• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subsistem Pendukung Perikanan Tangkap

6.1. Identifikasi Komoditas Unggulan Perikanan Tangkap

6.2.5. Subsistem Pendukung Perikanan Tangkap

menyediakan layanan untuk kebutuhan pelaku sistem agribisnis untuk memperlancar aktivitas dari system agribisnis. Subsistem ini terdiri dari berbagai komponen, yaitu: permodalan, perkreditan, kelembagaan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penelitian, akses informasi, transportasi, asuransi, dan pasar. masing-masing komponen tersebut mempunyai karakteristik fungsi danperanan yang berbeda-beda, namun pada intinya berfungsi untuk mengurangi kendala atau masalah dan meningkatkan kelancaran penyelenggaraan sistem agribisnis.

Subsistem pendukung ini juga sangat diperlukan dalam pengembangan sistem agribisnis perikanan tangkap. Peranan subsistem pendukung ini dapat dianalisis melalui penelusuran kebijakan-kebijakan daerah terkait dan peran lembaga-lembaga pendukung dalam pengembangan system agribisnis. Dalam sistem agribisnis komoditas termasuk komoditas perikanan tangkap, peranan subsistem pendukung mencakup jalannya penyelenggaraan system agribisnis mulai dari subsistem pengadaan sarana produksi, subsistem produksi, subsistem pengolahan, sampai subsistem pemasaran.

Subsistem pendukung ini pun berjalan dalam sistem agribisnis perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan daerah dalam upaya pengembangan sistem agribisnis baik pemerintah desa,

pemerintah kecamatan, dan pemerintah kabupaten, serta kebijakan dinas terkait yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Sukabumi.

Selain itu, terdapat pula beberapa lembaga terkait subsistem pendukung agribisnis yang dapat memperlancar pengembangan sistem agribisnis perikanan tangkap, lembaga-lembaga itu meliputi:

1) Koperasi Nelayan

Salah satu lembaga pendukung sistem agribisnis perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi adalah koperasi nelayan. Keberadaan koperasi nelayan berfungsi sebagai penyokong bagi kehidupan nelayan secara khusus dan membangkitkan perekonomian desa secara umum. Sampai sejauh ini, rata-rata koperasi nelayan yang berjalan di Kabupaten Sukabumi menyediakan jasa simpan pinjam kepada anggota nelayan dan pemberian modal usaha keluarga nelayan.

Pengadaan jasa simpan pinjam oleh koperasi nelayan ini sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan modal awal bagi para nelayan sebelum mereka melaut, modal inilah yang diperlukan bagi nelayan untuk memperoleh perlengkapan melaut, seperti pancing, jaring, bahan bakar solar, dan lain-lain. Selama ini nelyan memperoleh pinjaman dari bakul maupun bank keliling yang menerapkan sistem bunga yang cukup memberatkan. Diharapkan dengan adanya unit simpan pinjam koperasi nelayan ini kedepannya mampu menyediakan modal yang cukup bagi nelayan untuk melaut dengan beban bunga yang tidak terlalu memberatkan.

Penyediaan modal usaha bagi para wanita nelayan untuk membangun usaha keluarga nelayan, seperti usaha warung dipinggir pantai. Latar belakang adanya program ini adalah agar dapat meningkatkan perekonomian keluarga nelayan dan keluarga nelayan tidak mengandalkan hasil pendapatan dari melaut, yang hasilnya pun tidak selalu pasti dan tetap. Sehingga usaha yang dilakukan oleh keluarga nelayan dapat menjadi backup bagi perekonomian keluarga nelayan. 2) Perbankan

Bank merupakan lembaga pendukung yang berperan dalam aspek pembiayaan sistem agribisnis perikanan tangkap terutama dalam permodalan bagi nelayan dan kelompok usaha pengolahan dan pemasaran perikanan. Bank-bank yang terdapat di Kabupaten Sukabumi terutama yang berpusat di palabuhanratu

sebagai daerah sentra perikanan yaitu Bank BJB, Bank BRI, Bank Mandiri, Panin Bank, dan Bank Danamon.

Bank yang telah melakukan program yang langsung terkait dengan sektor perikanan adalah Bank BJB dengan program Jawa Barat peduli. Program Jawa Barat peduli ini memberikan bantuan dana hibah Rp 20.000.000 kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) terbaik di Kabupaten Sukabumi, pada tahun 2009 dana hibah ini didapatkan oleh KUB Hurip Mandiri dengan usaha abon ikannya.

Secara umum bank-bank lainnya memberikan bentuk pelayanan berupa kredit usaha dengan dispensasi bunga, baik untuk investasi maupun modal kerja bagi pelaku dalam semua subsistem agribisnis perikanan tangkap lainnya seperti nelayan, usaha pengolahan ikan, dan pedagang ikan, serta bakul. Produk kredit yang ditawarkan oleh perbankan bagi pelaku sistem agribisnis perikanan tangkap sama halnya dengan kredit yang diberikan bagi masyarakat diluar sistem agribisnis.

Kriteria KUB yang dapat mengajukan pinjaman dengan dispensasi bunga adalah usaha yang dijalankan KUB tersebut minimal sudah dua tahun berjalan, KUB tersebut mendapat pengukuhan resmi dari pemerintah setempat, pengalaman usaha yang telah dijalankan mendapatkan penilaian yang baik, dan mempunyai agunan sebagai jaminan.

3) Lembaga Penyuluhan Perikanan Kabupaten Sukabumi

Lembaga Penyuluhan Perikanan merupakan badan pemerintahan tingkat kabupaten yang berfungsi sebagai lembaga yang mengidentifikasi sumberdaya, potensi, dan kendala yang berada di ruang lingkup Kabupaten Sukabumi, dan menyusun programa pembangunan perikanan. Selain itu, Lembaga Penyuluhan Perikanan juga berfungsi dalam mendukung revitalisasi perikanan. Lembaga Penyuluhan Perikanan berfokus pada penyuluhan dan pendampingan masyarakat yang telah memiliki kelompok, baik kelompok nelayan maupun kelompok usaha pengolahan hasil perikanan serta kelompok pemasaran ikan.

Kunci pokok keberhasilan penyuluhan Lembaga Penyuluhan Perikanan sangat ditentukan oleh gerakan dinamis dari petugas dalam lingkup perikanan dalam memotivasi, membina, dan membimbing proses belajar kelompok nelayan,

kelompok usaha, dan anggotanya. Jumlah petugas penyuluh perikanan khusus bidang perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2010 tercatat sebanyak 20 orang tenaga penyuluh yang tersebar di sembilan kecamatan pesisir Kabupaten Sukabumi.

Tujuan adanya penyuluhan dan pendampingan Lembaga Penyuluhan Perikanan adalah untuk meningkatkan partisipasi anggota kelompok nelayan atau kelompok usaha serta kelompok pemasaran ikan dalam pelaksanaan pembangunan perikanan. Selain itu, tujuan lainnya adalah mengembangkan kelembagaan nelayan seperti koperasi nelayan. Sedangkan tujuan khusus program Lembaga Penyuluhan Perikanan Kabupaten Sukabumi dalam bidang perikanan tangkap meliputi: program peningkatan rumponisasi, pelaksanaan teknologi kombinasi alat tangkap, dan teknologi motorisasi guna meningkatkan produktivitas hasil tangkapan laut.

4) Dinas Kelautan Dan Perikanan

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi merupakan lembaga pendukung sistem agribisnis perikanan tangkap yang memberikan dukungannya melalui pendampingan, pelatihan, sosialisai, dan penelitian-penelitian dalam bidang perikanan baik dalam subsistem on-farm (penangkapan) maupun subsistem off-farm (pengolahan dan pemasran). Program-program yang dijalankan meliputi sosialisasi dan pengadaan teknologi tepat guna dalam sarana produksi perikanan tangkap.

Selain itu, Dinas Kelautan dan Perikanan juga memberikan penyuluhan dan pengadaan alat cold storage untuk menjaga kualitas hasil perikanan. Dalam bidang pengolahan dinas berperan dalam memberikan pelatihan pembuatan berbagai macam olahan hasil perikanan, seperti abon ikan, nugget ikan, bakso ikan, kerupuk ikan, dendeng ikan, otak-otak, dan lain-lain. Dengan adanya pelatihan pembuatan berbagai macam olahan hasil perikanan, diharapkan masyarakat setempat dapat membuka usaha terkait pengolahan hasil perikanan tersebut dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB). Kelompok Usaha Bersama ini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan perekonomian keluarga nelayan di Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya Dinas Kelautan dan Perikanan juga sangat berperan dalam proses pemasaran produk perikanan, baik hasil perikanan segar maupun olahan. Pemasaran produk olahan Dinas bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Sukabumi, sehingga pengrajin produk olahan perikanan dapat memasarkan produknya melalui Pusat Oleh-oleh Sukabumi. Kendala yang dihadapi sejauh ini, kurangnya koordinasi antara para pengrajin, Dinas, dan pengelola Pusat Oleh- Oleh, sehingga banyak pengrajin yang tidak mengetahui akan adanya salah satu sarana pemasaran produknya, dan juga pihak pengelola Pusat Oleh-oleh tidak cukup informasi tentang pengrajin-pengrajin olahan ikan di Kabupaten Sukabumi.

VII DAYASAING KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN