• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL

PELATIHAN KADER DAN PELAKU PPK D

6.3. Perbaikan Kualitas Hidup

6.3.1. Syarat-syarat yang memada

Untuk melaksanakan program pemberdayaan keluarga miskin dalam upaya mengurangi angka kemiskinan di pedesaan, maka program ditelaah agar memiliki syarat-syarat yaitu peraturan dan administrasi, kontrak dengan keluarga miskin, keputusan yang adil, menetapkan kekuatan keluarga miskin sebagai bentuk pemberdayaan sosial, memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah, diperkirakan dapat mencapai target dan mengkases sarana yang ada di tingkat lokal, distribusi yang adil (aspek dampak), keputusan komunitas terhadap hasil PPK (aspek manfaat).

Peraturan dan administrasi program yang dimaksud adalah perarturan yang memudahkan keluarga miskin untuk terlibat dalam kegiatan. Hal ini berbeda peraturan yang ada dalam PPK yaitu adanya pembatasan dalam kegiatan MAD telah diatur dalam PTO mengenai peserta, jenis kegiatan, dan target waktu. Pembatasan peserta dalam MAD telah d itentukan perwakilan setiap desa 6 orang terdiri 3 laki-laki dan 3 perempuan. Perwakilan itu terdiri kepala desa, Ketua LKMD, Ketua BPD, tokoh perempuan dan tokoh masyarakat.

PPK telah menentukan jenis kegiatan yang didanai semua sarana fisik desa, hal ini disampaikan pada saat MAD Sosialisasi dan dilanjutkan MUSDES Sosialisasi. Sehingga pertemuan-pertemuan selanjutnya hanya untuk mengesahkan kegiatan yang telah ditentukan dari awal pertemuan. Target waktu pendek, dimulai bulan Juli dan selesai pada bulan Desember. Target pencairan dana menjadi alas an utama dalam pencapaian target waktu penyelesaian proyek.

Program yang mempunyai kontrak dengan keluarga miskin adalah program yang memihak keluarga miskin . Meskipun dalam prinsip PPK telah mencantumkan keberpihakan terhadap keluarga miskin, tetapi dalam aturan dan pelaksanaan kegiatan tidak mencantumkan keterlibatan keluarga miskin secara tegas. Program bantuan diberikan ke desa-desa yang memenangkan kompetisi. Pelaksanaan kegiatan tidak berdasarkan jumlah keluarga miskin yang berpartisipasi dan memanfaatkan bantuan secara langsung.

109 Keputusan yang adil kepada keluarga miskin memungkinkan berjalannya program. Pelaksanaan kegiatan PPK kurang mempertimbangkan kondisi sesungguhnya desa yaitu desa mampu atau tidak berkompetisi. Desa-desa yang memiliki kemampuan administrasi baik, akan memenangkan kompetisi dalam MAD PPK. Keputusan ini mengajarkan kepada desa-desa yang telah mempunyai kemampuan yang sama. Program prosedural ini, tidak memberikan manfaat kepada keluarga miskin secara langsung. Karena para pelaku program menilai sama terhadap kontestan dalam perebutan dana bantuan PPK.

Program yang efektif adalah program yang menetapkan kekuatan keluarga miskin sebagai bentuk pemberdayaan sosial. Syarat ini belum dimiliki oleh PPK. PPK menetapkan kekuatan pada institusi dan kelembagaan lokal sebagai pemberdayaan. Hal itu telah menjadi tujuan program ini diadakan. Program ini mengesampingkan kekuatan keluarga miskin dalam setiap tahap kegiatannya. Keberadaan pusat progra m di kecamatan masih belum terjangkau oleh kekuatan keluarga miskin. Hal ini dapat dikaji dengan ketatnya peraturan dan waktu sosialisasi serta pelaksanaan kegiatan.

Program memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah. Berdasarkan syarat ini, kontribusi PPK belum dapat menyentuh kebutuhan keluarga miskin, sehingga tujuan pemecahan masalah keluarga miskin tidak dapat dicapai dengan program yang telah dilaksanakan. Kebutuhan keluarga miskin adalah pekerjaan pada waktu luang setelah tidak bekerja di kebun. Mereka menginginkan pekerjaan untuk meningkatkan penghasilan yang diperoleh selama ini. Tujuannya adalah untuk menyekolahkan anak, memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan mengobatkan anggota keluarga ketika sakit.

Program yang efektif juga diperkirakan dapat mencapai target dan mengakses sarana yang ada di tingkat lokal. Berkaitan dengan hal tersebut, PPK hanya dapat memenuhi salah satu tujuan program yaitu pembangunan infrastruktur desa. Syarat-syarat untuk mendapatkan tenaga lokal dapat dipenuhi oleh masyarakat setempat. Termasuk tenaga ahli bangunan dan perancang bangunan untuk tingkat desa. Sedangkan bahan mendatangkan dari desa lain, karena desa sumber daya desa tersebut tidak dapat menyediakan bahan bangunan

110 yang diperlukan. Desa tersebut tidak memiliki pab rik batu -bata, pasir bangunan, semen serta besi yang diperlukan. Toko bangunan yang ada masih terbatas dan harganya mahal.

Program yang efektif adalah program yang memberikan distribusi bantuan yang adil (aspek dampak). Bantuan ini diberikan ke desa secara kolektif bukan perorangan. Khusus untuk Kecamatan Pangkalan Kuras, pembangunan sarana fisik yang telah didanai PPK memberikan arti penting bagi desa. Meskipun belum menyentuh langsung tujuan utama PPK. Warga masyarakat desa senang menerima bantuan PPK. Tidak ada satu kelompokpun yang menolak adanya PPK. Kepentingan bersama menjadi lebih penting dari sekedar kepentingan individu.

Meskipun keluarga miskin tidak menerima manfaat secara langsung oleh adanya PPK, mereka tetap menerima PPK dengan senang hati. Interaksi yang terjalin antara keluarga miskin dan keluarga kaya tetap baik. Di Desa Sialang keluarga kaya membantu keluarga miskin yang memerlukan. Hubungan ketetanggaan dianggap sebagai persaudaraan dalam masyarakat. Bapak T mengatakan bahwa:

“Kami men jemput keluarga yang melahirkan di RS Satya Insani, memakai mobil Bapak K. Bapak itu meminjamkan mobilnya karena sewa mobil dari rumah sakit itu mahal. Keluarga itu sedang susah. Kelahiran bayinya melalui operasi. Sedangkan untuk biaya itu kemarin telah meminjam ke tetangga yang memiliki uang untuk biaya operasi tersebut. Ya tidak tahu kapan mengembalikannya”.

Jalinan interaksi yang baik di antara warga masyarakat desa seperti: warga masyarakat yang bertetangga saling memberi dan menerima di desa. Interaksi tersebut memberikan kenyamanan dalam keh idupan bermasyarakat di desa. Meskipun demikian, pembagian peranan dalam program masih terbatas kepada orang-orang yang memiliki kemampuan baik dalam ekonomi maupun politik .

Program yang efektif dapat juga dinilai dari kepuasan komunitas terhadap hasil PPK sebagai aspek manfaat. PPK merupakan salah satu upaya penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan kolektif bukan komunitas atau kelompok yang bermasalah. Mekanisme pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan pem bangunan partisipasi, dengan didasarkan pada asas ini dari, oleh dan untuk masyarakat. Pelaksanaan

111 PPK di Kecamatan Pangkalan Kuras telah melaksanakan sampai tahap pemeliharaan dan pelestarian program, pada kenyataannya BLM telah dirasakan manfaatnya oleh penerima bantuan dan mereka pada umumnya dapat melaksanakan kegiatan secara berkesinambungan, demikian pula pada pembangunan sarana dan prasarana pada umumnya masyarakat di 15 desa telah menikmati manfaatnya.

Mekanisme perencanaan PPK memfasilitasi dalam menggali dan mengakomodasi usulan-usulan yang serta kebutuhan masyarakat, melalui musyawarah tingkat dusun, usulan desa dan dilanjutkan ke MUSDES II. Dalam kesempatan ini masyarakat telah mulai berani mengemukakan pendapat, gagasan tentang kebutuhan dan kegiatan yang akan dilakukan untuk membangun desanya. Proses pembelajaran pengusulan rencana partisipatif dengan kompetisi yang sehat mulai nampak, meskipun masih ada yang belum bisa menerima usulannya tidak disetujui oleh Tim Verifikasi.

Upaya pemberdayaan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan berbagai dampak, baik yang dapat diprediksi maupun yang tidak diprediksi. Salah satu dampak atau implikasi upaya pemberdayaan masyarakat yang dapat diperkirakan yaitu terhadap peranan yang dimainkan oleh pemerintah. Karakteristik pokok masyarakat yang telah diberdayakan adalah memiliki kemampuan dan kemandirian. Kemampuan mengurus kepentingannya sendiri dan kemandirian dalam mengambil keputusan. Hal tersebut men imbulkan konsekuensi logis terhadap peranan yang selama ini dimainkan oleh pemerintah.

Pelaksanaan pembangunan beberapa tahun yang lalu, pemerintah mendominasi hampir seluruh peran kehidupan masyarakat, baik sebagai stabilisator, dinamisator, innovator, maka perkembangan selanjutnya diperlukan pembagian peran yang lebih seimbang antara pemerintah dengan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat.

Masyarakat yang selama ini berpartisipasi dalam pembangunan sebagai pelaksana kebijakan, pada gilirannya masyarakat juga dapat berpartisipasi pada tahap perumusan kebijakan. Inisiatif dan aktivitas kemasyarakatan yang selama

112 ini berada di tangan pemerintah secara bertahap beralih kepada masyarakat, sementara pemerintah berperan sebagai pembimbing, pelatih dan pembina. Masyarakat tidak lagi diatur dalam membangun desa.

Pengaruh implementasi mekanisme perencanaan PPK dapat dilihat pada forum-forum musyawarah yang ada di desa. Tidak sabar dan perasaan jenuh dalam meng ikuti tahapan -tahapan yang memakan waktu lama, sehingga budaya instant yang selama ini telah ditanamkan program pembangunan sebelumnya mempengaruhi tingkat kesabaran mereka. Kebiasaan -kebiasaan membicarakan rencana kegiatan pembangunan dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat dan melanjutkannya dalam kegiatan pembangunan. Pendekatan PPK belum secara tegas memihak kepada keluarga miskin, karena ternyata yang menikmati bukan hanya mereka tetapi semua masyarakat termasuk yang memiliki kemampuan ekonomi.

Pembangunan sarana fisik yang banyak memakan biaya justru masyarakat kalangan elit desa yang merasakan dampaknya. Dalam pengerasan jalan dengan pasir batu (sirtu) memberikan peluang kepada mereka untuk membeli mobil dan kemudahan dalam usaha ekonomi produktif. Sedangkan keluarga miskin tetap dalam kondisi tidak berdaya. Kondisi ini mungkin memberikan peluang jurang kemiskinan yang semakin lebar antara elit desa dengan keluarga miskin, akses ke luar desa kelompok elit desa semakin terbuka.

Pelesatarian PPK di Kecamatan Pangkalan Kuras dalam pemeliharaan sarana fisik yang telah dibangun, perlu dit ingkatkan kesadarannya. Pemahaman sarana yang telah dibangun menjadi milik masyarakat tidak diteruskan dalam swadaya pemeliharaan, mereka masih menggantungkan bantuan dana. Beberapa desa yang mempunyai penduduk penghasilan tetap tidak bermasalah khususnya bangunan jalan karena mereka telah mengalokasikan dana setiap penghasilan. Tetapi untuk sarana MCK, sumur, dan los pasar tidak memiliki dana khusus sehingga setelah selesai dibangun belum dipelihara dengan baik.

Pembangunan sarana fisik di Kecamatan Pangkalan Kuras dirasakan manfaatnya kalangan elit desa dengan dapat mempermudah usaha mereka, menjalin mitra usaha dengan desa lain atau akses ke pusat informasi dan ekonomi

113 di kabupaten. Keluarga miskin (absolute) tidak dapat merasakan secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan, bahkan pengeluaran tetap tinggi. Bantuan PPK yang diberikan kepada masyarakat hanya diwujudkan dalam bentuk pembangunan sarana fisik sesuai hasil MUSDES.

Pembangunan sarana fisik di berbagai desa Kecamatan Pangkalan Kuras dengan 95 persen dana anggaran yang disediakan PPK. Pembangunan tersebut telah menggunakan tenaga kerja lokal. Penyediaan barang-barang sebagian besar wilayah desa penerima bantuan PPK melibatkan warga masyarakat dan kontraktor sesuai dengan ketentuan pemerintah dengan tetap diupayakan menggunakan bahan-bahan lokal yang masih dapat disediakan wilayah setempat. Berdasarkan hasil pembangunan sarana dan prasarana fisik, masyarak at belum banyak terlibat dalam kegiatan pemantauan/pengawasan. Masyarakat (keluarga miskin) hanya berperan sebagai tenaga upahan, karena masyarakat menganggap bahwa pemantauan merupakan tanggung jawab pemerintah atau para tenaga Tim Teknis Desa. Dampaknya adalah hasil pembangunan sarana fisik kurang terpelihara dengan baik.