• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

3.3.1. Menilai kebenaran pernyataan organ pernapasan pada paus

3b 3.3.1. Menilai kebenaran penarikan kesimpulan mengenai pernapasan

penyu 3c

Menarik

kesimpulan 3.3.2.

Menguji informasi yang relevan tentang cara mengganti air dalam

akuarium 4a

3.3.2. Membuat alternatif pemecahan masalah tentang pemilihan alat

memindahkan ikan 4b

3.3.2. Membuat kesimpulan tentang manfaat filter pada akuarium

4c

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum instrumen penelitian diberikan kepada sampel, instrumen pada penelitian diujicobakan untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Tujuan pengujian instrumen untuk menghindari soal yang kurang jelas, memiliki makna

44 ganda, kurang dimengerti oleh siswa sebagai responden, dan untuk mengetahui kelayakan instrumen. Ancaman validitas internal penelitian yang mengancam adalah instrumentasi, sehingga perlu kehati-hatian dalam menguji instrumen. Teknik pengujian instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Berikut ini adalah penjelasan dari kedua uji tersebut.

3.7.1 Uji Validitas

Validitas suatu instrumen digunakan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen itu benar-benar mengukur apa (objek) yang hendak diukur (Yusuf, 2014: 234). Validitas berarti sejauh mana instrumen tersebut tepat dan cermat dalam melakukan fungsi ukurnya (Sumanto, 2014: 78). Semakin tinggi validitas suatu instrumen, maka akan semakin baik instrumen tersebut digunakan. Validitas penelitian secara umum dibedakan menjadi dua validitas yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Penelitian ini menggunakan validitas permukaan (face validity), validitas isi (content validity), dan validitas konstrak (construct validity).

3.7.1.1 Validitas Permukaan

Validitas permukaan menunjuk pada dua arti, yaitu 1) menyangkut pengukuran atribut yang konkret dan 2) menyangkut penilaian dari para ahli maupun konsumen alat ukur tersebut (Margono, 2007: 188). Validitas permukaan dilakukan untuk mengetahui kejelasan tiap butir soal. Pada penelitian ini, meminta para ahli atau expert judgement untuk menilai. Validitas permukaan diperoleh dari tiga ahli, yaitu dua guru kelas V SD dan dosen mata kuliah biologi salah satu Universitas swasta di Yogyakarta. Pada instrumen penelitian nomor 3a, 3b, 3c, 4a, 4b, dan 4c masih ada beberapa kalimat yang harus diperbaiki, sehingga dampaknya lebih baik dan konsisten. Serta lebih mudah untuk dipahami oleh siswa ketika mengerjakan.

45 3.7.1.2 Validitas Isi

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat expert judgment. Validitas ini mengukur sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur (Azwar, 2008: 45). Validitas isi berkaitan dengan cakupan instrumen tes dengan keseluruhan materi yang akan diukur. Penelitian ini meminta para ahli atau expert judgement untuk menilai.

Pengujian validitas instrumen diperoleh dari tiga ahli, yaitu dua guru kelas V SD dan dosen mata kuliah biologi salah satu Universitas swasta di Yogyakarta. Soal nomor 3 dari ketiga validator memberikan penilaian baik dan instrumen layak untuk diimplentasikan hanya dengan perbaikan kecil dengan skor rerata nomor soal 3a 3,33; nomor soal 3b 3,67; dan soal nomor 3c 3,67, sedangkan untuk soal nomor 4 dengan skor rerata nomor soal 4a 3,33; nomor soal 4b 3,33; dan soal nomor 4c 3,67. Validator 1 dan 2 tidak memberikan saran pada soal 3a, 3b, dan 3c. Validator 3 tidak memberikan saran pada soal nomor 3a dan 3b, sedangkan pada soal 3c memberikan saran untuk mengoreksi pernyataan bahwa amfibi dan reptil adalah golongan hewan yang berbeda. Validator 1 tidak memberikan saran pada soal 4a, 4b, dan 4c. Validator 2 tidak memberikan saran pada soal 4a, memberikan saran untuk membuat kalimat perintah menjadi lebih efektif agar dapat dipahami oleh siswa pada soal 4b dan 4c. Validator 3 tidak emmberikan saran pada soal 4a, 4b, dan 4c. Rerata skor dari validator 1 untuk semua variabel dengan nomor soal 1a hingga 6c yaitu 3,11, rerata dari validator 2 untuk semua variabel dari nomor soal 1a hingga 6c yaitu 3,72, dan rerata dari validator 3 untuk semua variabel dari nomor soal 1a hingga 6c yaitu 3,67. Hal tersebut berarti bahwa validator 1 memberikan penilaian dalam kategori instrumen layak diimplementasikan dengan perbaikan kecil, validator 2 memberikan penilaian dalam kategori instrumen layak diimplementasikan dengan perbaikan kecil, dan validator 3 memberikan penilaian dalam kategori instrumen layak diimplementasikan dengan perbaikan kecil.

46 3.7.1.3 Validitas Konstruk

Validitas kontrak dilakukan untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes dengan menggunakan uji empiris (Cohen, 2007: 163). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soalnya mengukur setiap aspek berpikir seperti diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum (Surapranata, 2009: 53).

Instrumen diujicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 53-54). Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor dan mengkorelasikan faktor dengan skor total.

Validitas konstruk dilakukan dengan mengujicobakan data secara empiris di lapangan dan data yang terkumpul diuji dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Uji validitas konstruk dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, 1) menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dengan uji dua ekor (2-tailed). Kriteria yang digunakan adalah jika harga p < 0,05 atau jika rhitung > rtabel maka suatu item dinyatakan valid, sedangkan p > 0,05 atau jika rhitung < rtabel maka suatu item dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177-178).

Peneliti mengujikan instrumen soal pada siswa kelas V salah satu SD swasta di Yogyakarta untuk memperoleh validitas konstruk. SD tersebut beralamat di Sengkan, Jl. Kaliurang Km 7, Condoncatur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan peneliti memilih SD tersebut sebagai SD yang digunakan untuk validitas konstruk karena beberapa kelas antara lain memiliki kelas paralel, SD tersebut memiliki akreditasi A sama seperti SD yang digunakan sebagai tempat penelitian, dan SD tersebut menerapkan Kurikulum 2013. Pengerjaan soal dilaksanakan pada hari Senin, 4 Juni 2018 dengan waktu 2 x 35 menit. Jumlah responden 32 siswa. Hasil uji validitas dari variabel mengevaluasi dan menarik kesimpulan dapat dilihat pada tabel berikut.

47 Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Mengevaluasi dan Menarik Kesimpulan

No Variabel Indikator r tabel r hitung p Keterangan

1 Mengevaluasi Menilai kebenaran pernyataan organ pernapasan pada ikan

0,361 0,795** 0,000 Valid Menilai kebenaran

pernyataan organ pernapasan pada paus

0,361 0,721** 0,000 Valid Menilai kebenaran

penarikan kesimpulan mengenai pernapasan katak

0,361 0,692** 0,000 Valid 2 Menarik

kesimpulan

Menguji informasi yang relevan tentang cara mengganti air dalam akuarium

0,361 0,757** 0,000 Valid Membuat alternatif

pemecahan masalah tentang pemilihan alat

memindahkan ikan

0,361 0,725** 0,000 Valid Membuat kesimpulan

tentang manfaat filter pada akuarium

0,361 0,679** 0,000 Valid Keterangan:

*korelasi signifikan pada level 0,05 *korelasi signifikan pada level 0,01

Berdasarkan hasil uji validitas di atas, peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel mengevaluasi dan menarik kesimpulan dengan mendapatkan harga p < 0,05, maka semua item soal pada variabel mengevaluasi dan menarik kesimpulan

dinyatakan valid (lihat Lampiran 3.6).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsisten atau kestabilan skor suatu instrumen penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam waktu yang berbeda (Yusuf, 2014: 242). Suatu instrumen reliabel apabila instrumen tersebut konsisten. Reliabilitas dinyatakan dengan angka-angka (koefisien), apabila koefisien tinggi maka menunjukkan reliabilitas yang tinggi pula (Sumanto, 2014: 81). Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut diujicobakan kepada subjek yang sama secara berulang-ulang, namun hasilnya tetap relatif sama.

48 Penentuan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan komputasi statistik yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan menggunakan teknik

Alpha Cronbach. Nunnally (dalam Ghozali, 2009) menjelaskan bahwa suatu instrumen reliabel apabila harga Alpha Cronbach > 0,60. Perhitungan uji reliabilitas dilakukan dengan program komputer IBM SPSS statistics 22 dengan rumus Alpha Cronbach, hasilnya sebagai berikut (lihat Lampiran 3.5).

Tabel 3. 4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Mengevaluasi dan Menarik Kesimpulan

Cronbach’s Alpha n Keterangan

Uji reliabilitas instrumen 0,671 6 Reliabel

Hasil uji reliabiltas instrumen tersebut memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60 yaitu sebesar 0,671. Dengan demikian, instrumen soal dikatakan reliabel dan layak untuk diterapkan dalam penelitian.