• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subsistem Pengolahan Perikanan Tangkap

6.1. Identifikasi Komoditas Unggulan Perikanan Tangkap

6.2.3. Subsistem Pengolahan Perikanan Tangkap

produksi penangkapan ikan. Subsistem ini antara lain mengidentifikasi bagaimana suatu komoditas dapat menghasilkan produk turunan yang bermanfaat dan memiliki nilai tambah. Berkaitan dengan hal tersebut, maka subsistem pengolahan ini juga mencakup pelaku dalam pengolahan produk-produk tersebut, jenis-jenis produk yang dihasilkan, proses produksi dan teknologi yang digunakan serta kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pengolahan. Berdasarkan hasil penelusuran selama penelitian kondisi agribisnis pengolahan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi terdapat beberapa usaha pengolahan ikan yang memanfaatkan komoditas unggulan perikanan tangkap Kabupaten Sukabumi, seperti: Kuwe, Tembang, Lisong, Cakalang, Albakora, Madidihang, Tuna Mata Besar, Layur, Kakap Putih, dan Belanak.

Pengolahan komoditas unggulan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi ini lebih banyak dilakukan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB). KUB adalah sekelompok rumah tanggga perikanan (RTP) dan rumah tangga bukan perikanan (RTBP) yang menjalankan bisnis atau usaha bersama menggunakan prinsip sistem bagi hasil yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota kelompok didalamnya. KUB menjadi salah satu pelaku usaha perikanan yang sangat berperan penting dalam optimalnya pemanfaatan sumberdaya perikanan guna mencapai terwujudnya tujuan pembangunan perikanan di Kabupaten Sukabumi. Jenis usaha yang dilakukan KUB pengolahan ikan Kabupaten Sukabumi meliputi pembuatan abon ikan, ikan asin, pindang, bakso ikan, dendeng ikan, fish jelly, dan teri. Jumlah KUB pengolahan ikan yang terdapat di Kabupaten Sukabumi sampai sekarang mencapai 31 KUB. Data KUB pengolahan ikan di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Data Kelompok Usaha Bersama (KUB) Pengolahan Ikan di Kabupaten Sukabumi pada Tahun 2009

Nama KUB Nama Ketua

Jumlah Anggota

(Orang)

Alamat Jenis Usaha

Tenggiri Aan Sutinah 20 Cisolok Abon Ikan

Hurip Mandiri Yati 25 Cisolok Abon Ikan

Cibangban Wawan 15 Cisolok Ikan Asin

Gurita Yeti 17 Cisolok Ikan Asin

Ciwaru I Saman 12 Ciemas Ikan Asin

Ciwaru II H. Dadang 13 Ciemas Ikan Asin

Ciwaru III Sarip 12 Ciemas Ikan Asin

Mawar Eli 12 Palabuhanratu Pindang

Bungsu Ujang Rahmat 15 Palabuhanratu Bakso Ikan

Sri Bintang Hendar Sutendar 20 Palabuhanratu Pindang

Pindang Jaya Duduh 10 Simpenan Pindang

Sari Mina Ajeng 12 Ciracap Teri, Bakso Ikan

Muara Loji Nina Kartina 14 Simpenan Abon Ikan

Flamboyan Kokom Komalasari 10 Sukaraja Dendeng Ikan

Putri Bahari Ayi Mulyani 52 Palabuhanratu Bakso, Abon Ikan

Bunga Asih Siti 15 Palabuhanratu Ikan Asin

Sumber Laut Nurahma 32 Palabuhanratu Ikan Asin

Putra Jaya Rahmat Hidayat 400 Bantargadung Pindang

Forsima Elis Suminar 35 Cisolok Bakso Ikan , Fish jelly

KUKS Entis Sutisna 140 Bantargadung Pindang

Mutiara Solihah 20 Cisolok Bakso Ikan , Fish jelly

Bahari Makmur Nur Azizah 21 Cisolok Bakso Ikan , Fish jelly

Ibu Pengolah Titi Nurhayati 30 Ciemas Ikan Asin , Fish jelly

Sabar Mugiono 13 Palabuhanratu Bakso Sabar

Jambal Roti Mamad M 15 Cisolok Ikan Asin

Jambal Tatang 12 Cisolok Ikan Asin

Pasir Mina Jajat 9 Cibitung Pindang

Wangun

Mandiri Nurjanah 12 Nyalindung Fish jelly

Melati Sri 10 Bantargadung Fish jelly

Monalisa Leni Murdiana 10 Ciracap Fish jelly

Karang

Samudera Isah Wiwid 20 Karangkapak Fish jelly

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi (2010)

Kegiatan pengolahan ikan selain dilakukan oleh KUB juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan eksportir. Tercatat ada lima perusahaan eksportir di Kabupaten Sukabumi yang melakukan pengolahan ikan yang berfokus pada pembekuan ikan sebagai komoditas ekspor. Kelima perusahaan pembekuan ikan tersebut adalah PT. Jiko Gantung Power, PT. Ratu Prima, CV. Bahari Express, PT. AGB Palabuhanratu, dan PT. TOP MED. Analisis usaha beberapa pengolahan hasil perikanan berupa ikan asin, dendeng ikan, pindang ikan, dan abon ikan dapat dilihat pada Lampiran 5, Lampiran 6, Lampiran 7, dan Lampiran 8.

Tabel 20. Daftar Harga Jual Rata-Rata Beberapa Produk Olahan Hasil Perikanan Tangkap di Kabupaten Sukabumi pada Tahun 2009

No Produk Harga Jual (Rp/ Kg)

1 Abon Ikan 80.000 2 Ikan Asin 15.000 3 Bakso Ikan 25.000 4 Pindang Ikan 10.000 5 Teri 20.000 6 Dendeng Ikan 60.000

Sumber: P2HP DKP Kabupaten Sukabumi

Sebagian besar proses produksi dan teknologi pengolahan ikan yang dilakukan oleh KUB di Kabupaten Sukabumi masih menggunakan teknologi yang sederhana yaitu teknologi manual dan semi mekanik. Kegiatan pengolahan ikan rata-rata dilakukan di rumah masing-masing pengolah ikan. Ada juga beberapa ketua yang menyediakan secara khusus rumah produksi untuk usahanya. Rumah produksi tersebut dekat atau berdampingan dengan rumah yang dihuni masing- masing anggota KUB pengolah ikan. Berikut merupakan gambaran keragaan usaha pengolahan komoditas unggulan perikanan tangkap yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi baik yang dilakukan oleh KUB maupun perusahaan eksportir, yaitu:

1) Pengolahan Ikan Asin

Pengolahan Ikan asin adalah cara pengawetan ikan yang paling sederhana dan paling banyak dilakukan di Kabupaten Sukabumi. Produksi ikan asin di Kabupaten Sukabumi masih menempati posisi penting sebagai salah satu bahan pokok kebutuhan hidup rakyat banyak.

Cara pengawetan ini merupakan usaha paling mudah dalam menyelamatkan hasil tangkapan oleh nelayan. Dengan penggaraman proses pembusukan dapat dihambat sehingga ikan dapat disimpan lebih lama. Penggunaan garam sebagai bahan pengawet terutama diandalkan pada kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri dan kegiatan enzim penyebab pembusukan ikan yang terdapat dalam tubuh ikan.

Hampir disemua wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi terdapat proses pengolahan ikan asin. Produksi ikan asin di Kabupaten Sukabumi mempunyai kualitas yang tinggi dimana dalam proses pengolahannya tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti obat nyamuk, minyak tanah, formalin dan zat-zat aditif lainnya dengan sistem pengolahan yang sederhana yaitu menggunakan sinar matahari untuk pengeringan. Tidak heran kalau usaha ini dari tahun ke tahun meningkat pesat. Karena pasar yang sudah menjanjikan, pengelolaan mudah, bahan baku tersedia banyak sehingga manjadikan masyarakat ingin berwiraswasta dalam bidang ini.

Ikan asin hasil olahan Kabupaten Sukabumi di pasarkan diwilayah Kabupaten Sukabumi dan luar daerah Kabupaten Sukabumi seperti Cianjur, Bandung, Bogor, Jakarta dan daerah lainnya. Pasar ikan asin adalah kalangan menengah ke bawah dengan harga yang sangat terjangkau dan tingkat protein yang sangat tinggi menjadikan produk ini di cari oleh masyarakat.

Gambar 7. Pengolahan Ikan Asin di Palabuhanratu

Sumber: Bidang P2HP DKP Kabupaten Sukabumi (2010)

Proses pengasinan ikan di Sukabumi masih bersifat tradisional, proses pengasinan ini dikelompokan menjadi dua, yaitu pengasinan ikan besar dan pengasinan ikan kecil. Proses Pengasinan Ikan Besar dilakukan terhadap ikan yang berukuran besar seperti ikan jambal roti ( 1 – 3 Kg). Peralatan yang digunakan dalam proses ini antara lain baskom dari plastik, tempat penjemuran dari bambu dan plastik /karung untuk pengemasan. Proses pengolahan ikan asin besar adalah sebagai berikut :

- Ikan segar disiangi, kepala, sisik, isi perut dibuang - Ikan di fillet sesuai bentuk kupu-kupu

- Ikan dicuci kembali

- Kemudian ikan dijemur sampai kering kurang lebih 2 hari. - Pengemasan dengan plastik/karung.

Permasalahan yang sering dihadapi oleh pengasin ikan besar adalah keterbatasan bahan baku, tempat penjemuran yang berasal dari bambu menyebabkan mudah rusak serta teknis pengemasan yang kurang baik. Proses pengasinan ikan kecil dilakukan untuk ikan yang berukuran kecil antara lain : Tembang, Pepetek, Deles, Layur, Eteman, Teri, dan Tiga Waja, dimana bahan baku kebanyakan dihasilkan dari bagan apung. Bahan-bahan pembantu dan peralatan yang digunakan dalam pengolahan ikan asin dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Data Bahan-Bahan Pembantu dan Peralatan yang Digunakan dalam

Pengolahan Ikan Asin di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009

Kebutuhan Rincian

Bahan-bahan pembantu Garam laut; Minyak tanah; dan Air laut bersih

Peralatan

Bak penampung (tembok, fiber glass atau blong); Tempat perebusan; Kompor; Naya; Pisau, golok, batu asahan serta palu dari kayu; Tempat penjemuran (bambu, jaring bekas, plastik atau terpal); dan Karung plastik dan kardus untuk pengemasan

Sumber: P2HP DKP Kabupaten Sukabumi (2010)

Adapun proses pengolahan ikan asin kecil yaitu sebagai berikut:

 Ikan di preparasi, sisik, insang dan isi perut dibuang dan dicuci bersih dengan air laut

 Ikan dimasukkan dalam bak penampung dan direndam garam selama 24 jam atau Ikan dimasak dalam air garam selama 5 menit yang selanjutnya ditirskan.

 Ikan kemudian di jemur di tempat penjemuran selama 2-3 hari sampai kering

Gambar 8. Ikan Asin Produksi Kabupaten Sukabumi

Sumber: P2HP DKP Kabupaten Sukabumi (2010)

Harga produk olahan ikan asin di Kabupaten Sukabumi sangat bervariasi tergantung pada jenis bahan baku ikan yang digunakan dalam pengolahan. Harga ikan asin termahal adalah ikan asin yang menggunakan bahan baku Cumi dan Sepat yaitu seharga Rp 50.000 per kilogram. Daftar rincian harga ikan asin di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Daftar Beberapa Jenis Ikan Asin dan Harganya di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 (dalam Rupiah)

No. Jenis Ikan Harga/ Kg

1 Jambal Roti 30.000 2 Eteman 7.000 3 Belo 5.000 4 Beloso 6.000 5 Layur 8.000 6 Cucut 12.000 7 Teri medan 35.000 8 Lemuru 16.000 9 Cumi 50.000 10 Layang 8.000 11 Tembang 7.000 12 Sepat 50.000

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi (2010)

2) Pengolahan Abon Ikan

Produk Abon Ikan merupakan salah satu makanan laut, dimana kandungan gizinya sangat tinggi dan baik untuk kesehatan. Kandungan omega-3 sangat banyak terdapat pada ikan laut yang memperkuat daya tahan otot jantung juga bisa meningkatkan kecerdasan otak bila dimakan sejak dini, melenturkan pembuluh darah, melarutkan kolesterol, menurunkan trigliserida dan mencegah penggumpalan darah.

Di Kabupaten Sukabumi terdapat 4 unit pengolahan abon ikan skala rumah tangga dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB). Yaitu KUB Hurip Mandiri yang bertempat di Kecamatan Cisolok, KUB Tenggiri beralamat di Kecamatan Cisolok, KUB Muara Loji beralamat di Kecamatan Simpenan dan KUB Putri Bahari yang bertempat di Cipatuguran Kecamatan Palabuhanratu.

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan abon ikan ini adalah ikan Cakalang, Albakora, Madidihang dan Tuna. Sedangkan bahan-bahan pembantu adalah bumbu-bumbu yang digunakan. Bumbu-bumbu dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan abon ikan dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Data Bumbu-Bumbu dan Peralatan yang Digunakan dalam Pembuatan Abon Ikan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009

Kebutuhan Rincian

Bumbu-bumbu Gula putih; Bawang putih; Bawang merah; Salam dan sereh; Lengkuas; Garam; Msg; Ketumbar: Kelapa (santan kental); dan Minyak goreng

Peralatan Tungku; Wajan; Badeng; Baskom; Sodet; Cowet dan Mutu; Pisau; Golok; Mesin press; Mesin giling; Mesin parut; Vaccum sealer; Sendok; Garpu; dan Serok

Sumber: P2HP DKP Kabupaten Sukabumi (2010)

Adapun proses pengolahan abon ikan yaitu sebagai berikut:  Ikan disiangi kemudian dicuci sampai bersih lalu ditiriskan

 Ikan direbus selama 30 menit dengan penambahan salam sereh dan garam  Ikan diangkat kemudian di Press dengan mesin press untuk mengeluarkan air  Ikan digiling dengan mesin giling sampai halus, kemudian dicampur dengan

bumbu-bumbu yang telah dihaluskan, lalu digoreng selama satu jam.  Kemudian dipress untuk mengeluarkan minyak.

 Abon yang sudah dipress dan kering lalu di sobek-sobek dengan menggunakan garpu

Gambar 9. Pengolahan Abon Ikan di Kabupaten Sukabumi

Sumber: P2HP DKP Kabupaten Sukabumi (2010)

Rata-rata dalam sehari pengolah mampu memproduksi abon ikan sebanyak 200 Kg dengan menggunakan bahan baku sebanyak 500 Kg. Namun karena ketersediaan ikan marlin terbatas, dan tidak menentu pengolah tidak dapat mengolah abon setiap hari. Umumnya dalam seminggu kegiatan produksi hanya berlangsung 2-3 hari. Dalam sebulan KUB bisa memproduksi antara 1 – 3 ton abon ikan. Abon ikan yang diproduksi oleh KUB tersebut memiliki penampakan dan warna seperti abon sapi dan rasa khas abon ikan. Abon ikan mengandung beberapa zat gizi, seperti: air, lemak, karbohidrat, protein, dan mineral. Data kandungan gizi abon ikan per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Kandungan Gizi Abon Ikan per 100 Gram

Zat Kandungan (gr) Air 4,13 Lemak 24,31 Karbohidrat 13,41 Protein 31,22 Mineral 15,87

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi (2009)

Pemasaran produk abon ikan Kabupaten Sukabumi melalui beberapa pasar, antara lain:

a. Pasar lokal yang sudah dimasuki antara lain: Kawasan dermaga khususnya penjual ikan asin, Toko Metro Palabuhanratu

c. Pasar internasional: KUB Hurip Mandiri telah memasuki pasar internasional. Salah satunya ke Negara Makau. Tingkat permintaan 2 ton per bulannya dengan kisaran harga Rp 80,000 per kilogram pada tahun 2009.

Pengolah abon memiliki peluang usaha yang cukup potensial sekali apabila jaringan dan pangsa pasar diperluas lagi. Dalam mempromosikan produknya pengolah abon sering mengikuti pameran-pameran yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah maupun swasta. Salah satunya Jabar Expo yang di selenggarakan di Bandung, pameran produksi di Cimalati, Pameran di Bali, dll. Harga yang ditawarkan ke pasaran untuk satu kilogram Abon seharga Rp 100.000 / Kg. Untuk memberikan pilihan harga pada konsumen pengolah abon telah membagi ukuran (size) abon ikan menjadi dua, yaitu ukuran 1 ons dan 250 gram.

Gambar 10. Abon Ikan Produksi Kabupaten Sukabumi

Sumber: P2HP DKP Kabupaten Sukabumi (2010)

3) Pengolahan Bakso Ikan

Salah satu usaha untuk meningkatkan diversifikasi olahan produk perikanan adalah dengan pengembangan teknologi pengolahan hasil perikanan yang dapat meningkatkan nilai jual produk tersebut setelah diolah contohnya menjadi bakso ikan. Bakso ikan merupakan produk berbentuk bulat dengan berbagai ukuran sesuai selera. Cara penyajian dapat di masak dengan kuah, digoreng atau sebagai campuran sayuran. Hampir semua lapisan masyarakat mengenal dan menyukai bakso ikan. Rasa bakso ikan tidak kalah dengan rasa bakso sapi, dengan rasa khas daging ikan.

Di Kabupaten Sukabumi terdapat banyak pengolah bakso ikan yang tersebar disetiap daerah, khususnya daerah pesisir. Terdapat enam kelompok

pengolah bakso di Palabuhanratu. Dalam sehari pengolah masing-masing dapat memproduksi sebanyak 200 Kg. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bakso adalah ikan yang berdaging putih dengan kualitas mutu yang baik. Ikan yang sering digunakan adalah ikan Cakalang, Albakora, Madidihang, Tuna Mata Besar, dan setuhuk/layaran atau pedang-pedang. Harga bakso beragam, harga bakso super adalah Rp 300 per butir. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan bakso ikan ini adalah ikan berdaging putih. Bumbu-bumbu dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan bakso ikan dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Data Bumbu-Bumbu dan Peralatan yang Digunakan dalam Pembuatan Bakso Ikan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009

Kebutuhan Rincian

Bumbu-bumbu Garam; Tepung Tapioka; Air es; Lada; Msg; Bawang putih; Bawang merah; dan Baking soda

Peralatan Alat Penggiling daging; Alat pencampur adonan; Ember (tempat adonan); Kompor minyak tanah; Panci alumunium; Serok; Naya/ayakan; Rak penirisan; dan Plastik (untuk pengemasan)

Sumber: P2HP DKP Kabupaten Sukabumi (2010)

Adapun proses pengolahan bakso ikan yaitu sebagai berikut:

 Ikan digiling dalam penggilingan sampai kekuatan gelnya keluar/ lengket  Tambahkan es dan garam sambil terus diaduk hingga terbentuk adonan

yang lengket.

 Tambahkan bumbu-bumbu lainnya dan campur hingga benar-benar homogen

 Pencetakan adonan dengan manual yaitu menggunakan tangan dan sendok  Bakso yang telah dicetak di tampung pada wadah yang berisi air hangat

dan minyak goring dengan suhu 400C selama 20 menit. Selanjutnya bakso direbus kembali pada suhu 900 C selama 20 menit atau sampai bakso mengapung

 Bakso yang telah dingin dimekas dalam kantong plastik dan ditutup rapat dengan Sealer

Harga bahan baku yang tinggi serta keterbatasan ketersediaan bahan menjadi permasalahan bagi pengolah bakso. Hal tersebut meyebabkan produksi bakso ikan menjadi kecil. Selain itu, produksi kecil disebabkan pula oleh pembuatan bakso yang masih tradisional, seperti perebusan dengan kompor dan pencetakan bakso dengan tangan.

Gambar 11. Bakso Ikan Produksi KUB Sabar

Sumber: P2HP DKP Kabupaten Sukabumi (2010)

4) Pengolahan Pindang Ikan

Andalan pengolahan ikan laut kedua di Kabupaten Sukabumi adalah ikan pindang. Rata-rata produksi ikan pindang mencapai 2.600 ton per tahun. Proses pengolahannya yaitu dengan perebusan. Kebanyakan ikan pindang ini berasal dari ikan Tongkol, Lisong, Tuna atau Cakalang yang masih segar, ada satu pengolah ikan pindang berskala besar berstatus KUB yaitu KUB Pasir Mina yang beralamat di Desa Cidahu Kec.Cibitung, dan hampir 600 orang pengolah pindang yang berstatus perorangan.

Pengolah pindang tersebar di desa-desa pesisir, tetapi ada juga di Kecamatan bukan pesisir yaitu di Kecamatan Bantargadung, dimana terdapat hampir 500 orang pemindang. Pemindang di Bantargadung bersifat perorangan dan tradisional. Pada saat ini pemindang di Bantargadung sudah berkelompok dalam bentuk Himpunan Kelompok Usaha Kecil Sejahtera (HKUKS). HKUKS ini mendapat bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi berupa gedung pengolahan dan peralatan pengolahan pindang yang dimanfaatkan oleh anggotanya yang berjumlah hampir 140 orang. Produksi pindangnya kurang lebih 10 ton/hari, tetapi karena pemasarannya dilakukan oleh pemindang itu sendiri maka proses pemindangan hanya 2-3 kali dalam seminggu.

Ikan pindang bisa bertahan selama 3 – 5 hari pada kondisi suhu kamar, proses pengolahan pindang di Kabupaten Sukabumi masih bersifat tradisional dan tanpa menggunakan bahan – bahan tambahan yang menyebabkan bahaya bagi konsumen.Pemasaran ikan pindang ini sangat luas selain pasar lokal, pindang dipasarkan ke daerah lain seperti Jakarta, Bogor, Banten, Cianjur, Bandung dan daerah lainnya. Pindang ikan dijual rata-rata Rp 75.000 / Badeng.

Berdasarkan ukuran dan jenis ikan untuk bahan baku yang digunakan, proses pemindangan ikan di Sukabumi dikelompokkan menjadi dua yaitu Pemindangan ikan besar dan pemindangan ikan kecil. Dalam proses pemindangan ikan besar bahan baku yang digunakan adalah seperti ikan Cakalang, Tuna dan Tongkol (berat antara 1 – 5 Kg). Peralatan yang digunakan dalam proses pemindangan ikan ini, antara lain: Badeng (dari seng), Tungku (kayu bakar), Bambu cerobong uap, dan Kertas semen/kertas koran.

Adapun proses pengolahan pindang ikan besar yaitu sebagai berikut:

 Ikan segar di preparasi dan dibersihkan dengan air laut (insang dan bagian dalam perut dibuang)

 Ikan dibungkus dengan kertas, agar bentuk ikan tidak rusak

 Ikan disusun dalam badeng dan ditaburi dengan garam laut lapis demi lapis.

 Badeng ditutup garam

 Ikan yang sudah tersusun dalam badeng dipanaskan dengan menggunakan kayu bakar

 Rebus selama 2,5 jam

 Badeng ditiriskan kemudian setelah dingin dibungkus dengan kertas semen dan siap dipasarkan

Proses pemindangan ikan kecil dilakukan terhadap komoditas perikanan seperti tembang, eteman, tongkol kecil/lisong dan layur. Peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan pindang ikan kecil, antara lain: Naya/besek (dari bambu), Kanca (drum di las 1 x 2 meter), Kertas koran, Tungku (kayu bakar), Rak penirisan, dan Tali plastik.

Adapun proses pengolahan pindang ikan kecil yaitu sebagai berikut:

 Ikan segar di preparasi dan dibersihkan dengan air tawar (insang dan bagian dalam perut dibuang)

 Ikan dibungkus kertas koran

 Ikan disusun dalam naya atau besek

 Ikan dimasukkan dalam badeng dengan air mendidih yang sudah ditambah garam dan bumbu-bumbu seperti kunyit, bawang merah, salam, sereh dan laja.

 Ikan direbus selama kurang lebih 3 menit.

 Badeng ditiriskan kemudian setelah dingin siap dipasarkan

Gambar 12. Proses Pemindangan Ikan Kabupaten Sukabumi

5) Pengolahan Dendeng Ikan

Dendeng ikan adalah salah satu olahan yang sederhana, dengan menggunakan bumbu yang pas menjadi dendeng. Ikan menjadi produk olahan yang bermutu dan berkualitas dengan rasa yang gurih. Ikan yang di dendeng di wilayah Kabupaten Sukabumi secara dominan berasal dari ikan segar Tuna, Albakor, Cakalang, Lisong, dan Madidihang karena selain enak rasanya ikan-ikan ini memiliki kontruksi daging yang berserat sehingga memudahkan ikan untuk di dendeng. Dendeng ikan sudah tersebar di wilayah Sukabumi, Jakarta, Bandung, Cianjur dan Bogor. Produk ini dijual dengan harga relatif terjangkau yaitu Rp 65.000/Kg. Produksi dendeng ikan di Kabupaten Sukabumi dalam sebulan produksinya hanya mencapai 500 Kg, karena pengolah hanya memproduksi dendeng ikan jika ada yang memesan.

Bumbu-bumbu dan peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan dendeng ikan, antara lain: Garam, Gula, Ketumbar, Bawang Putih, Lada, Air, Pisau, Baskom, dan Tempat penjemuran. Adapun proses pengolahan dendeng ikan yaitu sebagai berikut:

 Giling bumbu dalam blender (ketumbar, garam, bawang putih dan garam)  Iris daging ikan dengan pisau (jangan terlalu tipis dan tidak terlalu tebal)  Tambahkan sedikit air dalam bumbu yang sudah diblender

 Masukkan daging ikan yang telah di iris dalam bumbu dan diamkan selama 1 hari 1 malam sampai bumbu menyerap.

 Angkat ikan dan jemur sampai kering

 Ikan dendeng di kemas dalam plastik dan siap dipasarkan

Gambar 13. Dendeng Ikan Produksi KUB Hurip Mandiri

6) Pengolahan Fish Jelly

Fish Jelly merupakan salah satu produk baru yang dikembangkan di Kabupaten Sukabumi. Produk fish jelly ini dapat berupa nugget ikan, kaki naga, keong mas, ekado, lumpia ikan, lumpia udang, udang gulung, fish finger, bakwan ikan, otak-otak, siomay ikan, dan lain-lain. Pada saat ini sudah ada sekitar 12 (dua belas) kelompok yang mengolah fish jelly. Tujuan dari pengolahan fish jelly ini bukan adalah meningkatkan nilai jual produk, meningkatkan konsumsi ikan sebagai produk makanan, dan meningkatkan pendapatan pengolah itu sendiri.