• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.4 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

6.4.2 Analisis Regresi

6.4.2.3 Uji-T Secara Parsial

Uji t dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh masing-masing (parsial) variabel bebas (X1…X2 dan X3 ) terhadap variabel Y

Uji t dilakukan dengan cara t hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan ttable dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria yang digunakan sebagai dasar perbandingan sebagai berikut :

Ho diterima jika nilai –ttable< thitung< ttable

Ho ditolak jika nilai thitung> ttableatau thitung< -ttable

Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat disimpulkan suatu pengaruh adalah tidak signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya suatu pengaruh adalah signifikan.

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu kurikulum (X1), durasi pelatihan (X2), sarana dan prasarana pelatihan (X3), terhadap kualitas peserta pelatihan pada BBLKI Medan sebagai variabel dependen (Y). Adapun yang menjadi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lama (durasi) pelatihan

Ho1: β1= 0 “tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari durasi pelatihan terhadap kualitas peserta pelatihan BBLKI Medan”

Ha1: β1≠ 0 "terdapat pengaruh yang signifikan dari durasi pelatihan terhadap kualitas peserta pelatihan BBLKI Medan”

2. Kurikulum

Ho2: β2= 0 “tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari kurikulum terhadap kualitas peserta pelatihan BBLKI Medan”

Ha2: β2≠ 0 “terdapat pengaruh yang signifikan dari kurikulum terhadap kualitas peserta pelatihan BBLKI Medan”

3. Sarana dan prasarana pelatihan

Ho3: β3= 0“tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari sarana dan prasarana pelatihan terhadap kualitas peserta pelatihan BBLKI Medan”

Ha3: β3≠ 0 “terdapat pengaruh yang signifikan dari sarana dan prasarana pelatihan terhadap kualitas peseta pelatihan BBLKI Medan”

Untuk mengetahui pengaruh masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat Y (Kualitas Lulusan), dilakukan analisis regresi linier sederhana dengan uji-t secara parsial dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 6.11 Hasil Uji-t Secara Parsial

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.133 1.640 -.081 .936

Lama pelatihan .105 .039 .198 2.700 .009

Kurikulum .348 .084 .374 4.137 .000

sarana dan prasarana .467 .073 .483 6.446 .000

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Interpretasi data:

1. Hubungan antara Lama (durasi) pelatihan dan kualitas peserta

Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka t penelitian angka t tabel, dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :

Untuk mengetahui apakah ada hubungan linier antara Lama pelatihan dan Kualitas peserta pelatihan, dilakukan uji hipotesis.

H0 : Tidak ada hubungan linier antara Lama pelatihan dengan Kualitas lulusan.

H1 : Ada hubungan linier antara Lama pelatihan dengan Kualitas lulusan.

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Untuk menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan atau tidak, maka kriterianya adalah sebagai berikut :

Jika sig < 0,05 maka pengaruh signifikan.

Jika sig > 0,05 maka pengaruh tidak signifikan.

Dengan taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan : DK = n – 2, atau 56 – 2 = 54, diperoleh angka t tabel sebesar 1,674.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 2,7 > t tabel sebesar 1,674 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima . Artinya, ada hubungan linier antara Lama pelatihan dengan Kualitas lulusan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut, maka variabel independen eksogen Lama pelatihan

mempengaruhi variabel endogen Kualitas peserta pelatihan. Besarnya pengaruh Lama pelatihan terhadap Kualitas lulusan dapat diketahui dari nilai koefisien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient Beta) yaitu sebesar 19,85 %. Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil perhitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,009 < 0,05.

Dengan adanya hubungan linear antara durasi pelatihan dengan kualitas peserta pelatihan BBLKI Medan, maka membuktikan pendapat ahli bahwa waktu (durasi) merupakan salah satu aspek penting dalam menjamin ketrampilan yang diperoleh oleh peserta pelatihan. Menurut Arni (1987) terdapat 4 aspek yang harus dikelola dalam manajemen kelas agar memperoleh hasil pendidikan/pelatihan yang maksimal, yaitu :

2. Kondisi Fisik kelas termasuk sarana pendukung yang memadai.

3. Waktu

4. Kondisi siswa secara fisik dan mental 5. Iklim/suasana kelas.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek waktu termasuk salah satu aspek penting dalam keberhasilan pelatihan, oleh karena itu waktu yang disediakan harus dapat memenuhi kebutuhan riil pelatihan.

2. Hubungan antara kurikulum dan kualitas peserta pelatihan

Untuk mengetahui apakah ada hubungan linier antara kurikulum dan Kualitas peserta pelatihan, dilakukan uji hipotesis.

H0 : Tidak ada hubungan linier antara kurikulum dengan Kualitas lulusan.

H1 : Ada hubungan linier antara kurikulum dengan Kualitas lulusan.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka t penelitian angka t tabel, dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya adalah sebagai berikut:

Jika sig < 0,05 maka pengaruh signifikan.

Jika sig > 0,05 maka pengaruh tidak signifikan.

Dengan taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan : DK = n – 2, atau 56 – 2 = 54, diperoleh angka t tabel sebesar 1,674.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 4,137 > t tabel sebesar 1,674 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear antara kurikulum dengan Kualitas peserta pelatihan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut, maka variabel independen eksogen kurikulum mempengaruhi variabel endogen kualitas peserta pelatihan. Besarnya pengaruh kurikulum terhadap Kualitas lulusan dapat diketahui dari nilai koefisien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient Beta) yaitu sebesar 37,4 %.

Pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil perhitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,000 < 0,05.

Dengan adanya hubungan yang linear antara kedua variabel diatas, maka teori yang menyatakan bahwa kurikulum sebagai proses yang terus berlangsung dan bertransformasi setiap saat dan berhubungan erat dengan kualitas peserta pelatihan dapat dibuktikan. Menurut Hasan (1988) kurikulum mempunyai beberapa aspek sebagai berikut :

A. Kurikulum sebagai ide

B. Kurikulum sebagai rencana ( perwujudan dari kurikulum sebagai ide ) C. Kurikulum sebagai suatu kegiatan dan implementasi kurikulum

(pelaksanaan dari kurikulum sebagai rencana tertulis).

D. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai kegiatan.

Ahli pendidikan lain seperti Wardiman (1998:32) menyebutkan bahwa pendidikan vokasi/pelatihan dikembangkan melihat adanya kebutuhan masyarakat akan pekerjaan. Peserta didik membutuhkan program yang dapat memberikan keterampilan, pengetahuan, sikap kerja, pengalaman, wawasan, dan jaringan yang dapat membantu mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pilihan kariernya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa para ahli setuju kurikulum mulai dari penyusunan sampai dengan implementasi harus mampu membangun keahlian

dan sikap mental yang baik dan berperan penting untuk mengarahkan peserta didik ke arah dan kualitas yang diinginkan.

3. Hubungan antara sarana dan prasarana dengan kualitas peserta Untuk mengetahui apakah ada hubungan linier antara sarana dan prasarana dan Kualitas lulusan, dilakukan uji hipotesis.

H0 : Tidak ada hubungan linier antara sarana dan prasarana dengan Kualitas lulusan.

H1 : Ada hubungan linier antara sarana dan prasarana dengan Kualitas lulusan.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka t penelitian angka t tabel, dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Untuk menunjukkan pengaruh signifikan atau tidak kriterianya sebagai berikut:

Jika sig < 0,05 maka pengaruh signifikan.

Jika sig > 0,05 maka pengaruh tidak signifikan.

Dengan taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan : DK = n – 2, atau 56 – 2 = 54, diperoleh angka t tabel sebesar 1,674

.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 6,446

> t tabel sebesar 1,674 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linier antara sarana dan prasarana dengan Kualitas lulusan. Karena ada hubungan linier antara kedua variabel tersebut, maka variabel independen eksogen sarana dan prasarana mempengaruhi variabel endogen Kualitas lulusan.

Nilai koefisien Beta (dalam kolom Standardized Coefficient Beta) sebesar 48,3%

menunjukkan bahwa pengaruh sebesar ini signifikan karena nilai signifikansi / probabilitas hasil perhitungan yang tertera dalam kolom Sig sebesar 0,000 < 0,05.

Dengan diperolehnya hubungan yang signifikan antara sarana dan prasarana pelatihan dengan kualitas peserta pelatihan, maka dukungan sarana prasarana sangat penting, karena pelatihan dimulai dari transfer of knowledge sampai dengan praktek, untuk itu aspek sarana dan prasarana menentukan dalam peningkatan kualitas lulusan BBLKI Medan. Menurut Hadiwaratama (2005) hakikat pendidikan yang bersifat vokasi/pelatihan harus mengikuti proses:

(1) pengalihan ilmu (transfer of knowledge) atau penimbaan ilmu (acquisition of knowledge) melalui pembelajaran teori.

(2) pencernaan ilmu (digestion of knowledge) melalui tugas-tugas, pekerjaan rumah dan tutorial.

(3) pembuktian ilmu (validation of knowledge) melalui percobaan-percobaan laboratorium secara empiris atau visual.

(4) pengembangan keterampilan (skill development) melalui pekerjaan nyata di bengkel atau lapangan

Syahril (2005) berpendapat bahwa sarana prasarana merupakan unsur yang secara langsung menunjang atau digunakan dalam pelaksanaan suatu kegiatan, dalam pelaksanaan proses belajar mengajar unsur tersebut dapat berbentuk meja, kursi, kapur, papan tulis, alat peraga, alat praktek, buku dan sebagainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa dukungan sarana dan prasarana yang baik mutlak untuk menjamin keberhasilan pelatihan dan kualitas pesertanya.

6.4.2.4 Uji Determinasi R

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,…Xn) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak, nilai R berkisar antara 0 sampai 1, bila nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, dan sebaliknya bila nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.

Untuk mengetahui besar pengaruh serentak dari ke-3 variabel bebas terhadap variabel terikat Y , dilakukan uji determinasi R2 dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 6.12 Hasil Uji Determinasi R

Model Summaryb Model

R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

a. Predictors: (Constant), sarana dan prasarana, Lama pelatihan, kurikulum

b. Dependent Variable: kualitas lulusan

Sumber : Data Penelitian, 2015 (data diolah)

Tabel 6.16 memperlihatkan bahwa R-square = 0.847 dengan demikian besar pengaruh dapat dikalkulasikan dengan menggunakan rumus berikut :

R-square x 100% = 0.847x 100% = 84.7%

Hal ini berarti besar pengaruh serentak dari ke-3 variabel bebas terhadap variabel terikat Y adalah sebesar 84.7%. Angka ini menunjukkan bahwa 84,7%

kualitas lulusan BBLKI medan dapat diasumsikan dipengaruhi oleh ke-3 variabel bebas (kurikulum, durasi pelatihan, sarana dan prasarana pelatihan) sedangkan selebihnya 15.3% lainnya diasumsikan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.