• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Strategis 10 Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Meningkat

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. H.Haryadi Suyuti (Halaman 108-114)

KINERJA INDIKATOR UTAMA TAHUN 2020

% Pola Pangan

3.2.10 Sasaran Strategis 10 Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Meningkat

Ketercapaian

Sasaran strategis 10 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai misi ke-lima yang ditetapkan dalam RPJMD 2017-2022 yaitu “Memperkuat tata kota dan kelestarian lingkungan” dan tujuan “Mewujudkan tata ruang yang nyaman, tertib dan berkelanjutan”

Target dan Realisasi Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Kota Yogyakarta disajikan dalam data series sebagai berikut:

76,14 77,13 78,45 78,46 63,55 68,70 73,40 76,70 79,60 82,50 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Tahun Realisasi Target

Gambar 3.35 Target dan Realisasi Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Tahun 2017-2022

Sumber : Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta Tahun 2020

Kesesuaian pemanfaatan pola ruang secara umum di Kota Yogyakarta berdasarkan perbandingan luas rencana dengan luas eksisting pada tahun 2020, dihasilkan persentase kesesuaian pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta sebesar 78,46%. Kesesuaian ini naik sebesar 0,01% dibandingkan pada tahun 2019 yang sebesar 78,46%. Kenaikan kesesuaian pemanfaatan polar uang Kota Yogyakarta sebesar 0,01% ini dipengaruhi dari penambahan fungsi lahan Pendidikan, hunian, perdagangan dan jasa, Ruang Terbuka Hijau dan fasilitas umum, serta adanya pengurangan fungsi lahan sawah dan lahan kosong.

Untuk mengukur sasaran kesepuluh ada 1 (satu) indikator kinerja sasaran yakni Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang, dengan capaian kinerja pada tahun 2020 sebesar 107% dan masuk dalam kategori Sangat Tinggi. Hasil pengukuran kinerja “Sasaran kualitas lingkungan hidup meningkat” terlihat sebagai

mendorong terealisasinya target yang ditetapkan di a n t a r a n y a 1 ) K o m i t m e n K e p a l a D a e r a h u n t u k m e n i n g k a t k a n K u a l i t a s Budaya 2) Adanya perangkat r e g u l a s i y a n g c u k u p memadai 3) Ketersediaan Pendanaan melalui Dana Keistimewaan 4) Peran serta a k t i f m a s y a r a k a t d a l a m pelestarian dan pengembangan seni budaya, contohnya antusiasme dan partisipasi masyarakat (masyarakat umum dan dari sekolah) yang tinggi dalam pelaksanaan program pelestarian dan pengembangan kebudayaan 5) Adanya dukungan dari stakeholder kebudayaan yang lain dalam pelaksanaan program kegiatan, seperti Berhasilnya sinergi antara Dinas Kebudayaan dengan lembaga terkait seperti instansi vertikal Kebudayaan (BPNB), lembaga non pemerintahan/LSM dan komunitas/penggiat kebudayaan dan seni serta masyarakat umum dalam upaya penyadaran pelestarian, hingga pengembangan kebudayaan dan seni serta 6) Peran aktif guru dan siswa SD

Selain factor pendorong, ditemukan pula factor penghambat dalam pencapaian sasaran ini. Penghambat utama adalah adanya Pandemi Covid-19 sehingga kegiatan yang bersifat pengumpulan massa dibatalkan dan perubahan konsep kegiatan. Rangkaian kegiatan dibuat dengan konsep yang berbeda dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sesuai himbuan dari Pemerintah. Hal ini juga berpengaruh besar dengan realokasi dan redesain anggaran yang banyak dialihkan untuk pos anggaran penanganan Covid 19.

3.2.10 Sasaran Strategis 10 Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Meningkat

Ketercapaian

Sasaran strategis 10 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai misi ke-lima yang ditetapkan dalam RPJMD 2017-2022 yaitu “Memperkuat tata kota dan kelestarian lingkungan” dan tujuan “Mewujudkan tata ruang yang nyaman, tertib dan berkelanjutan”

Target dan Realisasi Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Kota Yogyakarta disajikan dalam data series sebagai berikut:

76,14 77,13 78,45 78,46 63,55 68,70 73,40 76,70 79,60 82,50 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Tahun Realisasi Target

Gambar 3.35 Target dan Realisasi Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Tahun 2017-2022

Sumber : Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta Tahun 2020

Kesesuaian pemanfaatan pola ruang secara umum di Kota Yogyakarta berdasarkan perbandingan luas rencana dengan luas eksisting pada tahun 2020, dihasilkan persentase kesesuaian pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta sebesar 78,46%. Kesesuaian ini naik sebesar 0,01% dibandingkan pada tahun 2019 yang sebesar 78,46%. Kenaikan kesesuaian pemanfaatan polar uang Kota Yogyakarta sebesar 0,01% ini dipengaruhi dari penambahan fungsi lahan Pendidikan, hunian, perdagangan dan jasa, Ruang Terbuka Hijau dan fasilitas umum, serta adanya pengurangan fungsi lahan sawah dan lahan kosong.

Untuk mengukur sasaran kesepuluh ada 1 (satu) indikator kinerja sasaran yakni Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang, dengan capaian kinerja pada tahun 2020 sebesar 107% dan masuk dalam kategori Sangat Tinggi. Hasil pengukuran kinerja “Sasaran kualitas lingkungan hidup meningkat” terlihat sebagai

Perhitungan diperoleh dengan menghitung selisih luas pada masing-masing fungsi tanpa menimbang nilai positif maupun negatifnya dapat dihitung prosentase kesesuaian pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta tahun 2020. Dengan luas total 3.277,18 ha jumlah pemanfaatan yang tidak sesuai dengan rencana sebesar 706,1 ha. Sehingga luas simpangan terhadap luas rencana dan proentase kesesuaian pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta sebesar 78,46%.

Indikator Cara Penghitungan

Tahun 2020

Predikat Target Realisasi Capaian

% Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Meningkat Luas wilayah sesuai peruntukan dalam RTRW/Luas Wilayah Kota Yogyakarta 76,70% 78,46% 107 Sangat Tinggi No Fungsi Rencana (Ha) Eksisting (Ha) Selisih absolut (Ha) Selisih (nilai+) 1 Hunian 1837,76 1615,5 222,26 222,26

Tabel 3.15  Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 10

Sumber : Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta Tahun 2020

Tabel 3.16  Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Kota Yogyakarta Tahun 2020

2 Perdagangan dan Jasa 688,31 641,71 46,6 46,6

3 Perkantoran 73,22 92,99 -19,76 19,76

4 Industri 0,51 9,35 -8,84 8,84

5 Sarana Pendidikan 89,02 183,76 -94,73 94,73

6 Sarana Kesehatan &

Keagamaan 18,57 59,47 -40,9 40,9 7 Sarana OR dan Rekreasi 10,28 13,9 -3,63 3,63 16 Lahan Kosong 75,24 -75,24 75,24 17 Sawah 43,71 -43,71 43,71 18 Tanah Produktif 46,05 -46,05 46,05 Total 3277,01 3277,01 706,01 Ketidak Sesuaian 21,54 Kesesuaian 78,46 Keterangan:

Selisih absolut=luas rencana-luas eksisting Selisish (nilai+) = selisih absolut* (-)

Sumber : Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Tahun 2020

Perhitungan kesesuaian pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta untuk masing-masing fungsi berdasarkan data permohonan IPPT dan pengadaan tanah, dilakukan penambahan angka kesesuaian pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta yang tersebar di 5 kecamatan yaitu Umbulharjo, Wirobrajan, Gondokusuman, Tegalrejo dan Kotagede. Selain itu juga ada penambahan pada fungsi sarana Pendidikan di seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta dengan perhitungan sebagai berikut : 8 Sarana Transportasi 42,47 39,3 3,17 3,17 9 Cagar Budaya 59,78 25,56 34,22 34,22 10 Pariwisata 87,08 39,54 47,54 47,54 11 RTH 38,85 47,64 -8,79 8,79 12 RTH Khusus 22,82 24,05 -1,23 1,23 13 Sempadan Sungai 23,42 33,65 -10,23 10,23 14 Sungai 25,74 38,39 12,65 12,65 Keterangan Luas penambahan Luas Wilayah Luas Hasil Penambahan Pendidikan Kota Yogyakarta 1,05 3277,01 0,00032

Perdagangan dan Jasa

Kecamatan Umbulharjo 17,005

812

0,021 RTH Kecamatan

Umbulharjo 0,0578 0,000071

Fasilitas Umum (Jalan)

Kecamatan Umbulharjo 0,0887 0,00011

Perdagangan dan Jasa

Kecamatan Wirobrajan 28,74 176 0,11633 Hunian Kecamatan Wirobrajan 0,2 0,00114 RTH Kecamatan Wirobrajan 0,0768 0,00044 RTH Kecamatan Kotagede 0,0895 307 0,00029 RTH Kecamatan Tegalrejo 0,2093 291 0,00072 Hunian Kecamatan Gondokusuman 0,072 399 0,00018 Hunian Kecamatan Kotagede 0,2432 307 0,00079

Tabel 3.17  Penambahan Angka Kesesuaian Pemanfaatan Pola Ruang Kota Yogyakarta

Perhitungan diperoleh dengan menghitung selisih luas pada masing-masing fungsi tanpa menimbang nilai positif maupun negatifnya dapat dihitung prosentase kesesuaian pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta tahun 2020. Dengan luas total 3.277,18 ha jumlah pemanfaatan yang tidak sesuai dengan rencana sebesar 706,1 ha. Sehingga luas simpangan terhadap luas rencana dan proentase kesesuaian pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta sebesar 78,46%.

Indikator Cara Penghitungan

Tahun 2020

Predikat Target Realisasi Capaian

% Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Meningkat Luas wilayah sesuai peruntukan dalam RTRW/Luas Wilayah Kota Yogyakarta 76,70% 78,46% 107 Sangat Tinggi No Fungsi Rencana (Ha) Eksisting (Ha) Selisih absolut (Ha) Selisih (nilai+) 1 Hunian 1837,76 1615,5 222,26 222,26

Tabel 3.15  Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 10

Sumber : Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta Tahun 2020

Tabel 3.16  Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Kota Yogyakarta Tahun 2020

2 Perdagangan dan Jasa 688,31 641,71 46,6 46,6

3 Perkantoran 73,22 92,99 -19,76 19,76

4 Industri 0,51 9,35 -8,84 8,84

5 Sarana Pendidikan 89,02 183,76 -94,73 94,73

6 Sarana Kesehatan &

Keagamaan 18,57 59,47 -40,9 40,9 7 Sarana OR dan Rekreasi 10,28 13,9 -3,63 3,63 16 Lahan Kosong 75,24 -75,24 75,24 17 Sawah 43,71 -43,71 43,71 18 Tanah Produktif 46,05 -46,05 46,05 Total 3277,01 3277,01 706,01 Ketidak Sesuaian 21,54 Kesesuaian 78,46 Keterangan:

Selisih absolut=luas rencana-luas eksisting Selisish (nilai+) = selisih absolut* (-)

Sumber : Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Tahun 2020

Perhitungan kesesuaian pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta untuk masing-masing fungsi berdasarkan data permohonan IPPT dan pengadaan tanah, dilakukan penambahan angka kesesuaian pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta yang tersebar di 5 kecamatan yaitu Umbulharjo, Wirobrajan, Gondokusuman, Tegalrejo dan Kotagede. Selain itu juga ada penambahan pada fungsi sarana Pendidikan di seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta dengan perhitungan sebagai berikut : 8 Sarana Transportasi 42,47 39,3 3,17 3,17 9 Cagar Budaya 59,78 25,56 34,22 34,22 10 Pariwisata 87,08 39,54 47,54 47,54 11 RTH 38,85 47,64 -8,79 8,79 12 RTH Khusus 22,82 24,05 -1,23 1,23 13 Sempadan Sungai 23,42 33,65 -10,23 10,23 14 Sungai 25,74 38,39 12,65 12,65 Keterangan Luas penambahan Luas Wilayah Luas Hasil Penambahan Pendidikan Kota Yogyakarta 1,05 3277,01 0,00032

Perdagangan dan Jasa

Kecamatan Umbulharjo 17,005

812

0,021 RTH Kecamatan

Umbulharjo 0,0578 0,000071

Fasilitas Umum (Jalan)

Kecamatan Umbulharjo 0,0887 0,00011

Perdagangan dan Jasa

Kecamatan Wirobrajan 28,74 176 0,11633 Hunian Kecamatan Wirobrajan 0,2 0,00114 RTH Kecamatan Wirobrajan 0,0768 0,00044 RTH Kecamatan Kotagede 0,0895 307 0,00029 RTH Kecamatan Tegalrejo 0,2093 291 0,00072 Hunian Kecamatan Gondokusuman 0,072 399 0,00018 Hunian Kecamatan Kotagede 0,2432 307 0,00079

Tabel 3.17  Penambahan Angka Kesesuaian Pemanfaatan Pola Ruang Kota Yogyakarta

Framework Kebijakan

 Beberapa skema kebijakan telah disiapkan untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut. Dalam framework proses bisnis, perangkat kebijakan dibagi kedalam 3 proses; manajemen, utama dan pendukung. Proses manajemen merupakan prasyarat agar suatu skema kebijakan bisa dijalankan, terdiri dari perencanaan; pengangggaran; pengelolaan organisasi, tatalaksana dan SDM; serta pengendalian dan pengawasan. Sementara itu, skema kebijakan utama terdiri dari Pengaturan dan Pembinaan Tata Ruang, Pelaksanaan Tata Ruang dan Pengawasan Tata Ruang.

Terdapat 4 OPD yang memiliki peran pada proses utama adalah Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan, Dinas PUPKP, serta Dinas Lingkungan Hidup. Sedangkan pada proses pendukung, terdapat 1 OPD yakni Dinas Pertanahan dan Tata Ruang sebaga leader penguatan Sistem Informasi Geospasial.

Gambar 3.36 Proses Bisnis 10 Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Meningkat Sumber: Bappeda Kota Yogyakarta Tahun 2020

Pelaksanaan, Permasalahan dan Rekomendasi Kebijakan

Upaya yang sudah dilaksanakan untuk meningkatkan kesesuaian p e m a n f a a t a n r u a n g a d a l a h 1 ) Penerbitan rekomendasi kesesuaian tata ruang sebagai upaya untuk peningkatan prosentase pemanfaatan ruang dalam rangka pemanfaatan tanah negara, tanah kasultanan dan tanah kadipaten, termasuk pengadaan tanah di lingkungan Pemerintah Kota

Yogyakata. Diharapkan kesesuaian tata ruang dan pertanahannya akan memudahkan proses pemanfaatan selanjutnya 2) Penerbitan Surat Keterangan Rencana Kota (SKRK) sebagai upaya peningkatan tertib tata ruang dalam proses Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Penyempurnaan format dan isi/konten SKRK untuk menyertakan aturan-aturan terkait secara komprehensif agar lebih memudahkan pemohon dalam pemenuhan kesesuaian tata ruang. 3) Pengembangan aplikasi sitaru.jogjakota.go.id yang dapat diunduh melalui playstore dengan keywoord atau kata kunci pencarian “SITARU”. Dengan aplikasi ini masyarakat dapat aktif mendapatkan informasi terkait dengan zonasi daerah yang ingin diketahui sehingga

Gambar 3.37 Logframe Sasaran 10 Peran Serta dalam Kesesuaian Pemanfaatan Ruang

Framework Kebijakan

 Beberapa skema kebijakan telah disiapkan untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut. Dalam framework proses bisnis, perangkat kebijakan dibagi kedalam 3 proses; manajemen, utama dan pendukung. Proses manajemen merupakan prasyarat agar suatu skema kebijakan bisa dijalankan, terdiri dari perencanaan; pengangggaran; pengelolaan organisasi, tatalaksana dan SDM; serta pengendalian dan pengawasan. Sementara itu, skema kebijakan utama terdiri dari Pengaturan dan Pembinaan Tata Ruang, Pelaksanaan Tata Ruang dan Pengawasan Tata Ruang.

Terdapat 4 OPD yang memiliki peran pada proses utama adalah Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan, Dinas PUPKP, serta Dinas Lingkungan Hidup. Sedangkan pada proses pendukung, terdapat 1 OPD yakni Dinas Pertanahan dan Tata Ruang sebaga leader penguatan Sistem Informasi Geospasial.

Gambar 3.36 Proses Bisnis 10 Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Meningkat Sumber: Bappeda Kota Yogyakarta Tahun 2020

Pelaksanaan, Permasalahan dan Rekomendasi Kebijakan

Upaya yang sudah dilaksanakan untuk meningkatkan kesesuaian p e m a n f a a t a n r u a n g a d a l a h 1 ) Penerbitan rekomendasi kesesuaian tata ruang sebagai upaya untuk peningkatan prosentase pemanfaatan ruang dalam rangka pemanfaatan tanah negara, tanah kasultanan dan tanah kadipaten, termasuk pengadaan tanah di lingkungan Pemerintah Kota

Yogyakata. Diharapkan kesesuaian tata ruang dan pertanahannya akan memudahkan proses pemanfaatan selanjutnya 2) Penerbitan Surat Keterangan Rencana Kota (SKRK) sebagai upaya peningkatan tertib tata ruang dalam proses Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Penyempurnaan format dan isi/konten SKRK untuk menyertakan aturan-aturan terkait secara komprehensif agar lebih memudahkan pemohon dalam pemenuhan kesesuaian tata ruang. 3) Pengembangan aplikasi sitaru.jogjakota.go.id yang dapat diunduh melalui playstore dengan keywoord atau kata kunci pencarian “SITARU”. Dengan aplikasi ini masyarakat dapat aktif mendapatkan informasi terkait dengan zonasi daerah yang ingin diketahui sehingga

Gambar 3.37 Logframe Sasaran 10 Peran Serta dalam Kesesuaian Pemanfaatan Ruang

apabila akan mangajukan rekomendasi sudah yang sesuai dengan PZ (Peraturan Zonasi) secara online serta 4) Pemberian informasi kesesuaian tata ruang yaitu

permohonan informasi tata ruang di zona tertentu secara offline.

A d a p u n f a c t o r y a n g mendorong tercapaianya target kesesuaian pemanfaatan ruang yakni : 1) Telah tersedianya aturan ketataruangan yang sudah cukup lengkap 2)Ketersediaan data-data pemanfaatan ruang 3) Kondisi ekonomi dan predikat yang baik t e r h a d a p K o t a Yo g y a k a r t a 4 ) Terdapat aplikasi Open Data dan p e t a b e r b e n t u k W e b G I S (Geographical Information System) dalam JSS serta 5) Data yang disajikan di Open Data berasal dari aktivitas keseharian yang dilakukan oleh OPD secara real time.

Sedangkan permasalahan yang masih ditemukan dan menjadi perhatian untuk dilaksanakan perbaikan di tahun berikutnya adalah 1) Masih minimnya penegakan hukum terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang 2) Belum ada ketentuan yang mengatur tentang diskresi ketika terjadi kekosongan pengaturan 3) Mekanisme insentif dan disinsentif belum terakomodir 4) Masih banyak OPD yang belum memahami Satu Peta dan Satu Data 5) Pembuatan Peta Tematik Digital /GIS di masing-masing OPD masih belum menggunakan standar baku sesuai aturan BIG

D a r i p e r m a s a l a h a n t e r s e b u t , l a n g k a h tindaklanjut yang dapat dilaksanakan untuk untuk membantu tercapainya target antara lain 1) Pembuatan regulasi penunjang seperti Peraturan Walikota tentang Insentif dan Disinsentif, Petunjuk Teknis Rencana Detail Tata Ruang Kota Yogyakarta, Diskresi, dan sebagainya 2) Revisi Peraturan daerah Kota Yogyakarta mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah 3) Peningkatan penegakan hukum terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang.

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. H.Haryadi Suyuti (Halaman 108-114)