• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

E. Deskripsi Tugas dan Wewenang Aparatur Pemerintah Desa

Setiap aparatur desa memiliki tugas dan wewenang yaitu sebagai berikut:

1. Kepala desa

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDes.

b. Menetapkan pelaksanaan teknis pengelolaan keuangan desa.

c. Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa.

d. Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDes.

e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDes.

2. Sekretaris desa

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDes.

b. Menyusun rancangan peraturan desa tentang APBDes, perubahan APBDes, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes.

c. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBDes.

d. Menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes dan

e. Melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran APBDes.

3. Kepala seksi pemerintahan

a. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.

b. Melaksanakan kegiatan dan/atau bersama lembaga kemasyarakatan desa yang telah ditetapkan di dalam APBDes.

c. Melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan.

d. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan

e. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada kepala desa dan

f. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

4. Kepala urusan tata usaha dan umum

Melaksanaan kegiatan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan penataan administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.

5. Kepala urusan keuangan dan bendahara

Kepala urusan keuangan melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya. Disisi lain juga, menerima,

menyiapkan, menyetorkan/membayar, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APBDes.

6. Kepala urusan perencanaan

Mengoordinasi urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisasi data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan laporan.

7. Kepala seksi pemerintahan

Melaksanakan manajemen tata praja pemerintahan, menyusun rancangan regulasi desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, kependudukan, penataan dan pengelolaan wilayah, serta pendataan dan pengelolaan profil desa.

8. Kepala seksi kesejahteraan

Melaksanakan pembangunan sarana prasarana perdesaan, pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, dan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.

9. Kepala seksi pelayanan.

Melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, meningkatkan upaya partisipasi masyarakat,

pelestarian nilai sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

10. Kepala wilayah/Dusun

a. Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.

b. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.

c. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.

d. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

55 BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Evaluasi penerapan pengelolaan keuangan desa dilakukan dengan cara yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan melibatkan narasumber-narasumber yang berkaitan langsung dengan siklus pengelolaan keuangan desa. Wawancara dilakukan kepada 7 orang narasumber yang terdiri dari kepala desa, bendahara, kaur, kasi, kepala dusun dan ketua RT, pada saat penelitian BPD berhalangan sehingga peneliti mengambil ketua RT sebagai perwakilan masyarakat. Wawancara tidak dilakukan secara serentak kepada semua partisipan melainkan dengan membuat jadwal pertemuan untuk masing-masing partisipan.

Dalam wawancara partisipan ditanyakan mengenai proses pengelolaan keuangan desa berdasarkan asas transparan, akuntabel, partisipatif, serta tertib dan disiplin anggaran. Kepala desa dan bendahara desa merupakan narasumber yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah terkait penerapan asas transparan, akuntabel, partisipatif, serta tertib dan disiplin anggaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka. Selanjutnya, Kaur perencanaan merupakan narasumber yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah terkait asas transparan dan partisipatif pada tahap perencanaan dan pelaksanaan dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka.

Berikutnya, kasi pelayanan dan dua kepala dusun merupakan narasumber yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah terkait asas transparan dan partisipatif pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka.

Sedangkan ketua RT merupakan narasumber yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah terkait asas transparan, akuntabel, dan partisipatif pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka, sebagai bentuk konfirmasi jawaban dari responden lain.

Proses pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka dilaksanakan dengan menggunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2018 dan peraturan Bupati Malaka yang terdiri dari Peraturan Bupati No. 10 Tahun 2020 yang mengatur tentang tata cara pembagian dan penetapan rincian alokasi dana desa setiap desa di Kabupaten Malaka tahun anggaran 2020 dan Peraturan Bupati No. 9 Tahun 2020 tentang tata cara pembagian dan penetapan rincian dana desa setiap desa di Kabupaten Malaka tahun anggaran 2020.

Tahapan pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Pada tahap perencanaan setiap dusun melakukan musyawarah perencanaan dan pembangunan dusun (musrembangdus) dari hasil musyawarah tersebut akan menjadi usulan dalam musyawarah perencanaan dan pembangunan desa (musrembangdes). Musrembangdes

didasari oleh kepala desa yang memiliki visi dan misi yang akan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) untuk jangka waktu enam tahun. RPJMDes tersebut ditetapkan dalam musrembangdes bersama dengan pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader dan unsur masyarakat lainnya paling lama tiga bulan setelah kepala desa di lantik.

Selanjutnya setelah RPJMDes terbentuk, pemerintah desa membuat Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes). RKPDes digunakan selama satu tahun kedepan sesuai dengan pagu indikatif desa. RKPDes juga dilampirkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan pemerintah desa juga membuat Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pemerintah (DURKP) yang akan dimasukan dalam musyawarah perencanaan dan pembangunan Kecamatan (musrembangcam).

RKPDes yang telah ditetapkan akan menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes).

Sebelum dievaluasi oleh kecamatan, RAPBDes di proses dalam sebuah sidang bersama dengan BPD dalam musyawarah desa untuk memilih kegiatan mana yang akan direalisasikan berdasarkan skala prioritas.

Selanjutnya RAPBDes dan RKPDes diserahkan kepada Kecamatan untuk di evaluasi terkait dengan peraturan penggunaan dana desa karena tidak semua kegiatan yang dianggarkan dapat dibiayai dengan dana desa.

RAPBDes yang sudah di evaluasi oleh Kecamatan dan sudah dibenahi oleh pihak desa, akan berubah menjadi APBDes. APBDes selanjutnya akan

menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang sudah dianggarkan sebelumnya.

Pada tahap pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan ketika dana yang telah dianggarkan di dalam APBDes dan RAB cair ke rekening desa.

Dana-dana tersebut berasal dari beberapa sumber, yaitu Pendapatan Asli Desa (PAD), Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah, dan pendapatan lain lain desa yang bersumber dari bunga bank atau sejenisnya.

Dana desa ataupun alokasi dana desa sendiri cair secara bertahap.

Ada tiga tahap, yaitu tahap 1 paling cepat bulan Januari dan paling lambat Juni sebesar 40%, tahap II paling cepat bulan Maret dan paling lambat minggu keempat bulan Agustus sebesar 40%, tahap III paling cepat bulan Juli sebesar 20%. Namun pencairan tersebut kadang tidak tepat waktu sehingga membuat pelaksanaan pembangunan desa menjadi terhambat.

Adapun faktor yang membuat pencairan dana tersebut menjadi terlambat karena dari salah satu atau beberapa desa yang terlambat dalam melaporkan APBDes dan RKPDes. Sehingga apabila Desa Fahiluka telah tertib dalam hal pelaporan, namun masih ada desa lain yang belum melaporkan laporan pertanggungjawabannya, maka Desa Fahiluka juga akan merasakan imbas keterlambatan pencairan dana.

Dana tersebut dahulu di transfer ke tingkat Kabupaten, berbeda dengan sekarang dimana dana tersebut langsung di transfer ke rekening kas desa. Dana tersebut digunakan untuk mendanai penyelenggaraan

pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Dalam melaksanakan kegiatan setiap kegiatan memiliki RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan) nya masing-masing. RAP tersebut dijadikan pedoman bagi tim pelaksana kegiatan untuk melakukan pengadaan barang, dalam hal melakukan pencairan dana untuk membeli keperluan pembangunan maka tim pelaksana kegiatan akan membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP), dan suarat pernyataan tanggungjawab belanja yang selanjutnya diverifikasi oleh sekretaris desa.

Setelah dana cair dan kegiatan sudah dilaksanakan, maka pada tahap pelaporan dan pertanggungjawaban tim pelaksanaan harus membuat laporan pertanggungjawaban kepada kepala desa. Laporan tersebut nantinya akan digabungkan dengan laporan lainnya yang menjadi laporan pertanggungjawaban (LPJ) satu tahun anggaran. Laporan tersebut akan di bahas bersama dengan BPD dan setelah LPJ disepakati maka akan diberikan kepada Kecamatan dan Kabupaten sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa tahun anggaran berkenaan.

B. Analisis Penerapan Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Asas Transparan, Akuntabel, Partisipatif, Serta Tertib Dan Disiplin Anggaran

1. Penerapan asas transparan dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka

Proses pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka untuk penerapan asas transparan terdapat di tahap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Pertama, pada tahap perencanaan informasi yang diketahui masyarakat yaitu mengenai usulan program desa, usulan program tersebut telah disepakati bersama dalam musyawarah. Pada tahap pelaksanaan masyarakat mengetahui informasi yang berkaitan dengan jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, dan pihak-pihak yang terlibat. Selain itu informasi lain yang diketahui masyarakat yaitu mengenai nama penerima BLT dan informasi layanan umum. Berikut adalah pemaparan lebih lanjut dari masing-masing tahap dalam asas transparan pada pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka Penerapan asas transparan pada tahap perencanaan dimulai dari pemerintah desa di Desa Fahiluka mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam membuat usulan kegiatan pembangunan desa, usulan kegiatan tersebut dipilih atas dasar keputusan bersama. Aparatur pemerintah desa tidak mengambil keputusan secara sepihak namun telah di diskusikan bersama dalam musyawarah baik di tingkat dusun dan di tingkat desa. Musyawarah di tingkat desa dihadiri oleh BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, kader, dan unsur masyarakat lainnya hal tersebut didukung dengan adanya notulen rapat (lampiran hal. 104) dan daftar hadir saat musrembangdes (lampiran hal. 105).

Dalam musyawarah masyarakat diberikan kesempatan untuk mengetahui informasi mengenai proses perencanaan, informasi yang

diketahui masyarakat yaitu mengenai usulan program kegiatan yang akan dilaksanakan untuk satu tahun anggaran, jika ada masyarakat yang berhalangan hadir dalam musyawarah biasanya masyarakat tersebut menanyakan kegiatan pembangunan kepada kepala dusun. Di sisi lain jika masyarakat umum yang tidak mengikuti musrembangdes dan ingin mengetahui informasi tentang perencanaan maka masyarakat tersebut dapat menemui salah satu aparatur desa dan bertanya mengenai informasi yang Ia butuhkan. Berikut adalah hasil kutipan wawancara dengan kepala desa

“Perencanaan itu mereka semua dilibatkan tapikan tidak semua, melainkan wakil saja, pesertanya 30 orang berarti 30 orang yang kita undang ke desa tapi tidak menutup kemungkin jika ada yang datang untuk bertanya kita akan memberikan informasi yang mereka butuhkan”

(Hasil wawancara dengan Kepala Desa pada tanggal 21 Maret 2021)

Dalam musyawarah pengelolaan keuangan desa ada pihak-pihak yang turut terlibat dalam mengawasi jalannya musyawarah yaitu pemerintah Kecamatan, pendamping desa, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Bintara Pembina Desa (BABINSA). Hal tersebut didukung oleh pernyataan berikut:

“Jadi setiap kali kita rapat musyawarah desa itu memang mereka kita undang memang dari awal mereka ikut sebagai peserta lah kalau mau di bilang misalnya kalau kita mau musyawarah mereka juga ada kita undang pihak terkait ada dari Kecamatan, itu biasanya Camat kalau tidak ada yang mewakili dari kepolisian itu dari Polsek itu mereka juga ikut”

(Hasil wawancara dengan Kepala Desa pada tanggal 21 Maret 2021).

Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka, penerapan asas transparan dimulai dengan adanya keterlibatan masyarakat secara langsung dalam membantu memperlancar program kerja dengan bergotong royong. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya dokumentasi salah satu kegiatan pembangunan sumur desa (lampiran hal. 108). Di sisi lain, peran masyarakat juga sebagai pegawas pelaksanaan kegiatan pembangunan desa. Namun masyarakat umumnya tidak mengetahui informasi mengenai pengeluaran biaya pembangunan desa untuk pembiayaan kegiatan fisik melainkan informasi tersebut akan disampaikan setelah kegiatan selesai melalui baliho yang dipasang di depan kantor desa (lampiran hal. 103).

Sedangkan informasi yang diketahui masyarakat saat pelaksanaan program yaitu informasi yang berkaitan dengan jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan pihak-pihak yang terlibat karena masyarakat dengan sendirinya ikut mengambil bagian dalam pembangunan desa. Berikut adalah hasil wawancara dengan kepala desa

“Iya masyarakat tahu, karena masyarakat ikut dalam pelaksanaan.

Misalnya yang penyaluran BLT kemarin kami sampaikan undangannya dan mereka datang jadi mereka tau informasi itu”

(Hasil wawancara dengan Kepala Desa pada tanggal 21 Maret 2021) Informasi yang sering diakses atau dicari masyarakat dalam tahap pelaksanaan adalah informasi mengenai BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan BST (Bantuan Sosial Tunai). Hal ini dikarenakan di saat

masa pandemi ada penyaluran BLT dan BST. BLT bersumber dari dana desa sedangkan BST bersumber dari kementerian sosial. Sehingga masyarakat banyak mencari informasi mengenai hal itu, seperti nama penerima. Selain itu masyarakat juga mencari informasi berkaitan dengan pelayanan umum di desa. Berikut adalah kutipan hasil wawancara:

“Masyarakat banyak mencari informasi yang berkaitan dengan pelayanan umum seperti urusan surat-surat, setiap hari kalau yang berkaitan dengan pelayanan umum itu malah waktunya tidak terbatas jadi setiap kali ada yang butuh kalau misalnya pas dikantor itu dibuatkan surat atau ada yang sudah bikin surat sendiri datang kita tinggal tanda tangan”

(Hasil wawancara dengan kepala desa pada tanggal 21 Maret 2021) Jika masyarakat membutuhkan informasi layanan umum diluar informasi keuangan yang disampaikan di baliho mereka harus datang ke kantor desa pada jam pelayanan kantor yaitu dari hari Senin sampai hari Sabtu. Tetapi, jika ada keperluan yang mendesak tidak menutup kemungkinan dilakukan diluar jam kantor seperti masyarakat yang membutuhkan surat keterangan sakit dan harus di rujuk, masyarakat bisa ke rumah salah satu aparatur desa untuk mengurus surat tersebut, tetapi terkadang ada masyarakat yang sudah membuat surat dan tinggal ditandatangan oleh aparat desa saja.

Selanjutnya pada tahap pertanggungjawaban dalam pengelolaan keuangan desa, penerapan asas transparan yaitu pemerintah desa di Desa Fahiluka menyampaikan hasil pertanggungjawabannya kepada masyarakat melalui media informasi publik berupa baliho yang di

pasang di depan kantor desa (lampiran hal. 103). Walapun pemerintah desa di Desa Fahiluka belum menggunakan sistem informasi secara elektronik seperti Web, namun dalam baliho tersebut telah dipaparkan informasi yang memadai mengenai APBDes yaitu, pendapatan desa mulai dari jumlah penerimaan dana desa, alokasi dana desa, bagi hasil pajak dan retribusi daerah, serta pengeluaran belanja desa yang meliputi belanja di bidang penyelengaraan pemerintah desa, bidang pelaksanaan pembangunan desa, bidang pembinaan kemasyarakatan, bidang pemberdayaan masyarakat dan bidang penanggulangan bencana (lampiran hal. 103). Informasi yang dipaparkan merupakan gambaran

umum dari pengelolaan keuangan desa. Berikut adalah beberapa hasil kutipan wawancara

“Untuk sementara kita masih pake baliho dengan laporan kepala desa tiap tahun itu kita lakukan dengan BPD, kalau sekarang untuk web itu belum ada”

(Hasil wawancara dengan bendahara desa pada tanggal 31 Maret 2021)

“Iya. Mereka pasang baliho di depan kantor desa, dulu mereka pasang di depan situ tapi angin jadi mereka copot jadi mereka simpan di dalam kantor desa”

(Hasil wawancara dengan Ketua RT 19 pada tanggal 20 April 2021) Informasi mengenai APBDes yang telah dipublikasi, dapat di akses semua orang mulai dari masyarakat, pendamping desa, pendamping tingkat Kecamatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), siapapun dapat mengakses informasi-informasi tersebut yang telah disediakan melalui baliho desa namun balik lagi siapa yang ingin mengakses informasi tersebut harus datang ke kantor desa karena Desa

Fahiluka sendiri belum memiliki akses online untuk penyaluran informasi pengelolaan keuangan desa. Hal tersebut ditegaskan dalam hasil wawancara dengan kepala desa:

“Berkaitan dengan pengelolaan keuangan desa itu kan ada unsur tansparansi to jadi semua orang itu bisa akses hanya dia masih terbatas karena belum ada media yang misalnya di daerah lain itu sudah ada web, kita disini ni belum ada jadi kalau masyarakat mau butuh informasi bisa langsung ke desa untuk mencari informasi yang mereka butuhkan”

(Hasil wawancara dengan kepala desa pada tanggal 21 Maret 2021).

Untuk memperoleh informasi keuangan desa tidak ada tahapan atau prosedur khusus bagi masyarakat, jika masyarakat butuh informasi silahkan datang ke kantor atau ke rumah aparat desa untuk memperolehnya sesuai dengan kepentingan masyarakat tersebut, pemerintah desa terbuka mengenai data keuangan, pemerintah desa tidak membatasi masyarakat untuk mengakses informasi. Jadi informasi apapun yang masyarakat butuhkan bisa memperolehnya namun kendala yang dialami pemerintah desa adalah belum ada nya sistem informasi desa. Hal tersebut didukung dengan jawaban partisipan sebagai berikut:

“Saya rasa selama ini tidak ada informasi yang dibatasi karena kita mau batasi juga dengan adanya informasi yang ada di baliho itu disitu kan sudah jelas kegiatan ini anggaran nya sekian kita mau membatasi juga salah, masyarakat sudah tau”

(Hasil wawancara dengan bendahara desa pada tanggal 31 Maret 2021)

“Untuk sementara ini tidak ada hanya ee penyampaian itu saja yang masih terbatas medianya tapi kalau misalnya informasi yang ini tidak”

(Hasil wawancara dengan kepala desa pada tanggal 21 Maret 2021)

Di samping itu, Pemerintah desa di Desa Fahiluka menerima kritik dan saran dari masyarakat mengenai media penyampaian informasi, namun sampai sekarang belum ada masyarakat yang mengkritik mengenai media penyaluran informasi yang digunakan di desa.

Pemerintah desa di Desa Fahiluka sudah mengikuti prosedur-prosedur dalam hal media penyampaian informasi karena dari pemerintah Kabupaten hanya diintruksikan untuk membuat baliho saja. Hal tersebut didukung oleh pernyataan partisipan yaitu:

“Sampai sekarang belum ada yang mengusulkan untuk menggunakan sistem informasi berbasis web, artinya karena memang di Kabupaten Malaka sendiri belum ada yang menggunakan, sehingga masyarakat pun belum ada yang mengusulkannya”

(Hasil wawancara dengan kepala desa pada tanggal 21 Maret 2021) Kinerja pemerintah desa di Desa Fahiluka dilihat dari sudut pandang masyarakat, bahwa semakin hari masyarakat percaya terhadap kinerja aparatur pemerintah desa.

Berdasarkan hasil analisis di atas, penerapan asas transparan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban telah sesuai dengan indikator yang ditetapkan oleh Permendagri No. 20 Tahun 2018 dalam Muttiarni dkk (2020). Berikut merupakan tabel perbandingan antara indikator Permendagri No. 20 Tahun 2018 dengan penerapan asas transparan di Desa Fahiluka:

Tabel 15. Perbandingan Hasil Temuan di Desa Fahiluka dengan Indikator

Berdasarkan informasi tabel di atas menunjukkan bahwa penerapan asas transparan dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka sudah sesuai dengan Permendagri No. 20 Tahun 2018.

2. Penerapan asas akuntabel dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka

Penerapan asas akuntabel dalam tahapan pengelolan keuangan desa sudah diterapkan secara keseluruhan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Pada tahap perencanaan pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka telah di anggarkan dalam APBDes. Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan dan penatausahaan kaur dan kasi telah melaksanakan tugas dalam menyusun dokumen pelaksanaan anggaran dan kaur keuangan telah mencatat penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum.

Selanjutnya, pada tahap pelaporan dan pertanggungjawaban pemerintah desa di Desa Fahiluka telah melaporkan laporan pertanggungjawaban dalam bentuk LPJ/laporan realisasi APBDes kepada pemerintah daerah. Berikut adalah rincian dari masing-masing tahapan pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka berdasarkan asas akuntabel

Pertama, penerapan asas akuntabel dalam tahap perencanaan pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka telah di anggarkan dalam APBDes, proses penyusunan APBDes tersebut telah di sepakati bersama saat musyawarah desa yang dihadiri oleh BPD dan tokoh masyarakat. Penyusunan APBDes tersebut sudah berdasarkan RKPDes tahun berkenaan. Pengesahan rencana paraturan desa mengenai APBDes di Desa Fahiluka telah disahkan sebelum bulan Oktober tahun

berjalan dan kepala desa di Desa Fahiluka telah menyampaikan kepada Bupati melalui Camat. Berikut adalah hasil kutipan wawancara dengan bendahara desa

“Ya, setiap tahun pengelolaan anggaran itu selalu di anggarkan dalam APBDes yg di tetapkan dengan peraturan desa, Proses penyusunan APBDes tersebut berdasarkan usulan-usulan prioritas pada RKPDes kalau pengesahan rencana peraturan desa itu tergantung dari proses pembuatan desain RAP nya kalau sudah selesai itu bisa langsung penetapan, dia tidak tentu mau bulan apa bulan apa, dia tergantung dari penyelesaian desain RAP. Diantara bulan Maret tidak sampai bulan Mei, dia paling batas itu sampai sekitar bulan Mei”

(Hasil wawancara dengan bendahara desa pada tanggal 1 Juli 2021) Sementara itu, penerapan asas akuntabel dalam tahap pelaksanaan dan penatausahaan, pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka dilakukan melalui rekening kas desa. Kaur dan kasi melaksanakan tugas mereka untuk menyusun dokumen pelaksanaan anggaran, tugas tersebut

(Hasil wawancara dengan bendahara desa pada tanggal 1 Juli 2021) Sementara itu, penerapan asas akuntabel dalam tahap pelaksanaan dan penatausahaan, pengelolaan keuangan desa di Desa Fahiluka dilakukan melalui rekening kas desa. Kaur dan kasi melaksanakan tugas mereka untuk menyusun dokumen pelaksanaan anggaran, tugas tersebut