• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUTU JENISI

1.6 Kerangka Teori

1.6.2. Teori Upah

Upah adalah jumlah uang dari pengusaha yang dibayar kepada pekerja/buruh sesuai dengan ketentuan perundang-undang. Upah sudah menjadi pembahasaan yang hangat di Indonesia. Terbukti bagaimana pekerja melalui serikat pekerja/buruh atau bahkan sektor rakyat lainnya tiap melakukan aksi massa selalu mengeluh terkait rendahnya upah buruh yang membuat penghidupan buruh semakin merosot.

Salah satu faktor produksi yang berpengaruh dalam kegiatan memproduksi adalah tenaga kerja, dengan mengolah barang mentah menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi menjadi barang jadi atau dikenal dengan proses produksi sehingga menghasilkan output yang yang diinginkan perusahaan. Adanya pengorbanan yang dikeluarkan tenaga kerja untuk perusahaan maka tenaga kerja berhak atas balas jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja

tersebut berupa upah. Sadono Sukirno membuat perbedaan diantara dua pengertian upah 23:

1. Upah Nominal (upah uang) adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga mental dan fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi.

2. Upah Riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.

Pendapat lain dari Edwin B. Flippo menjelaskan, “a wage a price for the service human being”, yang mana artinya adalah upah merupakan harga yang

diberikan oleh pemilik perusahaan kepada para karyawan atas dasar jasa yang telah diberikan oleh karyawan24.

Dari defenisi diatas upah memiliki suatu maksud sebagai pengganti jasa yang telah diserahkan kepada pihak lain atau majikan. Disini pekerja menginginkan agar pekerjaan yang telah dihasilkan dihargai oleh pihak perusahaan atau majikan

Tujuan pengupahan bagi pekerja diantaranya sebagai berikut.

1. Sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan. 2. Dengan pemberian upah dapat digunakan oleh pekerja untuk memenuhi

kebutuhannya sehari hari.

3. Dengan upah yang memadai dapat menjadi motivasi bagi karyawan untuk bekerja secara efektif dan efisien. Adapun tujuan pengupahan bagi perusahaan antara lain sebagai berikut.

a. Dengan pengupahan akan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Hal ini dikarenakan karyawan akan dapat konsentrasi

23 Sadono Sukirno. 2008. Makroekonomi Teori Pengantar.Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

24 Edwin Fillipo dalam Mohammed Kazannudin. 2007. “Pengaruh upah dan pengawasan terhadap

produktivitas karyawan(PT.Tonga tiur putra kragan Rembang)”. Jurnal fokus ekonomi. Vol.2 No.1 Juni

penuh pada pekerjaan, sehingga dalam bekerja tidak terbebani masalah tentang kelangsungan hidup mereka.

b. Dengan pengupahan akan mendapatkan keuntungan. Adapun jenis-jenis upah dapat dikemukakan sebagai berikut :25

a. Yang dimaksud dengan upah nominal ialah sejumlah uang yang dibayarkan kepada para buruh yang berhak secara tunai sebagai imbalan atas pengerahan jasa-jasa atau pelayanannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian kerja dibidang industri atau perusahaan ataupun dalam suatu organisasi kerja, dimana kedalam upah tersebut tidak ada tambahan atau keuntungan yang lain yang diberikan kepadanya. Upah nominal ini sering disebut upah uang (money wages) sehubungan dengan wujudnya yang memang berupa uang secara keseluruhannya.

b. Upah nyata (Real Wages)

Yang dimaksud dengan upah nyata adalah upah uang yang nyata yang benar-benar harus diterima oleh seseorang yang berhak. Upah nyata ini ditentukan oleh daya beli upah tersebut yang akan banyak tergantung dari besar atau kecilnya jumlah uang yang diterima dan besar atau kecilnya biaya hidup yang diperlukan. Ada kalanya upah itu diterima dalam wujud uang dan fasilitas atau in natura, maka upah nyata yang diterimanya yaitu jumlah upah uang dan nilai rupiah dari fasilitas dan barang in natura tersebut.

c. Upah hidup

Dalam hal ini upah yang diterima seorang buruh itu relatif cukup untuk membiayai keperluan hidup yang lebih luas, yang tidak hanya

25

Kartasapoetra. 1992. Hukum Perburuhan di Indonesia Berlandaskan Pancasila. Jakarta. Sinar Grafika. Hal 100

kebutuhan pokoknya saja yang dapat dipenuhi melainkan juga sebagian dari kebutuhan sosial keluarganya, misalnya bagi pendidikan, bagi bahan pangan yang memiliki nilai-nilai gizi yang lebih baik, iuran asuransi jiwa dan beberapa lainnya lagi.

d. Upah minimum (Minimum Wages)

Sebagaimana pendapatan yang dihasilkan para buruh dalam suatu perusahaan sangat berperan dalam hubungan perburuhan. Bertitik tolak dari hubungan formal ini haruslah tidak dilupakan bahwa seorang buruh adalah seorang manusia dan dilihat dari segi kemanusiaan, sewajarnyalah kalau buruh itu mendapatkan penghargaan yang wajar dan atau perlindungan yang layak. Dalam hal ini maka upah minimum sebaikya dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidup buruh tersebut dan keluarganya, walaupun dalam arti sederhana.

e. Upah wajar (Fair wages)

Upah wajar dimaksudkan sebagai upah yang secara relatif dinilai cukup wajar oleh pengusaha dan para buruhnya sebagai uang imbalan atas jasa-jasa yang diberikan buruh kepada pengusha atau perusahaan, sesuai dengan perjanjian kerja diantara mereka. Upah wajar ini tentuya bervariasi dan bergerak antara upah minimum dan upah hidup yang diperkirakan oleh pengusaha cukup untuk mengatasi kebutuhan hidup buruh beserta keluarganya.26 Upah wajar sangat bervariasi dan selalu berubah-ubah antara upah minimum upah hidup, sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu:27

1. Kondisi negara pada umumnya.

2. Nilai upah rata didaerah dimana perusahaan itu berada.

26

Ibid, hal 102

27

Zaenal Asikin dkk. 2008. Dasar-Dasar Hukum Perburuhan. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal. 91

3. Peraturan perpajakan.

4. Standar hidup para buruh itu sendiri

5. Undang-undang mengenai upah khususnya.

6. Posisi perusahaan dilihat dari struktur perekonomian negara.

Sementara dalam PP No.78 Tahun 2015 defenisi Upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan jasa yang telah atau akan dilakukan28. Disini dapat kita pahami bahwasanya upah adalah hak yang berarti yang harus didapatkan oleh pekerja, dan dalam penetapannya bahwa upah harus segaris lurus dengan kesejahterahan buruh atau pekerja, dilihat dari tingkat upah yang didapat mampu memberikan kesejahteraan buruh dan keluarganya. Disini dapat kita tekankan bahwa perumusan dan penetapan upah yang dilakukan dalam suatu bentuk perjanjian antara pengusaha dan buruh tidak hanya upah seorang lajang (Tidakberkeluarga).

Secara tidak langsung penguasaan pengusaha atas pekerja/buruh adalah kewenangannya. Kerja buruh menghasilkan kekayaan bagi pengusaha yang mengendalikan suatu perusahaan. Hubungan antara pengusaha-pekerja/buruh tidak bias dilepaskan. Percepatan kapital di suatu negara seperti di Indonesia akan meningkatkatkan upah pekerja/buruh. Mari kita andaikan suatu keadaan yang lebih baik bila kapital produktif tumbuh maka permintaan kerja akan naik yang ikut mempengaruhi upah buruh. Tetapi karena persaingan perusahaan-perusahan ,sehingga mendorong perusahaan besar cenderung bertahan karena dipengaruhi kapital/modal. Sementara perusahaan kecil karena dampak persaingan banyak yang bangkrut, akusisi atau merger diantara empat temboknya.

Kenaikan upah yang nyata bersyarat pada pertumbuhan cepat kapital/modal produktif. Pertumbuhan cepat kapital produktif mengakibatkan pertumbuhan yang sama cepatnya dalam kekayaan, kemewahan, kebutuhan-kebutuhan sosial, kenikmatan-kenikmatan sosial. Jadi walaupun kenikmatan buruh telah meningkat, namun kepuasan sosial yang dipenuhinya telah berkurang dalam perbandingan dengan kenikmatan kaum kapitalis yang meningkat, yang tak dapat dicapai oleh buruh, dalam perbandingan dengan keadaan perkembangan masyarakat pada umumnya. Hasrat dan kesukaan kita lahir dari masyarakat; oleh sebab itu kita mengukurnya menurut masyarakat dan bukannya menurut benda-benda yang memuaskannya. Karena hasrat dan kesukaan itu bersifat sosial, maka mereka bersifat relatif. Upah tidak semata-mata dihasilkan oleh komoditas yang dapat menggantikan upah itu. Tetapi upah mengandung hubungan. Yang diterima pekerja/buruh adalah yang pertama, sejumlah uang tertentu. Apakah upah itu hanya ditentukan hanya dengan nilai uang dalam upah itu ? jadi harga uang kerja tidak sesuai dengan upah riil artinya komoditas yang dihasilkan tidak sesuai dengan upah yang diterima.

Karena itu, bila kita berbicara tentang naik atau turun upah kita harus ingat tidak hanya akan harga kerja dalam bentuk uang, upah nominal. Tetapi baik upah nominal, yaitu sejumlah uang yang untuk itu buruh menjual dirinya kepada kaum kapitalis, maupun upah riil, yaitu jumlah komoditi yang dapat dibelinya dengan uang itu, tidak menghabiskan hubungan-hubungan yang terkandung didalam upah sehingga membuat keuntungan besar bagi kapitalis. Upah sangat dipengaruhi oleh perbandingan keuntungan Pengusaha/kapitalis, laba kapitalis. Melalui pergantian upah terhadap kerja, si kapitalis mendapatkan nilai baru dari pekerja/buruh sebagai akumulasi modal.