• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab (Liability) Manager Terhadap Tindakan Yang Mewakili Perseroan Terbatas Dalam Melakukan Jual-Beli

BAB IV ANALISIS YURIDIS JUAL-BELI YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN PT.ASIA PACIFIC FIBERS TBK DENGAN

HUKUM JUAL-BELI

C. Pengorganisasian Sebagai Fungsi dari Manajemen

4. Tanggung Jawab (Liability) Manager Terhadap Tindakan Yang Mewakili Perseroan Terbatas Dalam Melakukan Jual-Beli

Tanggung jawab (liability) menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab,mananggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja.

Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.191

Manager perseroan sering sekali karena tugas kerjanya atau job description di dalam perusahaan membuat pengurus atau manager tersebut melakukan hubungan hukum atau peristiwa hukum. Manager yang mewakili perseroan melakukan hubungan hukum kepada pihak ketiga semuanya itu untuk dan atas nama perseroan. Apabila tindakan yang dikerjakan manager tidak mengarah tujuan perseroan dan tidak bermanfaat kepada perseroan maka manager tersebut berhak bertanggung jawab atas tindakannya karena bukan untuk kepentingan perseroan. Dalam praktiknya manager sering sekali melakukan suatu perjanjian jual-beli untuk pengadaan barang dan jasa atau pengadaan alat-alat dalam perseroan dan semuanya itu untuk kepentingan operasional perseroan.

191 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian tanggung jawab.

Setiap bagian atau tupoksi manager sangat rentan untuk melakukan suatu persetujuan atau perjanjian kepada pihak ketiga. Tindakan manager yang dilakukan untuk dan atas nama perseroan itu adalah sah dan mempunyai kekuatan serta pertanggung jawabannya ialah kepada perseroan tersebut yakni yang diwakili oleh direksi perseroan selaku organ yang mengurus dan menjadi wakil di suatu perseroan.

Korporasi adalah sebagai subjek hukum pidana, maka kedudukan sebagai pembuat dan sifat pertanggung jawaban pidana korporasi berpengaruh kepada model pertanggung jawaban korporasi sebagai berikut192 :

1. Pengurus korporasi sebagai pembuat dan penguruslah yang bertanggung jawab ;

2. Korporasi sebagai pembuat dan pengurus bertanggung jawab ;

3. Korporasi sebagai pembuat dan juga sebagai yang bertanggung jawab ; 4. Pertanggung jawaban keduanya baik itu pengurus maupun korporasi.

Pada prinsipnya yang bertanggung jawab terhadap pihak ketiga dalam hal suatu korporasi apabila mengalami kerugian, kepailitan atau likuidasi adalah korporasi itu sendiri selaku entity (yang dalam hal ini diwakili oleh pengurusnya) yang pertama kali harus dimintai pertanggung jawaban. Sejauhmana pertanggung jawaban korporasi tersebut sangat bergantung pada status dan jenis entity-nya sebagai subjek hukum. Apabila suatu korporasi yang berbentuk badan hukum, direksi atau pengurus melakukan pengelolaan sesuai dengan alur mainnya (rule of the game) berdasarkan asas good corporate governance serta pengurus melakukan

192 Ruslan Renggong, Op Cit., Hlm. 53.

kegiatan atau tindakan dalam batas-batas intra vires sesuai dengan kewenangannya, maka oleh karena itu, tanggung jawab pengurus kepada pihak ketiga hanya memberikan ganti rugi atau bertanggung jawab sampai kepada membayar atau memenuhi kewajiban korporasi sebesar nilai asset atau aktiva kebendaan yang masih dimiliki korporasi. Apabila suatu korporasi berbentuk badan hukum, tetapi pengurus melakukan pengelolaan mis management atau tindakan perbuatan menyimpang (ultra vires) dan ternyata aset atau aktiva yang dimiliki oleh korporasi sudah tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga, maka pegurus bertanggung jawab renteng dan penuh untuk seluruhnya.193

Sebagai organ perseroan, direksi melakukan pengurusan atas kegiatan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan mencapai tujuan perseroan serta mewakili perseroan dalam segala tindakannya, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam melaksanakan kepengurusan perseroan tersebut, direksi bukan hanya bertanggung jawab terhadap perseroan dan para pemegang saham, melainkan juga terhadap pihak ketiga yang mempunyai hubungan hukum dan terkait dengan perseroan, baik langsung maupun tidak langsung dengan perseroan.

Sebagaimana halnya seorang pemegang kuasa yang melaksanakan kewajibannya berdasarkan kepercayaan yang diberikan oleh pemberi kuasa untuk bertindak sesuai dengan perjanjian pemberian kuasa dan peraturan perundangan yang berlaku, direksi (sebagai pemegang fiduciary duties dari shareholders perseroan) bertanggung jawab penuh atas pengurusan dan pengelolaan perseroan untuk

193 Adrian Sutedi, Op Cit., Hlm. 28-29.

kepentingan dan tujuan perseroan. Selain itu, untuk menjalankan tugas dan kewajiban yang diemban dengan itikad baik, sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.194

Hubungan hukum perseroan dalam melakukan kegiatan usaha dengan pihak lain tidak mungkin seluruhnya dilakukan oleh direksi berapa pun banyaknya anggota direksi dengan menitikberatkan pada kewenangan direksi dalam melakukan hubungan hukum, karena direksi merupakan yang berhak mewakili perseroan dalam hubungan hukum dengan pihak lain, akan tetapi karena keterbatasan dan tidak mungkin seluruhnya dilakukan direksi dan oleh karena itu direksi mendelegasikan dan memberikan kuasa, antara lain kepada pegawainya misalnya manager, baik berdasarkan surat kuasa khusus maupun surat kuasa yang melekat pada pengangkatannya sesuai dengan job description atau tugas kerjanya.

Pemberian kuasa kepada pegawai untuk melakukan sebagian tugas dan kewenangan direksi mempunyai berbagai model bisa berdasarkan surat keputusan, surat edaran, pemberian kuasa langsung dan pemberian kuasa kepada jabatan ex officio. Namun, hakikatnya ketika seorang diangkat oleh direksi menjadi pegawai mempunyai ruang lingkup tugas dan jabatan tertentu, maka secara de facto dan de jure, yang bersangkutan telah diberikan kuasa untuk melakukan sebagian kewenangan direksi mengurus perseroan sesuai dengan ruang lingkup tugas dan jabatannya yang tercantum dalam job description nya. Tindakan pegawai misalnya manager dalam melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga

194 Ibid, Hlm. 33-34.

tersebut secara formal mewakili direksi dan karena tindakannya itu untuk dan atas nama perseroan. Kewenangan pegawai mengatasnamakan direksi muncul oleh karena pendelegasian sebagian kewenangan yang diberikan oleh direksi kepada pegawai. Oleh karena itu, tindakan hukum pegawai tersebut mutlak tidak boleh melebihi kewenangan yang diberikan oleh direksi, yang dapat dilihat dalam surat kuasa atau tugas (job description) pegawai atau manager.195

Walaupun sesungguhnya pemegang saham adalah sebagai pemilik modal, dengan mempercayakan kepada direksi untuk mengelola perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, maka secara mendasar pengurus perseroan adalah pihak yang diberi tugas berdasarkan prinsip fiduciary duty. Dalam anggaran dasar perseroan antara lain telah diatur secara tegas kewenangan direksi yang bersifat umum yaitu melakukan kepengurusan perseroan tanpa mendapatkan izin atau persetujuan dari RUPS dan komisaris, dan bersifat khusus yakni tindakan direksi yang harus mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris dan RUPS. Direksi adalah organ yang mengurus perseroan dan harus selayaknya mengerjakannya dengan penuh kehatian, itikad baik dan penuh tanggung jawab. Dalam perjalanan perseroan, pegawai atau karyawan mengerjakan bagiannya sesuai tupoksi dan delegasi tugas yang ada padanya harus mempunyai perhatian khusus. Tindakan hukum tidak boleh melebihi kewenangan dan tugas kerja yang diberikan oleh direksi, tetapi apabila pegawai atau manager telah melakukan tindakan hukum perdata tersebut untuk dan mengatasnamakan perseroan, maka perseroan harus bertanggung jawab atas tindakan hukum pegawai atau manager tersebut. Selain itu

195 Try Widiyono, Op Cit., Hlm. 62-65.

tanggung jawab direksi bukan hanya kepada pemegang saham (shareholder), tetapi sebagai badan usaha (commercial entity), kepentingan perseroan terbatas, khususnya tanggung jawab kepada pihak ketiga (stakeholder) termasuk kreditor, relasi, partner, pegawai, konsumen atau nasabah dan yang lain yang terkait dengan kepentingan perseroan itu sendiri.196

Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila suatu pegawai yakni manager melakukan hubungan hukum atau peristiwa hukum yang pastinya menimbulkan akibat hukum kepada pihak lain dengan tujuan untuk dan atas nama perseroan serta keperluan perseroan maka tindakan tersebut diperbolehkan baik itu dengan adanya surat kuasa atau pendelegasian atau surat pengangkatan manager tersebut atau sesuai dengan job description tugas kerja managar tersebut. Perbuatan manager tersebut ditanggung jawabin oleh perseroan yang bersangkutan yakni yang diwakili direksi perseroan apabila tindakan tersebut menyimpang. Jadi perseroan wajib menanggung jawabin manager dalam melakukan perjanjian jual-beli atau peristiwa hukum lainnya.

196 Ibid, Hlm. 121-123.

BAB IV

ANALISIS YURIDIS JUAL-BELI YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN PT. ASIA PACIFIC FIBERS TBK DENGAN PT. TOMOE

ENGINERING CO LTD YANG BERKEDUDUKAN DI JEPANG