• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1Letak Geografis Kota Sibolga

Bagan 4.3 Struktur Organisasi Kelurahan Sibolga Ilir LURAH

4.4.2 Teknik Operasi Penangkapan

Gambar 4.2 Lampu Pemanggil Ikan (Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kota Sibolga, 2012)

Dalam mengoperasikan bagan pancang, terdapat juga nelayan yang menggunakan lampu pemanggil ikan. Lampu Pemanggil Ikan dirancang sebagai alat daya tarik untuk mengumpulkan ikan sekaligus untuk meningkatkan hasil tangkapan bagi para nelayan bagan pancang di laut. Bagi nelayan atau para pencari ikan, mendapatkan hasil tangkapan yang melimpah merupakan tujuan

utama. Tetapi bila hanya mengandalkan peralatan yang biasa-biasa saja, sungguh mustahil tujuan tersebut akan tercapai.

Untuk tercapainya hasil tangkapan yang baik, nelayan harus memahami benar tentang karakteristik atau perilaku ikan yang akan ditangkap. Bila karakteristik tersebut sudah diperoleh atau diketahui, maka persoalannya hanya masalah waktu yaitu kapan ikan tersebut akan ditangkap. Salah satu karakter ikan adalah sensitifitas respon mereka terhadap cahaya. Karena itulah nelayan membuat suatu alat bantu yang dapat membantu dalam menangkap ikan. Dan alat bantu tersebut berupa sebuah lampu khusus.

Bermacam-macam lampu pemanggil ikan:

Gambar 4.3 Lampu Celup Dasar Air (LACUDA) dan Sumber Arus AC (Genset)

Spesifikasi Teknis Lacuda

a. Jenis Lampu : Bohlam Pijar 500 Watt b. Dudukan Lampu : Resin BQTN

c. Kerangka Stainles Steel : Delta (Ǿ diameter ) 5 mm

d. System Kedap Air : Sela Silikon Rubber

e. Stabilisator (Pemberat) : Besi Tebal 10 mm Dilapisi Chrom f. Kabel : 12 Meter

g. Dimer : Kapasitas 600 Watt h. Tali Penggulung (tambang) : 10 meter

Tiang Pancang Kayu

Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk maksud-maksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan bergerak kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya yang runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan yang terbuat dari logam atau bahan yang keras bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau tanah kerikil.

Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila tiang kayu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti.

Pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk kayu hanya akan menunda atau memperlambat kerusakan dari pada kayu, akan tetapi tetap tidak akan dapat melindungi untuk seterusnya. Pada pemakaian tiang pancang kayu biasanya tidak diijinkan untuk menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk setiap tiang.

Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu adalah:

• Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam pengangkutan. Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk pemancangan tidak menimbulkan kesulitan.

• Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat masuk lagi ke dalam tanah.

• Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk end bearing pile sebab tegangan tekanannya relatif kecil.

• Karena tiang kayu ini relatif fleksibel terhadap arah horizontal di bandingkan dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka apabila tiang ini menerima beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini akan melentur dan segera kembali ke posisi setelah beban horizontal tersebut hilang.

Kerugian pemakaian tiang pancang kayu adalah:

• Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk penggalian.

• Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil di bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton, terutama pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan turun.

• Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang pancang kayu dapat dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut hancur. Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus, maka pada waktu dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap arah yang telah ditentukan.

• Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur yang menyebabkan kebusukan.

Bagan pancang adalah alat tangkap yang dipasang menetap di daerah penangkapan. Prinsip penangkapannya adalah menjebak gerombolan ikan dalam bagan dengan batuan cahaya lampu. Bagan pancang merupakan salah satu jaring angkat yang dioperasikan di perairan pantai pada malam hari. Bagan yang digunakan di lokasi penelitian ada dua jenis yaitu:

a. Pada bagan pancang yang jauh dari wilayah pesisir merupakan bagan pancang yang terletak sekitar 2 - 2,5 mil dari garis pantai dengan keadaan dasar perairan yang berlumpur, tinggi bagan 30 meter dari dasar perairan dan luas 10x12 meter. Jumlah bamboo atau kayu yang digunakan adalah sebanyak 100 - 200 batang yang diikat dan dihubungkan antara satu dengan yang lain. Sedangkan untuk jaringnya digunakan jenis waring berwarna hitam dengan mezh size 0,5 cm. Dimana panjang jaring 10,25 meter, lebar jaring 10,25 meter dan tinggi jaring 3,5 meter.

Gambar 4.4 Bagan Pancang Yang Jauh Dari Wilayah Pesisir

b. Pada bagan pancang yang dekat dari wilayah pesisir merupakan bagan yang terletak sekitar 0,5 - 1,25 mil dari garis pantai dengan keadaan dasar perairan yang berlumpur, tinggi bagan 10 meter dari dasar perairan dan luas bagan 8x8 meter. Jumlah bambu yang digunakan sebanyak 70 - 100 batang yang diikat dan dihubungkan antara satu dengan yang lain. Untuk jaringnya digunakan jenis waring berwarna hitam dengan mezh size 0,5 cm. Dimana panjang jaring 8,25 meter, lebar jaring 8,25 meter dan tinggi jaring 2,5 meter. Bambu atau kayu yang digunakan dapat bertahan dalam kurung waktu kurang lebih 1 tahun. Jika mencapai 1 tahun maka akan dilakukan renovasi atau pergantian bambu-bambu yang telah rapuh. Kemudian pada bagian atas bagan terdapat bangunan yang menyerupai bentuk atap rumah di bagian tengah yang berfungsi sebagai tempat berteduh dan melindungi lampu dari air hujan, dan sebagai tempat peristirahatan nelayan. Bagan pancang yang dekat dari wilayah pesisir dapat dilihat pada Gambar berikut:

Gambar 4.5 Bagan Pancang Yang Dekat Dari Wilayah Pesisir

Perahu yang digunakan pada bagan pancang yang jauh dari wilayah pesisir adalah perahu fiber dengan ukuran panjang 7,5 meter, lebar 0,9 meter, dan tinggi 0,44 meter. Mesin penggerak merek Honda dengan daya 6,5 PK yang menggunakan bahan bakar bensin. Gambar Perahu bagan jauh dari wilayah pesisir dapat dilihat dibawah ini.

Gambar 4.6 Perahu Bagan Pancang Yang Jauh Dari Wilayah Pesisir Sedangkan pada bagan pancang yang dekat dari wilayah pesisir adalah perahu kayu jati dengan ukuran panjang 6 meter, lebar 0,7 meter, dan tinggi 0,65 meter. Mesin penggerak merek Yamaha dengan daya 5,5 PK dengan menggunakan bahan bakar bensin.

Gambar 4.7 Perahu Bagan Pancang Yang Dekat Dari Wilayah Pesisir

Perahu ini digunakan sebagai alat transportasi menuju ke lokasi penangkapan dan mengangkut hasil tangkapan ke darat.

Alat Bantu Penangkapan

Alat bantu yang digunakan oleh nelayan bagan pancang yang jauh dari wilayah pesisir adalah lampu merkuri 500 watt dengan pemberat batu dibawahnya dan lampu 150 watt yang sudah dimodifikasi kedalam wadah lampu strongking.

Gambar 4.8 Lampu Merkuri 500 watt dan 150 watt

Sedangkan lampu yang digunakan pada bagan pancang yang dekat dari wilayah pesisir adalah lampu merkuri 500 watt dan neon 150 watt.

Gambar 4.9 Lampu Merkuri 500 Watt dan Neon 150 Watt

Alat bantu yang lain yaitu serok dengan panjang 3,5 meter dan jaring waring yang menyerupai kantong berfungsi sebagai alat bantu dalam proses penangkapan dimana serok digunakan dalam mengambil hasil tangkapan tangkapan yang berada didalam jaring. Serok dapat lebih mempermudah nelayan dalam pengambilan hasil tangkapan didalam jaring. Gambar serok dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.10 Serok

Alat bantu yang lain yaitu roller yang berfungsi menarik jaring, dimana keempat tali jaring dihubungkan ke roller tersebut sehingga pada saat roller diputar secara bersamaan keempat tali tersebut akan terangkat. Roller ini terbuat

dari 2 buah balok kayu sebagai tiang dan sebatang bambu yang berukuran panjang 9 meter dan diameter 10 cm, pada bagian tengah bambu dipasang kayu yang berukuran 1 meter yang berfungsi untuk mempermudah dalam proses penarikan (hauling).

Gambar 4.11 Roller

Alat bantu lainnya yaitu genset yang berfungsi sebagai sumber tenaga listrik untuk menyalakan lampu dengan menggunakan bahan bakar bensin.

Gambar 4.12 Genset Pada Bagan Pancang Yang Jauh Dan Dekat Dari Wilayah Pesisir