• Tidak ada hasil yang ditemukan

serta mendukung kinerja BNI secara

Dalam dokumen bni ar 2008 th (Halaman 78-82)

Per 31 Desember 2008, BNI mempunyai kepemilikan saham mayoritas di 4 (empat) perusahaan anak dan kepemilikan minoritas di 6 (enam) perusahaan afiliasi. BNI merupakan pemegang saham mayoritas di BNI Nakertrans Ltd (99,99%), PT BNI Multifinance (99,98%), PT BNI Securities (99,85%) dan PT BNI Life Insurance (85,11%). Walaupun BNI adalah pemegang saham mayoritas di BNI Nakertrans Ltd, namun laporan keuangannya tidak

dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan BNI karena jumlahnya tidak material, dan sebaiknya dicatat dengan menggunakan metode perolehan (cost method). Penyertaan modal pada enam perusahaan dimana BNI adalah pemegang saham minoritas (rata- rata 1%) dicatat sesuai dengan peraturan Pasar Modal.

Sepanjang tahun 2008, BNI melakukan berbagai inisiatif untuk mengoptimalkan kontribusi perusahaan anak. BNI melakukan penambahan modal pada perusahaan anak yang menguntungkan dan bersifat komplementer pada aktivitas bisnis BNI. Untuk perusahaan anak yang masih merugi namun mempunyai posisi strategis dalam mendukung bisnis BNI, maka BNI melakukan upaya revitalisasi termasuk perombakan tim manajemen. Sementara itu, BNI akan mendivestasikan kepemilikannya pada perusahaan anak yang non-produktif dan non-strategis, seperti PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia (8%) dan PT Pembiayaan Artha Negara (3,90%).

Secara keseluruhan, kinerja perusahaan anak BNI, dan terutama PT BNI Multifinance dan PT BNI Securities, mengalami penurunan di tahun 2008 seiring dengan terjadinya krisis keuangan global. Namun demikian, BNI melakukan penambahan modal disetor pada perusahaan anak yang memiliki prospek yang baik. Di PT BNI Life Insurance, BNI melakukan penyuntikan modal segar sebesar Rp 100 miliar, dan Rp 10 miliar di BNI Nakertrans untuk memperkuat posisinya di bisnis remitansi.

As at 31 December 2008 BNI had 4 (four) majority owned subsidiaries and small minority holdings in 6 (six) affiliated companies. BNI has majority shareholdings in BNI Nakertrans Ltd (99.99%), PT BNI Multifinance (99.98%), PT BNI Securities (99.85%) and PT BNI Life Insurance (85.11%). Although BNI is majority shareholder in BNI Nakertrans Ltd, it was not consolidated into BNI’s financial statements because the amounts are not significant. These amounts were rather recorded using the cost method. Equity participation in the six companies where BNI has minority shareholdings (on average 1%) was recorded in compliance with the Capital Market Regulations.

Throughout 2008, BNI engaged in various initiatives to improve the contributions of subsidiaries. For the profitable subsidiaries that complement BNI business activities, we contributed additional capital. For subsidiaries that posted losses but are strategically positioned to support BNI businesses, revitalization measures were conducted including an overhaul of management teams. Meanwhile, non-productive and non-strategic subsidiaries, such as PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia (8%) and PT Pembiayaan Artha Negara (3.90%) are to be divested.

Overall, BNI subsidiaries recorded a decline in performance in line with the global financial crisis, such as PT BNI Multifinance and PT BNI Securities. However, for subsidiaries with good prospects, BNI subscribed to additional issued shares. In PT BNI Life Insurance, BNI injected an additional Rp 100 billion of new capital, and for BNI Nakertrans to strengthen its position in the remittance business, BNI subscribed to Rp 10 billion of new capital.

PT BNI Securities

PT BNI Securities recorded a loss of Rp 94.7 billion in 2008, due to the mark-to-market of its proprietary portfolio. This was the first loss recorded since 1995. Going forward, the company intends a business repositioning with more focus on the retail trading. The company has developed an on-line trading system for launching in 2009, enabling customers to make transactions directly via the Internet/cellphone.

PT BNI Life Insurance

PT BNI Life Insurance recorded an excellent performance with Net Profit After Tax growing by 42.6%, from Rp 12.1 billion in 2007 to Rp 17.3 billion in 2008. With the Rp 100 billion capital injection in December 2008, the company is expected to further improve its performance. In 2008, PT BNI Life Insurance was ranked 10th as ”The Best Life Insurance in 2008” and 2nd in the asset size category of Rp 500 billion to Rp 1 trillion.

PT BNI Multifinance

PT BNI Multifinance booked profits of Rp 20.7 billion in 2008, though this was due to non-operating income from gains in foreign exchange transactions. As the company is still losing money on its core operations, in December 2008 it embarked on a financial restructuring initiative. This is expected to improve its financial performance in 2009.

PT BNI Securities

PT BNI Securities mencatat kerugian sebesar Rp 94,7 miliar pada tahun 2008, karena adanya marked-to-market dari portofolio yang dimiliki (proprietary). Ini adalah kerugian pertama yang dialami sejak 1995. Untuk ke depannya, BNI Securities akan melakukan reposisi bisnis dengan fokus pada perdagangan ritel. BNI Securities tengah mengembangkan sistem on-line trading yang rencananya akan diluncurkan tahun 2009, yang akan memudahkan nasabah melakukan transaksi melalui Internet atau telepon selular.

PT BNI Life Insurance

PT BNI Life Insurance menunjukkan kinerja yang mengesankan dengan mencatat kenaikan Laba Bersih Setelah Pajak sebesar 42,6%, dari Rp 12,1 miliar di tahun 2007 menjadi Rp 17,3 miliar di tahun 2008. Dengan suntikan modal sebesar Rp 100 miliar pada bulan Desember 2008, BNI Life Insurance diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerjanya di tahun 2009 dan seterusnya. Pada tahun 2008, PT BNI Life Insurance menempati peringkat ke-10 sebagai ”The Best Life Insurance 2008” dan peringkat kedua untuk kategori aktiva Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun.

PT BNI Multifinance

PT BNI Multifinance membukukan laba sebesar Rp 20,7 miliar di tahun 2008, walaupun hal ini disebabkan oleh pendapatan non-operasional berupa laba selisih kurs. Karena BNI Multifinance masih mengalami kerugian pada bisnis intinya, Perusahaan melakukan restrukturisasi keuangan pada bulan Desember 2008. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan di tahun 2009.

To anticipate competitive pressures and to respond to individual and corporate customers’ needs, BNI has formulated strategic steps to improve its subsidiaries’ competitive advantages and capabilities.

Strategic steps for 2009 and beyond:

•฀ Improve฀the฀capital฀structure฀and฀core฀competence฀of฀ prospective subsidiaries through inviting strategic partners. •฀ Aggressively฀divest฀non-core,฀unproductive,฀and฀inancially฀

fragile subsidiaries.

•฀ Maximizing฀synergy฀and฀strategic฀alliances฀between฀BNI฀and฀ the subsidiaries.

•฀ Improving฀governance฀in฀subsidiaries.

BNI is also deliberating the merits of spinning-off its Sharia unit into a subsidiary for joint venture or public listing opportunities. Untuk mengantisipasi tekanan kompetisi dan menjawab kebutuhan

nasabah individu dan korporat, BNI telah merancang langkah- langkah strategis untuk meningkatkan daya saing dan kapabilitas perusahaan anak.

Langkah-langkah strategis di 2009 dan seterusnya: •฀ Meningkatkan฀struktur฀permodalan฀dan฀kompetensi฀inti฀

perusahaan anak yang potensial dengan menggandeng mitra strategis.

•฀ Melanjutkan฀divestasi฀penyertaan฀pada฀perusaahan฀anak฀yang฀ non-strategis dan tidak menguntungkan.

•฀ Memaksimalkan฀sinergi฀dan฀aliansi฀strategis฀antara฀BNI฀dan฀ perusahaan anak.

•฀ Meningkatkan฀kualitas฀tata฀kelola฀pada฀anak฀perusahaan. BNI juga tengah mempertimbangkan kemungkinan melakukan

spin-off unit usaha Syariah menjadi perusahaan anak yang terpisah sehingga dapat memanfaatkan peluang untuk joint venture

Dalam dokumen bni ar 2008 th (Halaman 78-82)