Ketua Dewan Pembina : Prabowo Subianto
Ketua Umum : Prof. Dr. Ir. Suhardi, M.Sc Wakil Ketua Umum : Fadli Zon
Muchdi Purwopranjoto Halida Hatta
Ketua-ketua Bidang :Sufmi Dasko Sapto Murtiono
Gleni Kairupan Tabrani Syabirin Durotun Nafisah Maman Suparman Epi Sapari Daskian Irmawaty Habie Anita Aryani Fami Fachrudin Asrian Mirza Tanya Alwi Aulia Bonanza Hairuddin
Sekretaris Jendral : Ahmad Muzani
Wakil Sekretaris Jendral : Budi Heryadi Husna
Taslim Azis Siti Haryani
Nesya Fitriani Gayo Abdul Haris Bobihoe Noura Dian
Eva Nur Fajriyah Mahmud F. Rakasima Eko Susilo
Sri Handiarti Hartono M
Bendahara Umum : T.A Muliatna Djiwandono
Wakil Bendahara Umum : Dwi Sasongko Nuroji
Wawancara Pribadi
Biodata Informan :
Nama : Fadli Zon, SS, MSc
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 1 Juni 1971
Agama : Islam
Email : fadlizon2002@yahoo.com
Website : www.fadlizon.com
Jabatan di Gerindra : Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
Waktu Wawancara : Selasa, 27 Maret 2012
Tempat : Badan Komunikasi (Bakom) Partai Gerindra
1. Bisakah anda menjelaskan mengapa Partai Gerindra mengusung Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2009 ?
Jawaban:
Ketika itu kami sebagai partai politik, baru berusia satu tahun dan lahir 6 Februari 2008 dan baru menjadi peserta pemilu pada Juni 2008 setelah verifikasi faktual. Jadi prosesnya ada verifikasi dari Departemen Hukam dan HAM pada bulan april-juni verifikasi administrasi dan verifikasi faktual. Setelah itu partai Gerindra dinyatakan lolos dan kami ikut bertarung di dalam Pemilu legislatif pada bulan April 2009. Setelah itu sebetulnya Partai Gerindra ingin mengusung pak Prabowo sebgai Capres, tetapi terhambat karena untuk mencalonkan presiden, berdasarkan undang-undang itu harus mendapatkan dukungan dari partai politik atau gabungan parpol yg mencapai 20% kursi di DPR atau 25% suara dan itu syarat yg cukup berat bagi kami sebagai partai baru, sehingga partai-partai harus
berkoalisi kecuali partai-partai yg memperoleh di atas 20% dan partai yg memperoleh suara di atas 20% hanya partai Demokrat,yg lainnya berkoalisi. Aturan 20% itu sebernanrnya menghambat munculnya calon-calon yg potensial termasuk Pak Prabowo. Karena protes politik pada saat itu tidak memungkinkan, kami mencalonkan Pak Prabowo karena dari
partai-partai yang ada sudah mempuyai calon . Partai Demokrat – Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), Golkar – Jusuf Kalla (JK), berkoalisi dengan
Hanura, opsi yang tertinggal adalah Partai Gerindra dengan PDIP. Pada mulanya kami ingin berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) & Partai Persatuan Pembangunan (PPP), tetapi sebelum pengumuman Mahkamah Konstitusi (MK) itu, memang MK menyatakan sebelum dikoreksi kurang satu sehingga sulit untuk mengusung koalisi tiga partai. Akhirnya kami berkoalisi dengan PDIP. Karena mandat kongres di PDIP
ibu Mega adalah Capres, mereka tidak mau mengambil opsi lain kecuali itu
dan akhirnya dengan keadaan seperti itu Prabowo menjadi Cawapres. Ini adalah bagian dari usaha untuk ikut mempengaruhi keputusan-keputusan politik yg ada ketika itu, karena kami yakin kalau menang ibu Mega dan pak Prabowo ikut berpihak kepada rakyat kecil.
2. Menjelang Pilpres 2009, wacana politik pencitraan menjadi bagian dari wacana yang banyak dibicarakan publik. Bagimana komentar anda tentang politik pencitraan ?..
Jawaban :
Pencitraan itu adalah bagian yang penting dari politik, tetapi jangan sampai politik itu hanya pencitraan. Pencitraan ini adalah alat untuk menyampaikan pesan. Citra itu sebenarnya hanya sesuatu yang positif saja.
Bagaimana persepsi masyarakat terhadap calon menjadi sangat penting dan
itu hanya bisa dilakukan dengan public relation yang baik, dengan
pencitraan yg baik. Dan itu diperlukan di dalam suatu kampanye, kalau tidak melakukan politik pencitraan, bagaimana mau mendapatkan dukungan dari rakyat. Jadi kita harus menempatkan pencitraan itu bagi kita adalah suatu alat saja, tetapi yang sesungguhnya adalah program, program itulah yang akan menentukan penyikapan terhadap kepentingan rakyat.
3. Menurut Anda seberapa penting citra dalam politik.?.. Jawaban:
Penting sekali.
4. Sebagaimana telah banyak diketahui bahwa Prabowo adalah salah satu figur yang dianggap kontroversial di Indonesia, bagaimana Partai Gerindra memperbaiki citra negatif yang diarahkan pada Prabowo khususnya menjelang Pilpres 2009 ?..
Jawaban:
Ketika Partai Gerindra bersaing dan mengusung Prabowo dan Mega pada pilpres 2009, banyak usaha-usaha pencitraan negatif yang dilakukan oleh lawan politik kami. Kami sadar Prabowo memiliki latar belakang yang kontroversi karena pernah dibesarkan dilingkungan militer, kedekatan dengan keluarga cendana, persoalan HAM dan kepergian prabowo ke luar negeri pasca kerusuhan Mei 1998 pada saat itu. Di dalam pemilihan presiden dimanapun, mereka akan mencari titik lemah dari lawan-lawan politiknya termasuk di Indonesia. Saya kira itu hal yang sangat wajar, tetapi dalam pilpres 2009, upaya untuk mencitrakan citra negatif terhadap mega-Prabowo itu gagal. Pada waktu itu tidak ada pencitraan negatif terhadap Prabowo
misalnya persoalan HAM, justru yang terjadi sebaliknya. Prabowo sering muncul sebagai sosok yang membela kepentingan rakyat, yang memang kami yang membingkainya. Sebagai sekertairis umum dan tim kampanye nasional, jadi saya yang mengendalikan tim kampanye ketika itu. Jadi pencitraan yang
ingin kita tunjukan adalah Mega-Parbowo “pro-rakyat”pro dalam pemikiran,
tindakan dan juga kebijakan, kesemuanya di kemas oleh tim untuk mencitrakan Prabowo dan Mega.
5. Apa hambatan Partai Gerindra ketika mengusung Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2009 ?..
Jawaban :
Tidak ada hambatan, karena kami memang semula tadinya mau memberikan begitu saja kursi pada PDIP, karena kami tidak bisa mengusung Prabowo sebagai Capres. Karena tdk mungkin dengan perolehan suara dan konfigurasi politik ketika itu, jadi kita turunkanlah menjadi Wapres.
6. Bagimana komunikasi politik yang dibangun Partai Gerindra pada saat mempromosikan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2009 ?..
Jawaban :
Kami melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh partai politik atau kandidat melakukan suatu kampanye melalui TV, media sosial, koran,radio,dll. Juga kampanye yang dilakukan secara tatap muka melalui rapat-rapat umum. Kami berusaha untuk menyentuh hampir seluruh Indonesia, minggu pertama kampanye ke luar Jawa sampai Jawa. Di bagi dua, Prabowo di utara dan Mega di selatan. Kemudian kami juga membangun
komunikasi politik dengan kelompok-kelompok strategis, misalnya; dengan buruh melakukan kontrak politik, dengan mahasiswa, petani, guru dan nelayan juga melakukan kontrak politik. Itu bagian dari usaha untuk transparan di dalam penyikapan tehadap berbagai kebijakan. Selain itu, gagasan ekonomi kerakyatan merupakan hasil komunikasi politik antara Partai Gerindra dengan rakyat. Gagasan itu sebagai agregasi dari masukan-masukan yang menjadi keinginan masyarakat. Kemudian, Gerindra menjadikan itu sebagai input serta tercantum dalam visi Gerindra yang nantinya akan diperjuangkan secara politik agar menjadi sebuah kebijakan
khususnya kebijakan ekonomi yang pro terhadap kepentingan rakyat
7. Banyak spekulasi yang mengatakan bahwa dalam beberapa iklan politik Prabowo terutama iklan yang berisi ajakan untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan adalah bagian dari politik pencitraan. Bagaimana anda mengomentari hal ini ?..
Jawaban :
Gagasan ekonomi kerakyatan bukan politik pencitraan tetapi memang itu adalah usaha pencitraan. Partai Gerindra akan memperjuangkan ekonomi kerakyatan, di mana kebijakan perekonomian harus berdasar pada UUD 1945 pasal 33 ayat (1), (2), dan (3), sebagai ruh dari setiap kebijakan ekonomi. Sistem ekonomi liberal-kapitalistik yang selama ini diterapkan di Indonesia harus dikoreksi karena gagal mensejahterakan rakyat. Salah satu cara yang dilakukan partai Gerindra dengan meyakinkan rakyat untuk berdaulat di negara sendiri dengan cara mengembangkan pasar-paar tradional agar naik kelas dan diterima produk-produknya tidak hanya di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain itu, Partai Gerindra menolak segala bentuk liberalisasi
perdagangan dan mengembangkan proteksi, menolak kebijakan penjualan BUMN kepada pihak asing.
8. Bisakah anda memberikan contoh kampanye politik yang telah dilakukan Partai Gerindra pada saat mengusung Prabowo sebagai calaon wakil Presiden pada Pilpres 2009 ?..
Jawaban :
Pada Pilpres 2009 Partai Gerindra melakukan bentuk-bentuk kampanye politik seperti mendirikan posko-posko sosial untuk bencana alam, ketika itu 2008-2009 terdapat beberapa musibah bencana di negeri ini, dan partai Gerindra berusaha menjangkau dan membantu dengan cepat dan tepat. Selain itu kami juga melakukan kampanye terbuka yang telah dijadwalkan oleh KPU untuk menyapa para kader dan simpatisan kami. Kami juga menjalin hubungan baik dengan kelompok-kelompok masyarakat seperti HKTI, APSI dan lain-lain. Dan salah satu cara agar gagasan ekonomi kerakyatan dapat tersalur dengan baik ke masyarakat, kami membuat buku yang berjudul “Membangun Kembali Indonesia Raya”, tentunya buku tersebut hasil buah pemikiran Prabowo yang kami kemas menjadi sebuah buku.
9. Media apa saja yang digunakan Partai Gerindra ketika mengusung Prabowo sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2009 ?..
Jawaban :
Seperti yang saya katakan tadi ada media TV, karena media yang paling banyak ditonton oleh masyarakat, ada koran, radio, pamflet dan media sosial, ketika itu penggunaan media sosial tidak sehebat sekarang. Media sosial yang kami punya dulu seperti situs pribadi pak Prabowo dan kita juga mempunyai
Facebook, namanya FPS (Facebook Prabowo Subianto). Ketika fans pak Prabowo di Facebook mencapai 100 ribu lebih tiba-tiba dari pihak Facebook menutup akun tersebut dengan alasan yang tidak jelas. Pada Pemilu 2009,
Partai Gerindra juga memiliki media center. Media center ini berperan
melakukan publikasi dan fokus pada kampanye politik. Tugas media center
mulai dari persiapan kampanye politik sampai pada masa kampanye pemilihan presiden. Namun pada saat kampanye pilpres media center Partai Gerindra digabung dengan media center PDIP publikasi untuk kampanye
dilakukan di bawah tanggung jawab media center.
10.Pada persiapan Pilpres 2009, masing-masing partai politik serta kandidatnya menjadikan iklan dalam media elektronik maupun cetak menjadi alat yang seolah dianggap efektif agar mudah dikenal dan diterima di masyarakat. Bagimana anda mengomentari terkait iklan politik ?..
Jawaban :
Iklan politik adalah alat yang paling efektif karena melalui iklan politik itu jangkauannya sangat luas, yang menonton TV rakyat Indonesia lebih dari 90%. Sehingga kalau ada iklan TV yang menonton jauh lebih banyak. Bayangkan misalnya kita hanya mendatangi lapangan untuk rapat umum, paling banyak yang terkumpul 20-30 ribu orang. Iklan adalah salah satu sarana untuk menyampaikan pesan yang paling efektif sekarang ini.
11.Partai Gerindra adalah salah-satu dari partai politik yang juga menggunakan jasa biro iklan dalam televisi pada Pilpres 2009. Apakah
anda masih ingat kira-kira seberapa banyak Prabowo ditampilkan dalam iklan politik menjelang Pilpres 2009 ?..
Jawaban :
Waktu Pilpres kita tidak menampilkan seperti dua kandidat lain (SBY-Boediono dan JK Wiranto). Dua kandidat lain mungkin dananya lebih besar dari pada kami. Sehingga jumlah durasi iklan juga lebih banyak. Dari tiga kandidat itu kami yang frekuensi iklannya paling jarang. Tetapi kita juga tidak melanggar, frekuensi iklan SBY-Boediono itu jauh lebih banyak ketimbang kami.
12. Bisakan anda sebutkan statsiun televisi apa saja yang digunakan Partai Gerindra pada saat mengkampanyekan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2009 ?..
Jawaban :
Semua stasiun TV