METODE PENELITIAN
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.6.1 Validitas Instrumen
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsepyang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana: 2009). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi construct validity, content validity, dan face validity
Construct validity menunjukkan asumsi alat ukur yang dipakai mengandung definisi operasional yang tepat,dari suatu konsep teoritis (Margono: 2007).
Construct validity hampir samadengan konsep, keduanya merupakan abstraksi dan generalisasi yang perlu diberi definisi sedemikian rupa sehingga dapat diamati dan diukur (Masidjo: 1995). Content Validity sering digunakan untuk menilai hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sejuah mana siswa menguasai materi yang disampaikan (Arifin: 2009). Masih pada ahli yang sama, face validity
merupakan pengukuran atribut yang konkret serta menyangkut penilaian para ahli maupun pengguna alat ukur tersebut. Penjelasan validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.10.
Tabel 3.10
Penjelasan instrumentasi yang digunakan dalam penelitian
Teknik Pengumpulan
Data
Instrumen Tahapan Jenis Validitas Cara Pengujian
Instrumen Wawancara Pedoman wawancara analisis kebutuhan guru Studi Pendahuluam Validitas isi / Content Validity
Dilakukan oleh validator yang ahli dalam
pengembangan kurikulum. (Dosen) Pedoman wawancara anlisis kebutuhan siswa Studi Pendahuluan Validitas isi / Content Validity
Dilakukan oleh validator yang ahli dalam
pengembangan kurikulum. (Dosen) Pedoman Forum Group Discussion (FGD) Pengembangan Produk Validitas isi / Content Validity
Dilakukan oleh validator yang ahli dalam
pengembangan kurikulum. (Dosen)
Pedoman wawancara untuk pendapat guru sesudah hasil uji coba lapangan terbatas Uji Coba Lapangan Terbatas Validitas isi / Content Validity
Dilakukan oleh validator yang ahli dalam
pengembangan kurikulum. (Dosen)
Observasi Lembar obeservasi
Validasi Produk - Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 128) Uji Coba Lapangan Terbatas - Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 128) Kuesioner Kuesioner Penilaian RPPH Studi Pendahuluan - Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 125) Validasi Produk - Instrumen Terstandar
(Kemendikbud, 2014: 125) Kuesioner Penilaian Silabus Studi Pendahuluan Kuesioner pendapat siswa sesudah uji coba lapangan terbatas Uji coba lapangan terbatas Validitas isi / Content Validity
Dilakukan oleh validator yang ahli dalam
pengembangan kurikulum. (Dosen)
Validitas permukaan / Face Validity
Dilakukan lewat pendapat / komentar guru terhadap kuesioner.
Dokumentasi Tes (Pretest &
Posttest) Uji coba lapangan terbatas Validitas isi / Content Validity
Dilakukan oleh validator yang ahli dalam
pembelajaran (dosen) dan Guru Kelas I SD
Validitas permukaan / Face Validity
Dilakukan lewat pendapat / komentar guru terhadap soal yang disusun Validitas
konstruk /
construct validity
Dilakukan melalui uji validitas di lapangan
Validitas pedoman wawancara untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa serta wawancara komentar guru terhadap keefektifan RPPH berbasis
permainan anak dalam uji coba terbatas menggunakan content validity oleh ahli dan face validity melalui wawancara. Ahli memberikan skor pada instrumen dalam validasi pedoman wawancara. Ahli juga memberikan komentar terkait kesesuaian indikator dengan pedoman pertanyaan. Peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan saran ahli. Pedoman yang digunakan untuk observasi kegiatan pembelajaran, penilaian silabus, RPPH guru dan produk RPPH oleh peneliti sudah terstandar. Oleh karena itu peneliti tidak melalukan uji validitas lagi dengan asumsi bahwa instrumen tersebut sudah terstandar oleh lembaga pendidikan tertentu.
Validitas yang dilakukan untuk kuesioner siswa setelah kegiatan uji coba terbatas meliputi contentvalidity, dan face validity. Content validity untuk kuesioner siswa dilakukan oleh ahli. Dalam kuesioner ahli tidak memberikan skor, namun hanya memperbaiki kriteria dalam instrumen. Face validity
kuesioner pendapat siswa dilakukan kepada 2 orang siswa yang menjadi subjek dalam uji coba terbatas. Siswa pertama memberikan komentar “Bu, aku centang yang senyum ya bu..?”. Komentar siswa pertama menunjukkan siswa tidak kesulitan dalam memahami perintah dalam kuesioner. Siswa yang kedua
memberikan komentar “Seneng bu, aku yang gambar senyum”. Komentar siswa yang kedua menunjukkan bahwa kuesioner mudah dipahami oleh siswa. Hasil
face validity oleh dua orang siswa tersebut menunjukkan kuesioner mudah dipahami sehingga peneliti tidak merubah ataupun mengganti item dalam kuesioner.
Validitas soal evaluasi menggunakan content validity, construct, dan face validity, content validity dilakukan oleh ahli untuk melihat kesesuaian antara indikator dengan soal. Validasi ahli tidak memberikan skor melainkan hanya memberikan komentar agar memperbaiki beberapa soal yang kurang sesuia dengan indikator. Construct validity dapat dihitung menggunakan rumus korelasi
point biserial ( ) menurut Mundir (2013). Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Rumus validitas soal
Keterangan:
= koefisien korelasi point biserial yang dicari
= rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 1 = rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 0 s = simpangan baku dari keseluruhan data interval
p = proporsi kasus berkategori 1 q = proporsi kasus berkategori 0
Validitas soal evaluasi dapat dihitung dengan cara manual, yaitu dengan membandingkan rpbi hitung dalam hal ini korelasi point biserial dengan rpbi tabel. Suatu soal dapat dikatakan valid yaitu apabila rpbi hitung lebih besar dari rpbi tabel. Jumlah siswa pada kelas II adalah 33 siswa, maka r tabelnya sebesar 0,344 pada taraf signifikansi 5% dan 0,422 pada taraf signifikansi 1% (Sugiyono: 2011).
Peneliti melakukan validitas soal evaluasi dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 untuk lebih mempermudah dalam perhitungannya. Astuti (2014) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui suatu soal dikatakan valid
yaitu dengan melihat tanda asterix (**) yang disebut sebagai correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed) atau tanda asterix (*) yang disebut sebagai
correlation is significant at the 0.05 level (2 tailed). Sama halnya dengan penjelasan Astuti, Taniredja & Mustafidah (dalam Dambariana: 2014) menyatakan bahwa, cara mengetahui validnya suatu soal dari output SPSS dengan melihat tanda ** yang berarti koefisien validitas sangat signifikan dengan tingkat kepercayaan 99%, sedangkan tanda * berarti tingkat kepercayaannya sebesar 95%. Peneliti mengujikan 40 soal pilihan ganda kepada siswa kelas II SD. Uji soal menghasilkan 19 soal yang valid. Face validity diambil dari komentar siswa kelas II. Siswa memberikan komentar “asik dapet soal banyak gambarnya”. Komentar siswa menunjukkan soal memiliki gambar yang menarik.Komentar siswa menunjukkan bahwa soal mudah dimengerti oleh siswa dan memiiki gambar yang menarik. Hasil validitas yang diperoleh hanya menggunakan soal yang valid dengan tidak melakukan perubahan soal.