• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS”

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 46-52)

3.1 Sejarah Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

Kebutuhan layanan kanker yang terpadu di Indonesia sudah lama dirasakan oleh para pakar penyakit kanker, termasuk para staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cita-cita untuk mendirikan sebuah rumah sakit kanker yang mampu memberikan layanan secara holistik dan terpadu telah lama dipendam. Kesempatan tersebut terbuka pada tahun 1988 ketika ketua Yayasan Dharmais, Bapak H. M. Soeharto, meminta Dr. dr. A. Harryanto Reksodiputro untuk memikirkan model rumah sakit kanker yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Dr. dr. A. Harryanto Reksodiputro segera menghubungi para pakar FKUI dan meminta nasihat Departemen Kesehatan serta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Maka, terbentuklah tim pembuatan usulan pendirian rumah sakit kanker pada bulan Oktober 1988. Usulan tersebut diselesaikan pada Desember 1988 kemudian diserahkan kepada ketua Yayasan Dharmais pada 9 Januari 1989.

Rumah Sakit Kanker “Dharmais” (RSKD) merupakan rumah sakit yang didirikan atas gagasan mantan Presiden Republik Indonesia Soeharto selaku Ketua Yayasan Dharmais yang merasa prihatin karena jumlah penderita kanker yang semakin meningkat dan menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia. Pengelolaan pasien kanker memerlukan alat-alat, fasilitas, dan obat yang mahal. Pasien yang mampu cenderung memilih berobat ke luar negeri karena pelayanan di sana dirasa lebih lengkap dan nyaman. Hal ini mendorong yayasan mendirikan suatu rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan lengkap, terpadu, nyaman, serta dapat dinikmati pasien yang mampu dan kurang mampu.

Pembangunan rumah sakit dimulai Mei 1991 pada bidang tanah seluas 63.540 hektar dan selesai 5 Juli 1993. Pada 30 Oktober 1993, RSKD diresmikan oleh Bapak Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia pada masa itu, di bawah Departemen Kesehatan. Namun, secara operasional dikelola oleh Yayasan Dharmais.

Krisis multidimensional akibat biaya operasional dan biaya perawatan yang meningkat pada awal tahun 1998 membuat RSKD diserahkan kepada Departemen Kesehatan secara utuh. RSKD diberikan otonomi khusus pada tahun 2000 dari pemerintah yaitu perubahan status secara resmi dan berlaku menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) sejak Februari 2002, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 128 Tahun 2000. Oleh karena itu, RSKD bisa mandiri dan rumah sakit diperbolehkan membuka fasilitas yang dapat memberikan profit kepada rumah sakit.

Adanya pergantian pemerintahan pada tahun 2005, menyebabkan semua rumah sakit yang berbentuk Perjan kembali ke unit masing-masing dan berstatus Badan Layanan Umum (BLU). BLU adalah instansi yang dibentuk dengan tujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat, berupa penyedia barang dan atau jasa yang dijual dengan mengesampingkan mencari keuntungan atau dengan menekankan pelayanan yang dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi dan produktifitas. Strategi ini diharapkan mampu merubah RSKD menjadi mandiri, menyejahterakan karyawan, dan siap berkompetisi dengan rumah sakit lain.

3.2 Visi, Misi, Moto, Falsafah, dan Budaya Kerja Rumah Sakit Kanker ”Dharmais”

3.2.1 Visi

Visi RSKD adalah menjadi rumah sakit dan pusat kanker nasional yang merupakan panutan dalam penanggulangan kanker di Indonesia.

3.2.2 Misi

Misi RSKD adalah melaksanakan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang bermutu tinggi di bidang penanggulangan kanker.

3.2.3 Motto

Motto RSKD ” yaitu tampil lebih baik, ramah dan profesional. 3.2.4 Falsafah dan Budaya Kerja

Falsafah yang dimiliki RSKD berbunyi rasa kebersamaan menyertai kegiatan terpadu demi mewujudkan pelayanan terhadap kesehatan. Budaya kerja yang ada di RSKD yaitu melakukan pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang bermutu tinggi di bidang kanker melalui aktualisasi SMILE !& C. Adapun yang dimaksud dengan SMILE !& C adalah:

33

Universitas Indonesia

S : Senyum dan selalu siap melayani

M : Mengutamakan mutu pelayanan, pencegahan pencemaran dan pengendalian dampak lingkungan, pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, untuk kepentingan dan keselamatan pengunjung, pasien dan karyawan. I : Ihklas dalam melaksanakan tugas

L : Loyal pada pimpinan dan berdedikasi dalam tugas serta taat pada peraturan perundangan yang berlaku.

E : Excellent dalam pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta disiplin administrasi yang tertib dan efisien.

! : Merupakan simbol optimis yang berarti mempunyai sikap selalu menghadapi segala tantangan dan hambatan dalam tugas.

C : Continually Improvement, senantiasa melakukan perbaikan mutu pelayanan, lingkungan, dan keselamatan kesehatan kerja (K3) secaraberkesinambungan

3.3 Maksud dan Tujuan Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

Maksud dan Tujuan RSKD adalah:

1. Meningkatkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kanker menuju pelayanan prima.

2. Meningkatkan manajemen rumah sakit. 3. Meningkatkan mutu profesionalisme.

4. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan.

5. Meningkatkan jangkauan pelayanan. 6. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

3.4 Fungsi Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

Untuk dapat mencapai maksud dan tujuan di atas, RSKD memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Melaksanakan upaya peningkatan pelayanan kesehatan. 2. Melaksanakan upaya pencegahan terjadinya penyakit kanker. 3. Melaksanakan upaya penyembuhan terhadap pasien kanker. 4. Melaksanakan upaya rehabilitasi terhadap pasien kanker.

5. Melaksanakan asuhan dan pelayanan keperawatan. 6. Melaksanakan rujukan kesehatan.

7. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan.

8. Melaksanakan penelitian dan penyebarluasan hasil penelitian. 9. Melaksanakan administrasi umum dan keuangan.

3.5 Kegiatan Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya RSKD menyelenggarakan kegiatan:

1. Pelayanan kesehatan paripurna kepada masyarakat baik dalam bentuk pelayanan promotif, preventif, kuratif, paliatif, dan rehabilitatif secara paripurna.

2. Pengembangan pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang onkologi yang meliputi molekuler, medik, bedah, radiasi, diagnostik serta pelayanan penunjangnya.

3. Pendidikan, pelatihan, penelitian dan usaha lain dalam bidang kesehatan. 4. Pengelolaan administrasi umum dan keuangan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3.6. Struktur Organisasi Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

Struktur organisasi RSKD dapat dilihat pada Lampiran 1. RSKD dpimpin oleh seorang dokter sebagai direktur utama yang diawasi oleh dewan pengawas. Direktur utama mebawahi empat direktur, yaitu:

1. Direktur Medik dan Keperawatan

Direktur ini membawahi bidang medik, keperawatan, dan rekam medik. Fungsi dari direktur ini adalah mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan medis di rumah sakit.

2. Direktur SDM dan Pendidikan

Direktur ini membawahi bagian sumber daya manusia, bagian pendidikan dan pelatihan, dan bagian penelitian dan pengembangan.

35

Universitas Indonesia

3. Direktur Keuangan

Direktur ini membawahi bagian keuangan, yang meliputi penyusunan anggaran, mobilisasi dana, akutansi, dan verifikasi.

4. Direktur Umum dan Operasional

Direktur ini mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan tata usaha, sistem informasi manajemen, dan pelayanan pelanggan.

3.7 Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

RSKD memiliki tiga blok bangunan yang terdiri dari bangunan rumah sakit, bangunan penelitian dan pengembangan serta asrama, dan bangunan penunjang. Bangunan rumah sakit digunakan untuk melakukan pelayanan kepada pasien. Bangunan ini meliputi :

1. Lantai dasar (Basement). Terdiri dari Instalasi Radiodiagnostik, Instalasi Radioterapi, Bagian Rekam Medik, Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu, Pusat Komputer, Unit Deteksi Dini Kanker.

2. Lantai 1. Terdiri dari Pintu utama lobby, Registrasi dan Informasi, Layanan Pelanggan Instalasi Patologi Klinik, Instalasi Patologi Anatomi dan Kamar Jenazah, Satelit Farmasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan (termasuk Unit Diagnostik Terpadu, Unit Prosedur Diagnostik dan Endoskopi, Unit Rawat Singkat), Instalasi Gizi, Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia.

3. Lantai 2. Terdiri dari Poliklinik Rawat Jalan Kanker (Poliklinik Onkologi), Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi Farmasi, Instalasi Bank Darah, Kafetaria umum, Ruang Serbaguna dan Minimarket, Satelit Farmasi Rawat Inap, Satelit Obat Tradisional, dan Unit Penerimaan Barang.

4. Lantai 3. Terdiri dari Instalasi Bedah Pusat, Instalasi Rawat Intensif, Ruang

Handling Cytotoxic Unit dan Intravena (IV) admixture, Health Care Unit

(HCU), Intensive Care Unit (ICU), Ruang Direksi, Badan Pelaksana Harian Dewan Penyantun, Ruang Administrasi dan Sekretariat.

5. Lantai 4. Terdiri dari Ruang Rawat Inap Kelas II, dan Ruang Rawat Anak. 6. Lantai 5. Terdiri dari Ruang Isolasi Imunitas Menurun (RIIM), Ruang Isolasi

7. Lantai 6 dan 7. Terdiri dari ruang rawat inap kelas VIP dan VVIP. 8. Lantai 8. Terdiri dari ruang inap Kelas I.

Ruang perawatan pasien dibagi menjadi ruang perawatan kelas I (Ruang mawar), II (Ruang Melati), III (Ruang Cempaka dan Anyelir), VIP, VVIP, ruang ICU, RIIM, dan RIRA. RIIM merupakan ruangan yang digunakan untuk pasien yang imunitas tubuhnya menurun atau mengalami penurunan jumlah leukosit karena efek kemoterapi, agar tidak mudah terinfeksi. Ruangan ini dilengkapi dengan sistem total protected environment atau sistem yang secara total menjaga lingkungan terhadap mikroorganisme penyebab infeksi, baik yang berasal dari tubuh pasien (endogen) maupun yang berasal dari lingkungan luar (eksogen), yakni dokter, perawat, alat-alat, udara, dan sebagainya. RIRA merupakan ruangan yang digunakan untuk pasien yang mendapatkan terapi dengan bahan radioaktif. Bangunan Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” meliputi:

1. Lantai 1: Gedung Auditorium, Instalasi Administrasi Pasien Jaminan.

2. Lantai 2 dan 3: Bagian Penelitian dan Pengembangan, Instalasi Layanan Pengadaan.

3. Lantai 4: Ruang Perawatan Jamkesmas (Ruang Teratai).

4. Lantai 5: Bagian Pendidikan dan Pelatihan, Perpustakaan, Instalasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

5. Lantai 6: Bagian Keuangan & Sumber Daya Manusia (SDM).

3.8 Akreditasi Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

RSKD merupakan rumah sakit khusus milik pemerintah dengan tipe A. Akreditasi RSKD masih mengikuti sistem akreditasi KARS 2007. RSKD juga telah mendapat sertifikasi dalam penerapan OHSAS 18001 : 2007, ISO 9000 : 2008, dan ISO 14001 : 2004 untuk seluruh pelayanan yang ada di rumah sakit. Sehingga sebanyak 16 pelayanan memperoleh akreditasi penuh tingkat lanjut tahun 2009 untuk yang kedua kalinya. Saat ini Rumah Sakit Kanker ”Dharmais” sedang mempersiapkan untuk akreditasi KARS 2012 di bulan September 2014. Selanjutnya direncanakan pada tahun 2015, RSKD akan menjalani akreditasi internasional yaitu JCI.

37 Universitas Indonesia BAB 4

TINJAUAN UMUM INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 46-52)