• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jawab : Kami tinggal di Kelurahan ini sejak tahun 1987.

Tanya : Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang upacara perkawinan Batak Toba? Jawab : Suami: Menurut saya upacara perkawinan yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba hanya sekedar formalitas untuk bisa berumah tangga, tidak ada yang istimewa dari upacara tersebut.

Istri: Saya tidak memahami tentang upacara perkawinan itu, karena pada saat melaksanakan upacara perkawinan puluhan tahun yang lalu saya tidak memperhatikan dengan serius ditambah saya tidak fasih berbahasa Batak Toba.

Tanya : Bagimana tahapan-tahapan dalam proses upacara perkawinan masyarakat adat Batak Toba?

Jawab : Suami: Saya hanya mengetahui tahapan-tahapan dalam upacara perkawinan saja, tetapi kurang memahami pengertian dari setiap tahapan tersebut. Tahapan tersebut mulai dari marhusip (perundingan diam-diam), marhata sinamot (merundingkan mas kawin), mambahen sibuha-buhai di alaman ( makanan pembuka), masilehonan bunga (saling memberi bunga), upacara keagamaan, acara mangan di alaman (makan bersama), pasahat dekke (penyampaian ikan mas), manjalo tuppak (member sumbangan), mambagi parjambaran (membagi berkat berupa daging), masisesaan di alaman (Tanya jawab), mangalehon ulos (memberikan ulos), mangolophon raja huta (menyambut tokoh masyarakat), paulak une (berkunjung), dan maningkir tangga ni boru (menjenguk rumah pengantin baru).

Istri: Saya tidak tahu sama sekali tahapan-tahapan dalam upacara perkawinan adat Batak Toba.

Tanya : Simbol-simbol apa saja yang ditujukan kepada kedua pengantin waktu upacara tersebut?

Jawab : Simbol adat yang diberikan kepada kedua pengantin dalan upacara perkawinan ada empat yaitu dekke (ikan mas), mandar hela (sarung pengantin laki-laki), ulos hela (ulos pengantin laki-laki), dan boras (beras).

Tanya : Apa makna dari keempat benda tersebut?

Jawab : Suami: Saya tidak memahami semua makna dari empat benda adat/simbol adat tersebut, menurut saya simbol ulos hela (ulos pengantin laki-laki) yang diberikan kepada pengantin ditujukan supaya kedua pengantin tidak melupakan peristiwa pada waktu melaksanakan upacara perkawinan, untuk mengingatkan bahwa yang memberikan ulos itu adalah keluarga dari pihak perempuan. Sementara simbol lain menurut saya itu hanya sekedar simbol adat

115

saja, pada dasarnya tidak ada makna yang istimewa dari keempat benda tersebut. Karena semua benda tersebut hanya sebagai pelengkap dalam upacara perkawinan adat Batak Toba. Terkadang ada orang tua pengantin perempuan sengaja memberikan jenis ulos dan mandar hela yang paling mahal hanya untuk menjaga gengsi kepada pihak pengantin laki-laki (besannya) dan untuk menunjukkan kekayaannya saja.

Istri: Saya tidak paham sama sekali apa makna dari empat simbol adat yang diberikan kepada pengantin. Karena saya juga tidak mengerti bahasa Batak Toba sehingga saya tidak memperhatikan upacara perkawinan ketika saya dan suami melaksanakan upacara perkawinan kami.

Transkrip Wawancara

Nama Informan : Bapak R. Sidabutar dan Ibu R.Br Sihaloho Tempat/tanggal lahir : Tapanuli Utara 10 Agustus 1973/14 Mei 1972 Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Karyawan/Karyawan Waktu : 24 April 2011

Tempat : Rumah kediaman Bapak R. Sidabutar

__________________________________________________________________ Tanya : Sejak kapan Bapak/Ibu tinggal di Kelurahan Medan Tenggara?

Jawab : Kami dahulu tinggal di Tapanuli utara tetapi pada tahun 1987 kami pindah ke Kelurahan Medan Tenggara.

Tanya : Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang upacara perkawinan Batak Toba? Jawab : Menurut kami upacarav perkawinan merupakan salah satu untuk bisa mengikuti apacara adat yang ada dalam masyarakat Batak Toba. Kami juga berpendapat bahwa setelah melaksanakan upacara perkawinan mereka benar-benar merasa orang Batak seutuhnya.

Tanya : Bagimana tahapan-tahapan dalam proses upacara perkawinan masyarakat adat Batak Toba?

Jawab : Tahapan-tahapan dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Toba ada tiga tahap, yaitu upacara sebelum perkawinan, upacara pelaksanaan perkawinan, dan upacara sesudah perkawinan.

d. Upacara sebelum perkawinan

Adapun tahapan dalam upacara sebelum perkawinan yang lazim dilakukan masyarakat Batak Toba adalah sebagai berikut:

1. Marhusip (Perundingan diam-diam), yaitu masing-masing utusan dari kedua belah pihak, yakni pihak parboru (pihak calon pengantin perempuan) dan pihak paranak (pihak calon pengantin laki-laki) bertemu untuk merundingkan ancar-ancar mas kawin yang akan diberikan pihak laki-laki kepada pihak perempuan, dan sebaliknya berupa ulos yang akan diberikan kepada pihak laki-laki.

116

2. Marhata Sinamot (merundingkan mas kawin), yaitu upacara untuk menindaklanjuti hasil dari marhusop. Hal-hal yang dibicarakan dalam upacara ini yaitu untuk menentukan tempat pesta dilaksanakan, kepastian jumlah mas kawin, pembayaran bohini sinamot (panjar mas kawin), jenis hewan panjuhuti( lauk pesta), jumlah ulos yang akan diserahkan pihak perempuan kepada pihak laki-laki, waktu dan tanggal pesta dilaksanakan.

b. Upacara Pelaksanaan perkawinan

Tahapan-tahapan dalam upacara pelaksanaan perkawinan, yaitu:

1. Mambahen sibuha-buhai (makanan pendahuluan), upacara ini merupakan upacara pendahuluan dalam pelaksanaan perkawinan masyarakat Batak Toba, pihak laki-laki membawa makanan pendahuluan (sibuha-buhai/tudu-tudu ni sipanganon) ke tempat pihak perempuan atau lokasi upacara adat dilaksanakan.

2. Masilehonan bunga (saling member bunga), merupakan upacara pemberian bunga oleh pengantinlaki-laki kepada pengantin perempuan,dan sebaliknyapengantin perempuan kepada pengantin laki-laki.

3. Pamasu-masuon (upacara keagamaan), tahapan ini disesuaikan dengan agama masing-masing pihak, karena saya dan suami menganut agama Kristen, maka pada upacara keagamaan kami diberkati di Gereja.

4. Mangan di alaman (makan bersama), yaitu upacara makan bersama oleh pihak laki-laki dengan pihak perempuan beserta keluarga masing-masing pihak.

5. Pasahathon dekke (menyampaikan ikan mas oleh pihak perempuan kepada kedua pengantin).

6. Manjalo Tumpak (menerima sumbangan), yaitu tahapan untuk menerima sumbangan dari undangan laki-laki.

7. Mambagi Parjambaran (pembagian berkat berupa daging), yaitu pembagian jambar (berkat) berupa daging antara pihak laki-laki dengan pihak perempuan sesuai dengan hasil musyawarah kedua belah pihak.

8. Masisesaan di alaman (membicarakan mas kawin yang tinggal), yaitu membicarakan mas kawin yang tinggal untuk dibagi-bagikan kepada kerabat pihak perempuan.

9. Mangalehon ulos (memberikan ulos), yaitu upacara memberikan ulos oleh pihak perempuan kepada kedua pengantin dan kepada keluarga terdekat pihak laki-laki yang berhak menerima ulos tersebut. Jenis ulos yang diberikan kepada kedua pengantin yaitu ulos ragi hotang yang disebut

117

dengan ulos hela. Sebelum memberikan ulos terlebih dahulu pihak perempuan menyampaikan mandar hela (sarung pengantin laki-laki).

10.Mangolophon raja huta (Menyambut raja) dan acara penutup yaitu upacara penyambutan raja huta (tokoh masyarakat) yang mempunyai kepentingan tertentu, setelah itu baru upacara ditutup dengan mengucapkan horas tiga kali, maka selesailah upacara pelaksanaan adat perkawinan.

b. Upacara sesudah perkawinan

Menurut kami upacara yang diadakan masyarakat Batak Toba sesudah upacara perkawinan ada dua tahap yang harus dilaksanakan oleh kedua belah pihak, pertama yaitu

1. Paulak une (berkunjung), yaitu kunjungan yang dilakukan oleh pihak laki-laki beserta kedua pengantin kepada keluarga pihak perempuan, namun upacara paulak une sekarang sudah disatukan dengan pelaksanaan perkawinan. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak tidak mempunyai waktu khusus untuk melakukan prosesi itu.

2. Maningkir tangga ni boru (mengunjungi rumah pengantin baru), kunjungan ini dilakukan oleh pihak perempuan untuk mengunjungi atau melihat keadaan putri dan menantunya dan dilakukan setelah beberapa hari melaksanakan upacara perkawinan. Tujuan dari upacara paulak une adalah untuk melihat keadaan pengantin baru dan memberikan nasehat-nasehat supaya kelak bisa menjadi keluarga yang bahagia, hormat kepada semua kerabat dari kedua belah pihak.

Istri: Saya tidak memahami semua pengertian dari tahapan dalam upacara perkawinan adat Batak Toba tersebut, kalu tahapan-tahapannya seperti yang disebutkan suami saya tadi.

Tanya : Simbol-simbol apa saja yang ditujukan kepada kedua pengantin waktu upacara tersebut?

Jawab : Simbol adat yang diberikan kepada kedua pengantin ada empat yaitu dekke (ikan mas), mandar hela (sarung pengantin laki-laki), ulos hela (ulos pengantin laki-laki), boras (beras).

Tanya : Apa makna dari keempat benda tersebut?

Jawab : Simbol yang digunakan dalam adat perkawinan Batak Toba yang makna dan tujuan pesannya ditujukan kepada kedua pengantin adalah sebagai berikut:

1. Dekke (ikan mas), yaitu simbol berupa ikan mas yang diberikan oleh pihak pengantin perempuan kepada pengantin, dekke merupakan simbol kesuburan atau keturunan, artinya supaya pengantin mempunyai keturunan yang banyak.

118

2. Ulos hela, yaitu simbol berupa kain yang diberikan oleh pengantin perempuan kepada pengantin sebagai simbol keperkasaan pengantin laki-laki, yang artinya bisa menjadi pemimpin yang baik dalam rumah tangga. 3. Mandar hela (sarung pengantin laki-laki), berupa sarung yang diberikan

kepada pengantin laki-laki yang maksudnya supaya pengantin laki-laki rajin mengikuti adat yang ada dalam keluarga besar kedua belah pihak. 4. Boras (beras), beras merupakan simbol kekuatan dan sumber kehidupan.

Beras diberikan pada saat memberikan ulos dan dekke.

Tanya : Mengapa ikan mas yang dipilih untuk diberikan kepada pengantin? Jawab : Pada dasarnya benda ini digunakan karena mengikuti adat dari turun temurun, kami tidak mengetahui secara pasti mengapa dulu orang tua terdahulu memilih ikan mas.

Tanya : Sewaktu penyampaian dekke (ikan mas), apakah ada aturan khususnya? Jawab :Biasanya ikan mas yang sudah masak itu diletakkan dalam sebuah piring besar dan jumlahnya ganjil, alas an jumlah ganjil mengikuti adat Dalihan Na Tolu yang mana ada tiga tungku sehingga diteruskan sampai sekarang. Tapi kami tidak mengetahui makna ganjil tersebut.

Tanya : Untuk mandar hela (sarung pengantin laki-laki), apakah ada secara khusus untuk pemilihan corak kain dari sarungnya?

Jawab : Menurut kami tidak ada.

Tanya : Bagaimana cara penyampaian mandar hela (sarung pengantin laki-laki)? Jawab : Mandar hela diberikan lebih dahulu dari ulos dengan meletakkan di bahu kedua pengantin.

Tanya : Untuk ulos, apakah ada pilihan khusus untuk ulos?

Jawab : Biasanya ulos yang diberikan kepada pengantin adalah ulos ragi hotang dan sampai sekarang masih diteruskan secara turun temurun.

Tanya : Menurut Bapak/Ibu bagaimanakah cara penyampaian boras (beras)? Jawab : Boras (beras) disampaikan kepada pengantin dengan menarunya di atas kepala kedua pengantindan tidak ada pihan spesial untuk beras yang penting beras yang diletakkan di atas kepala kedua pengantin dan diberikan setelah siap upacara keagamaan.

119

Transkrip Wawancara

Nama Informan : Bapak L.Simatupang dan Ibu K. Sinurat

Tempat/tanggal lahir : Menteng tujuh 12 September 1979/23 Maret 1980 Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Karyawan/Guru Waktu : 26 April 2011

Tempat : Rumah kediaman Bapak L.Simatupang

__________________________________________________________________ Tanya : Sejak kapan Bapak/Ibu tinggal di Kelurahan Medan Tenggara?

Jawab : Kami tinggal di Kelurahan Medan Tenggara sejak tahun 1990.

Tanya : Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang upacara perkawinan Batak Toba? Jawab : Menurut kami upacara perkawinan merupakan salah satu syarat untuk bisa mengikuti apacara adat yang ada dalam masyarakat Batak Toba. Meskipun adat perkawinan Batak Toba sangat rumit dan memakanbanyak waktu, tenaga serta materi, namun harus tetapdilaksanakan dan diikuti.

Tanya : Bagimana tahapan-tahapan dalam proses upacara perkawinan masyarakat adat Batak Toba?

Jawab : Tahapan-tahapan dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Toba ada tiga tahap, yaitu upacara sebelum perkawinan, upacara pelaksanaan perkawinan, dan upacara sesudah perkawinan namun kami tiak mengetahui makna dari setiap tahapan tersebut.

a. Upacara sebelum perkawinan (pra perkawinan)

1. Marhori-hori dinding (perundingan diam-diam). 2. Marhusip (Perundingan diam-diam),

3. Marhata Sinamot (merundingkan mas kawin), b. Upacara Pelaksanaan perkawinan

Tahapan-tahapan dalam upacara pelaksanaan perkawinan ada 10 tahap, yaitu:

1. Mambahen sibuha-buhai (makanan pendahuluan), 2. Masilehonan bunga (saling member bunga), 3. Pamasu-masuon (upacara keagamaan), 4. Mangan di alaman (makan bersama),

5. Pasahathon dekke (menyampaikan ikan mas oleh pihak perempuan kepada kedua pengantin),

6. Manjalo Tumpak (menerima sumbangan), yaitu tahapan untuk menerima sumbangan dari undangan laki-laki.

7. Mambagi Parjambaran (pembagian berkat berupa daging), 8. Masisesaan di alaman (membicarakan mas kawin yang

120

9. Mangalehon ulos (memberikan ulos), yaitu upacara memberikan ulos oleh pihak perempuan kepada kedua pengantin dan kepada keluarga terdekat pihak laki-laki yang berhak menerima ulos tersebut. Jenis ulos yang diberikan kepada kedua pengantin yaitu ulos ragi hotang yang disebut dengan ulos hela. Sebelum memberikan ulos terlebih dahulu pihak perempuan menyampaikan mandar hela (sarung pengantin laki-laki).

10.Upacara penutup oleh raja huta. b. Upacara sesudah perkawinan

Menurut kami upacara yang diadakan masyarakat Batak Toba sesudah upacara perkawinan ada dua tahap yang harus dilaksanakan oleh kedua belah pihak yaitu Paulak une (berkunjung), dan Maningkir tangga ni boru (mengunjungi rumah pengantin baru.

Tanya : Simbol-simbol apa saja yang ditujukan kepada kedua pengantin waktu upacara tersebut?

Jawab : Simbol adat yang diberikan kepada kedua pengantin ada empat yaitu dekke (ikan mas), mandar hela (sarung pengantin laki-laki), ulos hela (ulos pengantin laki-laki), boras (beras).

Tanya : Apa makna dari keempat benda tersebut?

Jawab : Menurut kami makna simbol dekke adalah sebagai restu dari oaring tua pengantin perempuan, sebagai simbol doa oarng tua agar putrinya sehat selalu. Mengenai ulos hela kami tidak mengetahui maknanya. Kalau mandar hela supaya pengantin laki-laki rajin mengikuti acara adat, dan beras merupakan simbol kesehatan dan kekuatan pengantin.

Tanya : Mengapa ikan mas yang dipilih untuk diberikan kepada pengantin? Jawab : Pada dasarnya benda ini digunakan karena mengikuti adat dari turun temurun, kami tidak mengetahui secara pasti mengapa dulu orang tua terdahulu memilih ikan mas.

Tanya : Sewaktu penyampaian dekke (ikan mas), apakah ada aturan khususnya? Jawab :Biasanya ikan mas yang sudah masak itu diletakkan dalam sebuah piring besar dan jumlahnya ganjil, alas an jumlah ganjil mengikuti adat Dalihan Na Tolu yang mana ada tiga tungku sehingga diteruskan sampai sekarang. Tapi kami tidak mengetahui makna ganjil tersebut.

Tanya : Untuk mandar hela (sarung pengantin laki-laki), apakah ada secara khusus untuk pemilihan corak kain dari sarungnya?

Jawab : Menurut kami tidak ada.

Tanya : Bagaimana cara penyampaian mandar hela (sarung pengantin laki-laki)? Jawab : Mandar hela diberikan lebih dahulu dari ulos dengan meletakkan di bahu kedua pengantin.

Tanya : Menurut Bapak/Ibu bagaimanakah cara penyampaian boras (beras)? Jawab : Boras (beras) disampaikan kepada pengantin dengan menaruhnya di atas kepala kedua pengantindan tidak ada pihan spesial untuk beras yang penting beras yang diletakkan di atas kepala kedua pengantin dan diberikan setelah siap upacara keagamaan.

121

Transkrip Wawancara

Nama Informan : Bapak F.Pardosi dan Ibu L.Br Siregar

Tempat/tanggal lahir : Asahan 21 September 1978/Palembang 17 Juni 1980 Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Wiraswasta/Wiraswasta Waktu : 28 April 2011

Tempat : Rumah kediaman Bapak F.Pardosi

__________________________________________________________________ Tanya : Sejak kapan Bapak/Ibu tinggal di Kelurahan Medan Tenggara?

Jawab : Kami tinggal di Kelurahan ini sejak tahun 2000.

Tanya : Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang upacara perkawinan Batak Toba? Jawab : Kami tidak mengetahui persis apa sebenarnya upacara perkawinan adat Batak Toba tersebut, yang kami ketahui kami akan resmi dan sah menjadi pasangan suami istri setelah diadati ( disahkan secara adat Batak Toba).

Tanya : Bagimana tahapan-tahapan dalam proses upacara perkawinan masyarakat adat Batak Toba?

Jawab : Setahu kami bahwa ketika sudah ada kata sepakatdari kedua calon pasangan suami istri untuk menikah, maka mereka akan menyampaikan niat mereka kepada orang tua masing-masing, kemudian oleh kedua orang tua masing-masing akan segera memproses seluruh keperluan untuk adat perkawinan itu sehingga terlaksanalah adat perkawinan. Kalau tahapan-tahapannya kami kurang mengerti karena kami juga kurang fasih dalam berkomunikasi dalam bahasa Batak Toba yang mengakibatkan ketika orang tua mebicarakan dan melakukan setiap keperluan perkawinan kami dulu, kami kurang memahaminya. Kami hanya mengikuti perintah orang tua kami saja.

Tanya : Simbol-simbol apa saja yang ditujukan kepada kedua pengantin waktu upacara tersebut?

Jawab : Simbol adat yang diberikan kepada kedua pengantin dalan upacara perkawinan ada empat yaitu dekke (ikan mas), mandar hela (sarung pengantin laki-laki), ulos hela (ulos pengantin laki-laki), dan boras (beras).

Tanya : Apa makna dari keempat benda tersebut?

Jawab : Kami tidak paham makna keempat benda tersebut, yang jelas waktu itu kami diberikan dekke (ikan mas), mandar hela (sarung pengantin), ulos hela, dan boras (beras). Pada waktu orang tua kami memberikan benda-benda itu mereka sambil mengucapkan kata-kata dalam bahasa Batak Toba yang kata orang tua kami merupakan doa untuk kami.

122

Transkrip Wawancara

Nama Informan : Bapak P.Simangunsong dan Ibu R. Br Siregar Tempat/tanggal lahir : Menteng 28 Januari 1980/20 Agustus 1980 Agama : Kristen Protestan

Jabatan : Wiraswasta/Wiraswasta Waktu : 29 April 2011

Tempat : Rumah kediaman Bapak P.Simangunsong

__________________________________________________________________ Tanya : Sejak kapan Bapak/Ibu tinggal di Kelurahan Medan Tenggara?

Jawab : Kami tinggal di Kelurahan ini sejak tahun 2002.

Tanya : Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang upacara perkawinan adat Batak Toba?

Jawab : Kami tidak mengetahui segala sesuatu tentang upacara perkawinan adat Batak Toba, tapi pastinya setiap orang Batak yang ingin menikah harus disahkan secara adat.

Tanya : Bagaimana tahapan-tahapan dalam upacara perkawinan masyarakat adat Batak Toba?

Jawab : Kami tidak mengetahui apa saja tahapan dalam adat perkawinan Batak itu.

Tanya : Mengapa Bapak/Ibu sampai tidak mengetahuinya? Jawab : Kami tidak memperhatikan setiap rangkaian adat itu.

Tanya :Smbol-simbol apa saja yang diajukan kepada kedua pengantin waktu upacara tersebut?

Jawab : Waktu kami melaksanakan upacara perkawinan kami 6 tahun silam kami diberikan beras, ikan mas, sarung, dan ulos pengantin.

Transkrip Wawancara Nama Informan : Bapak S.Tambunan

123 Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : Wiraswasta Waktu : 27 Maret 2011

Tempat : Rumah kediaman Bapak S.Tambunan

__________________________________________________________________ Tanya : Sejak kapan Bapak/Ibu tinggal di Kelurahan Medan Tenggara?

Jawab : Kami tinggal di Kelurahan ini sejak tahun 1980.

Tanya : Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang upacara perkawinan adat Batak Toba?

Jawab : Upacara perkawinan adat Batak Toba adalah upacara yang sacral, ketika dua manusia dewasa berniat untuk membentuk rumah tangga baru maka calon pasangan tersebut harus benar-benar komitmen dengan niatnya dan ketika mereka sudah disahkan secara adat mereka tidak boleh bermain-main dengan perkawinan tersebut. Selain itu setelah mereka melaksanakan perkawinan secara adat Batak Toba maka pada saat itu pula mereka bisa mengikuti setiap upacara adat tertentu yang ada dalam keluarganya dan masyarakat pada umumnya.

Tanya : Bagaimana tahapan-tahapan dalam upacara perkawinan masyarakat adat Batak Toba?

Jawab : Sebelum masuk ke upacara adat sebelumnya sudah harus ada kata sepakat dari calon pasangan suami istri untuk menikah kemudian mereka menyampaikanniatnya kepada orang tua masing-masing dan orang tua menyetujui niat mereka. Maka kedua orang tua masing-masing calon pengantin akan segera memproses semuakeperluan untuk perkawinan anak mereka. Adapun tahapan-tahapan dalam upacara perkawinan masyarakat adat Batak Toba ada tiga tahap, yaitu upacara sebelum perkawinan, upacara pelaksanaan perkawinan, dan upacara sesudah perkawinan.

a. Upacara sebelum perkawinan

Prosesi sebelum perkawinan yang biasa dilakukan orang Batak ada empat tahapan, yaitu mulai dari tahapan marhori-hori dingding (perkenalan keluarga), patua hata (melamar secara resmi), marhusip (perundingan diam-diam), dan marhata sinamot (membicarakan mas kawin) namun kebiasaan di Kelurahan Medan Tenggara sudah mempersingkat tahapan tersebut mengingat keadaan kedua belah pihak tidak memungkinkan untuk melaksanakan semua tahapan tersebut secara berurutan dan terpisah karena jika dilaksanakan secara berurutan dan terpisah akan memakan waktu lama, tenaga serta biaya yang banyak. Untuk itu kebiasaan di Kelurahan Medan Tenggara sudah dipersingkat menjadi dua tahapan saja yaitu marhusip (perundingan diam-diam) dan marhata sinamot (membicarakan mas kawin) sementara tahapan seperti marhori-hori dingding (perkenalan keluarga) dan patua hata (lamaran resmi) sudah disatukan ke tahapan marhusip (perundingan diam-diam), yaitu masing-masing utusan dari kedua belah pihak, yakni pihak parboru (pihak calon pengantin)dan pihak paranak (pihak calon pengantin laki-laki) bertemu untuk merundingkan ancar-ancar mas kawin yang akan diserahkan pihak laki-laki kepada pihak perempuan, dan

124

sebaliknya berupa ulos yang akan diserahkan kepada pihak laki-laki. Kemudian dilanjutkan ke tahapan marhata sinamot (merundingkan mas kawin), yaitu upacara untuk menindaklanjuti hasil dari marhusip. Hal-hal yang dibicarakandalam upacara ini, yaitu untuk menentukan tempat pesta dilaksanakan, kepastian jumlah mas kawin, pembayaran bohini sinamot (panjar mas kawin), jenis hewan panjuhuti (lauk pesta), jumlah ulos yang akan diserahkan pihak perempuan kepada pihak laki-laki, waktu dan tanggal pesta dilaksanakan.

b. Upacara pelaksanaan perkawinan

Tahapan-tahapan dalam upacara pelaksanaan perkawinan, yaitu: 1. Mambahen sibuhai-buhai (makan pendahuluan), upacara ini

merupakan upacara pendahuluan dalam upacara perkawinan masyarakat adat Batak Toba, pihal laki-laki membawa makanan pendahuluan (sibuha-buhai) ke tempat perempuan atau lokasi upacara adat dilaksanakan. Makanan pembuka yang diberikan pihak laki-laki kepada pihak perempuan untuk dimakan sebagai simbol permulaan hubungan kekerabatan. 2. Masilehonan bunga (saling member bunga), merupakan

upacara pemberian bunga oleh pengantin laki-laki kepada pengantin perempuan, dan sebaliknya pengantin perempuan kepada pengantin laki-laki.

3. Pamasu-masuon (upacara keagamaan), tahapan ini disesuaikan dengan agama masing-masingpihak.

4. Mangan di alaman (makan bersama), yaitu upacara makan bersama antara pihak laki-laki dengan pihak perempuan beserta keluarga masing-masing pihak.

5. Pasahathon dekke (ikan mas) yaitu menyampaikan ikan oleh pihak perempuan kepada kedua pengantindan pihak perempuan. Upacara ini merupakan upacara memberikan ikan berupa ikan masoleh pihak perempuan kepada pengantin sebagai simbol pemberian doa restu dan sebagai simbol kebahagiaan. Dalam rangkaian upacara ini selain menyampaikan ikan, pihak perempuan juga memberikan beras kepada pengantin sebagai simbol kekuatan.

6. Manjalo tumpak (menerima sumbangan), yaitu tahapan untuk menerima sumbangan dari undangan pihak laki-laki. Tujuan diadakannya penerimaan sumbangan ini yaitu supaya pihak laki-laki mengetahui siapa saja undangan yang menghadiri upacara perkawinan itu.

7. Mambagi parjambaran (pembagian berkat berupa daging), yaitu pembagian jambar (berkat) berupa daging antara pihak laki-laki dan pihak perempuan sesuai dengan hasil musyawarah kedua belah pihak.

125

8. Masisesaan di alaman (membicarakan mas kawin yang tinggal), yaitu untuk membicarakan mas kawin yang tinggal untuk dibagi-bagikan kepada pihak kerabat pihak perempuan. 9. Mangalehon ulos (memberikan ulos), yaitu upacara untuk

memberikan ulos oleh pihak perempuan kepada kedua pengantin dan kepada keluarga terdekat pihak laki-lakiyang