• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pemadam Kebakaran dalam Bentuk Sistem Plambing dan Alat Pemadam Ringan

Dalam dokumen BC-BANDA ACEH (Halaman 129-134)

PERSYARATAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG KOTA BANDA ACEH

KETINGGIAN (dalam jumlah

V.2 SISTEM PROTEKSI AKTIF

1. Sistem Pemadam Kebakaran dalam Bentuk Sistem Plambing dan Alat Pemadam Ringan

Sistem Pemadam Kebakaran harus memenuhi Kepmen PU no. 10/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan; persyaratan dan standarisasi yang berlaku dari National Fire Protection Association (NFPA), Standar Industri Indonesia (SII), PUIL, American Standard For Testing Material

a. Hidran Kebakaran

i. Sistem hidran harus dipasang pada bangunan yang memiliki luas lantai total lebih dari 500 m2, dan terdapat regu pemadam kebakaran.

ii. Sistem hidran kebakaran

(1) harus dipasang sesuai dengan standar yang berlaku, SNI-1745; dan

(2) hidran dalam bangunan harus melayani hanya di lantai hidran tersebut ditempatkan, kecuali pada satuan peruntukan bengunan, di mana:

(a) angunan kelas 2 atau kelas 3 atau sebagian kelas 4, dilayani oleh hidran tunggal yang ditempatkan pada lantai di mana ada jalur keluar, atau

(b) bangunan kelas 5, 6, 7, 8 atau 9 yang berlantai tidak lebih dari 2 (dua), dilayani oleh hidran tunggal yang ditempatkan pada lantai di mana ada jalur keluar, asalkan ditempatkan pada lantai di mana ada jalur keluar, asalkan hidran dapat menjangkau seluruh saluran peruntukan bangunan.

(3) bila dilengkapi dengan pompa kebakaran harus terdiri dari : (a) 2 (dua) pompa, yang sekurang-kurangnya satu pompa

digerakkan oleh motor bakar atau motor listrik yang dicatu dari daya generator darurat.

(b) 2(dua) pompa yang digerakkan oleh motor listrik yang dihubungkan dengan sumber tenaga yang terpisah satu sama lain.

(4) bila pompa kebakaran dihubungkan dengan jaringan pasokan air dan dipasang pada bangunan dengan ketinggian efektif kurang dari 2 m, satu pompa digerakkan oleh:

(a) motor bakar, atau

(b) listrik yang dicatu dari generator darurat, atau

(c) motor listrik yang dihubungkan pada sumber tenaga yang terpisah satu sama lain melalui fasilitas pemindah daya otomatis;

(5) pemasangan pompa kebakarannya dalam bangunan harus pada tempat yang :

(a) mempunyai jalur keluar ke jalan atau ruang terbuka, atau

(b) jika bangunan tidak dilindungi seluruhnya dengan sistem sprinkler sesuai ketentuan yang berlaku, tempat pompa harus terpisah dari bangunan, dan dengan konstruksi yang dipersyaratkan bagi suatu dinding tahan api untuk klasifikasi bangunannya.

(6) untuk pompa yang ditempatkan di luar bangunan, maka bangunan rumah pompa tersebut harus jelas terlihat, tahan cuaca, mempunyai jalur keluar langsung ke jalan atau ruang terbuka, dan jika dalam jarak m dari bangunan, maka dinding rumah pompa dan bagian dinding luar yang berjarak 2 m dari samping rumah pompa dan 3 m di atas

rumah pompa, atau dinding antara bangunan dan rumah pompa yang berjarak 2 m dari sisi rumah pompa dan 3 m di atas rumah pompa harus mempunyai TKA tidak kurang dari yang dipersyaratkan untuk dinding tahan api sesuai kelas bangunannya.

(7) bila sistem pasokan air mengambil air dari sumber statis, maka harus disediakan sambungan yang cocok dan jalan masuk kendaraan pemadam kebakaran untuk petugas pemadam kebakaran memompa air dari sumber tersebut dan harus disediakan sambungan yang berdekatan dengan lokasi tersebut untuk meningkatkan tekanan air dalam sistem gedung, serta harus dirancang untuk memenuhi tekanan dan laju aliran yang disyaratkan untuk operasi petugas pemadam kebakaran.

b. Hose Reel

i. Sistem hose reel harus disediakan :

(1) untuk melayani seluruh bangunan, di mana satu atau lebih hidran dalam dipasang, atau:

(2) bila hidran dalam tidak dipasang, untuk melayani setiap kompartemen kebakaran dengan luas lantai lebih dari 500 m2 dan untuk maksud butir ini, satu unit hunian bangunan kelas 32 atau kelas 3 atau sebagian bangunan kelas 4, dipertimbangkan sebagai kompartemen kebakaran.

ii. Sistem hose reel, harus:

(1) dipasang sesuai dengan standar yang berlaku.

(2) melayani hanya lantai di mana alat ini ditempatkan, kecuali pada satu unit hunian,

(a) pada bangunan kelas 2 atau kelas 3 atau sebagian kelas 4 dilayani oleh hose reel tunggal yang ditempatkan pada jalur keluar dari unit hunian tersebut, dan

(b) pada bangunan kelas 5, 6, 7, 8 atau 9 yang tidak lebih dari 2 (dua) lantai, dilayani oleh hose reel tunggal yang ditempatkan pada jalur keluar dari satu unit hunian tersebut dengan syarat hose reel melayani seluruh unit hunian.

(3) memiliki selang kebakaran yang harus diletakkan sedemikian ruap untuk menghindari partisi atau penghalang di dalam mencapai setiap bagian lantai dari tingkat yang bersangkutan,

(4) hose reel yang dipasang mengikuti butir (3) di atas, ditempatkan:

(a) di luar bangunan, atau

(b) di dalam bangunan sekitar 4 m dari pintu keluar, atau (c) di dalam bangunan berdekatan dengan hidran dalam

(selain hidran yang dipasang di pintu keluar yang diisolasi tahan api); atau

(d) kombinasi (a), (b), dan (c), sehingga hose tidak perlu melintasi pintu keluar masuk yang dilengkapi dengan pintu kebakaran atau pintu asap.

(5) Bila dihubungkan dengan meteran air, maka:

(a) dipelihara kebutuhan kecepatan aliran dari hose reel (b) diameter pipa dari meteran air atau instalasi PAM

berdiameter tidak kurang dari 25 mm;

(c) jaringan pipa memenuhi syarat pembagian pasokan air; (d) tiap katup yang mengatur aliran air dari sumber air

utama ke hose reel harus dijaga pada posisi terbuka oleh pengunci dari logam.

(6) Bila dipasok oleh sumber air utama dengan diameter nominal lebih besar dari 25 mm dan yang dihubungkan dengan sumber air untuk hidran, sebuah katup yang memenuhi butir (5).(d) di atas harus dipasang pada sambungan ke saluran utama.

c. Sistem Sprinkler

i. Sistem sprinkler harus dipasang pada bangunan sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 2.4.

Persyaratan Pemakaian Sprinkler

Jenis Bangunan Kapan Sprinkler diperlukan:

Semua kelas bangunan:

termasuk lapangan parkir terbuka dalam

bangunan campuran

b.lapangan parkir terbuka tidak termasuk, yang merupakan bangunan terpisah

Pada bangunan yang tinggi efektifnya

lebih dari 14 m atau jumlah lantai lebih dari 4 lantai.

Bangunan pertokoan (Kelas 6) Dalam kompartemen kebakaran dengan

salah satu ketentuan berikut, berlaku:

1.luas lantai lebih dari 3.500 m2

2.volume ruangan lebih dari 21.000 m3

Bangunan Rumah Sakit Lebih dari 2 (dua) lantai Ruang pertemuan umum, Ruang

pertunjukan, Teater. Luas panggung dan belakang panggung lebih dari 200 m2.

Konstruksi Atrium Tiap bangunan ber-atrium Bangunan berukuran besar yang

terpisah Ukuran kompartemen yang lebih besar mengikuti:

Bangunan Kelas 5 s.d. 9 dengan luas

maksimum 18.000 m2 dan volume 108.000 m3.

Semua bangunan dengan luas lantai

lebih besar dari 18.000 m2 dan volume 108.000 m3.

Ruang parkir, selain ruang parkir

terbuka. Bila menampung lebih dari 40 kendaraan. Bangunan dengan resiko bahaya

kebakaran amat tinggi *)

Pada kompartemen dengan salah satu dari

2 (dua) persyaratan berikut, berlaku:

1. luas lantai melebihi 2.000 m2. 2. volume lebih dari 12.000 m3. *) Jenis bangunan dengan resiko bahaya kebakaran tinggi sesuai standar teknis yang berlaku.

ii. Sistem sprinkler harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : (1) Standar perancangan dan pemasangan sprinkler otomatis

sesuai standar teknis yang berlaku, SNI-3989. (2) Bangunanan bersprinkler.

Tanpa mengurangi ketentuan atau standar yang berlaku, bangunan atau bagian bangunan dianggap bersprinkler, jika :

(a) sprinkler terpasang di seluruh bangunan, atau: (b) dalam hal sebagian bangunan :

sebagian bangunan di pasang sprinkler dan diberi kompartemen kebakaran pada bagian yang tanpa sprinkler, dan setiap bukaan pada konstruksi pemisah antara bagian ter-sprinkler dan bagian tak ter-sprinkler diproteksi sesuai ketentuan proteksi pada bukaan.

(3) Katup kontrol sprinkler.

Katup kontrol sprinkler harus ditempatkan dalam suatu ruang yang aman atau ruang tertutup yang berhubungan langsung ke jalan atau ruang terbuka.

(4) Pasokan air.

Tanpa mengurangi ketentuan dalam standar teknis yang berlaku mengenai sprinkler, pasokan air untuk sistem sprinkler harus memperhatikan tinggi efektif bangunan, luas bangunan yang disyaratkan menggunakan sprinkler, dan klasifikasi bangunan sesuai standar teknis yang berlaku.

(5) Sambungan dengan peralatan alarm lainnya.

Sistem sprinkler harus disambung atau dihubungkan ke dan dapat mengaktifkan :

setiap peringatan darurat dan sistem komunikasi internal yang disyaratkan; atau sistem pengeras suara atau peralatan lainnya yang dapat didengar bila peringatan darurat dan sistem komunikasi internal tidak disyaratkan. (6) Peralatan anti gangguan (Anti Tamper)

Untuk sistem sprinkler yang dipasang di teater, ruang pertemuan umum atau semacamnya, maka pada tiap katup yang berfungsi mengendalikan sprinkler di daerah panggung harus dipasang peralatan anti gangguan yang dihubungkan ke panel pemantau.

Sistem sprinkler yang dipasang pada ruang parkir pada bangunan multi-kelas, harus:

(a) berdiri sendiri, tidak berhubungan dengan sistem sprinkler di bagian bangunan lainnya.

(b) bila berhubungan dengan sistem sprinkler yang melindungi bagian bangunan bukan ruang parkir, harus dirancang sehingga sistem sprinkler yang melindungi bagian bukan ruang parkir dapat diisolasi dengan tanpa mengganggu aliran air, ataupun mempengaruhi efektivitas operasi sprinkler yang melindungi ruang parkir.

d. Pipa

Berdasarkan pustaka terbitan Departemen Permukimam dan Prasarana Wilayah, jenis pipa yang sering dipakai pada pekerjaan instalasi hidran dan sprinkler harus sesuai dengan spesifikasi teknis, dan biasanya digunakan pipa baja karbon hitam (black

steel pipe) dengan schedule 40. Schedule 40 (Sch 40)

menunjukkan standar kemampuan menahan tekanan kerja sampai dengan 30 kg/cm2.

e. Pemadam Api Ringan (PAR)

i. PAR yang jenisnya sesuai kebutuhan harus dipasang di seluruh bangunan, kecuali di dalam unit hunian bangunan kelas 2 atau kelas 3 atau sebagian bangunan kelas 4, yang memungkinkan dilakukannya pemadaman awal efektif terhadap kebakaran oleh penghuni bangunan.

ii. PAR memenuhi butir i, jika:

(1) Disediakan dengan mengikuti standar teknis yang berlaku, SNI-3987 kecuali PAR jenis air yang tidak perlu dipasang di dalam bangunan atau bagian yang dilayani oleh Hose Reel, dan

(2) PAR dari jenis bukan kelas A harus ditempatkan pada lokasi yang dapat menjangkau lokasi yang mengandung jenis bahaya yang harus diatasi.

Dalam dokumen BC-BANDA ACEH (Halaman 129-134)