HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
E. Sudut Pandang atau Point Of View
“Maka pagi itu, Nayla hanya pasrah mengikuti peraturan.” (Nayla, hlm 15) …..
“Dan malam itu, Nayla bermaksud menyerahkan tiap inci tubuhnya kepada Juli.” (Nayla, hlm 61)
….
Hari itu bukan hari minggu. Bukan pula hari sabtu. Dua hari di mana Nayla dan ibu melakukan rituall keluarga.” (Nayla, hlm 93)
…..
“Hari itu hari rabu. Tapi Nayla sedang berjalan disebuah pertokoan menemani ibu.” (Nayla, hlm 93)
3. Latar Sosial
Latar sosial dalam novel Nayla adalah masyarakat Jakarta, khususnya remaja yang ada di sana. Dalam novel ini digambarkan kehidupan Nayla yang masih remaja namun sudah mendapat pengalaman yang pahit ketika maih kanak-kanak. Masa kanak-kanaknya dilalui dengan berbagai peristiwa tidak menyenangkan. Fenomena yang diangkat masih mengusung masalah kehidupan masyarakat kota metropolitan, dunia yang akrab dan sangat dikenalnya. Latar sosial ditunjukkan secara konkret melalui deskripsi bahasa yang dipergunakannya, tempat nongkrong, atau makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh tokoh.
Penggunaan berbagai atribut kehidupan masyarakat kota modern dalam novelnya ini - email, internet, sms, diskotek, minuman keras - menandai kelas sosial tokoh-tokoh yang diceritakannya. Kehidupan metropolitan yang ditengarai dengan adanya mal, butik, kafe malam ataupun tempat gaul yang lain yang memicu munculnya kehidupan hedonis yang tinggi dan pergaulan malam yang bebas.
E. Sudut Pandang atau Point Of View
Sudut pandang dalam novel Nayla digunakan teknik orang ketiga atau teknik omniscient narratif atau pengarang serba tahu. Dalam novel Nayla ini pengarang tidak mengambil posisi sebagai salah satu tokoh tetapi ia mengambil peran sebagai pencerita yang serba tahu. Pengarang sebagai orang yang serba tahu menjelaskan keadaan atau perasaan tokoh-tokoh dalam novel ini. Ia mampu
79
commit to user
xcv
melompat dari satu adegan ke adegan yang dalam waktu yang bersamaan. Misalnya, adegan ketika Nayla dibawa ke pusat rehabiitasi karena kasus kenakalan remaja dan penggunaan narkoba. Dalam waktu yang bersamaan dirumah ibunya meratapi nasib anaknya yang berada disana. Hal tersebut seperti pada kutipan berikut:
“Nayla merasa tak punya kasus. Ia bukan anak nakal. Bukan pula pengguna narkoba. Nayla panik. Tapi tak bisa berbuat apa-apa selain terpaksa hanyut dalam ritual yang dilakukan anak-anak perempuan yang lain.” (Nayla, hlm 14)
……
“Lihat dirimu, anakku. Amat menyedihkan. Kamu datang dengan mabuk di hari ulang tahunmu bersama gembel-gembel yang kamu akui sebagai teman. Tak ada bau minuman di mulutmu. Jadi pastilah kamu menenggak obat. Walaupun kamu tak mengaku, tapi aku tahu.” (Nayla, hlm16)
Dari hasil analisis struktural unsur-unsur intrinsik novel ini maka dapat diketahui keterjalinan unsur-unsur intrinsik yang membangun novel Nayla. Suatu karya dikatakan memiliki kesatuan yang utuh apabila memiliki semua unsur intrinsik dan antarunsurnya saling berjalin, padu, dan koheren. Unsur harus memiliki makna dalam kaitannya dengan unsur lain dan keseluruhannya. Untuk memperoleh makna keseluruhan dari suatu karya sastra, unsur-unsur intrinsik yang ada harus dihubungkan satu dengan yang lain untuk mengetahui keterikatan atau keterkaitan antarunsur.
Di sisi lain, karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks dan unik. Masing-masing memiliki ciri kekompleksan dan keunikannya sendiri sebagai pembeda karya yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, sangat penting untuk menunjukkan bagaimana hubungan antarunsur tersebut serta sumbangan yang diberikan untuk mencapai makna secara keseluruhan.
Novel Nayla adalah salah satu novel novel pertama Djenar yang sekarang ini sedang diangkat dalam pembuatan layar lebar.Tema novel Nayla adalah novel yang berkisah tentang cinta yang terdistorsi antara manusia dalam setiap wujud relasinya. Antara sesama, antara laki-laki dan perempuan, antara ibu dan anak. Novel ini juga menceritakan tentang pengalaman hidup seseorang tokoh Nayla yang dibesarkan di dalam lingkungan keluarga yang keras. Dalam novel Nayla,
commit to user
xcvi
pengarang menampilkan perjuangan hidup Nayla dalam menghadapi tekanan dan garis kehidupan yang keras. Adapun tema tambahan yang mendukung cerita ini adalah persahabatan dan kurangnya kasih sayang dari keluarga.
Dalam menyajikan tema, pengarang adalah mengusung masalah kehidupan masyarakat kota metropolitan, dunia yang akrab dan sangat dikenalnya. Anak-anak malang produk keluarga broken home seperti Nayla, banyak kita jumpai dalam masyarakat kita sehari-hari. Jika mereka lulus dari ujian itu, mereka akan menjadi sosok-sosok tegar, kuat dan mandiri menentang kerasnya kehidupan. Tetapi jika mereka kalah, tak mustahil kehancuranlah yang akan mereka alami.
Dalam mencapai tujuan ini, pengarang menampilkan tokoh utama Nayla seorang perempuan muda, yang harus meninggalkan ibunya sejak berumur 13 tahun untuk belajar hidup mandiri. Nayla mengalami rasa kecewa ketika ia teringat dengan sosok ibunya yang menjebloskan dirinya ke rumah Perwawatan Anak Nakal dan Narkotika. Sejak itu ia menjadi frustrasi. Ia meninggalkan ibunya dan belajar hidup mandiri. Dalam menjalani kehidupan, Nayla mulai berhadapan dengan berbagai konflik/pertentangan batin, baik pertentangan terhadap dirinya sendiri maupun reaksi terhadap lingkungan sekitarnya. Di dalam diri tokoh kadang-kadang timbul persepsi negatif tentang makna kehidupan. Dari berbagai fenomena yang dialami oleh tokoh cerita, muncul kekuatan mental dan pemahaman baru tentang cara memaknai kehidupan. Karena terus dirundung berbagai konflik, akhirnya telah menghasilkan perubahan sikap pada sang tokoh cerita.
Pengarang mengungkapkan tema tersebut secara implisit maupun eksplisit melalui tokoh-tokohnya yang melakukan peran dalam peristiwa atau konflik yang terangkai dalam alur sehingga pembaca harus menafsirkan sendiri tema tersebut, tema yang dipilih berpengaruh terhadap latar. Jadi, terdapat keterjalinan unsur tema dengan penokohan, alur, latar, serta sudut pandang
commit to user
xcvii
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil pada bab IV, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Deskripsi peran dan kedudukan tokoh perempuan dalam novel Nayla menurut perspektif feminisme adalah sebagai berikut.
a. Kedudukan Nayla sebagai anak. Peran yang dilakukannya, yaitu mematuhi orang tua, memunculkan sisi kuat dari dalam dirinya, dengan harapan agar menutupi kelemahannya sebagai perempuan, tentunya karena tidak ingin dikatakan sebagai perempuan lemah.
b. Kedudukan Nayla sebagai penulis novel. Peran yang dilakukannya, yaitu ingin membuktikan kepada ibunya bahwa dirinya bukanlah sosok perempuan yang lemah. Selain itu juga ingin membuktikan bahwa penulis perempuan tidak kalah hebat jika di banding dengan penulis laki-laki.
2. Deskripsi nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam Novel Nayla adalah sebagai berikut.
a. Nilai religius dalam novel Nayla dikonkretkan melalui : apa yang diperbuat oleh sang tokoh cerita merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap susila agama sehingga apa yang diperbuat oleh sang tokoh cerita semata-mata akibat dari rasa frustrasi dan kecewa yang berat dengan kedua orang tuanya.
b. Nilai moral yang terkandung dalam novel Nayla tercermin melalui : tidak dibenarkannya cinta sesama jenis, perlakuan ibu yang salah terhadap anak dan menjauhi dampak dari cara mendidik anak yang salah.
82
commit to user
xcviii
c. Nilai estetis yang ada dalam novel Nayla, yakni keindahan bahasa, dan percintaan.
d. Nilai sosial yang terkandung dalam novel Nayla yakni berisi tentang nilai-nilai ajaran tentang cara hidup bersosialisasi dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kepedulian terhadap sesama manusia dan kepentingan umum.
3. Keterjalinan antarunsur intrinsik dalam novel Nayla sangat erat.
Unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, gaya, dan sudut pandang dalam novel Nayla memiliki keterjalinan antara lain.
a. Unsur tema mempunyai keterjalinan dengan latar, penokohan, serta alur. Salah satu contoh keterjalinan unsur dalam novel Nayla adalah keterjalinan antara tema dan penokohan, yaitu dalam menyajikan tema, pengarang menampilkan potret kehidupan tentang cinta yang terdistorsi antara manusia dalam setiap wujud relasinya. Antara sesama, antara laki-laki dan perempuan, antara ibu dan anak. Dalam mencapai tujuan ini, pengarang menampilkan perjuangan hidup Nayla dalam menghadapi tekanan dan garis kehidupan yang keras.
Alur memiliki peranan yang penting dalam mendukung penokohan dan tema. Untuk menonjolkan tokoh Nayla, pengarang menyuguhkan alur yang cukup menarik, yaitu pertama menggunakan alur mundur yang menceritakan kehidupan tokoh Nayla dimasa lalu, kemudian alur maju yang disisipi dengan alur mundur yang menceritakan kehidupan tokoh Nayla dimasa ini dan dimasa sebelumnya, dan di dalam novel ini juga menggunakan alur maju- alur mundur- alur maju sampai pada akhir cerita. b. Unsur sudut pandang memiliki keterjalinan dengan penokohan dan alur.
Sudut pandang yang digunakan oleh pengarang dalam menampilkan tokohnya menggunakan teknik orang ketiga atau orang yang serba tahu. Pengarang memainkan dan memanfaatkan keserbatahuannya akan perasaan dan kondisi tokohnya sehingga konflik pun dapat tercipta dengan menarik. Pengarang dapat menjelajah pikiran tokoh-tokohnya. Ia dapat menyelami
commit to user
xcix
perasaan Nayla, Ibu, maupun yang lainnya. Dengan demikian, sudut pandang memiliki keterjalinan dengan penokohan dan alur.
c. Unsur penokohan berkaitan dengan unsur alur.
Karakter Nayla yang tangguh dalam berjuang menghadapi kehidupannya. Untuk menonjolkan tokoh Nayla, pengarang menampilkan berbagai macam konflik antartokoh dalam rangkaian peristiwa yang mengalir dari tahap pengenalan, munculnya konflik, konflik berkembang semakin tinggi, konflik semakin ruwet, konflik mencapai puncaknya, konflik menurun, hingga mencapai tahap penyelesaian.
d. Unsur latar memiliki keterjalinan dengan unsur tema.
Unsur latar memiliki keterkaitan dengan tema. Misalnya, untuk menggambarkan tema percintaan yang romantis, pengarang menampilkan sebuah latar cerita yang romantis. Hal ini bertujuan untuk memperjelas tema yang disampaikan.
Keterjalinan unsur-unsur intrinsik tersebut membangun keseluruhan cerita yang padu sehingga makna keseluruhan dapat dipahami oleh pembaca.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, implikasi teoretis penelitian ini adalah dapat memperkaya hasil penelitian sastra, khususnya berkaitan dengan analisis novel dengan pendekatan struktural dan feminisme. Selain itu, hasil penelitian ini juga ini dapat digunakan sebagai acuan dan referensi bagi peneliti lain.
Secara pedagogis, hasil penelitian yang berupa telaah struktural dan nilai-nilai edukatif. Telaah feminisme merupakan apresiasi sastra tingkat lanjut yang dapat diajarkan di perguruan tinggi karena pembelajaran apreasiasi sastra di perguruan tinggi memang menitikberatkan pada analisis makna yang lebih mendalam dan kompleks. Dalam setiap karya sastra atau novel memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya baik nilai-nilai positif dan juga nilai-nilai negatif, sama halnya dengan novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu juga memiliki nilai-nilai positif dan nilai-nilai negatif.
commit to user
c
Nilai-nilai positif yang terkandung di dalam novel Nayla ialah; tokoh utama cerita ternyata mampu dan tegar menghadapi berbagai fenomena hidup meskipun di dalamnya banyak terjadi konflik. Di lain pihak, melalui tokoh cerita pengarang ingin menyampaikan pesan moral kepada pembaca bahwa pentingnya orang tua memberikan pendidikan yang baik kepada anak. Hanya saja pada akhir cerita, pengarang tidak memberikan penilaian bahwa apa yang diperbuat oleh sang tokoh cerita merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap susila agama sehingga apa yang diperbuat oleh sang tokoh cerita semata-mata akibat dari rasa frustrasi dan kecewa yang berat dengan kedua orang tuanya.
Sedangkan nilai negatif yang terkandung di dalamnya ialah; terlalu menggunakan bahasa yang sangat ketus, kasar, keras, dan tidak sesuai dengan kajian bahasa baku. Jika dilihat dari segi agama sangatlah tidak baik karena terdapat sangat banyak kata-kata kasar dan perbuatan yang bertentangan dengan agama, seperti jatuh cinta dengan sesama jenis, kemudian mabuk-mabukkan, kediskotik, sex bebas, dan sebagainya. Selain itu bahasanya pun sangat vulgar sehingga tidak bisa di gunakan untuk pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Umum. Namun jika novel Nayla ini tetap digunakan sebagai pembelajaran sastra di SMA maka guru harus memberikan arahan, bimbingan, penjelasan secara rinci kepada siswa.
Novel Nayla ini bisa digunakan sebagai pembelajaran sastra di Perguruan Tinggi namun tetap dengan bimbingan dan arahan yang diberikan oleh dosen agar siswa dapat menilai kebaikan dan keburukkan serta bisa mengambil sesuatu yang baik untuk diteladani dan yang jahat untuk di jadikan pelajaran.
Implikasi pendidikan secara luas dari penelitian ini adalah bahwa sudah menjadi keprihatinan bersama bahwa kedudukan kaum perempuan dalam sejarah peradaban dunia, secara umum mengalami penindasan. Mereka tertindas oleh sebuah rezim laki-laki, sebuah rezim yang memproduksi pandangan dan praktik patriakhi hingga saat ini. Sebab itu, sebuah pembacaan yang mampu menepisnya merupakan kebutuhan yang sangat mendesak untuk dilakukan.
Oleh karena itu, analisis peran dan kedudukan tokoh perempuan dalam novel Nayla merupakan salah satu wujud usaha mengikis bias-bias patriarkhisme
commit to user
ci
melalui sastra sebagai salah bagian mata pelajaran. Diharapkan dengan analisis peran dan kedudukan dalam novel ini, peserta didik akan memperoleh satu model dan materi pembelajaran yang menempatkan posisi perempuan setara dengan kaum laki-laki. Upaya tersebut tidak hanya dalam batas wacana saja, tetapi yang terpenting adalah praktik nyata dalam upaya penghormatan dan penghargaan terhadap kaum perempuan. Dengan begitu, peserta didik akan memiliki kesadaran bahwa perempuan memunyai hak yang sama di hadapan manusia dan Tuhan.
Sikap tokoh utama dalam mempertahankan kehidupan sebagaimana yang dideskripsikan dalam novel Nayla menunjukkan bahwa perempuan harus berani mengambil sikap dan berani berkata tidak terhadap sesuatu yang berlawanan dengan hati nuraninya. Perempuan bukanlah objek, melainkan subjek aktif yang mencoba menerjemahkan dirinya sebagai individu yang mempunyai pilihan hidup sendiri. Lewat tokoh utama, pengarang secara tersirat dan tersurat memberikan gambaran betapa kompleksnya permasalahan sosial yang muncul dalam kehidupan manusia menyangkut hubungannya dengan orang lain, utamanya permasalahan peran dan kedudukan perempuan di tengah masyarakat patriarkhi. Selain itu, novel ini juga memberikan gambaran kepada dunia pendidikan tentang kompleksitas kehidupan menyangkut peran dan kedudukan perempuan yang isunya belakangan ini banyak menjadi kajian berbagai lembaga di masyarakat.
Oleh karena itu, diperlukan keberanian untuk bersikap dan berperilaku berdasarkan keyakinan bahwa perempuan juga mahkluk yang memunyai kemampuan untuk berpikir dan kebutuhan bertanya dan memperoleh jawaban tanpa harus merendahkan keberadaanya sebagai manusia. Pandangan itu sekaligus menggugurkan mitos tentang inferioritas perempuan sebagai manusia emosional dan superioritas laki-laki yang secara umum berlaku dan dianut baik laki-laki maupun perempuan selama ini.
Dengan demikian, penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi para pembuat kebijakan atau bagi pemerintah agar lebih cermat lagi merumuskan program-program pembangunan sehingga tepat sasaran dan menguntungkan semua kalangan, baik laki-laki dan perempuan.
commit to user
cii
C. Saran
Berdasarkan implikasi di atas, peneliti mengajukan saran kepada: 1. Bagi pembaca
Minat mengapresiasi sastra para pembaca hendaknya terus ditumbuhkembangkan karena banyak manfaat yang dapat diambil dari karya sastra populer, baik sebagai sarana menghibur diri maupun pencerahan bagi pembaca.
2. Bagi Guru maupun Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia.
Guru maupun Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menjadikan novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra. Sudah saatnya guru maupun dosen Bahasa dan Sastra Indonesia menghadirkan novel-novel dalam pembelajaran apresiasi sastra dan kritik sastra di perguruan tinggi.
3. Bagi peneliti lain.
Hendaknya peneliti yang lain dapat mengkaji novel tersebut dengan pendekatan sastra yang lain karena dalam novel Nayla banyak terkandung nilai-nilai kehidupan.