• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Strategis 5 Pertumbuhan Ekonomi Meningkat

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. H.Haryadi Suyuti (Halaman 72-76)

KINERJA INDIKATOR UTAMA TAHUN 2020

% Pola Pangan

3.2.5 Sasaran Strategis 5 Pertumbuhan Ekonomi Meningkat

Ketercapaian Sasaran

Pertumbuhan ekonomi diukur dengan menggunakan indikator angka pertumbuhan ekonomi. Sejak Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 5,45. Dengan adanya Pandemi Covid-19, angka pertumbuhan ekonomi Tahun 2020 yang semula 5,2% diprediksi terkontraksi menjadi -2,20%, menggunakan skenario pesimis dengan pertimbangan bahwa wabah pandemi baru berakhir setelah Tahun 2020.

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 turun secara drastis atau mengalami kontraksi sebesar -0,81% dibanding tahun 2019 sebesar 5,96%. Dan jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 5,23%, tentu diperlukan upaya yang massif agar dapat menaikkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan di tahun mendatang. Sedangkan jika dibandingkan dengan DIY dan Nasional, pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta relative lebih baik meskipun sama-sama mengalami kontraksi.

Gambar 3.17 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022

Sumber: Analisis Bappeda Kota Yogyakarta 2020

No Indikator Kinerja Formula Perhitungan Tahun2020 Predikat

Target Realisasi Capaian

(%) 1 Pertumbuhan Ekonomi/Y(%) Y = (PDRBn-PDRBn-1)/PDRBn-1 -2,2 -0,81 163,51 Sangat Tinggi

Tabel 3.9 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 5

Sumber : BPS Kota Yogyakarta Tahun 2020, diolah

Pengukuran indikator capaian sasaran tersebut didasari pada perhitungan prediksi PDRB per sektor tahun 2020 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) dengan membandingkan PDRB DIY pada triwulan I sampai dengan triwulan III. Tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta diprediksikan terkontraksi menurun di angka -0,81% dengan adanya pandemi Covid yang membuat kunjungan wisatawan menurun drastis, memukul sektor pariwisata yang menjadi lokomotif perekonomian Kota Yogyakarta serta berimbas negatif pada sektor-sektor pendukung pariwisata seperti sektor akomodasi dan makan minum, sektor industri pengolahan dan sektor transportasi.

Framework Kebijakan

Sasaran pertumbuhan ekonomi menunjukkan kekuatan perekonomian Kota Yogyakarta yang selama ini menjadikan sektor pariwisata sebagai lokomotif penggerak perekonomian. Terdapat 9 aspek yang memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. 3 diantaranya yang paling utama adalah peningkatan ekonomi sektor jasa pariwisata, peningkatan ekonomi sektor perdagangan dan peningkatan ekonomi sektor industri. Tiga aspek pendukung adalah (1) peningkatan infrastruktur, (2) perizinan dan penanaman modal, dan (3) stabilitas keamanan.

Gambar 3.18 Proses Bisnis Sasaran 5 Pertumbuhan Ekonomi Sumber: Bappeda Kota Yogyakarta Tahun 2019

Skema sebagaimana digambarkan dalam proses bisnis diatas mensyaratkan keterlibatan beberapa OPD yang memiliki ketugasan terkait. Dalam hal ini, Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan dan Perindustrian mengambil peran utama,

3.2.5 Sasaran Strategis 5 Pertumbuhan Ekonomi Meningkat

Ketercapaian Sasaran

Pertumbuhan ekonomi diukur dengan menggunakan indikator angka pertumbuhan ekonomi. Sejak Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 5,45. Dengan adanya Pandemi Covid-19, angka pertumbuhan ekonomi Tahun 2020 yang semula 5,2% diprediksi terkontraksi menjadi -2,20%, menggunakan skenario pesimis dengan pertimbangan bahwa wabah pandemi baru berakhir setelah Tahun 2020.

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 turun secara drastis atau mengalami kontraksi sebesar -0,81% dibanding tahun 2019 sebesar 5,96%. Dan jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 5,23%, tentu diperlukan upaya yang massif agar dapat menaikkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan di tahun mendatang. Sedangkan jika dibandingkan dengan DIY dan Nasional, pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta relative lebih baik meskipun sama-sama mengalami kontraksi.

Gambar 3.17 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022

Sumber: Analisis Bappeda Kota Yogyakarta 2020

No Indikator Kinerja Formula Perhitungan Tahun2020 Predikat

Target Realisasi Capaian

(%) 1 Pertumbuhan Ekonomi/Y(%) Y = (PDRBn-PDRBn-1)/PDRBn-1 -2,2 -0,81 163,51 Sangat Tinggi

Tabel 3.9 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 5

Sumber : BPS Kota Yogyakarta Tahun 2020, diolah

Pengukuran indikator capaian sasaran tersebut didasari pada perhitungan prediksi PDRB per sektor tahun 2020 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) dengan membandingkan PDRB DIY pada triwulan I sampai dengan triwulan III. Tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta diprediksikan terkontraksi menurun di angka -0,81% dengan adanya pandemi Covid yang membuat kunjungan wisatawan menurun drastis, memukul sektor pariwisata yang menjadi lokomotif perekonomian Kota Yogyakarta serta berimbas negatif pada sektor-sektor pendukung pariwisata seperti sektor akomodasi dan makan minum, sektor industri pengolahan dan sektor transportasi.

Framework Kebijakan

Sasaran pertumbuhan ekonomi menunjukkan kekuatan perekonomian Kota Yogyakarta yang selama ini menjadikan sektor pariwisata sebagai lokomotif penggerak perekonomian. Terdapat 9 aspek yang memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. 3 diantaranya yang paling utama adalah peningkatan ekonomi sektor jasa pariwisata, peningkatan ekonomi sektor perdagangan dan peningkatan ekonomi sektor industri. Tiga aspek pendukung adalah (1) peningkatan infrastruktur, (2) perizinan dan penanaman modal, dan (3) stabilitas keamanan.

Gambar 3.18 Proses Bisnis Sasaran 5 Pertumbuhan Ekonomi Sumber: Bappeda Kota Yogyakarta Tahun 2019

Skema sebagaimana digambarkan dalam proses bisnis diatas mensyaratkan keterlibatan beberapa OPD yang memiliki ketugasan terkait. Dalam hal ini, Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan dan Perindustrian mengambil peran utama,

didukung oleh perangkat daerah lain seperti Dinas PUPKP (Peningkatan Infrastruktur), DPMP (Perizinan dan Penanaman Modal) dan Satpol PP (Stabilitas Keamanan) serta kecamatan yang meliputi semua aspek pendukung.

Gambar 3.19 Logframe Pemerintah dalam Pertumbuhan Ekonomi Sumber: Bappeda Kota Yogyakarta Tahun 2019

Pelaksanaan, Permasalahan dan Rekomendasi Kebijakan

Sebagai kota yang bertumpu pada sector jasa pariwisata, Pemerintah Kota Yogyakarta terus berupaya melakukan perbaikan guna menarik wisatawan agar dating ke Jogja. Pandemi Covid-19 sedikit banyak turut mempengaruhi jumlah wisatawan yang datang ke Kota Jogja. Oleh karena itu, kegiatan yang ada di Dinas Pariwisata didorong untuk bagaimana menarik wisatawan dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan Covid-19. Salah satunya adalah dengan melakukan sertifikasi protocol kesehatan terhadap usaha jasa pariwisata. Selain itu, destinasi wisata juga menjadi target utama dalam penegakan protocol kesehatan melalui pembuatan sarana cuci tangan, pembuatan barcode untuk memantau pengunjung, serta pengecekan suhu badan. Dari segi atraksi pariwisata, Pemerintah Kota Yogyakarta membuat pentas virtual serta film dokumenter untuk mengobati rasa kangen wisatawan akan destinasi wisata di Kota Yogyakarta, dengan harapan setelah Pandemi berakhir, mereka dapat segera berkunjung ke Kota Yogyakarta.

Selain pariwisata, sector yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta adalah sector perdagangan dan industri manufaktur. Pada urusan perdagangan, upaya yang telah dilakukan berkaitan dengan penataan, pengembangan dan pendapatan pasar antara lain 1) Pengelolaan data pedagang pasar di 30 pasar, 2) Promosi pasar tradisional di pelbagai media (melalui program

cashback aplikasi Gojek, aplikasi e-booking pasar tradisional, publikasi pasar di media cetak dan elektronik dan profil pasar tradisional), 3) Dua Kajian Pasar Tradisional yaitu survey pengunjung pasar dan survey omset pedagang. Sementara itu, terkait sarana prasarana pasar, kebersihan, keamanan dan ketertiban pasar, upaya yang telah dilakukan adalah pengelolaan pasar tradisional yang sesuai dengan standar pasar sehat, pengelolaan kebersihan pasar serta pengamanan dan penertiban pasar.

Tahun 2020 UPT Pusat Bisnis melaksanakan pembangunan ruang ekonomi kreatif di lantai 4 Pasar Prawirotaman sebagai bentuk komitmen pemerintah Kota Yogyakarta dalam menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang unggul di Kota Yogyakarta dalam rangka menguatkan perekonomian lokal. Sementara itu, terkait bimbingan teknis industri dan sarana prasarana perindustrian, dalam rangka mendukung IKM diberikan fasilitasi akses permodalan, pelatihan ecoprint, pelatihan ecommerce, desain produk, finishing produk die casting, pelatihan batik 4.0 dan video profil untuk 8 IKM serta pendataan IKM Kota Yogyakarta.

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 mendorong kebijakan Phisycal Distancing yang menghimbau masyarakat untuk tinggal atau menjalankan aktivitas dari rumah dan mengurangi frekuensi bepergian. Hal ini yang kemudian berdampak pada jumlah wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta dan menyebabkan sektor pariwisata terpukul. Setidaknya Pandemi menyebabkan hal-hal sebagai berikut;

1. Menurunnya jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta dan berakibat menurunnya Tingkat Hunian akomodasi dan hotel dan usaha makan minum dan minum. Efek domino yang lain adalah pekerja yang mendukung sektor pariwisata kehilangan pendapatan mereka.

2. Adanya kebijakan refocusing anggaran yang ditujukan untuk penanganan Covid-19 sehingga anggaran protokol kesehatan lebih diprioritaskan. Kegiatan promosi maupun yang mendorong kerumunan massa dihindari dan lebih diutamakan kegiatan promosi yang bersifat virtual.

3. Kurang optimalnya pelaksanaan program kegiatan yang melibatkan masyarakat, pedagang dan stakeholder lain akibat pandemi Covid- 19 yang menyebabkan banyak kegiatan harus dirasionalisasi atau dialihkan untuk penanganan protokol kesehatan.

4. Tingkat literasi digital pedagang dalam rangka mengakses pemasaran daring masih perlu ditingkatkan.

5. Kesadaran pedagang dan pengunjung untuk menjaga kondisi pasar yang bersih dan tertib dalam menempatkan barang dagangannya masih harus

didukung oleh perangkat daerah lain seperti Dinas PUPKP (Peningkatan Infrastruktur), DPMP (Perizinan dan Penanaman Modal) dan Satpol PP (Stabilitas Keamanan) serta kecamatan yang meliputi semua aspek pendukung.

Gambar 3.19 Logframe Pemerintah dalam Pertumbuhan Ekonomi Sumber: Bappeda Kota Yogyakarta Tahun 2019

Pelaksanaan, Permasalahan dan Rekomendasi Kebijakan

Sebagai kota yang bertumpu pada sector jasa pariwisata, Pemerintah Kota Yogyakarta terus berupaya melakukan perbaikan guna menarik wisatawan agar dating ke Jogja. Pandemi Covid-19 sedikit banyak turut mempengaruhi jumlah wisatawan yang datang ke Kota Jogja. Oleh karena itu, kegiatan yang ada di Dinas Pariwisata didorong untuk bagaimana menarik wisatawan dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan Covid-19. Salah satunya adalah dengan melakukan sertifikasi protocol kesehatan terhadap usaha jasa pariwisata. Selain itu, destinasi wisata juga menjadi target utama dalam penegakan protocol kesehatan melalui pembuatan sarana cuci tangan, pembuatan barcode untuk memantau pengunjung, serta pengecekan suhu badan. Dari segi atraksi pariwisata, Pemerintah Kota Yogyakarta membuat pentas virtual serta film dokumenter untuk mengobati rasa kangen wisatawan akan destinasi wisata di Kota Yogyakarta, dengan harapan setelah Pandemi berakhir, mereka dapat segera berkunjung ke Kota Yogyakarta.

Selain pariwisata, sector yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta adalah sector perdagangan dan industri manufaktur. Pada urusan perdagangan, upaya yang telah dilakukan berkaitan dengan penataan, pengembangan dan pendapatan pasar antara lain 1) Pengelolaan data pedagang pasar di 30 pasar, 2) Promosi pasar tradisional di pelbagai media (melalui program

cashback aplikasi Gojek, aplikasi e-booking pasar tradisional, publikasi pasar di media cetak dan elektronik dan profil pasar tradisional), 3) Dua Kajian Pasar Tradisional yaitu survey pengunjung pasar dan survey omset pedagang. Sementara itu, terkait sarana prasarana pasar, kebersihan, keamanan dan ketertiban pasar, upaya yang telah dilakukan adalah pengelolaan pasar tradisional yang sesuai dengan standar pasar sehat, pengelolaan kebersihan pasar serta pengamanan dan penertiban pasar.

Tahun 2020 UPT Pusat Bisnis melaksanakan pembangunan ruang ekonomi kreatif di lantai 4 Pasar Prawirotaman sebagai bentuk komitmen pemerintah Kota Yogyakarta dalam menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang unggul di Kota Yogyakarta dalam rangka menguatkan perekonomian lokal. Sementara itu, terkait bimbingan teknis industri dan sarana prasarana perindustrian, dalam rangka mendukung IKM diberikan fasilitasi akses permodalan, pelatihan ecoprint, pelatihan ecommerce, desain produk, finishing produk die casting, pelatihan batik 4.0 dan video profil untuk 8 IKM serta pendataan IKM Kota Yogyakarta.

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 mendorong kebijakan Phisycal Distancing yang menghimbau masyarakat untuk tinggal atau menjalankan aktivitas dari rumah dan mengurangi frekuensi bepergian. Hal ini yang kemudian berdampak pada jumlah wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta dan menyebabkan sektor pariwisata terpukul. Setidaknya Pandemi menyebabkan hal-hal sebagai berikut;

1. Menurunnya jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta dan berakibat menurunnya Tingkat Hunian akomodasi dan hotel dan usaha makan minum dan minum. Efek domino yang lain adalah pekerja yang mendukung sektor pariwisata kehilangan pendapatan mereka.

2. Adanya kebijakan refocusing anggaran yang ditujukan untuk penanganan Covid-19 sehingga anggaran protokol kesehatan lebih diprioritaskan. Kegiatan promosi maupun yang mendorong kerumunan massa dihindari dan lebih diutamakan kegiatan promosi yang bersifat virtual.

3. Kurang optimalnya pelaksanaan program kegiatan yang melibatkan masyarakat, pedagang dan stakeholder lain akibat pandemi Covid- 19 yang menyebabkan banyak kegiatan harus dirasionalisasi atau dialihkan untuk penanganan protokol kesehatan.

4. Tingkat literasi digital pedagang dalam rangka mengakses pemasaran daring masih perlu ditingkatkan.

5. Kesadaran pedagang dan pengunjung untuk menjaga kondisi pasar yang bersih dan tertib dalam menempatkan barang dagangannya masih harus

ditingkatkan.

Dari beberapa permasalahan yang dihadapi di lapangan tersebut, terdapat beberapa rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan untuk periode selanjutnya;

1. Upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 jangka panjang (strategi Redesain Ekonomi) memerlukan upaya kolaboratif dari semua pihak dalam rangka menciptakan demand pariwisata yang dapat membuka peluang pasar bagi pelaku usaha dengan berpedoman pada protokol kesehatan. Untuk meningkatkan efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh perlu dilakukan. 2. Mendorong event-event wisata virtual bekerjasama dengan pelaku ekonomi

kreatif sebagai sebuah inovasi untuk mempromosikan pariwisata Kota Yogyakarta.

3. Optimalisasi marketplace dan media sosial untuk mempromosikan produk-produk UKM Kota Yogyakarta.

3.2.6 Sasaran Strategis 6 Gangguan Ketentraman dan Ketertiban

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. H.Haryadi Suyuti (Halaman 72-76)