• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Paradigma dan Sintagmatik a.Paradigma

2.2.5 Model Teoretik

2.2.6.1. Tata Kamera

Tata kamera dalam sinematografi adalah penggunaan kamera yang baik dan benar merupakan hal terpenting guna mendapatkan gambar atau video yang di inginkan. Melalui tata kamera-lah gambar yang di inginkan akan menciptakan rangkaian-rangkaian gambar atau video yang sempurna. Pada tahapan tata kamera terdapat beberapa variasi dalam rekaman video diantaranya lewat sudut pandang, gerakan kamera, serta format shot (sudut rekam). Tujuan dari variasi ini adalah agar penonton merasakan berada di lokasi adegan (Brata, 2007:33).

a. Gerakan Kamera

Gerakan kamera adalah dimana badan kamera bergerak terhadap subjek (talent). Beberapa gerakan kamera diantaranya (Brata, 2007:33-34) :

1. Pan, adalah gerakan kamera pada poros horizontal, menoleh ke samping, mengikuti gerakan subjek/talent. Pan-right berarti kamera menoleh ke kanan, sedangkan Pan-left berarti kamera menoleh ke kiri.

2. Tilt, adalah gerakan kamera pada poros vertikal, mendongak atau

menunduk. up berarti kamera bergerak menengadah, sedangkan Tilt-down kamera bergerak menunduk.

3. Track,adalah gerakan kamera pada landasan yang bergerak mendekati

atau menjauhi subjek/talent. Track-in berarti kamera bergerak mendekati talent, sedangkan Track-out berarti kamera bergerak menjauhi talent. Tracking menghasilkan efek psikologis seakan-akan penonton “ditarik” mendekati atau menjauhi subjek/talent.

4. Crab, adalah gerakan kamera pada landasan yang bergerak melintasi

subjek/talent. Lintasan gerakan kamera bersifat orbital dengan subjek sebagai titik pusat/sumbu.

5. Zoom, adalah gerakan lensa yang dapat merubah rasio ukuran

subjek/talent. Zoom-in berarti menggeser titik lensa dari yang kecil ke titik lensa yang lebih besar sehingga menghasilkan pembesaran rasio ukuran subjek dalam bingkai shoot, sedangkan Zoom-out berarti menggeser titik lensa dari yang besar ke titik lensa yang kecil sehingga menghasilkan pengecilan rasio ukuran subjek dalam bingkai shoot. Zooming menghasilkan efek psikologis seakan-akan subjek/talent “ditarik” mendekati atau menjauhi penonton.

6. Follow thru, adalah gerakan kamera, maju mengikuti gerakan

subjek/talent yang membelakangi kamera. Gerakan kamera searah gerakan subjek.

7. Lead, adalah gerakan kamera, mundur mengikuti gerakan maju

subjek/talent. Gerakan kamera searah gerakan subjek.

8. Teknik lain yang digunakan yakni pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.

- Objek bergerak sejajar dengan kamera. - Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. - Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.

Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.

b. Sudut Pandang Kamera

Arah pandang kamera terhadap subjek tidak kalah penting di dalam memainkan emosi penonton. Biasanya titik acuan sudut pandang kamera adalah mata subjek/talent atau garis horison jika subjek adalah pemandangan/lokasi. Sudut pandang kamera terdiri dari (Brata, 2007:35-36) :

1. Frog eye, jenis shot ini merupakan sudut rekam yang rendah. Sudut

pandang ini disebut juga low level shoot, menghasilkan kesan keangkuhan, keagungan, ketegaran dan kekokohan. Biasanya terjadi distorsi perspektif berupa pengecilan ukuran subjek pada bagian atas.

2. Eye level, jenis shot ini menggunakan sudut rekam yang sama tinggi

dengan mata subjek/talent. Atau, letak horison relatif di tengah bidang shoot. Sering disebut dengan normal shot.

3. Eagle aye, jenis shot ini menggunakan sudut rekam yang tinggi (high

level shot), biasanya digunakan untuk mendeskripsikan posisi subjek yang berada dalam kelompok atau pada suatu lokasi.

4. Slanted, jenis shot ini merupakan perekaman dengan sudut tidak frontal

dari depan atau frontal dari samping objek, melainkan dari sudut 45 derajat dari objek, sehingga objek yang lain masuk ke dalam bingkai rekam.

5. Over shoulder, jenis shot ini merupakan versi close-up dari slanted shot sehingga seakan-akan objek lain di shoot dari bahu objek utama.

c. Format Shot

Format shot berkaitan erat dengan panjang titik api lensa. Titik api pendek akan memberikan cakupan bidang rekam yang luas serta ruang tajam yang luas (latar belakang ikut fokus), sedang titik api panjang (tele) akan memberikan cakupan bidang rekam yang lebih sempit (ketat) serta ruang tajam yang sempit

(latar belakang yang relatif kabur). Berikut berberapa bentuk format shot (Brata, 2007:38-41):

1. Estabilish shot, jenis shot ini memperlihatkan keseluruhan lingkungan

tempat adegan terjadi. Biasanya berupa panorama lingkungan tempat hidup tokoh cerita.

2. Long shot (LS) atau full shot, jenis shot ini menghasilkan rekaman yang mencakup keseluruhan bagian tubuh subjek.

3. Medium long shot (MLS) atau Medium full shot, jenis shot ini

memperlihatkan batas bawah bingkai gambar memotong bagian bawah objek, misalnya tungkai bawah subjek.

4. Medium shot (MS) atau Half total, jenis shot ini memperlihatkan batas

bawah bingkai gambar memotong pinggang subjek.

5. Close-up shot (CU), shot ini memperlihatkan batas bawah bingkai gambar berada antara dada dan dagu subjek.

6. Big Close-up Shot, jenis ini memperlihatkan batas bawah bingkai gambar memotong tepat dibawah dagu subjek.

7. Extreme Close-up Shot (ECU), jenis shot ini memperlihatkan hanya satu

bagian wajah subjek, misalnya mata tampil memenuhi bingkai gambar. 8. One Shot (1S), Pengambilan gambar satu objek.

9. Two Shot (2S), Pengambilan gambar dua orang. 10.Three Shot (3S), Pengambilan gambar tiga orang.

11.Group Shot (GS), Pengambilan gambar sekelompok orang. d. Visual Effect

Visual effect

Visual effect terdiri dari (Brata, 2007:135-167)

- Picture in picture : efek visual ini bermanfaat untuk menampilkan

beberapa adegan yang berlangsung bersamaan dalam berberapa jendela pandang. Contoh, menampilkan orang yang sedang menelopan dan lawan bicaranya.

- Slow motion : menghasilkan kesan dramatis dan mendebarkan

- Sketch to realistic : memberi efek pada cerita/adegan tampilan diawali

ralistik. Atau sebaliknya, pada akhir cerita perlahan-lahan tampilan berubah dari realistik menjadi gambar komik.

- Video mask : cara kerja effek ini adalah dengan menyembunyikan bagia

tertentu pada klip sehingga seakan-akan klip tersebut “bolong”. Efek ini dimanfaatkan misalnya untuk membuat efek halusinasi, bayangan di cakrawala, atau efek bayangan mimpi/lamunan.

- Green screen : efek ini dapat dilihat dalam film-film Hollywood yang

menampilkan sang lakon beraksi dilokasi berbahaya, atau meloncat dari ledakan bom. Dimana aktor berakting di depan layar berwarna hijau atau biru. Nantinya, warna hijau atau biru akan di seleksi dengan klip video tentang lokasi berbahaya.

e. Teknis Editing

Editing adalah proses penyambungan gambar dari banyak shot tunggal sehingga menjadi kesatuan cerita yang utuh. Editor menyusun shot-shot tersebut sehingga menjadi sebuah scene, kemudian dari penyusunan scene-scene tersebut akan tercipta sequence sehingga pada akhirnya akan tercipta sebuah film yang utuh. Ibarat menulis sebuah cerita, sebuah shot bisa dikatakan sebuah kata, scene adalah kalimat, sequence adalah paragraph. Sebuah cerita akan utuh bila terdapat semua unsur tersebut, begitu juga dengan film. Beberapa bentuk teknik editing / pemotongan gambar dengan menggunakan transisi perpindahan gambar (Brata, 2007:135-167) :

- Cut, yaitu proses pemotongan gambar secara langsung tanpa adanya manipulasi gambar

- Framing, yaitu objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.

- Wipe, perpindahan gambar dengan menggeser gambar lainnya. Wipe

meliputi banyak transisi, antara lain wipe, slide, dll.

- Fade, gambar secara perlahan muncul atau menghilang. Fade meliputi

fade in, fade out.

- Superimpose, dua gambar atau lebih yang muncul menumpuk dalam satu

f. Pealatan Lain yang Digunakan dalam Iklan

Berikut ini peralatan untuk memproduksi iklan televisi (http://emjaiz.word press.com/2009/09/04/iklan-televisi/)

1. Tokoh, dapat terdiri dari bintang film, tokoh masyarakat, anak-anak, ataupun tokoh kartun yang mampu mendukung gambaran brand.

2. Suara manusia atau voice biasanya disingkat VO. Suara manusia terdiri dari suara perempuan atau female voice yang disingkat FVO dan suara laki-laki male voice yang disingkat MVO

3. Musik 4. Lagu/jingle

5. Sound effect (SFX)

6. Super (super imposed), yaitu huruf, tulisan, atau gambar grafis yang dimunculkan atau dicetak di atas gambar. Biasanya super menampilkan nama atau merk produk, nama perusahaan, slogan, dan lain-lain dengan maksud melengkapi atau memperjelas pesan.

Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung tombak guna menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang, sekumpulan orang, bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujuan akhir proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan atau target sasaran. lima jenis huruf berikut ini (Tinarbuko, 2010:25)

- Huruf (Romein)

Garis hurufnya memperlihatkan perbedaan antara tebal tipis dan mempunyai kaki atau kait yang lancip pada setiap batang hurufnya. - Huruf Egyptian

Garis hurufnya memliki ukuran yang sama tebal pada setiap sisinya. Kaki atau kaitnya berbentuk lurus dan kaku.

- Huruf Sans Serif

Garis hurufnya sama tebal dan tidak mempunyai kaki atau kait. - Huruf Miscellaneous

Jenis huruf ini mementingkan nilai hiasnya daripada nilai komunikasinya. Bentuk senantiasa mengedepankan aspek dekoratif dan ornamental.

- Huruf Script

7. Warna

sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan cahaya. Permasalahan mendasar dari warna di antaranya adalah hue (spektrum warna), saturation (nilai kepekatan) dan lightness (nilai cahaya dari gelap ke terang). Warna juga merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat.

Molly E. Holzschlag, seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya “Creating Colour Scheme” membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respon secara psikologis (Kusrianto, 2007: 47):

a. Merah bermakna kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas dan bahaya.

b. Biru bermakna kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan dan perintah.

c. Hijau bermakna alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan dan pembaruan.

d. Kuning bermakna optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran / kecurangan, pengecut dan penghianatan.

e. Ungu bermakna spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk, galak dan arogan.

f. Orange bermakna energi, keseimbangan dan kehangatan. g. Coklat bermakna bumi, dapat dipercaya, nyaman dan bertahan. h. Abu-abu bermakna intelek, futuristik, modis, kesenduan dan merusak. i. Putih bermakna kemurnian/suci, bersih, kecermatan, innocent

(tanpa dosa), steril dan kematian.

j. Hitam bermakna kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri, ketakutan, ketidakbahagiaan dan keanggunan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait