiliki tulang belakang 6. Berdarah panas

Ciri-ciri hewan yang bernapas dengan trakea

1. Tubuhnya beruas-ruas terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, dada, dan perut 2. Memiliki 3 pasang kaki yang pangkalnya menyatu

3. Memiliki sepasang antena 4. Mata majemuk

5. Berkembangbiak dengan cara bertelur

b. Dodi memiliki ikan arwana yang diletakkan di dalam akuarium. Ketika libur sekolah, Dodi membersihkan akuarium tersebut. Dodi memindahkan ikan arwana tersebut ke dalam baskom berukuran kecil yang berisi air kotor. Setelah selesai membersihkan akuarium Dodi melihat ikan tersebut sudah lemas. Berdasarkan cerita di atas, jelaskan dua penyebab ikan arwana milik

169 Dodi lemas? (Mengidentifikasi argument: menilai apakah suatu

pernyataan (dari suatu artikel di Koran atau suatu paragraf sebuah buku) mendukung atau berlawanan dengan pandangan tertentu).

Jawab:………

……….

………. Kunci Jawaban:

1. Baskom terlalu kecil untuk menampung ikan arwana 2. Air baskom yang digunakan kotor

3. Ikan arwana kekurangan oksigen

4. Jangka waktu dalam memindahkan ikan arwana terlalu lama

c. Berdasarkan cerita Dodi di atas apa nama bagian tubuh ikan yang tidak berfungsi dengan baik, ketika ikan berada di dalam baskom? Tuliskan dua jawaban beserta alasannya! (Menganalisis argument: menganalisis

rangkaian argument yang dikembangkan dan yang digunakan pengarang sebagai dasar untuk menarik kesimpulan tertentu)

Jawab:………

………...

………... Kunci jawaban:

1. Insang. karena oksigennya sedikit,

2. Mulut( karena tidak dapat bergerak dengan leluasa untuk menghirup udara), 3. Ekor (karena tidak leluasa untuk bergerak).

4. Sirip (karena sirip ikan tertekan oleh baskom yang kecil) 3. Mengvaluasi

Tentukan benar atau salah pernyataan berikut ini dengan melingkari jawaban yang tepat! Tuliskan dua alasannya! (Menilai sah tidaknya klaim-klaim: menilai apakah suatu klaim itu bisa dibenarkan atau tidak atas dasar pengetahuan yang dimiliki)

170 a. Katak dewasa adalah hewan amfibi yang bernapas dengan insang

(Benar/Salah). Kunci Jawaban:

Salah. Karena katak dewasa adalah hewan amfibi yang bernapas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit.

b. Paus merupakan golongan ikan yang bernapas menggunakan paru-paru (Benar/Salah)

Kunci jawaban:

Salah, karena paus tergolong hewan mamalia yang bernapas menggunakan paru-paru dan hidup di air.

c. Tentukan benar atau salah kesimpulan pernyataan berikut ini dengan

melingkari jawaban yang dipilih dan dianggap tepat! Tuliskan dua alasannya! (Menilai sah tidaknya argumen-argumen: menilai apakah suatu

kesimpulan ditarik dari premis-premis yang benar)

Mayor: Hewan amfibi bernapas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit Minor: Katak dewasa merupakan hewan amfibi

Kesimpulan: Katak dewasa bernapas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit. (Benar/Salah)

Kunci jawaban:

Benar, karena katak dewasa adalah hewan amfibi yang bernapas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit. Katak dewasa dapat hidup di air dan darat sama seperti buaya.

4. Menarik Kesimpulan

a. Jawablah pertanyaan di bawah ini!

Rino akan mengganti air dalam akuarium yang sudah kotor. Rino menggunakan tiga alat yaitu gayung, jaring, tangan.

Tuliskan cara mengganti air dalam akuarium dengan tiga alat tersebut agar ikan tidak mati! (Menguji bukti-bukti: menguji informasi-informasi yang relevan untuk membuat kesimpulan)

171 Cara 1

1. Carilah tempat penampungan ikan sementara (ukurannya lebih besar dari ukuran ikan, tidak bocor dan bersih)

2. Isi air dan diamkan air beberapa saat untuk menyesuaikan suhu

3. Hindari cahaya matahari yang menyorot langsung ke wadah sementara, yang dapat meningkatkan suhu air.

4. Pindahkan ikan dengan menggunakan gayung yang bersih dan memastikan wadah tersebut berdekatan

5. Pastikan ikan tetap berada di dalam air (tidak melompat) Cara 2

1. Carilah tempat penampungan ikan sementara (ukurannya lebih besar dari ukuran ikan, tidak bocor dan bersih)

2. Isi air dan diamkan air beberapa saat untuk menyesuaikan suhu

3. Hindari cahaya matahari yang menyorot langsung ke wadah sementara, yang dapat meningkatkan suhu air.

4. Pindahkan ikan dengan menggunakan jaring yang bersih dan memastikan wadah tersebut berdekatan

5. Pastikan ikan tetap berada di dalam air (tidak melompat) Cara 3

1. Carilah tempat penampungan ikan sementara (ukurannya lebih besar dari ukuran ikan, tidak bocor dan bersih)

2. Isi air dan diamkan air beberapa saat untuk menyesuaikan suhu

3. Hindari cahaya matahari yang menyorot langsung ke wadah sementara, yang dapat meningkatkan suhu air.

4. Pindahkan ikan dengan menggunakan tangan yang bersih dan memastikan wadah tersebut berdekatan

5. Pastikan ikan tetap berada di dalam air (tidak melompat)

b. Seandainya jarak antara akuarium dengan wadah sementara agak jauh, manakah dari gayung, jaring, dan tangan yang paling efektif? Tuliskan dua alasanmu! (Menerka alternatif-alternatif: merumuskan berbagai alternatif

172 untuk memecahkan suatu permasalahan, mengembangkan berbagai rencana berbeda untuk mencapai suatu tujuan)

Kunci jawaban:

Memindahkan ikan dengan menggunakan gayung Alasan:

Ikan tidak terlempar atau melompat apabila dipindahkan menggunakan gayung Seluruh bagian tubuh ikan dapat masuk ke dalam gayung dengan sempurna Saat memindahkan menggunakan gayung, ikan masih bisa menghirup oksigen karena terdapat air di dalam gayung

c. Perhatikan gambar di bawah ini!

Rino mempunyai akuarium. Di

dalam akuarium itu terdapat filter air, dengan adanya filter air Rino tidak perlu sering mengganti air yang ada di dalam akuarium. Filter air juga memberikan gelembung di dalam akuarium. Filter dapat memperlancar sirkulasi air pada akuarium. Jadi filter dapat menggantikan tugas Rino.

173 Berdasarkan cerita di atas, buatlah tiga kesimpulan tentang manfaat filter pada akuarium! (Menarik kesimpulan: menggunakan berbagai cara berpikir yang mendukung penarikan kesimpulan)

Kunci jawaban:

1. Filter dapat membantu untuk menambah oksigen pada akuarium 2. Filter air dapat menyaring kotoran yang ada di dalam akuarium

3. Filter dapat membuat suhu air pada akuarium sesuai dengan suhu yang dibutuhkan ikan

4. Filter dapat memperlancar sirkulasi air 5. Mengeksplanasi

Perhatikan gambar di bawah ini!

a. Ceritakan isi gambar di atas minimal dengan tiga kalimat yang

berhubungan dengan sistem pernapasan kupu-kupu ! (Menjelaskan hasil penalaran: Menjelaskan analisis dan penilaian terhadap suatu

permasalahan) Jawab:……… ……… ……… ……… Kunci Jawaban:

Tina dan Tini menangkap kupu-kupu di taman saat mereka bermain. Kemudian Tina dan Tini memasukkan kupu-kupu tersebut ke dalam toples. Toples tersebut tidak diberi lubang sirkulasi udara. Hal ini tentunya

174 menganggu sistem pernapasan kupu-kupu karena tidak adanya sirkulasi udara. Apabila dibiarkan terus-menerus, kupu-kupu tersebut akan mati. b. Setujukah kamu dengan yang dilakukan oleh Tina dan Tini pada gambar

di atas terkait dengan sistem pernapasan kupu-kupu! (Membenarkan prosedur yang digunakan: Memaparkan strategi yang digunakan untuk mengambil keputusan secara rasional)

Jawab:……… ……… ……… ………

Kunci Jawaban:

Tidak. Karena toples tidak diberi lubang sirkulasi udara untuk bernapasnya kupu-kupu.

c. Perhatikan gambar berikut!

Ketika ikan berenang di dalam aquarium, ikan sering membuka dan menutup mulutnya dan mengeluarkan gelembung-gelembung. Mengapa ikan harus membuka dan menutup mulutnya serta mengeluarkan

gelembung saat berenang di dalam akuarium ? Sebutkan dua alasan! (Memaparkan argumen-argumen yang digunakan : Menuliskan alasan-alasan mengapa mengambil posisi atau kebijakan tertentu) Jawab:……… ……… ……

Kunci Jawaban:

1. Mulut ikan selalu membuka dan menutup karena ikan sedang bernafas,denga memasukkan air ke dalam insang agar oksigen di air

175 bisa disaring dan diedarkan ke seluruh tubuh ikan. Karena itu ikan akan terus membuka dan menutup mulutnya agar air bisa terus masuk.