• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Sosial Kebiasaan Antri Di Masyarakat Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Sosial Kebiasaan Antri Di Masyarakat Bandung"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL KEBIASAAN ANTRI DI MASYARAKAT BANDUNG

Oleh:

Dedy Agus Setyawan 51909045

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan antri sering dilakukan bahkan sudah menjadi rutinitas sehari-hari, dimanapun, kapanpun dan dalam situasi apapun kebiasaan tertib antri harus diterapkan. Kebiasaan tidak antri sering menjadi masalah di masyarakat. Ungkapan “Budayakan Antri” yang biasa terdengar hanyalah sebuah wacana, tanpa ada pencapaian maupun tindakan yang menjadi suatu kebiasaan sehari-hari. Dikarnakan kurang pedulinya masyarakat dalam menciptakan kedisiplinan yang dimulai dari diri sendiri.

Tugas Akhir ini mengangkat tentang kampanye sosial “KEBIASAAN ANTRI DI MASYARAKAT BANDUNG”. Dengan adanya kampanye sosial tentang kebiasaan mengantri di masyarakat diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat agar tertib dalam mengantri.

(2)

Abstract

DESIGNING SOCIAL CAMPAIGN QUEUED HABITS ON BANDUNG

CITIZEN.

By:

Dedy Agus Setyawan

51909045

Study Programme Visual Communication Design

In social life activities are often performed even queue has become a daily routine, anywhere, anytime and in any situation should be applied to queue orderly habits. Habits are not queuing is often a problem in the community. The phrase "Queued of culture" commonly heard was a discourse, without any achievement or action becomes a daily habit. because less concerned for the community in creating a discipline that starts from ourselves.

This final project raised about the social campaign "QUEUED HABITS ON BANDUNG CITIZEN ". With the social campaign on customs queue in the community is expected to change people's behavior in order to orderly queue.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat kegiatan antri sering dilakukan bahkan sudah menjadi rutinitas sehari-hari, dimanapun, kapanpun dan dalam situasi apapun. Tentunya dalam kegiatan antri kebiasaan tertib antri harus selalu diterapkan oleh siapapun yang menjadi pelaku dalam kegiatan antri tersebut. Kebiasaan tidak antri sudah menjadi suatu masalah yang tidak asing lagi di masyarakat. Hal tersebut bisa ditemui dalam pelayanan publik atau umum, dimulai dari tidak tertibnya masyarakat dalam suatu antrian sehingga mengakibatkan kinerja di pelayanan publik tidak berjalan secara optimal.

Ungkapan “Budayakan Antri” yang biasa terdengar ternyata hanya menjadi sebuah wacana tanpa ada pencapaian maupun tindakan yang menjadi suatu kebiasaan sehari-hari di lingkungan masyarakat. Seharusnya kedisiplinan bermula dari diri sendiri, namun dewasa ini rasa peduli masyarakat dalam menciptakan sikap kedisiplinan semakin berkurang. Antri merupakan kebiasaan masyarakat cerdas yang mengutamakan kebersamaan, kesabaran dan keselamatan. Kegiatan antri dapat menciptakan kebersamaan dalam suatu masyarakat sehingga hubungan sosial dapat terjalin dan terjaga dengan baik. Melalui antri maka akan tercipta kesadaran dalam diri masyarakat, antri memberi sebuah pelajaran bahwa segala sesuatu membutuhkan proses. Kegiatan antri akan menciptakan ketertiban di dalam masyarakat, dengan terwujudnya ketertiban di dalam masyarakat maka keselamatan bersama akan terwujud pula.

(4)

yang kurang memadai, seperti kurangnya regulasi atau aturan dalam menciptakan antrian dan juga hanya tempat tertentu saja yang menyediakan fasilitas khusus untuk antrian.

Bandung adalah kota yang terkenal akan keramahan penduduknya dan kepedulian terhadap sesama sudah melekat dalam diri masyarakat Bandung. Hal ini dapat dilihat disetiap sudut kota Bandung terdapat berbagai gambar serta slogan yang menunjukan bahwa Bandung memiliki masyarakat yang ramah dan saling peduli. Pada tahun 2014 tepatnya di hari ulang tahun kota Bandung ke-204, Pemerintah kota Bandung memiliki program yang bertemakan “Friendly Bandung” dengan menggunakan slogan dalam Bahasa Sunda yaitu “someah” yang dalam Bahasa Indonesia memiliki arti “ramah”. Slogan tersebut terdapat pada gambar yang ada disepanjang jalan tiang penyangga jembatan Pasopati. Gambar tersebut memperlihatkan beberapa foto masyarakat Bandung dengan berbagai macam profesi yang menunjukan sikap keramahan masyarakat kota Bandung secara keseluruhan. Adanya foto dan slogan tersebut diharapkan mampu menyampaikan budaya masyarakat kota Bandung terhadap masyarakat pendatang di kota Bandung. Budaya ramah yang terdapat pada masyarakat kota Bandung tentunya dapat terwujud dari sikap antar individu masyarakat kota Bandung dalam menjaga ketertiban, dengan terjaganya ketertiban maka didalam masyarakat akan ada sikap saling menghargai dan terhindar dari konflik antar individu di dalam masyarakat tersebut.

(5)

lainnya. Fenomena tersebut terjadi karena kurang terstrukturnya regulasi dalam penyelenggara acara mengenai antri, serta kurang pedulinya akan ketertiban sesama pengunjung. Tertib merupakan masalah bersama yang harus dimulai dari diri sendiri dan tetap mengutamakan kebersamaan, kesabaran dan keselamatan.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka didapat identifikasi permasalahan sebagai berikut:

 Kurangnya kedisiplinan serta kesadaran masyarakat akan ketertiban dan keselamatan bersama.

 Kurangnya regulasi atau aturan mengenai antri dalam suatu pelayanan publik.

 Hanya tempat tertentu saja yang menyediakan fasilitas khusus antri.

I.3 Rumusan Masalah

Maka dapat dirumuskan masalah pada kebiasaan tidak antri di masyarakat adalah bagaimana peran serta penerapan kampanye sosial kebiasaan antri di masyarakat agar kegiatan antri di masyarakat berjalanan dengan baik dan benar, guna menciptakan ketertiban yang mencerminkan jatidiri atau sikap seseorang yang baik pula.

I.4 Batasan Masalah

Pemecahan masalah yang akan difokuskan pada kebiasaan antri dijadikan sebagai perilaku utama pada kehidupan bermasyarakat. Kampanye sosial ditujukan pada masyarakat di daerah Bandung dengan kisaran umur 17 sampai 30 tahun.

I.5 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan adalah sebagai berikut:

(6)
(7)

BAB II

KAMPANYE SOSIAL KEBIASAAN ANTRI DI MASYARAKAT

BANDUNG

II.1 Pengertian Kampanye

Rogers dan Storey (1987:7), kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.

Merujuk definisi tersebut, kampanye memiliki berbagai tujuan serta upaya untuk merubah perilaku, kesadaran, dan kepedulian. Agar kampanye berjalan dengan optimal guna terciptanya perubahan sikap maupun pola pikir di masyarakat, untuk itu perlunya riset beberapa aspek yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavior).

Charles U. Larson (1992:32), kampanye dibedakan menjadi beberapa macam, salah satu diantaranya ialah ideologically oriented campaign atau kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus, dan sering sekali berdimensi perubahan sosial, kampanye jenis ini sering disebut social change campaigns, yaitu kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah – masalah sosial perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.

Berdasarkan definisi diatas, pesan kampanye diharapkan dapat memberikan efek menggugah kesadaran maupun perhatian di masyarakat untuk lebih mengetahui dan memahami. Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi oleh prinsip persuasi, yaitu mengajak masyarakat luas atau publik untuk menerima serta melakukan kegiatan kampanye atas dasar sukarela.

II.2 Jenis-jenis Kampanye

(8)

1. Kampanye Sosial adalah suatu kegiatan kampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan dan bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang terjadi.

2. Kampanye Politik yaitu kampanye yang menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat agar masyarakat memperoleh informasi tentang apa dan bagaimana suatu partai, program maupun visinya. Dengan demikian masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan dari partai tersebut untuk menentukan dipilih atau tidak.

3. Kampanye Promosi adalah kegiatan kampanye yang dilaksanakan dalam rangka promosi untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan dan sebagainya.

4. Kampanye Bisik yaitu kampanye yang dilakukan melalui gerakan untuk melawan atau mengadakan aksi secara serentak dengan cara mengabarkan kabar angin.

Dalam kampanye terdapat jenis kampanye negatif dan kampanye hitam (Black Campaign). Berikut adalah penjelasan mengenai kampanye hitam dan kampanye negatif:

1. Kampanye Hitam atau yang biasa dikenal sebagai black campaign adalah suatu model atau perilaku cara berkampanye yang dilakukan dengan menghina, memfitnah, mengadu domba, menghasut atau menyebarkan berita bohong yang dilakukan oleh seorang calon atau sekelompok orang atau partai politik atau pendukung seorang calon terhadap lawan atau calon lainnya. 2. Kampanye Negatif adalah kampanye yang menyerang lawan politik dengan

(9)

II.3 Tujuan Kampanye

Kampanye bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi yang berupa ajakan serta upaya untuk merubah pola pikir masyarakat agar turut serta dalam kegiatan kampanye, dalam kegiatan kampanye dilandasi oleh prinsif persuasif yakni mengajak masyarakat untuk menerima serta melakukan program kampanye atas dasar sukarela. Menurut (Ruslan, 2008) maka dapat disimpulkan bahwa unsur – unsur yang terkait pada suatu kampanye adalah:

1. Adanya suatu aksi, dalam hal ini yang dimaksud adalah demonstrasi yang dilakukan secara serentak untuk menuntut apa yang mereka inginkan kepada pihak yang bersangkutan.

2. Pesan dalam suatu kampanye. Pesan adalah hal yang sangat erat kaitannya karena apabila pesan yang disampaikan tidak jelas atau tidak sampai pada khalayak sasaran, maka kampanye tersebut gagal.

3. Unsur persaingan dalam suatu perebutan kedudukan maka dilakukan kampanye yang bertujuan agar mereka terpilih oleh massa serta mendapatkan kedudukan yang diinginkan.

4. Promosi merupakan salah satu unsur yang terkandung dalam kampanye karena promosi merupakan bagian dari kampanye, seperti dalam penjualan suatu produk atau produk iklan.

II.4 Kegiatan Antri Di Masyarakat

(10)

Gambar II.1 Antrian sesuai urutan

Sumber: http://antoncharlianetika.blogspot.com (19 Januari 2015)

Tertib dalam kegiatan antri merupakan sebuah tindakan sederhana yang sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat agar hubungan sosial tetap terjaga dengan baik serta keselamatan bersama akan terwujud. Tertib merupakan masalah bersama yang dimulai dari diri sendiri, kedisiplinan suatu individu menjadi faktor utama agar terciptanya ketertiban di masyarakat. Disisi lain persepsi masyarakat tentang antri adalah suatu kegiatan yang hanya membuang waktu dan juga terbatasnya suatu barang atau jasa yang dibutuhkan sehingga hanya bisa didapat kepada yang kuat serta cepat. Menurut Caldwell dan Spinks (1993) “Nilai yang dihayati dengan baik secara kolektif akan melahirkan budaya bahkan peradaban yang unggul” (72).

Gambar II.2 Antrian tidak optimal

(11)

Pada gambar II.2 terdapat suatu kegiatan antri yang tidak optimal, hal tersebut terjadi karena tidak terstrukturnya regulasi dalam pelayanan publik mengenai kegiatan antri, serta kurangnya kesadaran diri dari pelaku antri tehadap keselamatan.

II.5 Manfaat Antri

Kegiatan antri sangat bermanfaat baik untuk individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Störig (seperti dikutip Wattimena, 2013) manfaat tertib dalam antri :

 Dengan antri kegiatan dalam pelayanan publik akan berjalan dengan optimal serta dapat menghemat waktu.

 Dengan antri hubungan sosial akan terjaga dengan baik serta dapat menimbulkan rasa kebersamaan dalam masyarakat.

 Dengan antri akan terciptanya kesabaran dalam diri masyarakat yang memberi pelajaran bahwa segala sesuatu perlu proses.

 Dengan antri akan terciptanya ketertiban di masyarakat maka keselamatan bersama akan terwujud.

(12)

II.6 Antri dan Bandung

Kegiatan antri sering dilakukan bahkan sudah menjadi rutinitas dikehidupan sehari-hari, kapanpun dan dimanapun. Tentunya kebiasaan disiplin serta tertib harus selalu diterapkan oleh siapapun dalam kegiatan antri.

Sering sekali terdengar kalimat “Budayakan Antri”. Namun antri bukanlah sebuah budaya di negara ini. Antri adalah suatu kebiasaan yang harus ditanamkan sejak dini. Lain kata, antri merupakan kebiasaan masyarakat cerdas yang mengutamakan kebersamaan, kesabaran dan keselamatan. suatu hal yang sederhana namun sukar untuk dilaksanakan apabila tempat pelayanan publik tidak memadai, seperti kurangnya regulasi atau aturan dalam kegiatan antri. Namun peran individu di masyarakat yang peduli terhadap ketertiban sangatlah berperan dalam kegiatan antri.

Bandung adalah kota yang terkenal akan keramahan penduduknya, kepedulian terhadap sesama sudah melekat dalam diri masyarakat Bandung. Hal tersebut terbukti dari program Pemerintah kota Bandung yang bertemakan “Friendly

Bandung” yang memiliki slogan Bahasa Sunda yaitu “someah” yang memiliki arti “ramah”.

Pada gambar dibawah ini bertujuan untuk memberikan pesan kepada masyarakat pendatang kota Bandung bahwa masyarakat Bandung terkenal akan keramahan penduduknya.

Gambar II.4 Friendly Bandung

(13)

Budaya ramah yang terdapat pada masyarakat kota Bandung berdasarkan dari sikap individunya yang saling menghargai terhadap sesama sehingga ketertiban dan kedisiplinan dapat terwujud. Namun masih sering terlihat kegiatan antri yang tidak semestinya bahkan menimbulkan korban jiwa. Salah satu contoh kegiatan antri yang menimbulkan korban jiwa yaitu konser band “BESIDE” pada tanggal 9 februari 2008 di gedung AACC (Asia Afrika Culture Centre). Kejadian ini terjadi pada saat selesai acara dan pengunjung saling mendahului baris antrian untuk keluar dari gedung sehingga menimbulkan korban jiwa yang diakibatkan terinjak oleh pengunjung lainnya. Dalam hal tersebut, terjadi karena kurang terstrukturnya regulasi terkait antri, serta kurang tertanamnya rasa peduli dalam diri akan kedisplinan dan ketertiban demi keselamatan bersama. Padahal kegiatan antri sangatlah sederhana dan banyak manfaat di balik kegiatan menunggu giliran tersebut, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Menurut Caldwell dan Spinks (1993) “Nilai yang dihayati dengan baik secara kolektif akan melahirkan budaya bahkan peradaban yang unggul” (72).

II.7 Edukasi dan Tertib Antri

(14)

Gambar II.5 Menyalahi Antrian

Sumber: kamuindonesiabangetkalau.wordpress.com (19 Januari 2015)

(15)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Kegiatan antri sudah menjadi suatu masalah yang sering dihadapi dilingkungan masyarakat, perlunya partisipasi dari masyarakat pula agar dapat terciptanya ketertiban dan keselamatan bersama. Mengingat salah satu fenomena yang telah terjadi, maka diperlukannya media yang melibatkan keturutsertaan masyarakat agar dapat memahami bahwa ketertiban akan terwujud bila dilakukan secara bersama. Tertib antri merupakan masalah bersama yang dimulai dari diri sendiri. Menurut Caldwell dan Spinks (1993) “Nilai yang dihayati dengan baik secara kolektif akan melahirkan budaya bahkan peradaban yang unggul” (72)

Media kampanye sosial merupakan media yang efektif dalam pemecahan suatu masalah sosial ini. Dalam kampanye sosial perlunya strategi perancangan agar kampanye tepat pada target audiens yang dituju, yang bersifat menyadarkan serta mengajak masyarakat untuk lebih memahami betapa pentingnya ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat.

III.1.1 Khalayak Sasaran Perancangan

Dalam suatu perancangan diperlukan target audiens agar suatu perancangan tepat pada sasaran yang dituju dalam kampanye ini. Masalah kebiasaan antri sangatlah luas karna kegiatan antri masih sering digunakan dalam suatu pelayanan publik. Maka dari itu khalayak sasaran perancangan ditujukan kepada masyarakat yang bernotabene sebagai berikut:

Demografis

Usia : 17 – 30 tahun

Gender : Laki-laki dan perempuan Status Ekonomi : semua kalangan

(16)

mengenal status ekonomi karena didalam kegiatan antri semua orang akan setara dan tidak memandang status sosialnya.

Geografis

Wilayah penyebaran yang ditujukan pada masyarakat yang berada di Indonesia yang di fokuskan pada daerah Bandung.

Psikografis

Ditujukan kepada masyarakat Bandung yang memiliki kesibukan dengan kegiatan sehari – hari yang memiliki kebiasan sebagai berikut:

- Suka berinteraksi dengan media internet.

- Memiliki profesi sebagai Pekerja, Pelajar, Mahasiswa, Ibu Rumah Tangga.

- Sering beraktifitas di luar ruangan dan sedikit beraktifitas didalam ruangan.

- Sering melakukan kegiatan antri dan merasa jenuh dengan kegiatan tersebut.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Proses penyampaian informasi dari kampanye sosial ini melalui pendekatan visual dan pendekatan verbal yang disesuaikan dengan target audiens, yaitu sebagai berikut:

III.1.2.1 Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal akan menggunakan bahasa Indonesia formal yang sering digunakan dalam lingkungan sehari-hari. Agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh target audiens.

(17)

atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang. Berikut pendekatan verbal yang digunakan dalam kampanye sosial ini:

Headline “Aku Tertib Untuk Bandung”

III.1.2.2 Pendekatan Visual

Pendekatan visual pada kampanye ini akan menggunakan desain yang dirancang dengan gaya gambar kartun dengan mengikuti perkembangan zaman. Serta disesuaikan dengan target audiens dari segi demografis, geografis dan psikografis.

III.1.3 Strategi Kreatif

Agar kampanye berjalan dengan optimal perlunya program dalam pelaksanaan kampanye yaitu “AKU TERTIB UNTUK BANDUNG”. Yang menggunakan kata “AKU” memiliki arti keturutsertaan dalam diri yang menjadi bagian untuk mensukseskan kampanye ini. Agar pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat Bandung dapat tersampaikan dengan baik maka isi dari kampanye harus mudah dipahami, diikuti dan turut serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada program kampanye terdapat informasi yang edukatif tentang manfaat tertib antri dilingkungan masyarakat serta diadakannya seminar bertemakan “AKU TERTIB UNTUK BANDUNG” yang akan dihadirkan wali kota Bandung sebagai pembicara dari manfaat tertib dalam kegiatan antri.

III.1.4 Strategi Media

(18)

III.1.4.1 Media Utama  Video Infografis

Tujuan dasar dari pembuatan Video Infografis untuk memberikan informasi berupa edukasi yang bermanfaat yang di dapat dari antri yang dikemas dengan tampilan yang menarik serta mengikuti perkembangan zaman. Media ini dipilih karena audio visual mencakup segala aspek indera pendengaran dan penglihatan, sehingga target audiens dapat mengerti informasi yang disampaikan.

III.1.4.2 Media Pendukung:

Media pendukung merupakan suatu media tambahan atau pelengkap agar kampanye berjalan optimal, maka media pendukung meliputi:

Event

 Media Internet (Facebook, Twitter, Youtube)

III.1.5 Strategi Distribusi

(19)

Pada media T-shirt akan dibagikan kepada volunteer yang turut kesertaan dalam kesuksesan event ini.

III.2 Konsep Visual III.2.1 Format Desain

Format video infografis ini menggunakan tampilan widescreen karena sudut pandangan mata seseorang memiliki sifat horizontal, agar mendapatkan suatu kenyamanan saat menonton. Berikut adalah spesifikasi format video tersebut:

Custom video for windows - Frame size : 1920x 1080px - Frame rate : 30fps

- Aspect ration : PAL widescreen 16:9 - Color depth : 24 bith

(20)

III.1 Storyboard

Sumber : dokumentasi pribadi (4 Desember 2014)

III.2.3 Tipografi

(21)

DKcrayonCrumble

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z

01234567890

!@#$%^&*()

III.2.4 Ilustrasi

Ilustrasi karakter, elemen, dan background yang akan digunakan adalah kartun. Karakter ilustrasi ini menggunakan wali kota Bandung sebagai tokoh utama. Gaya ilustrasi yang digambarkan tidak detail, menggunakan outline pada tokoh, namun elemen pelengkap tidak menggunakan outline. agar memiliki kesan tegas pada gambar serta lebih fokus kepada tokoh karakter.

(22)

III.3 Referensi Karakter

Sumber : dokumentasi pribadi (4 Desember 2014)

III.2.5 Warna

Kursrianto (2009) menjelaskan “Warna merupakan aspek yang dapat membuat suatu gambar terlihat hidup, karena masing-masing warna mampu memunculkan respon secara psikologis” (h.47). Berikut adalah warna-warna yang dipilih dalam proses pembuatan video.

III.4 Color Picker

Sumber : dokumentasi pribadi (19 Desember 2014)

(23)

Dalam setiap warna memiliki makna yang berbeda-beda, beberapa daftar warna dan makna menurut Rustan (2008:73).

Coklat

Tenang, berani, kedalaman, makhluk hidup, alam, kesuburan, desa, stabil, tradisi, ketidaktepatan, fasisme, tidak sopan, bosan, cemar, berat, miskin, kasar, tanah, membumi, selera makan, menyehatkan dan simpel.

Hitam

Klasik, baru, ketakutan, depresi, kemarahan, kematian, kecerdasan, pemberontak, misteri, ketiadaan, modern, kekuatan, hal-hal duniawi, formal, elegan, kaya, gaya, kejahatan, serius, anarki, kesatuan, professional dan duka.

Merah

Perayaan, kekayaan, nasib baik, suci, tulus, perkawinan, perkabungan, setan, gairah, kuat, energy, api, cinta, roman, gembira, cepat, panas, ambisi, pemimpin, maskulin, tenaga, bahaya, perang, marah, radikal, martir, roh kudus dan agresi.

Kuning

Sinar matahari, gembira, bahagia, tanah, optimis, cerdas, idealism, kaya, musim panas, harapan, udara, pengecut, sakit, takut, tidak jujur, serakah, lemah, bergaul, feminism, persahabatan, berani dan tuhan.

Biru

Laut, manusia, produktif, isi dalam, langit, damai, kesatuan, harmoni, damai, tenang, percaya, sejuk, kolot, air, es, setia, bersih, teknologi, musim dingin, depresi, idealism, udara, bijaksana, bumi, kebenaran dan cinta.

III.2.6 Suara

(24)

III.2.7 Logo

Konsep logo menggunakan konsep tangan sedang mengacungkan jempol yang merupakan simbol dari kebaikan, keramahan dan kesopanan.

III.6 Logogram

Sumber : dokumentasi pribadi (14 Februari 2015)

III.7 Referensi Logogram

Sumber : dokumentasi pribadi (14 Februari 2015)

III.8 Logotype

(25)

III.9 Zona Batas Pada Logo

Sumber : dokumentasi pribadi (14 Februari 2015)

Definisi Logo :

Logo “AKU TERTIB UNTUK BANDUNG” memiliki elemen yang diambil dari tangan kanan sedang mengacungkan jempol, namun terdapat gambar orang yang sedang berbaris yang melakukan kegiatan antri.

Zona Batas :

(26)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI VIDEO INFOGRAFIS AKU TERTIB UNTUK BANDUNG

IV.1 Material Produksi

Dalam pembuatan video infografis sangat dibutuhkannya komputer yang memiliki spesifikasi besar dan mampu mengolah data dengan cepat. Agar dapat mempersingkat waktu dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Berikut adalah spesifikasi yang digunakan dalam produksi video infografis ini:

IV.1.1 Perangkat Keras  Spesifikasi Komputer

Processor : AMD Phenom II X4

Motherboard : Gigabyte GA-MA770-UD3 Hardisk : Seagate

Perangkat lunak atau software sangat dibutuhkan dalam suatu proses produksi video ini, karena software merupakan alat utama dalam proses digital pembuatan video. Software yang digunakan dalam pembuatan video infografis sebagai berikut:

(27)

IV.2 Teknis Produksi

Perancangan media video infografis akan dilakukan melalui beberapa tahap teknis produksi yaitu pra produksi, produksi dan pasca-produksi :

IV.2.1 Pra Produksi

Pra produksi adalah proses pembuatan konsep yang akan dilanjutkan pada tahap produksi, berikut adalah tahap pra produksi :

Storyline

Storyline berfungsi untuk membuat alur cerita yang berkelanjutan agar sebuah konsep tersusun sesuai rencana.

Storyboard

Storyboard berfungsi untuk mempermudah proses produksi dalam menentukan sudut pandang pengambilan gambar, tata letak, efek dan transisi video.

Ilustrasi

Dalam proses pembuatan ilustrasi menggunakan software Adone Illustrator CS6. Pada tahap ini akan dibuat konten dan material ilustrasi yang akan dibutuhkan dalam proses produksi, seperti: karakter, property, background, dan lain-lain. Layers pada Adobe Illustrator harus dipisahkan agar dapat dianimasikan di Adobe After Effect.

(28)

IV.2 Pemisahan layers pada Adobe Illustrator CS6 Sumber : dokumentasi pribadi (19 Desember 2014)

Narasi

Proses pembuatan narasi dilakukan pengambilan suara menggunakan software Adobe Audition CS6.

(29)

IV.2.2 Produksi

Pada tahapan produksi akan dilakukan proses motion atau pergerakan gambar yang sudah dibuat di Adobe Illustrator CS6. Produksi video infografis ini menggunakan software After Effect CS6. Untuk mempermudah proses produksi, penulis membuat composition pada setiap scene, teknik ini dilakukan agar composition tersusun dengan rapih.

Gambar IV.4 Proses Produksi Pada Adobe Aftereffect CS6 Sumber : dokumentasi pribadi (19 Desember 2014)

(30)

IV.2.3 Pasca Produksi

Pada tahap pasca produksi, akan dilakukan proses rendering di Adobe After Effect CS6. Berikur adalah aturan rendering video :

Render Setting :

- Format: Quicktime (.mov) - Video Codec: H.264 - Resolution: 1920x1080px - Channel: RGB

- Depth: Millions of Colours

Gambar IV.6 Proses Rendering pada Adobe After Effect CS6

Sumber : dokumentasi pribadi (19 Desember 2014)

IV.3 Media Pendukung Spanduk

(31)

Gambar IV.7 Spanduk

Sumber : dokumentasi pribadi (4 Februari 2015)

Material : Superplex Ukuran : 200 x 70

Teknis Produksi : Digital Printing

Billboard

Billboard merupakan media pendukung yang digunakan untuk menyebarkan informasi pentingnya berupa ajakan untuk antri dengan tertib. Yang akan diaplikasikan pada Billboard dipinggir jalan raya. Berupa miniature 1:100.

Gambar IV.8 Billboard

(32)

Material : Art Paper

Ukuran : 20 x 10 skala (1:100) miniatur Teknis Produksi : Digital Printing

Poster

Poster merupakan media pendukung yang digunakan untuk menyebarkan informasi pentingnya berupa manfaat antri dengan tertib dalam berupa infografis.

Gambar IV.9 Poster Infografis

Sumber : dokumentasi pribadi (4 Februari 2015)

Material : Mate paper Ukuran : 40 x 40

(33)

Gambar IV.10 Poster

Sumber : dokumentasi pribadi (4 Februari 2015)

Material : Mate paper Ukuran : 40 x 40

Teknis Produksi : Digital Printing

Gambar IV.11 Poster

(34)

Material : Art Paper

Ukuran : A3

Teknis Produksi : Digital Printing

Flyer

Flyer merupakan media pendukung yang digunakan untuk menyebarkan informasi pentingnya berupa manfaat antri dengan tertib dalam berupa infografis.

Gambar IV.12 Flyer Infografis

Sumber : dokumentasi pribadi (4 Februari 2015)

Material : Art paper 140

Ukuran : A5

Teknis Produksi : Digital Printing

T-Shirt

(35)

Gambar IV.13 T-Shirt

Sumber : dokumentasi pribadi (4 Februari 2015)

Material : Cotton 20s

Ukuran : M

Teknis Produksi : DTG

Media Internet

Penyebaran media utama melalui media internet yang terdiri dari Facebook, Twitter, Youtube.

Gambar IV.14 Facebook

(36)

Gambar IV.15 Twitter

Sumber : dokumentasi pribadi (4 Februari 2015)

Gambar IV.16 Youtube

(37)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL KEBIASAAN ANTRI

DI MASYARAKAT BANDUNG

DK 38315 / Tugas Akhir Semester I 2014-2015

Oleh:

Dedy Agus Setyawan 51909045

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(38)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

II.4 Kegiatan Antri Di Masyarakat... 7

II.5 Manfaat Antri ... 9

II.6 Antri dan Bandung ... 10

II.7 Edukasi Terkait Tertib Antri ... 11

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL...13

III.1 Strategi Perancangan ... 13

III.1.1 Khalayak Sasaran Perancangan ... 13

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 14

(39)

III.1.2.2 Pendekatan Visual ... 15

III.1.3 Strategi Kreatif ... 15

III.1.4 Strategi Media ... 15

III.1.4.1 Media Utama ... 16

III.1.4.2 Media Pendukung ... 16

III.1.5 Strategi Distribusi ... 16

III.2 Konsep Visual ... 17

III.2.1 Format Desain ... 17

III.2.2 Storyboard ... 17

BAB IV TEKNIS PRODUKSI VIDEO INFOGRAFIS AKU TERTIB UNTUK BANDUNG...25

IV.1 Material Produksi ... 25

IV.1.1 Perangkat keras ... 25

IV.1.2 Perangkat Lunak (software) ... 25

IV.2 Teknis Produksi ... 26

IV.2.1 Pra Produksi ... 26

IV.2.2 Produksi ... 28

IV.2.3 Pasca Produksi ... 30

IV.3 Media Pendukung ... 30

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(40)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Bertens, K. (2013). ETIKA, Yogyakarta: Kanisius

Effendi Umar (2011). Perilaku Manusia, Banjarmasin: Catilla

Muhammad, A (2011), Ilmu Sosial Budaya Dasar, Bandung: Citra AditiaBakti

Nurdiaman, Aa. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara, Bandung: Grafindo.

Rustan, S. (2009). Font dan Tipografi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. ________ (2009). Layout, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

________ (2010). Mendesain Logo, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Soelaeman, Munandar (1998). Ilmu Sosial Dasar, Bandung: Refika Aditama

Wattimena, R. (2010). Bangsa Pengumbar Hasrat, dari Filsafat Anti Gosip sampai dengan Kaderisasi Terorisme, Surabaya: Sang Timur.

___________ (2012). Menjadi Pemimpin Sejati, Jakarta: Evolitera. ___________ (2013). Dunia dalam Gelembung, Evolitera, Jakarta, 2013.

Media dan Jurnal Online

PSHK. (22/10/2013). Kaidah Sosial dan Ketaatan Hukum.

http://pshk.or.id/site/?q=id/content/kaidah-sosial-dan-ketaatan-hukum

Reza A.A Wattimena. (22/10/2013). Antri Donk.. Pak.. Bu.. Mas.. Mbak. http://rumahfilsafat.com/2013/09/21/antri-donk-pak-bu-mas-mbak-2/

Niwa Dwitama. (22/10/2013). HANTRI (Hak Antri).

(41)

Markus Dominggus Lere Dawa. (22/10/2013). MENGAPA TIDAK MAU ANTRI? http://www.scribd.com/doc/37545001/Mengapa-Tidak-Mau-Antri

(42)

RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Dedy Agus Setyawan Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat / Tanggal Lahir : Tangerang, 07 Agustus 1990 Warga Negara : Indonesia

Tinggi , Berat Badan : 169cm , 50kg

Agama : Islam

Alamat : Binong Permai B22 / 23 Curug, Tangerang. No. Telp. : 087774666844

Email : setyaszandoors@gmail.com

II. Pendidikan

(43)
(44)
(45)
(46)

Gambar

Gambar II.1 Antrian sesuai urutan
Gambar II.3 Hubungan sosial yang baik dalam antrian Sumber: http://exbb.blogdetik.com (19 Januari 2015)
Gambar II.4 FriendlySumber: http://arcom2005.com/bandung-memperkenalkan-city-brandingnya- Bandung friendly-bandung
Gambar II.5 Menyalahi Antrian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu tujuan dari perancangan kampanye ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kebakaran dan memberikan arahan tentang tindakan pencegahan kebakaran

Saran untuk kampanye ini agar informasi tentang kebaya encim dan event ditambah lagi karena belum rinci, media kampanye yang digunakan lebih beragam dan menarik khususnya anak

Remaja Kota Bandung dengan media visual. Judul tentang Perancangan Kampanye Gaya Hidup Sehat Bersepeda bagi Remaja. Kota Bandung dipilih karena topik ini sesuai dengan tema

Berdasarkan masalah tersebut, penulis membuat sebuah perancangan kampanye yang berfungsi agar para remaja kota Bandung dapat mulai mau untuk mencoba olahraga sepeda gunung dengan

Merancang perancangan kampanye sosial untuk mahasiswa di Kota Bandung agar dapat sarapan pagi yang sehat dengan terjadwal dan rutin.

Benar telah menyelesaikan studi Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Media Kampanye Bahaya Seks Bebas Bagi Kalangan Remaja di Kota

Dari data yang didapat oleh penulis sehingga dilakukan perancangan kampanye pengelolaan sampah plastik dengan metode ecobrick di Kota Bandung yang akan

Oleh karena itu, tujuan dari perancangan ini adalah untuk mendorong generasi muda di Bandung agar dapat meningkatkan kecakapan hidup dan bekerja melalui seminar atau