• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Heterokedastisitas

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH: MERY LASMARITO PURBA (Halaman 60-0)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.10 Uji Asumsi Klasik

3.10.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokeditas menurut Erlina (2011) salah satu asumsi yang penting dari model regresi linear adalah varian residual bersifat homokedastisitas atau bersifat konstan. Umunya heterokedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data cross section (silang waktu) daripada data time series (runtut waktu). Hal ini bukan berarti model yang menggunakan data runtut waktu bebas dari heterokedisitas.

Suatu model dikatakan terdapat gejala heterokedisitas jika koefisien parameter beta tidak signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa data model empiris yang diestimasi tidak terdapat heterokedisitas. Dengan kata lain. Data dari rekapitulasi menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai nilai signifikansi di atas taraf kepercayaan 5 persen, sehingga variabel bebas tidak menyebabkan terjadinya heterokedastisitas.

3.11 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Kuncoro (2013), analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Menurut Sugiono (2008) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

0.00 – 0.199 = Sangat Rendah 0.20 – 0.399 = Rendah

0.40 – 0.599 = Sedang 0.60 – 0.799 = Kuat 0.80 – 1.000 = Sangat Kuat

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji t (Regresi Parsial)

Menurut Taciana dkk (2013), pengujian t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dapat juga dikatakan jika t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel maka hasilnya signifikan dan berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika t hitung < t tabel atau -t hitung > -t tabel maka hasilnya tidak signifikan dan berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini dapat juga dikatakan sebagai berikut:

H0 ditolak jika t hitung > t tabel H0 diterima jika t hitung < t tabel

Tingkat kepercayaan adalah 95% ( α = 0,05 ).

3.12.2 Uji F (Regresi Simultan)

Taciana dkk (2014), pengujian F atau pengujian model digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari analisis regresi signifikan atau tidak, dengan kata lain model yang diduga tepat/sesuai atau tidak. Jika hasilnya signfikan, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika hasilnya tidak signifikan, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini dapat juga dikatakan sebagai berikut:

H0 ditolak jika F hitung > F tabel H0 diterima jika F hitung < F tabel

Tingkat kepercayaan adalah 95% ( α = 0,05 ).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara

Untuk lebih efektifnya pengelolaan SDA dan didasarkan kepada Undang-undang No. 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-undang No.1/2004 Tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pelaksanaannya terbentuknya Balai Wilayah Sungai, adalah sebagai berikut :

1. undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-undangNo.1/2003 Tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pelaksanaannya

2. Undang-undang No.7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air.

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 286/PRT/M/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dep. PU.

4. Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. B/1616/M.PAN/6/2006.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.12/PRT/M/2006 s/dNo.15/PRT/M/2006tentang Organisasi danTata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis.

7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 385 /KPTS/M/ 2006 tentang

Pembebasan dan Pengangkatan Pejabat Pemimpin Eselon III.a pada Balai Dilingkungan Dep. PU

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber daya Air.

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Tata cara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air.

Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air berkedudukan di Jalan Jenderal Besar DR.A.H.Nasution No.30 Pkl. Masyhur Medan. Tujuan dan tugas pokok Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air adalah :

1. Pengelolahan sumber daya air pada wilayah sungai yang meliputi konservasi, pendayagunaan sumber air dan pengendalian daya rusak air pada sungai, danau, waduk, bendungan, tampungan air lainna dan pantai.

2. Meningkatkan kemampuan sumber daya air serta untuk meningkatkan persediaan air guna memenuhi kebutuhan sumber daya air secara efektif

3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengoperasian dan pemeliharaan prasarana sumber daya air.

4.2 Metode Analisis Deskriptif

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara. Kuesioner sebagai data primer dalam penelitian ini telah disebarkan kepada sampel yang telah ditentukan.

Tabel-tabel dalam penjelasan berikut menjelaskan karakteristik responden yang berjumlah 50 orang.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden (Orang) Presentase

Pria 21 42%

Wanita 29 58%

Total 50 100%

Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai yang menjadi responden berdasarkan jenis kelamin adalah pria yang berjumlah 18 orang atau 36%, sementara wanita berjumlah 29 orang atau 64%.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Responden (Orang) Presentase

<5 Tahun 0 0%

5-6 tahun 12 24%

6-7 tahun 31 62%

7-8 Tahun 5 10%

>10 Tahun 2 4%

Total 50 100%

Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

Berdasarkan data yang ada pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai yang menjadi responden berdasarkan lama bekerja adalah lebih dari 10 tahun yang berjumlah 2 orang atau 4%, sementara pegawai yang bekerja selama 7-8 tahun berjumlah 5 orang atau 10%, pegawai yang bekerja selama 6-7 tahun berjumlah 31 orang atau 62% dan pegawai yang bekerja 5-6 tahun berjumlah 12 orang atau 24%.

3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (Orang) Presentase

D3 16 32%

S1 30 60%

S2 4 8%

S3 0 0%

Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

Berdasarkan data yang ada pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai yang menjadi responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah Strata-1 yang berjumlah 30 orang

atau 60%, sementara pegawai yang berpendidikan Dilpoma berjumlah 16 orang atau 32%, dan pegawai yang berpendidikan Strata-2 berjumlah 4 orang atau 8%.

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

Berikut akan disajikan penilaian-penilaian responden terhadap variabel dalam penelitian ini 1. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kompensasi Finansial (X1) Tabel 4.4 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X1

Pertanyaan STS TS N S SS Total

Rata-Rata

F % f % f % f % f % f %

p1 0 0 0 0 17 34 23 46 10 20 50 100 3.86 p2 0 0 0 0 16 32 23 46 11 22 50 100 3.9 p3 0 0 0 0 15 30 28 56 7 14 50 100 3.84 p4 0 0 0 0 20 40 22 44 8 16 50 100 3.76 p5 0 0 0 0 16 32 23 46 11 22 50 100 3.9 p6 0 0 0 0 10 20 34 68 6 12 50 100 3.92

Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu mengenai apakah peningkatan kompensasi finansial mampu meningkatkan prestasi kerja pegawai diketahui bahwa 20% menjawab sangat setuju, 46% menjawab setuju, 34% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu mengenai kompensasi finansial merupakan faktor utama yang menentukan prestasi kerja pegawai, dan diketahui bahwa 22% menjawab sangat setuju, 46% mejawab setuju, 32% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu Kompensasi finansial yang diberikan secara langsung akan lebih dihargai untuk menjadi motivasi dalam

meningkatkan kinerja, dan diketahui bahwa 14% menjawab sangat setuju, 56% mejawab setuju, 30% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu kebijaksanaan perusahaan

untuk memberikan kompensasi finansial secara tidak langsung akan kurang dihargai dan diketahui bahwa 14% menjawab sangat setuju, 56% mejawab setuju, 30% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu Pekerjaan yang berisiko tinggi tidak dipenuhi dengan kompensasi langsung yang memadai dan diketahui bahwa 22% menjawab sangat setuju, 46% mejawab setuju, 32% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu motivasi dan semangat kerja terpacu dengan gaji yang diterima dan diketahui bahwa 12% menjawab sangat setuju, 68% mejawab setuju, 20% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

2.Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kepemimpinan Transformasional (X2)

Tabel 4.5 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X2

Pertanyaan STS TS N S SS Total

Rata-Rata

f % f % F % f % f % f %

p1 0 0 0 0 14 28 24 48 12 24 50 100 3.96

p2 0 0 0 0 13 26 24 48 13 26 50 100 4

p3 0 0 0 0 11 22 28 56 11 22 50 100 4

p4 0 0 0 0 17 34 24 48 9 18 50 100 3.84

p5 0 0 0 0 11 22 28 56 11 22 50 100 4

p6 0 0 0 0 12 24 30 60 8 16 50 100 3.92

Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu Pemimpin yang bijak dan cerdas adalah pemimpin yang mampu memberikan sugesti dengan baik agar mampu meningkatkan knerja pegawai diketahui bahwa 24% menjawab sangat setuju, 48% menjawab setuju, 28% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu kepemimpinan yang otoriter akan menekan kemampuan seseorang untuk berprestasi secara sempurna dan diketahui bahwa 26% menjawab sangat setuju, 48% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu Seorang pemimpin yang bijaksana akan memberikan arahan dan bimbingan dan diketahui bahwa 22%

menjawab sangat setuju, 56% mejawab setuju, 22% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu Pimpinan yang menghargai bawahannya dengan baik dan diketahui bahwa 18% menjawab sangat setuju, 48% mejawab setuju, 34% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu dan diketahui bahwa 22% menjawab sangat setuju, 56% mejawab setuju, 22% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu Pimpinan memberikan kesempatan pada bawahan untuk mencapai sesuatu dengan caranya sendiri dan diketahui bahwa 16% menjawab sangat setuju, 60% mejawab setuju, 24% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Motivasi Kerja (X3) Tabel 4.6 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X3

Pertanyaan STS TS N S SS Total

Rata-Rata

f % f % f % f % f % f %

p1 0 0 0 0 15 30 28 56 7 14 50 100 3.84

p1 0 0 0 0 13 26 27 54 10 20 50 100 3.94

p3 0 0 0 0 13 26 24 48 13 26 50 100 4

p4 0 0 0 0 12 24 25 50 13 26 50 100 4.02

p5 0 0 0 0 10 20 34 68 6 12 50 100 3.92

p6 0 0 0 0 12 24 30 60 8 16 50 100 3.92

Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu Faktor utama yang menjadi motivasi kerja adalah gaji, bonus, dan berbagai tunjangan yang menggiurkan dan diketahui bahwa 14% menjawab sangat setuju, 56% menjawab setuju, 30% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu Setiap pegawai yang bekerja akan membutuhkan motivasi tidak hanya dalam bentuk finansial tetapi juga non finansial misalnya berbagai pelatihan kerja dan diketahui bahwa 20% menjawab sangat setuju, 54% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu Motivasi kerja sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja seseorang sebagai pegawai dan diketahui bahwa 26% menjawab sangat setuju, 48% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu Motivasi kerja akan dianggap sebagai sebuah solusi untuk meningkatkan kinerja dan diketahui bahwa 26%

menjawab sangat setuju, 50% mejawab setuju, 24% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu Pemberian penghargaan bagi pegawai yang berprestasi akan memberi motivasi kerja pegawai dan diketahui bahwa 12% menjawab sangat setuju, 68% mejawab setuju, 20% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu Setiap hasil kerja yang telah dilaksanakan layak mendapat penghargaan dan diketahui bahwa 16% menjawab sangat setuju, 60% mejawab setuju, 24% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

4. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kepuasan Kerja (X4) Tabel 4.7 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X4

Pertanyaan STS TS KS S SS Total

Rata-Rata

f % f % F % f % f % f %

p1 0 0 0 0 8 16 25 50 17 34 50 100 4.18

p2 0 0 0 0 7 14 30 60 13 26 50 100 4.12

p3 0 0 0 0 14 28 27 54 9 18 50 100 3.9

p4 0 0 0 0 5 10 27 54 18 36 50 100 4.26

p5 0 0 0 0 15 30 25 50 10 20 50 100 3.9

p6 0 0 0 0 16 32 23 46 11 22 50 100 3.9

Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016 Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu Pemahaman atasan terhadap pekerjaan sudah baik dan diketahui bahwa 34% menjawab sangat setuju, 50%

menjawab setuju, 16% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu Seseorang tidak menemukan kesulitan dalam bekerja sama dengan rekan sekerjanya dan diketahui bahwa 26% menjawab sangat setuju, 60% mejawab setuju, 14% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu Atasan memberikan kesempatan untuk penyampaian ide-ide atau masukan yang mungkin bergunadan diketahui bahwa 18% menjawab sangat setuju, 54% mejawab setuju, 28% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu seseorang ditempatkan sesuai dengan keahliannya dan diketahui bahwa 36% menjawab sangat setuju, 54%

mejawab setuju, 10% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu seseorang merasa lebih puas karena melaksanakan tugas dengan baik dan diketahui bahwa 20% menjawab sangat setuju, 50% mejawab setuju, 30% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu seseorang merasa lebih puas karena dapat menggunakan metodenya dalam bekerja dan diketahui bahwa 22%

menjawab sangat setuju, 46% mejawab setuju, 32% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

5. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Lingkungan Kerja (X5) Tabel 4.8 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X5

Pertanyaan STS TS KS S SS Total

Rata-Rata

f % f % f % f % f % f %

p1 0 0 0 0 12 24 30 60 8 16 50 100 3.92

p2 0 0 0 0 13 26 27 54 10 20 50 100 3.94

p3 0 0 0 0 11 22 28 56 11 22 50 100 4

p4 0 0 0 0 12 24 30 60 8 16 50 100 3.92

p5 0 0 0 0 16 32 23 46 11 22 50 100 3.9

p6 0 0 0 0 13 26 24 48 13 26 50 100 4

Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:

a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu seseorang akan mengharapkan sebuah lingkungan kerja yang nyaman agar dapat bekerja dengan baik dan mampu meningkatkan kinerja sebagai pegawai dan diketahui bahwa 16% menjawab sangat setuju, 60% menjawab setuju, 24% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu Lingkungan kerja dianggap sebagai salah satu ukuran yang penting untuk menentukan kinerja dan diketahui bahwa 20% menjawab sangat setuju, 54% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu Lingkungan kerja yang nyaman dan bersih membuat seseorang merasa nyaman dalam bekerja sehingga memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu dan diketahui bahwa 22% menjawab sangat setuju, 56% mejawab setuju, 22% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu Susana kerja dalam kantor nyaman dengan kondisi kebersihan yang ada dan diketahui bahwa 16% menjawab

sangat setuju, 60% mejawab setuju, 24% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu Hubungan kekelurgaan yang baik sangat berpengaruh terhadap kinerja dan diketahui bahwa 22% menjawab sangat setuju, 46% mejawab setuju, 32% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu Fasilitas yang lengkap walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang kelancaran kinerja pegawai dan diketahui bahwa 26% menjawab sangat setuju, 48% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

6. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Peningkatan Kinerja (Y) Tabel 4.9 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Y

Pertanyaan STS TS KS S SS Total

Rata-Rata

f % f % F % f % f % f %

p1 0 0 0 0 14 28 27 54 9 18 50 100 3.9

p2 0 0 0 0 13 26 24 48 13 26 50 100 4

p3 0 0 0 0 13 26 25 50 12 24 50 100 3.98

p4 0 0 0 0 14 28 25 50 11 22 50 100 3.94

p5 0 0 0 0 13 26 28 56 9 18 50 100 3.92

p6 0 0 0 0 15 30 23 46 12 24 50 100 3.94

Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:

a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu pegawai yang mampu memiliki prestasi kerja yang baik sangat layak untuk diberikan kompensasi finansial dan mampu meningkatkan kinerja sebagai pegawai dan diketahui bahwa 18% menjawab sangat setuju, 54% menjawab setuju, 28% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu Peningkatan kinerja merupakan sebuah ukuran untuk menilai sejauh mana loyalitas seseorang sebagai pegawai di dalam sebuah perusahaan/organisasi dan diketahui bahwa 26% menjawab sangat setuju, 48% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu yang bertanggung jawab secara penuh terhadap peningkatan kinerja setiap pegawai adalah pemimpin di dalam sebuah perusahaan tersebut dan diketahui bahwa 24% menjawab sangat setuju, 50%

mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu seseorang akan memberikan peningkatan kinerja yang baik apabila Anda diberikan motivasi kerja yang cukup, lingkungan kerja yang baik, dan bahkan pemimpin yang bijaksana dan diketahui bahwa 22% menjawab sangat setuju, 50% mejawab setuju, 28% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu Dengan pengetahuan yang saya miliki, saya mampu meningkatan kinerja sebagai seorang pegawai dan diketahui bahwa 18% menjawab sangat setuju, 56% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu Untuk meningkatkan kinerja di dalam sebuah perusahaan, maka yang harus dilakukan pihak perusahaan adalah senantiasa memberikan apresiasi yang bersifat membangun dan diketahui bahwa 24%

menjawab sangat setuju, 46% mejawab setuju, 30% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

4.3 Uji Kualitas Data 4.3.1 Uji Validitas

Data penelitian yang telah terkumpul kemudian diolah untuk menguji kualitas data berupa uji validitas dan reliabilitas. Dari hasil uji validitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS menunjukkan bahwa koefisien korelasi pearson moment untuk setiap item butir pernyataan dengan skor total variabel peningkatan kinerja (Y), kompensasi finansial (X1), kepemimpinan transformasional (X2), motivasi kerja (X3), peningkatan kerja (X4) dan lingkungan kerja (X5) signifikan pada tingkat signifikansi 0,01 dan 0,05. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa setiap item indikator instrumen untuk kualitas audit tersebut valid. Secara ringkas hasil uji validitas variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Instrumen No.

Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

4.3.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Shot, artinya satu kali pengukuran saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lainnya atau dengan kata lain mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha (α) untuk masing-masing variabel

adalah lebih besar dari 0,60, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item-item instrumen untuk masing-masing variabel adalah reliabel. Hasil uji reliabilitas secara rinci ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

Kompensasi Finansial 0,945 6

Kepemimpinan Transformasional 0,879 6

Motivasi Kerja 0,872 6

Kepuasan Kerja 0,874 6

Lingkungan Kerja 0,836 6

Peningkatan Kinerja 0,874 6

Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas

Normalitas data merupakan hal yang sangat penting karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi (Priyatno, 2014:69). Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Kriteria pengambilan keputusan:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi klasik.

b. Jika data tidak menyebar di sekitar garis diagonal dan/tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik.

Hasil dari output SPSS dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2016

Pada gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa data meyebar disekitar garis diagonal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk lebih memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka akan dilakukan uji Kolmogrov-Smirnov (One Sampel KS) dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal.

Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan 𝛼 = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas 𝑝, dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas 𝑝 ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Tabel 4.12 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 50

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.17538422

Most Extreme Differences Absolute .085

Positive .085

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .604

Asymp. Sig. (2-tailed) .858

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2016

Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui nilai probabilitas 𝑝 atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,858. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah 𝛼 = 0,05. Karena nilai probabilitas 𝑝, yakni 0,858, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05.

Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Priyatno (2014), multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien kolerasinya tinggi atau bahkan bernilai 1). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebasnya.

Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien kolerasi tidak tertentu dan kesalahan

menjadi sangat besar. Jelas sekali bahwa, uji ini bertujuan untuk menguji apakah ada atau tidaknya kolerasi antara variabel independen. Hasil uji multikolinieritas dapat diliha pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Kompensasi Finansial (X1) .250 3.995

Kepemimpinan Transformasional (X2) .393 2.542

Motivasi Kerja (X3) .334 2.992

Kepuasan Kerja (X4) .640 1.563

Lingkungan Kerja (X5) .246 4.067

Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2016

Pada tabel 4.13 menjelaskan tentang besarnya tolerance dan VIF untuk masing-masing variabel independen. Semua variabel independen menunjukkan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya masalah multikolinearitas.

4.4.3 Uji Heterokedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X.(Ghozali (2013) menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH: MERY LASMARITO PURBA (Halaman 60-0)