• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANYA JAWAB Siti Maimunah

Dalam dokumen PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN (Halaman 35-41)

SDN Watesprojo Kemlagi Mojokerto

Naskah diterima: 20/08/2016, Direvisi akhir: 5/9/2016, Disetujui: 15/9/2016 Abstrak: Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman siswa tentang kedudukan dan peran anggota keluarga melalui metode tanya jawab. Pembelajaran IPS tentang kedudukan dan peran anggota keluarga dengan menggunakan metode tanya jawab ditemukan hasil 81% yang memenuhi standar ketuntasan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dibanding pembelajaran awal.

Kata Kunci: IPS, Metode Tanya Jawab, Peran Anggota Keluarga Abstract: Social Sciences examines a set of events, facts, concepts, and generalizations relating to social issues. Social studies, arranged in a systematic, comprehensive, and integrated in the learning process towards maturity and success in life in society. The purpose of this research is to improve students' understanding of the position and the role of family members through the question and answer method. IPS learning about the position and the role of family members using a question and answer method 81% found results that meet the standards of completeness. It can be concluded that there is an increase compared to early learning.

Keywords: IPS, Question and Answer Method, Role of Family Members

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLD sampai SMP/MTS/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta dunia yang cinta damai.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Proses pembelajaran merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi/ hubungan timbal balik antara gutu dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut (Muhsetyo, 2003: 3)

Dalam proses pembelajaran hendaknya terjalin hubungan yang bersifat edukatif/ mendidik dan mengembangkan. Guru tidak hanya sekedar menyampaikan bahan yang harus dipelajari, akan tetapi sebagai figur yang dapat merangsang perkembangan pribadi siswa. Guru juga diharapkan menjadi figur keteladanan dalam berbagai hal.

Interaksi antara guru dengan siswa hendaknya berdasarkan sentuhan – sentuhan psikologis yaitu adanya saling pemahaman antara guru dengan siswa. Rasa percaya diri dapat ditimbulkan dalam suasana seperti itu. Banyak masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran diantaranya masalah yang terjadi pada guru itu sendiri misalnya cara mengajar, penguasaan materi, cara pendekatan dengan siswa, metode mengajar dan lain sebagainya. Adapun masalah yang terjadi pada anak misalnya aktifitas siswa dalam belajar kurang banyak, siswa yang bertingkah laku hiperaktif, kurang beraninya anak dalam bertanya/menjawab pertanyaan guru dan lain sebagainya.

Dalam proses pembelajaran salah satu aspek yang diperhatikan adalah metode pembelajaran. Sebab metode-metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran pada dasarnya memberikan petunjuk tentang apa yang harus dikerjakan pada saat proses pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran. Karena itu metode-metode yang harus dipilih dan digunakan oleh guru disesuaikan dengan kondisi agar membangkitkan aktifitas belajar siswa.

Sampai saat ini metode tanya jawab masih banyak digunakan karena mempunyai kelebihan yaitu guru dapat mengetahui materi pembelajaran yang masih samar-samar atau belum dimengerti anak. Anak dapat menanyakan kepada guru tentang materi yang sukar, konsep pembelajaran metode ini menggunakan komunikasi dua arah.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti perlu untuk melakukan suatu penelitian dengan menerapkan metode tanya jawab dalam meningkatkan pemahaman tentang kedudukan dan peran anggota keluarga pada siswa kelas I SDN Watesprojo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di kelas I SDN Watesprojo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto yang berjumlah 18 siswa.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahannya yang dicapai, seperti yang telah dibuat dalam faktor-faktor yang diselidiki.

Rincian prosedur penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa mekanisme kerja diwujudkan dalam bentuk 2 siklus, yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan/ tahap, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Mekanisme kerja penelitian kelas ini disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1Siklus Penelitian Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan observasi disertai dengan observasi pengamatan dan sekaligus interpretasi terhadap data tentang proses dan hasil tindakan, sehingga dapat dikatakan pelaksanaan tindakan dan observasi atau interpretasi berlangsung simultan artinya data yang diamati tersebut langsung diinterpretasikan atau ditafsirka, tidak sekedar direkam saja. Cara merekam dan bagaimana merekamnya harus ditentukan dengan jelas. Salah satu cara untuk merekam atau mengumpulkan data adalah dengan observasi atau pengamatan.

PEMBAHASAN

Hasil dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 2. Dari jumlah 18 siswa 50% memenuhi standar ketuntasan belajar yang ditetapkan ini berarti ada peningkatan dibanding pembelajaran awal. Pembelajaran siklus I dinyatakan diulang karena belum memenuhi dengan standar yang ditentukan.

Gambar 2Tingkat Ketuntasan Siswa Pada Siklus I

Hasil dari pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3Tingkat Ketuntasan Siswa Pada Siklus II

Dari jumlah 18 siswa 81% yang memenuhi standar ketuntasan belajar yang ditetapkan. Ini berarti ada peningkatan 33% dibanding pembelajaran sebelumnya pada Siklus I. Pembelajaran Siklus II dinyatakan berhasil dan tidak perlu diulang.

Perbaikan pembelajaran siklus I adalah pembelajaran dalam upaya membantu siswa agar dapat menyebutkan kedudukan dan peran anggota keluarga dengan benar menggunakan metode tanya jawab.

Pembelajaran dalam upaya membantu siswa agar dapat memahami kedudukan dan peran anggota keluarga dengan benar. Peneliti berusaha menerapkan metode tanya jawab dengan maksimal. Siswa dimotivasi agar mau menjawab pertanyaan dengan mencari jawaban dalam buku paket. Tetapi hanya beberapa siswa yang mau mengacungkan tangan untuk menjawab sementara siswa yang lain masih sibuk membaca bukunya masing-masing.

Siswa Kelas I SD masih membaca bersuara, sehingga mereka terkesan ramai. Ada yang membaca buku, ada yang menjawab pertanyaan peneliti, dan peneliti sendiri berusaha memperbaiki jawaban siswa. Banyak siswa yang tidak memperhatikan pertanyaan dan penjelasan peneliti karena siswa sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Pada Siklus I ditemukan 50% dari jumlah siswa yang memenuhi standar ketuntasan belajar. Ini berarti ada peningkatan dibanding dengan pembelajaran sebelumnya. Namun hasil tersebut belum memenuhi standar ketuntasan minimal yang ditetapkan sebesar 65%. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak berhasilnya perbaikan pembelajaran siklus I dikarenakan penggunaan metode yang belum maksimal, siswa yang belum terbiasa dengan metode tanya jawab, dan guru yang tidak aktif menanggapi jawaban siswa.

Metode ceramah peneliti gunakan untuk menjelaskan materi kepada siswa. Siswa banyak yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan dari peneliti karena mereka sudah membaca materi. Agar semua kebagian menjawab pertanyaan, peneliti membagi jawaban yang lebih dari 1 agar semua siswa mendapat giliran untuk menjawab. Mereka bersemangat menjawab bila peneliti melemparkan pertanyaan kepada siswa tersebut. Peneliti juga menuliskan jawaban mereka yang benar di papan tulis, agar siswa tidak mengulang jawaban yang sudah dijawab siswa lain. Juga supaya siswa bisa menyalin dalam buku sebagai catatan untuk belajar.

Adapun tujuan perbaikan Siklus II siswa dapat menyebutkan kedudukan dan peran anggota keluarga dengan benar. Sehingga hasil yang ditemukan 15 siswa (81%) yang memenuhi standar ketuntasan belajar. Berdasarkan temuan itu maka perbaikan pembelajaran Siklus II dinyatakan berhasil dan tidak perlu diadakan perbaikan lagi.

Gambar 4Ketuntasan Belajar Siswa

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Penggunaan metode yang sesuai dengan tujuan, materi, dan perkembangan siswa dapat meningkatkan ketuntasan dalam belajar. Pada perbaikan pembelajaran

IPS tentang kedudukan dan peran anggota keluarga dengan menggunakan metode tanya jawab ditemukan hasil 81% yang memenuhi standar ketuntasan. Ini berarti ada peningkatan dibanding pembelajaran awal.

Saran

Kepada rekan-rekan guru supaya dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut. Dan menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah masing-masing. DAFTAR PUSTAKA

Andayani, (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan), Jakarta: Universitas Terbuka.

Denny Setiawan, (2007), Komputer dan Media Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka.

Depdiknas (2003), Kurikulum 2004, Jakarta: Puskur Balitbang, Depdiknas Isohak (2002). Pendidikan IPS di SD, Jakarta: Universitas Terbuka.

Nursid Sumaatmaja, (2002), Konsep Dasar IPS, Jakarta Universitas Terbuka Udin S (2001). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, IGAK, Wihardit, K, Nasution, N. (2002). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

37

PENERAPAN METODEGAMES

SEBAGAI STRATEGI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKn

Dalam dokumen PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN (Halaman 35-41)