• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Teori Keseimbangan Umum dan Model Computable General Equilibrium

3.1.1. Teori Keseimbangan Umum

Teori keseimbangan umum menjelaskan pasar sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa macam pasar yang saling terkait antara satu pasar dengan pasar lainnya. Keseimbangan umum terjadi jika permintaan dan penawaran pada masing-masing pasar dalam sistem tersebut berada dalam kondisi seimbang secara simultan. Tingkat harga keseimbangan yang terwujud merupakan solusi dari sistem persamaan simultan yang menggambarkan perilaku setiap pelaku ekonomi dan keseimbangan disetiap pasar. Apabila dalam kondisi keseimbangan terjadi gangguan yang mengakibatkan ketidakseimbangan (disequilibrium) pada suatu pasar secara parsial, akan segera dikuti oleh penyesuaian di pasar yang bersangkutan dan selanjutnya terjadi proses penyesuaian di pasar lainnya (simultaneous adjusment) yang membawa perekonomian kembali pada kondisi keseimbangan yang baru secara keseluruhan.

Leon Walras telah membuktikan keberadaan keseimbangan umum tersebut dengan pendekatan matematis menggunakan konsep fungsi kelebihan permintaan (excess demand function). Fungsi kelebihan permintaan pasar, E(P) dapat diperoleh dari pengurangan fungsi permintaan pasar, D(P) terhadap fungsi penawaran pasar, S(P), karena keduanya sama-sama memetakan harga ke dalam kuantitas, atau:

E(P)= D(P)- S(P)... (1) Tingkat harga ekuilibrium dapat didefenisikan sebagai tingkat harga positif yang mewujudkan market clear atau tingkat harga non negatif diamana pada

tingkat harga ini kuantitas permintaan tidak melebihi kuantitas yang ditawarkan. Dari defenisi ini, pada kasus komoditas tunggal atau keseimbangan parsial, tingkat harga ekuilibrium(P)dapat dinyatakan sebagai P ≥0 jika D(P)≤S(P) dan kondisi D(P)<S(P) menyatakanP =0 (Quirk dan Saposnik, 1995). Pada perekonomian kompetitif yang terdiri dari banyak pasar (multiple market), tingkat harga ekuilibrium terwujud secara simultan pada seluruh pasar. Pada situasi ini tidak ada kelebihan permintaan dalam suatu pasar dan seluruh harga yang terwujud adalah non negatif. Andaikan dalam perekonomian kompetitif terdapat n

pasar, himpunan harga(P1,P2...,Pn)dikatakan sebagai himpunan harga ekuilibrium

yang tidak semuanya bernilai nol, jika: 0 ) ..., , ( 1 2 ni P P P

E untuk Pi ≥0; i=1,2, ....n;Pi >0untuk semua i ... (2) 0 ) ..., , ( 1 2 n < i P P P E menyatakan Pi =0... (3)

Atau secara singkat, vektor harga P=(P1,P2...,Pn)dikatakan sebagai vektor harga

ekuilibrium jika: 0 ) P ( ≤ i

E untuk P≥0dan Ei(P)<0menyatakan Pi =0... (4)

Pertidaksamaan 4 inilah yang disebut sebagai hukum Walras (Walras law). Pada suatu perekonomian kompetitif yang terdiri darai n pasar hukum Walras sering juga diformulasikan sebagai:

0 ) ( 1 =

= P E P i n i i untuk setiap Pi ≥0... (5)

dimana: Pi adalah harga barang ke-i dan Ei

Berdasarkan persamaan di atas, hukum Walras sebenarnya menyatakan bahwa untuk perekonomian yang terdiri dari n pasar, keseimbangan umum (P) adalah kelebihan permintaan barang ke-i.

dikatakan tercapai apabila n-1 pasar sudah berada dalam kondisi keseimbangan. Selain mengemukakan hukum tersebut untuk membuktikan keberadaan titik keseimbangan, Walras juga telah meletakkan dasar dari sifat-sifat keseimbangan tersebut yaitu sifat keunikan dan stabilitasnya. Artinya secara teoritis, titik keseimbangan tersebut terbukti memang ada, bersifat unik dan stabil. Namun Walras belum sampai pada tahap perumusan model dan pembuktian empiris mengenai keberadaan, keunikan dan stabilitas titik keseimbangan.

Uraian teoritis di atas memperlihatkan bahwa model komputasi keseimbangan umum atau Computable General Equilibrium (CGE) merupakan sebuah pendekatan komprehensif yang merangkum model multimarket dan menggunakan keseimbangan pasar sebagai elemen dasar analisisnya. Sebuah model CGE menggambarkan agen-agen pelaku ekonomi dan prilakunya, sehingga membawa pasar-pasar yang berbeda ke dalam suatu keseimbangan. Sebuah model CGE dibentuk dengan flow chart dan spesifikasi fungsional baik linier maupun nonliniear.

Pada formulasi model CGE, terdapat keterkaitan antar pelaku ekonomi, yaitu perusahaan atau industri, rumah tangga, investor, pemerintah, importir, eksportir dan antar pasar komoditi individual yang berbeda-beda. Seluruh pasar berada dalam keadaan ekuilibrium dan pasar tersebut mempunyai struktur yang spesifik untuk mencapai keseimbangan apabila terdapat guncangan pada salah satu pasar tertentu (Oktaviani, 2001).

Secara umum model CGE memuat persamaan-persamaan, variabel- variabel eksogen dan parameter, variabel-variabel endogen, dan bentuk-bentuk fungsi dari persamaan. Sistem persamaan dibentuk oleh subsistem-subsistem

persamaan yang secara umum meliputi produksi, pasar input, faktor renumerasi, pendapatan disposable kelembagaan (rumah tangga dan pemerintah), tabungan dan investasi, permintaan produk, pasar eksternal, dan keseimbangan pasar produk (Sadoulet dan de Janvry, 1995). Persamaan-persamaan yang membentuk model CGE biasanya dikelompokkan menjadi blok-blok persamaan seperti blok produk- si, blok konsumsi, blok ekspor-impor, blok investasi, dan blok kliring pasar.

Dengan sitem persamaan yang komprehensif, model CGE memiliki keunggulan dalam mengungkapkan dampak produksi, konsumsi, perdagangan, investasi dan interaksi spasial secara keseluruhan dari suatu kebijakan (policy) atau guncangan (shock). Karena itu model ini telah diterapkan untuk melakukan simulasikan dampak sosial ekonomi dalam suatu skenario yang luas mencakup: (1) foreign shokcs, seperti perubahan yang tidak diharapkan dalam term of trade

(misalnya kenaikan dalam harga impor minyak, atau penurunan dalam harga komoditas ekspor utama suatu negara) dan keharusan menurunkan pinjaman luar negeri, (2) perubahan dalam kebijakan ekonomi. Pajak dan subsidi merupakan instrumen kebijakan yang sangat lazim dianalisis, khususnya dalam sektor perdagangan. Model ini juga telah digunakan untuk melihat perubahan ukuran dan komposisi dalam pengeluaran rutin dan investasi pemerintah, dan (3) perubahan dalam struktur sosial ekonomi domestik, seperti perubahan teknologi pertanian, redistribusi aset-aset, dan pembentukan modal sumberdaya manusia (Sadoulet dan de Janvry, 1995).

Penerapan model CGE terutama di negara-negara maju semakin populer sejak pertengahan tahun 1980-an. Meningkatnya penggunaan model ini disebabkan keunggulannya dalam menganalisis dampak suatu guncangan atau kebijakan dan kemampuannya untuk mengatasi masalah agregasi sektoral dan

regional dalam analisis perekonomian pada tingkat nasional (Plassmann dan Tideman, 1999). Penerapan model ini juga telah berkembang dengan pesat pada perekonomian negara berkembang bahkan pada tingkat perekonomian wilayah. Perkembangan ini didukung oleh konstruksi tabel IO dan SAM baik pada tingkat perekonomian nasional maupun wilayah. Selain itu didukung pula oleh perkembangan yang sangat pesat dalam perangkat lunak paket program komputer untuk kepentingan konstruksi data base dan penyelesaian masalah keseimbangan umum. Selain program GAMS, dewasa ini telah berkembang paket program GEMPACK yang telah digunakan secara sangat luas dikalangan peneliti dalam penyelesaian model keseimbangan umum.

Aplikasi model CGE di negara-negara berkembang, baik pada tingkat nasional maupun wilayah, terutama erat kaitannya dengan implementasi berbagai kebijakan penyesuaian dan reformasi ekonomi (economic reform and adjusment policy) sejak awal tahun 1990-an yang mengarahkan perekonomian di negara- negara berkembang pada perekonomian pasar. Peningkatan peran sektor swasta melalui kebijakan privatisasi sebagai konsekuensi liberalisasi perekonomian global telah meningkatkan peran mekanisme pasar sebagai instrumen utama dalam menjalankan aktivitas perekonomian pada hampir seluruh negara berkembang.

Pada perekonomian Indonesia, peningkatan peran pasar dalam aktivitas ekonomi telah dimulai sejak dilakukannya kebijakan reformasi ekonomi dalam awal tahun 1983. Kebijakan reformasi kemudian berlanjut pada intensitas yang lebih tinggi ketika memasuki dekade 1990-an setelah era reformasi, bersamaan dengan mencuatnya isu swastanisasi dan liberalisasi perekonomian dunia. Peningkatan peran pasar dan pihak swasta dalam aktivitas ekonomi meningkatkan

relevansi pengaplikasian model CGE di Indonesia. Hal ini mengingat analisis dampak ekonomi dengan menggunakan model CGE lebih relevan diaplikasikan pada perekonomian yang kinerjanya cendrung menganut sistem pasar bebas atau peran mekanisme pasar cendrung semakin dominan (Robinson, 1989).

Dewasa ini telah berkembang berbagai tipe dan aplikasi Model CGE. Banyak aplikasi model CGE yang muncul selama tiga dekade belakangan ini yang dapat dikategorikan dalam kaitannya dengan ruang lingkup dan daya tarik isue, diantaranya: single versus multicountry/regional CGE Models; single-period versus dynamic CGE models; nonfinancial (real economy) versus financial CGE

models; national versus village CGE models. Khusus untuk model multiregional

CGE dapat dibedakan antara Model multiregional CGE top-down dan bottom-up. Dalam studi ini digunakan Model multiregional CGE top-down.