• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tuduhan terhadap Nabi Muhammad Saw yang

BAB IV KERAGUAN ORANG-ORANG MUSYIK

C. Tuduhan terhadap Nabi Muhammad Saw yang

Menurut bahasa, al-‟Azharī mengatakan, sihir adalah suatu pekerjaan untuk mendekati setan dan meminta pertolongan kepadanya. Menurutnya, pengertian asal dari sihir adalah mengalihkan sesuatu dari wujud yang sebenarnya kepada wujud lain.

Ketika tukang sihir melihat yang batil dalam bentuk hak dan membayangkan sesuatu dalam wujud yang bukan sebenarnya berarti ia telah menyihirnya dari wajahnya, yakni mengalihkannya.28

Menurut istilah (terminologi), Fakhruddīn al-Rāzī mengatakan, sihir dalam istilah syara‟ dikhususkan bagi sesuatu yang penyebabnya tidak terlihat (samar), terbayang dalam wujud yang bukan sebenarnya dan berlangsung melalui pemutar balikan dan tipuan.29

Menurut Ibn Qudāmah, sihir adalah bundelan (buhul), mantera-mantera dan ucapan yang diucapkan atau ditulis atau mengerjakan sesuatu yang menimbulkan pengaruh pada badan, hati atau akal orang yang terkena sihir dengan tidak menyentuhnya. Diantara sihir ada

27Al-Ṭabarī, Tafsīr al-Ṭabarī, jilid 25, 320-321.

28 Ibn Manzhūr, Lisān al-„Arab, jilid 4 (Beirut: Daru Sadir), 348.

29 Aḥmad ibn Muḥammad al-Fayyūmī, Al-Misḥbāh al-Munīr, 286.

yang bisa membunuh, menjadikannya sakit, menyebabkan seseorang tidak mampu melakukan hubungan seksual dengan istrinya, menceraikan hubungan suami istri, membuat orang marah atau menimbulkan rasa cinta diantara dua orang.30

Ibn al-Qayyim mengatakan, sihir terjadi akibat pengaruh roh jahat dan dorongan kekuatan alam tentang pengaruh tersebut.31

Ciri-ciri tukang sihir :32

Apabila salah satu tanda di bawah ini terdapat pada salah seorang yang biasa mengobati, maka tidak ragu lagi, dia adalah tukang sihir.

Tanda-tanda itu adalah:

1. Bertanya kepada pasien (yang kena sihir) tentang namanya dan nama ibunya.

2. Meminta satu benda “bekas” pasien yang mengandung bau keringatnya, seperti pakaian, peci, saputangan, dan lain sebagainya.

3. Meminta seekor hewan dengan sifat-sifat tertentu untuk disembelih tanpa menyebut nama Allah. Terkadang darah hewan itu dioleskan pada bagian tubuh pasien yang terasa sakit atau hewan tersebut dibuang ke suatu tempat yang tidak berpenghuni (puing-puing).

4. Menuliskan mantera-mantera.

5. Membaca mantera-mantera yang tidak dimengerti.

6. Memberikan kain penutup (hijab) kepada pasien untuk menutupi gambar persegi empat yang di dalamnya terdapat huruf-huruf atau angka-angka.

30 Ibn Qudāmah, Al-Mughnī, jilid 10 (Jakarta: Pustaka Azzam), 104.

31 Ibn Qayyim al-Jauziyah, Zād al-Ma‟ad fī Hādī Khairil Ibad, jilid 4 (Beirut:

Muassasah, 700 H), 126.

32 Wāḥid „Abdussalām Bālī, Ilmu Sihir dan Penangkalnya (Tinjauan Al-Qur‟an, Hadis, dan Ulama), cet. III (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996), 45-46.

78

7. Memerintahkan kepada pasien agar memisahkan diri dari orang banyak dalam masa tertentu dalam sebuah ruangan yang tidak tembus cahaya matahari (hijab).

8. Meminta pasien agar tidak menyentuh air dalam waktu tertentu, biasanya selama 40 hari. Permintaan demikian menunjukkan bahwa jin yang melayani tukang sihir tersebut adalah jin Nasrani.

9. Memberikan sesuatu kepada pasien untuk dikubur dalam tanah.

10. Memberi pasien kertas-kertas untuk dibakar dan melakukan pengasapan (perapian).

11. Berkomat-kamit dengan ucapan yang tidak dipahami.

12. Kadang-kadang tukang sihir memberitahu pasien tentang namanya, nama negerinya (tempat asalnya), dan kesulitan (problem) yang menyebabkan ia datang.

13. Menuliskan huruf-huruf terpisah pada selembar kertas atau pada piring yang terbuat dari tembikar putih dan menyuruh pasien untuk menghancurkan dengan air, lalu meminumnya.

Kisah nabi yang dituduh sebagai tukang sihir oleh orang-orang musyrik tercantum di dalam ayat al-Qur‟an yaitu surah Ṣad (38) ayat 4 yang berbunyi,

ٌر ّح ٰس ا َ ذ ٰو َ

ن ْو ِر ّؿ ٰ ك ْ

لا َ لا َ

ف َوۖ ْم ِىْن ّم ٌر ّذْن ُّم ْم ِوَءۤا َج ْنَا آْيِت ّشَعَو ۚ ٌبا َّ

ذ َ ك ٤

“Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka dan orang-orang kafir berkata: “Orang ini adalah pesihir yang banyak berdusta.” (Shad/38:4) Maksud ayat ini ialah, orang-orang musyrik Quraisy heran dengan adanya seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka yang mengingatkan mereka akan adzab Allah atas kekafiran mereka

kepada-Nya, bukan malaikat yang datang kepada mereka dari langit dengan membawa peringatan tersebut.33

Firman Allah,

اْماُ اْىَ يِّ ةٌراِ اْ يُّ اْماُ اَء اَج اْ اَ اْ اُىَ اِجاَعاَ

“Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka.” „An dengan kedudukan nasab dengan arti, mereka akan kedatangan. Ada yang mengatakan, Ini bersambung dengan firman-Nya

ٍا اَ اِ اَ ٍ وَّز اِع اِ

, artinya dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit dan mereka heran. Dan firman-Nya

اَ اْكاَ اْ اَ اْماَ

“Betapa banyak yang telah Kami binasakan,” sebagai bantahan. Ada yang mengatakan, “Tidak bersambung, akan tetapi ia merupakan ibtida‟ (permulaan) yang artinya, karena bodohnya mereka memperlihatkan sikap heran dengan datangnya seorang pemberi peringatan,”

ةٌراِ هٰ اَ هٰ اَ اْ اُراِ هٰكاْل اَ اَ اَ

“Dan orang-orang kafir berkata: “Orang ini adalah sihir”, maksudnya mengucapkan kata-kata bohong yang bisa menipu orang-orang. Ada yang mengatakan, “Dengan sihirnya ia bisa memisahkan orang tua dari anaknya dan suami dari istrinya.

ةٌ وَّ اَ

“Yang banyak berdusta” maksudnya mengaku sebagai nabi.”34 Kemudian pada surah Yūnus (10) ayat 2 yang berbunyi,

80

“Pantaskah manusia menjadi heran bahwa Kami memberi wahyu kepada seorang laki-laki di antara mereka, “Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan.” Orang-orang kafir berkata, “Orang ini (Muhammad) benar-benar pesihir.” (Yunus/10:2) Kata

اً اَجاَع

(ajakan/heran) bermakna tercengang karena terjadi sesuatu di luar kebiasaan yang tidak diketahui apa sebabnya.

Kedatangan al-Qur‟an itulah yang membuat mereka sangat ta‟jub.

Keheranan mereka menimbulkan tanda tanya di kalangan kaum musyrik. Mereka terheran-heran, bagaimana mungkin ayat-ayatnya merupakan firman-firman Allah Swt. yang disampaikan-Nya melalui manusia? Di samping itu, mereka juga tercengang mendengar ayat-ayat al-Qur‟an yang berbeda dengan ucapan-ucapan mereka.

Sehingga, terkesan dalam diri mereka yang menduganya sihir. Dan Muhammad itulah sang penyihir.35

Tuduhan orang-orang musyrik kepada nabi ada juga pada surah al-Fūrqān(25) ayat 8 yang berbunyi, (hasil)nya?” Dan orang-orang yang zalim itu berkata: “kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir.” (Al-Furqan/25):8)

35 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, jilid 5, 320.

اِ اْ اَلاِ ىهٰ اْ اُىَ اْ اَ

“Atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya,” berada pada posisi rafa‟ (berharakat dhammah). Maknanya adalah, mengapa tidak diturunkan.36

ةٌلاْىَ اَ اِ اْ اَلاِ

“Kepadanya perbendaharaan”, maksudnya adalah, mengapa tidak.

اُ اَل اُ اْ اُكاَ اْ اَ

اَ اْىَ اِ اُ اُ اْ وَّ ةٌ وَّ اَج

“Ada kebun baginya, yang dia dapat makan

dari (hasil)nya?”. Ulama Madinah, Abū „Amr dan „Asyim membaca lafadz

اُ اُ اْ وَّ

dengan ya‟. Sedangkan Ulama Kufah membacanya dengan nun, yakni

اُ اُ اْ اَ

.37 Kedua qira‟ah itu baik dan membawa kepada maknanya. Namun demikian, qira‟ah dengan huruf ya‟ lebih jelas. Karena sebelumnya telah disebutkan kata “Nabi Saw.” satu-satunya, dan kembalinya dhamir (kata ganti) kepada nabi lebih jelas.

Demikian pendapat yang disebutkan oleh al-Nuḥās.38

اًراْ اُ اْ وَّ اً اُجاَر وَّلااِ اَ اْ اُ اِ وَّتاَىَ اْ اِ اَ اْ اُ اِ هٰاّظل اَ اَ اَ

“Dan orang-orang yang zalim itu berkata: “kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir”. Maksudnya adalah, orang-orang musyrik itu berkata kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya,

اَ اْ اُ اِ وَّتاَىَ اْ اِ

“Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti”, hai

36 Al-Qurṭubī, Tafsīr al-Qurṭubī, jilid 13, 15.

37 “Al-Qirā‟ah dengan rafa„ adalah al-Qirā‟ah yang tujuh (qirā‟ah ṣa‟bah) yang mutawāttir, seperti yang disebutkan dalam al-Iqnā (1/14) dan Taqrīb al-Nasyr (151)”.

38 “Lihat I‟rāb al-Qur‟ān, jilid 3, 152”.

82

kaum, dengan kalian mengikuti Muhammad,

اً اُجاَر وَّلااِ

“Seorang lelaki”, yang terkena sihir.39

Apabila nabi (untuk menunjukkan bukti kenabian dalam bentuk mukjizat) melakukan hal di luar kebiasaan yang orang lain tidak mampu melakukannya, maka penyihir juga bisa melakukan hal yang menakjubkan, yang orang lain tidak mampu melakukannya. Lantas apa perbedaan mukjizat dan sihir ? Berikut penulis paparkan beberapa perbedaan antara mukjizat dan sihir:

1. Dari sihir tidak akan muncul satu hal yang nyata. Penyihir mempengaruhi indra dan kesadaran orang-orang, sehingga hal yang tidak nyata tampak nyata.

2. Untuk proyeknya itu penyihir memerlukan latihan-latihan khusus, atau mereka membaca zikir-zikir dan wirid-wirid (mantra-mantra) tertentu, atau menggambar dan menulis sesuatu. Sementara mukjizat, untuk melakukannya tidak memerlukan latihan khusus.

Cukup dengan kehendak dan keinginan seorang nabi, maka terwujudlah dengan bantuan dan pertolongan Allah Swt.

3. Mukjizat tidak akan pernah kalah. Yakni ketika nabi ingin mewujudkan sesuatu, maka dengan pasti akan terjadi. Dan tiada seorang pun yang mampu mencegah kejadiannya, atau mendustakannya setelah kejadian. Karena bersumber dari kekuatan Tuhan. Dan sihir tidaklah demikian adanya, sebab boleh jadi si penyihir yang lebih kuat mengalahkannya atau membatilkannya.

Sihir termasuk ilmu dan profesi. Berbeda dengan mukjizat yang bukanlah objek latih (dapat dipelajari). Manusia biasa dengan

39Al-Ṭabarī, Tafsīr al-Ṭabarī, jilid 19, 316.

belajar dan latihan bisa menjadi penyihir, dan sama sekali tidak berkaitan dengan keimanan dan hubungan dengan Tuhan serta bantuan-Nya. Sedangkan kekuatan atas mukjizat adalah anugerah Tuhan dan tidak diperoleh dengan cara belajar dan latihan. Dan pemilik mukjizat memiliki keimanan yang sangat tinggi dan memiliki hubungan yang dalam dengan Allah Swt.

Sebagai nabi dan rasul, Rasulullah Saw. merangkum beberapa hal yang tidak terangkum sebelumnya pada diri seorang nabi dan rasul sebelum beliau. Rasulullah Saw. memiliki mukjizat-mukjizat berupa kejadian-kejadian luar biasa (adikodrat) yang bersifat indrawi. Dan di antara kejadian-kejadian adikodrati ini ada yang bisa digolongkan sebagai “mukjizat terminologis” (al-mu‟jizah al-isthilāḥiyyah), misalnya peristiwa isrā‟ mi‟rāj dan terbelahnya bulan menjadi dua, karena ada unsure tantangan di dalamnya. Namun ada juga kejadian-kejadian adikodrati yang hanya sebatas sebagai bentuk penghargaan (takrim) pada Nabi Saw. dan penguatan (tatsbīt) bagi orang-orang yang beriman kepadanya. Misalnya keluar air dari jari-jari nabi, melipat gandanya makanan yang sedikit untuk orang banyak, ratapan nostalgia batang kurma, dan sebagainya.

Mukjizat-mukjizat indrawi ini sebagian didokumentasikan oleh al-Qur‟an. Misalnya peristiwa isrā‟ mi‟rāj yang dilansir oleh hadis-hadis sahih dalam Imam Bukhari, Muslim, dan imam-imam penyusun kitab hadis lainnya. Meski hadis-hadis ini tidak mencapai tingkat kemutawatiran yang diakui dalam disiplin mushthalah hadis, namun ia memiliki nilai plus berupa ketenaran (al-syahrah), sebagai indikator pendukung qara‟in), juga adanya penerimaan terhadapnya (al-qobul) yang membuatnya menempati posisi kredibel dan meyakinkan.

84

Keberadaan mukjizat pada Nabi Muhammad Saw. inilah sebagai bukti nyata pengutusannya sebagai nabi.40

D. Tuduhan Terhadap Nabi Muhammad Saw. yang Dianggap