• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Atas Standard Operating Procedures (SOP) Seksi Pengolahan Data Dan Information Pada Kantor Seksi Pengolahan Data Dan Informasi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegalega

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Atas Standard Operating Procedures (SOP) Seksi Pengolahan Data Dan Information Pada Kantor Seksi Pengolahan Data Dan Informasi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegalega"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang Penulisan

Sesuai dengan amanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa Tujuan Nasional Negara Indonesia adalah : “Melindungi segenap bangsa dan seluruh

tumpah darah Indonesia memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Semua tujuan di atas dapat dicapai tidak

terlepas dari masalah pendanaan dan biaya, sedangkan biaya yang dibutuhkan

tentunya tidaklah sedikit, karena semua tujuan tersebut diatas berhubungan dengan seluruh rakyat Indonesia yang telah menembus angaka 230.000 juta jiwa, sudah

menjadi tugas negara untuk mewujudkan semua tujuan nasional diatas, instrumen pembiayaan dari tujuan-tujuan di atas tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Di dalam susunan APBN terdapat dua pos, yaitu pos penerimaan dan pos

pengeluaran. Salah satu sumber penerimaan negara dalam APBN yang berasal dari dalam negeri adalah berasal dari penerimaan pajak. Peranan penerimaan pajak dalam mendukung pembiayaan APBN dari tahun ke tahun senantiasa meningkat, sesuai

(2)

negara ditetapkan sebesar Rp. 272.175,1 Milyar, hal ini berarti 70% dari belanja

negara sebesar Rp. 374.351,3 Milyar akan dibiayai melalui penerimaan dari sektor pajak. Hal ini menunjukkan bahwa pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara memiliki peranan yang semakin menentukan dalam mewujdkan tujuan

nasional negara Republik Indonesia.

Data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sangat diperlukan

guna mendukung kelancaran proses penerimaan. Untuk itulah peranan Seksi Pengolahan Data dan Informasi pada Kantor Pelayanan Pajak merupakan suatu hal yang patut diperhatikan dalam kaitan tugasnya menyediakan data yang akurat,

relevan dan tepat waktu tersebut.

Namun pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan Standart Oprating Prosedur (SOP) Seksi Pengolahan Data dan Informasi yaitu Kendala pada sistem kerja komputer (Hardware/software) dan adanya pemadaman bergilir yang di adakan oleh pihak

insatnsi terrentu yang bisa menghambat kerja pegawai DJP khususnya seksi PDI yang mengandalkan lisktrik untuk merekam data yang masuk ke KPP Bandung Pratama

(3)

Dalam laporan PKL ini penulis mencoba untuk memberikan gambaran

tentang Standard Operating Prosedur (SOP) yang di kerjakan di dalam seksi (PDI) pengolahan data dan informasi.

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk menuangkan hasil dari kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan PKL di Kantor Pelayanan Pratama bandung tegallega maka penulis memilih judul “TINJAUAN ATAS STANDARD

OPERATING PROCEDURES (SOP) SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA”

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Adapun maksud yang hendak dicapai penulis dengan mengadakan kerja praktek adalah untuk melihat langsung kegiatan yang terdapat pada Kantor Pelayanan Pajak

(4)

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

1.Untuk mengetahui Standart Operating Procedures (SOP) pada Unit

Pengolah Data dan Informasi yang meliputi:

a. Untuk mengetahui Tata Cara Pemerosesan dan Penatausahaan Dokuman Masuk di Seksi PDI Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

b. Untuk mengetahui Tata Cara Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak Berdasarkan Potensi Pajak, Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Pada Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

c. Untuk mengetahui Tata Cara Pembentukan Bank Data Pada Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

d. Untuk mengetahui Tata Cara Pemanfaatan Bank Data Pada Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

e. Untuk mengetahui faktor Kendala dan Upaya Pelaksanaan Kerja Pada Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Bandung Tegallega

(5)

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Kegunaan yang dapat diperoleh dengan dilaksanakannya kerja praktek terbagi

menjadi empat, yaitu:

1. Bagi Penulis

a) Menambah pengetahuan mengenai Standat Oprating Procedures (SOP) yang di kerjakan di dalam seksi pengolahan data dan informasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegal lega.

b) Mendapatkan pengalaman kerja praktek di dunia kerja yang sesungguhnya.

c) Mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat

selama masa perkuliahan ke dalam dunia kerja yang nyata.

2. Bagi Tempat Kerja Praktek

a) Membantu meringankan sebagian dari pekerjaan pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega, khususnya pada seksi pengolahan data dan informasi.

b) Dapat dijadikan sebagai masukan untuk bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan, salah satunya yaitu dalam merekrut pegawai baru sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

(6)

a) Sebagai sarana pengukuran keberhasilan proses belajar mengajar dan kualitas

mahasiswa/i Universitas Komputer Indonesia Bandung, khususnya pada Program Studi Akuntansi.

b) Memperoleh masukan guna pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

c) Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan kepercayaan dan menjalin kerja sama

dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

4. Bagi Pihak Lain

Pihak lain yang dimaksud adalah pembaca. Laporan kerja praktek ini bermanfaat

sebagai bahan referensi atau pertimbangan dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam hal kerja praktek, khususnya bagi mereka yang kelak akan

melaksanakan kuliah praktek kerja dan akan menyusun laporan kerja praktek.

1.4 Metode Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Kerja Praktek

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan laporan ini adalah metode Block

Release, yaitu metode pelaksanaan kuliah kerja praktek dalam satu periode tertentu.

(7)

1. Studi Lapangan

Penulis mengumpulkan data dengan mengadakan peninjauan langsung untuk memper

oleh informasi tentang perumusan yang dibahas pada kantor pelayanan pajak

pratama bandung tegal lega yaitu dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Observasi (Pengamatan Langsung)

Pengumpulan data dengan pengamatan sebagaimana Moh. Nazir menyebutkan bahwa:

“Cara pengambilan data dengan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk

keperluan tersebut”.

(2003:175)

Observasi dilakukan di kantor pelayanan pajak pratama bandung tegallega.

b) Wawancara

Menurut Irawan Soehartono, pengumpulan data dengan cara wawancara adalah :

“Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara

langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder)”.

(8)

Wawancara dilakukan dengan pegawai negeri direktorat jendral pajak yang ada di

kkp pratama bandung tegallega.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca literature dan buku-buku yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

Menurut Moh. Nazir, studi kepustakaan adalah :

“Mengadakan studi literature yang telah ada, mencari sumber data sekunder yang

akan mendukung penelitian untuk mengetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan dengan penelitian yang berkembang”.

(2003:93)

1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Kuliah Kerja Praktek dilakukan oleh penulis pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta Nomor 216.

(9)

9

2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

Sejarah pajak mula-mula berasal dari Negara Perancis pada zaman

pemerintahan Napoleon Bonaparte, yang pada zamannya beliau terkenal dengan nama “Cope Napoleon”. Pada masa itu Negara Belanda dijajah oleh

Negara Perancis. System pajak yang diterapkan Perancis kepada Belanda

diterapkan pula oleh Belanda kepada Indonesia pada saat Belanda menjajah Indonesia, yang ada saat itu dikenal dengan “Oor Logs-Overgangs Blasting”

(Pajak Penghasilan). Konsep pajak itu kemudian dibuat pada tahun 1942 di Australia saat Indonesia masih diduduki tentara Jepang.

Maksud dari peralihan mengenai pajak ini merupakan suatu peraturan yang dibuat untuk mempersiapkan bilamana dikemudian hari penjajah Jepang

ditarik kembali dari Indonesia.

Pemungutan pajak ini oleh pemerintah Belanda dilaksanakan oleh sutu badan yaitu “ Deinspetie van Vinancian”, yang kemudian diganti nama

menjadi “Zeinenbu” oleh pemerintah Jepang pada tanggal 15 Maret 1942.

Lima bulan kemudian, 15 Agustus 1942, nama tersebut diganti menjadi “Kantor Inspeksi Keuangan” dan berkantor di Gedung Concordia (sekarang

(10)

Pada tanggal 21 Agustus 1947 bersamaan dengan Agresi Militer

Berlanda 1, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung di pindahkan ke Bandung Selatan di Kabupaten Soreang, bersama-sama dengan Tentara Keamanan Rakyat berevakuasi. Setelah Agresi Militer Belanda II menyerang lagi pada

tanggal 19 Desember 1948, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung dipindahkan ke Tasikmalaya. Bersamaan dengan kejadian tersebut, kekuasaan Republik

Indonesia terpecah menjadi dua, yaitu:

1. Kelompok yang bekerja dengan Belanda dan menolak pindah ke Tasikmalaya. Kelompok ini disebut menganut system “cooperative”

(Inspeksi Keuangan Bandung).

2. Kelompok yang menganut non-cooperative, yang mana kelompok ini pindah ke Tasikmalaya dan tidak bekerjasama dengan Belanda.

Setelah berakhirnya Agresi Militer Belanda II, Kantor Inspeksi

Keuangan Bandung yang berada di Tasikmalaya dibubarkan dan kedudukannya dikembalikan di Bandung pada tanggal 17 Desember 1947. Kantor Inspeksi Keungan Bandung pada saat itu diserah terimakan oleh

Menteri yang pertama, Mr. Safrudin Prawiwanegara, dan kemudian Menteri Negara ini menunjuk Bapak Sahid Koesoemosarminto sebagai Kepala Kantor

Inspeksi Keuangan Bandung yang pertama, periode 1957-1950, berkantor di km “0” (Groofpostweg), saat ini di Jalan Asia Afrika Nomor 114, Bandung.

(11)

menjadi Kantor Inspeksi Pajak Bandung. Pada tanggal 1 Agustus 1980,

Kantor Inspeksi Pajak Bandung dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Inspeksi Pajak Bandung Barat yang meliputi: Kota Praja Bandung sebelah Barat berbatasan dengan Inspeksi Pajak sebelah Timur, Kabupaten

Bandung, dan Kota Administatif Cimahi dan berkantor di Jl. Soekarno Hatta.

2. Inspeksi Pajak Timur, meliputi: Bandung sebelah Timur yang terbelah oleh Jl.Moch.Toha, Jl.Otto Iskandardinata, Jl. Cicendo, Jl. Cihampelas bagian Selatan, Jl. Pasteur bagian Timur, Jl. Cipaganti, dan Jl. Setiabudi

yang berkantor di Jl. Asia Afrika No. 114 Bandung (termasuk Kabupaten

Sumedang).

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep-148/KMK.01/1988 tanggal 19 Januari 1988 dibentuklah kantor baru

yang diberi nama Kantor Inspeksi Bandung Tengah beralamatkan Jalan Purnawarman No. 21 Bandung dengan Drs. Untung Rivai sebagai kepala kantornya. Sejak berlakunya Keputusan Menteri Keuangan tersebut maka di

Bandung dibagi atas tiga Kantor Inspeksi Pajak, yaitu: 1. Kantor Inspeksi Bandung Timur

(12)

Dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 443/KMK.0112001 tanggal 23 Juli 2001, terhitung mulai tanggal 1 Februari 2002 KPP Bandung dibagi menjadi:

1. KPP Cimahi yang beralamatkan di Jl. Raya Barat Cimahi

2. KPP Bandung Tegallega yang beralamatkan di Jl. Soekarno Hatta No. 216 Bandung

3. KPP Bandung Cibeunying yang beralamatkan di Jl. Purnawarman No. 372 Bandung

4. KPP Bandung Karees yang beralamatkan di Jl. Kiaracondong No. 372

Bandung

5. KPP Bandung Cicadas yang beralamatkan di Jl. Soekarno Hatta No. 718 Bandung

6. KPP Bandung Bojonegara yang beralamatkan di Jl. Asia Afrika No. 114

Bandung

Visi, Misi, Motto dan Slogan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Bandung Tegallega

Visi

Menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan moderan yang efektif, efisien, dan dipercaya

(13)

Menjadi Model Pelayanan Masyarakat: Merupakan rerfleksi cita-cita untuk

menjadi contoh pelayanan Masyarakat bagi unit-unit instansi pemerintah lainnya.

Berkelas Dunia: Adalah keinginan untuk mencapai tingkatan standar dunia atau standar Internasional baik untuk kualitas aparatnya maupun kualitas kinerja dan hasil-hasilnya.

Dipercaya dan dibanggakan Masyarakat: merefleksikan cita-cita untuk mendapatkan pengakuan dari Masyarakat bahwa eksistensi dan kinerjanya

memang benar-benar berkualitas tinggi dan akurat, mampu memenuhi harapan Masyarakat serta memiliki citra yang baik dan bersih.

Misi

Menghimpun penerimaan Negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan.Anggaran

pendapatan dan belanja Negara melalui system administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. .

Moto

Wujudkan Masyarakat Sadar dan Peduli Pajak

Slogan

(14)

Tujuh etos kerja pelayanan KPP Pratama Bndung Tegallega

1.Komitmen terhadap janji pelayanan

2.Memperhatikan profesioalitas demi kepentingan bengsa dan

masyarakat

3.Peduli kepada keindahan dan kebersihan

4.Menjaga semangat kerja sama yang kokoh \

5.Menghormati perbedaan dan menjaga kesejahteraan

6.Bekerja dengan semangat ,enyelesaikan masalah wajib pajak dengan

cepat, akurat, dan professional

7.Menjaga nilai-nilai luhur budaya local dan nasional

Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung

Tegallega

Adapun yang menjadi daerah wewenang kerja Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Bandung Tegallega meliputi 5 (lima) kecamatan, yaitu: 1. Kecamatan Astana Anyar, meliputi kelurahan:

a. Karang Anyar

b. Nyengseret c. Pelindung Hewan

(15)

e. Karasak

f. Panjunan

g. Rahayu, Margaasih

2. Kecamatan Bojongloa Kaler, meliputi kelurahan:

a. Kopo

3. Kecamatan Babakan Ciparay, meliputi kelurahan: a. Babakan Ciparay

b. Margasuka

c. Sukahaji

d. Margahayu Utara e. Babakan Cirangrang

4. Kecamatan Bojongloa Kidul, meliputi kelurahan: a. Mekarwangi

b. Cibaduyut Wetan/Cangkuang c. Bojongloa Kidul

d. Kebon Lega

(16)

f. Situsaeur

g. Cibaduyut

5. Kecamatan Bandung Kulon, meliputi kelurahan: a. Cibuntu

Tujuan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

Tujuan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega yaitu memberikan pelayanan publik dengan baik kepada Wajib Pajak dengan memenuhi semua kebutuhan Wajib Pajak dalam melakukan

pemenuhan kewajiban perpajakannya. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan prosedur dan tata kerja organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Bandung Tegallega, juga aspek kegiatan yang tidak dapat dilupakan yaitu antara lain terdiri dari:

 Pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban

(17)

 Melaksanakan kegiatan operasional perpajakan di bidang pengolahan data

dan informasi, tata usaha perpajakan, pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan pajak tidak langsung lainnya serta penagihan pajak.  Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan atas PPh dan PPN serta penerapan

sanksi administrasi perpajakan dengan mencari, mengumpulkan, mengolah data maupun keterangan lain dalam rangka pengawasan

pemenuhan kewajiban perpajakan. Juga melakukan kegiatan penata usahaan surat pemberitahuannya dan lampirannya termasuk penelitian kebenaran penulisan dan perhitungan yang bersifat formal, pemantauan

dan penyusunan laporan pembayaran masa PPh dan PPN.

 Mengadakan kegiatan penyuluhan pajak kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakan serta melakukan kegiatan yang bersifat

meningkatkan jumlah Wajib Pajak.

 Secara berkala, Kepala Kantor Pelayanan Pajak melaporkan hasil kegiatan

operasional kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak

setempat.

Tata Ruang Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

Saat ini Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega beralamatkan di JI. Soekarno Hatta No. 216 Bandung. Kantor Pelayanan

(18)

1. Lantai satu, terdiri dari:

 Ruang Pelayanan dan Pengarsipan

 Ruang PDI (Pengolahan Data dan Informasi)

 Ruang Ekstensifikasi

 Mushola

2. Lantai dua, terdiri dari:  Ruang Kepala Kantor

 Ruang Kesekretariatan  Ruang Sub Bag Umum

 Ruang Sie Waskon (Pengawasan dan Konsultasi) I, II, III, IV

 Ruang Pemeriksaan  Ruang Penagihan

3. Lantai tiga yaitu gudang

2.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung

Tegallega

Kantor Pelayanan Pajak adalah unsur pelaksanaan Direktorat Jendral

Pajak yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala

(19)

Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak tidak Langsung lainnya

yang berada di Wilayah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak, dalam menyelenggarakan tugasnya, Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Bandung Tegallega mempunyai fungsi:

 Melakukan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi

perpajakan.

 Melakukan urusan tata usaha Wajib Pajak.

 Melakukan Penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa

serta memantau dan menyusun Laporan Pembayaran Masa PPh, PPN, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya.

 Melakukan urusan penagihan, penyelesaian, keberatan dan restitusi Pajak

(20)

Gambar 2.2

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

2.3 Uraian Tugas atau Jabatan

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 4431KMK.Ol/2001, Uraian jabatan instansi di Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega adalah sebagai berikut: Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

KEPALA KANTOR

Seksi

Ekstensifikasi

Perpajakan

Seksi Pelayanan Seksi Pengawasan *)

Dan Konsultasi

(21)

a. Melakukan penyuluhan (membina karyawan yang ada di wilayah

wewenang kekuasaanya);

b. Melakukan Peningkatan Pelayanan;

c. Melakukan pengawasan (pemeriksaan dan penagihan), termasuk

mengawasi jalannya kegiatan operasional perpajakan yaitu:  Pajak Penghasilan (PPh);

 Pajak Pertambahan Nilai (PPN);

 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM);

 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);

 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan

 Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL);

 Menerima laporan karja dan setiap seksi dan membuat kegiatan

operasional Kantor Pelayanan Pajak Jawa Barat. Sub bag Umum

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Kepala Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan tata usaha, kepegawaian dan laporan,

b. Kepala Urusan Keuangan, mempunyai tugas melaksanakan urusan

keuangan;

c. Kepala Urusan Rumah Tangga, mempunyai tugas melaksanakan urusan

(22)

Seksi Ekstensifikasi

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan; b. Pendataan objek dan subjek pajak;

c. Penilaian objek pajak; dan

d. Kegiatan Ekstensifikasi perpajakan.

Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Subseksi PDI I, mempunyai tugas melakukan urusan pengolahan data dan

penyajian informasi, dan pembuatan monografi pajak;

b. Subseksi PDI II, mempunyai tugas melakukan pemberian dukungan teknis computer;

c. Subseksi PDI III, mempunyai tugas melakukan urusan penggalian potensi

perpajakan dan ekstensifikasi Wajib Pajak. Seksi Pelayanan

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Subseksi Pelayanan Terpadu, mempunyai tugas melaksanakan urusan penerimaan Surat Pemberitahuan, Surat Wajib Pajak lainnya, serta

(23)

b. Subseksi Surat Pemberitahuan Pajak (SPT), mempunyai tugas

melaksanakan urusan penelitian SPT Tahunan PPh dan penyelesaian penundaan penyampaian SPT Tahunan PPh;

c. Subseksi Ketetapan dan Arsip Wajib Pajak, mempunyai tugas

melaksanakan urusan tata usaha penerbitan ketetapan pajak dan kearsipan berkas Wajib Pajak.

Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, TI, Ill, IV Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan keputusan perpajakan wajib pajak, melalui

pemanfaatan data dan Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT)

atau Sistem Informasi DJP (SIDJP);

b. Bimbingan atau himbawan kepada Wajib Pajak; c. Konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak,

d. Analisis kerja Wajib Pajak;

e. Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi;

f. Memonitor penyelesaian pemeriksaan pajak dan proses keberatan;

g. Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku; h. Membantu Wajib Pajak dalam memperoleh penegasan dan konfirmasi

masalah perpajakan;

i. Melakukan pemutakhiran data Wajib Pajak dan membuat company profile;

(24)

k. Melakukan pemutakhiran data Wajib Pajak dalam membuat copany

profile; dan

l. Menyelesaikan permohonan surat keterangan yang diperlukan Wajib Pajak.

Seksi Pemeriksaan

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana pemaeriksaan;

b. Pengawasan aturan pelaksana pemeriksaan;

c. Penerbitan dan penyaluran SP3 (Surat Perintah Pelaksanaan Pemeriksaan

Pajak); dan

d. Administrasi perpajakan lainnya. Seksi Penagihan

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Subseksi Tata Usaha Piutang Pajak (TUPP), mempunyai tugas melaksanakan urusan penatausahaan piutang pajak, usul penghapusan piutang pajak, penundaan dan angsuran;

b. Subseksi penagihan Aktif, mempunyai tugas melaksanakan urusan Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, usulan

(25)

1. Pejabat fungsional pemeriksa mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jabatan masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan. 2. Pejabat füngsional penilai: mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi.

2.4 Aspek Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung

Tegallega

Aspek kegiatan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung

Tegallega antara lain terdiri dari:

1. Pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan melalui prosedur yang mudah dan sistematis.

2. Melaksanakan kegiatan operasional perpajakan di bidang pengolahan data dan informasi, tata usaha perpajakan, pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan pajak tidak langsung lainnya serta penagihan pajak.

3. Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan atas PPh dan PPN serta penerapan sanksi administrasi perpajakan dengan mencari, mengumpulkan,

(26)

kebenaran penulisan dan perhitungan yang bersifat formal, pemantauan

dan penyusunan laporan pembayaran masa PPh dan PPN.

4. Mengadakan kegiatan penyuluhan pajak kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan

pemenuhan kewajiban perpajakan serta melakukan kegiatan yang bersifat meningkatkan jumlah Wajib Pajak. Secara berkala, Kepala Kantor

(27)

27

3.1Pelaksanaan Kerja Praktek

3.1.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Bidang pelaksanaan kerja praktek yang penulis kerjakan selama melaksanakan kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega adalah di bagian (PDI) pengolahan data dan informasi

khususnya dalam perekaman data.

Berikut beberapa kajian teori yang berhubungan dengan proses pelaksanaan kerja praktek :

a) Pengertian Pajak

Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat

(wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung.

Terdapat bermacam-macam definisi pajak yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah:

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. adalah : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

(28)

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

(1:2009)

Sedangkan pengertian pajak menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu adalah :

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

terutang oleh yang wajib membayarkan menurut

peraturan-peraturan dengan tidak mendapatkan prestasi kembali,yang

langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan

tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

(2010:22)

b) Pengertian Prosedur

Prosedur merupakan rangkaian langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat memudahkan pekerja dalam menyelesaikan suatu masalah secara

terperinci sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.

Ada berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang

(29)

berdasarkan ilmu yang mereka pelajari disertai dengan asumsi dan

persepsi yang digambarkan dalam pendapatnya masing-masing. Seperti pengertian prosedur yang dikemukakan oleh Azhar Susanto yang menyatakan bahwa:

“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan

secara berulang-ulang dengan cara yang sama”

(2007:264)

Sedangkan menurut M. Nafarin menyatakan bahwa:

“Prosedur adalah suatu urutan-urutan seri tugas yang saling

berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerjanya seragam”.

(2004:84)

Sedangkan menurut Ardiyose mendefinisikan bahwa:

“Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian

tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau

beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu

kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulangkali dan dilaksanakan secara beragam”.

(2004:734)

Dari pengertian prosedur diatas maka dapat disimpulkan prosedur adalah

(30)

lembaga atau lebih agar terjadi suatu penanganan yang seragam atas

segala kegiatan yang berlangsung secara berulang-ulang dalam lembaga itu sendiri.

3.1.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun langkah-langkah secara teknis dalam melaksanakan tugas di seksi pengolahan data dan informasi adalah sebagai berikut:

1. Sebelum melaksanakan perekaman Surat Pemberitahuan Terutang (SPT). terlebih dahulu harus diperiksa kelengkapan datanya seperti tanggal, bulan , dan tahun Masa Pajaknya.

2. Memeriksa apakah data pribadi dari Wajib Pajak yang melaporkan

Surat Pemberitahuan Terutang (SPT). Masa Pajaknya tersebut sudah lengkap atau belum lengkap.

3. Memeriksa apakah data dari perusahaan yang melaporkan Surat

Pemberitahuan Terutang (SPT). Masa Pajaknya tersebut sudah lengkap.

4. Memeriksa apakah Surat Pemberitahuan Terutang (SPT). Masa

Pajaknya (PPN,PPH OP DLL) tersebut Lebih Bayar (LB), Kurang Bayar (KB), atau NIHIL.

(31)

6. Apabila sudah diperiksa dan datanya sudah lengkap, selanjutnya

Surat Pemberitahuan Terutang (SPT). Masa Pajaknya tersebut siap untuk direkam.

7. Apabila Surat Pemberitahuan Terutang (SPT). Masa Pajaknya

tersebut telah selesai direkam, selanjutnya disusun sesuai dengan nomor urutnya.

8. Apabila Surat Pemberitahuan Masa Pajaknya tersebut telah selesai disusun sesuai dengan nomor urutnya, selanjutnya diserahkan ke pembimbing Kerja Praktek untuk dilakukan tinjauan lebih lanjut.

3.2 Pembahasan Kerja Praktek

3.2.1 Penjelasan Tentang Tata Cara Pemerosesan dan Penatausahaan

Dokumen Yang Masuk di Seksi PDI Pada Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

Deskripsi:

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pemrosesan dan

penatausahaan dokumen masuk secara umum di Seksi PDI Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega. Yang dimaksud dengan dokumen dalam SOP ini adalah surat,laporan, formulir, kartu, daftar, dan buku yang

digunakan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

(32)

1. Kepala Seksi PDI Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung

Tegallega menerima dokumen masuk yang telah didisposisi Kepala KPP (SOP KPP10-000a tentang Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP), memberikan disposisi, menugaskan untuk menatausahakan atau untuk

memroses dokumen masuk, dan meneruskan dokumen masuk tersebut kepada Pelaksana Seksi PDI. Dalam hal telah terdapat SOP untuk

memroses dokumen masuk tersebut, maka Kepala Seksi menindaklanjutinya sesuai dengan SOP terkait.

2. Dokumen untuk disimpan kemudian ditatausahakan, sedangkan untuk

dokumen yang akan diproses ditindaklanjuti sesuai dengan penugasan Kepala Seksi PDI Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung

Tegallega. Dalam hal atas dokumen masuk tersebut harus dibuatkan respon/balasan/tindak lanjut, Pelaksana Seksi PDI melakukan penghimpunan bahan, membuat konsep dokumen keluar, dan meneruskan

konsep dokumen tersebut ke Kepala Seksi PDI Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Bandung Tegallega.

3. Kepala Seksi PDI Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega meneliti dan memaraf konsep dokumen keluar serta meneruskannya ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

(33)

4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega menyetujui

dan menandatangani dokumen keluar.

5. Dokumen yang telah ditandatangani, diterima, dicatat datanya, serta diberi

cap, nomor, dan tanggal oleh Sekretaris Kepala KPP Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega, kemudian diteruskan ke Pelaksana Seksi PDI.

6. Pelaksana Seksi PDI menerima, menginput/mencatat data dokumen keluar, menatausahakan arsip yang berasal dari dokumen masuk maupun arsip

dari dokumen keluar, meneruksan tembusan ke seksi terkait, serta meneruskan dokumen keluar yang siap dikirim ke Subbag Umum dengan manggunakan buku eskpedisi.

7. Penyampaian dokumen keluar kepada Pihak Eksternal oleh Subbagian Umum (SOPKPP00-000c tentang Tata Cara Penyampaian Dokumen di

KPP).

8. Proses Selesai.

Sesuai dengan hasil pengamatan dan wawancara selama mengikuti

kerja praktek, Tata Cara Pemerosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi PDI Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

(34)

3.2.2 Penjelasan Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Penerimaan

Pajak Berdasarkan Potensi Pajak, Perkembangan Ekonomi dan

Keuangan Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung

Tegallega

Deskripsi :

Prosedur ini merupakan pembuatan rencana penerimaan yang meliputi

proses kompilasi rencana penerimaan dari masing-masing Seksi Pengawasan dan Konsultasi dengan mempertimbangkan potensi Wajib Pajak, penerimaan pajak dan perkembangan ekonomi menjadi rencana penerimaan Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

Prosedur Kerja :

1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega menerima Rencana Penerimaan Pajak dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi

I, II, III, dan IV Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega (SOP Tata Cara Penyusunan Estimasi Penerimaan Pajak Per-Wajib Pajak) dan menugaskan Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega untuk mengkompilasi menjadi Rencana Penerimaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

(35)

2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bandung Tegallega menerima Rencana Penerimaan Pajak yang telah disetujui Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega dan menugaskan Pelaksana untuk mengkompilasi rencana

penerimaan pajak tersebut.

3. Pelaksana menghimpun dan mengkompilasi Rencana Penerimaan Pajak

dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, dan IV, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega membuat konsep Nota Dinas Pengantar, dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan

Informasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bandung Tegallega meneliti dan memaraf Rencana Penerimaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega, konsep Nota Dinas Pengantar, dan menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Bandung Tegallega.

5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega meneliti dan

menandatangani Rencana Penerimaaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega dan konsep Nota Dinas Pengantar, kemudian

(36)

6. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bandung Tegallega menugaskan Pelaksana untuk mengirimkan Rencana Penerimaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Wilayah.

7. Pelaksana menyampaikan Rencana Penerimaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega yang telah ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega ke Subbagian Umum

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega untuk dikirim ke Kantor Wilayah melalui SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP (SOP Tata Cara Pembuatan Rencana Kerja Bidang Dukungan Teknis dan

Konsultasi).

8. Proses selesai.

Sesuai dengan hasil pengamatan dan wawancara selama mengikuti kerja praktek, Tata Cara Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak

Berdasarkan Potensi Pajak, Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega telah berjalan dengan baik sesuai dengan SOP yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal

Pajak.

3.2.3 Penjelasan Tentang Tata Cara Pembentukan Bank Data Pada

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

(37)

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pembentukan bank data

yang meliputi proses pengumpulan data dari pihak internal dan eksternal, perekaman data, pengadministrasian data yang di masukkan ke database Kantor Pusat DJP (dalam hal ini Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan)

sehingga dapat dimanfaatkan untuk intensifikasi dan ekstensifikasi.

Prosedur Kerja :

1. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega menerima data dari pihak terkait baik

dari eksternal DJP atau internal DJP yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP), selanjutnya menugaskan pelaksana untuk memprosesnya lebih lanjut.

2. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merekam dan mengupdate data tersebut menggunakan aplikasi bank data, agar dapat dimanfaatkan menjadi informasi yang dapat digunakan oleh pihak lain yang berwenang.

(38)

c. Menatausahakan surat masuk/sumber data baik dalam bentuk hardcopy

maupun softcopy di tempat penyimpanan arsip

d. Membuat Konsep Laporan Perekaman Data atau lainnya yang

mendukung proses pembentukan bank data beserta surat pengantarnya dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega.

3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega meneliti dan memaraf Konsep Laporan

Perekaman Data atau data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data dan memaraf Surat Pengantar serta meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega.

4. Kepala Kantor Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega menyetujui dan menandatangani Laporan Perekaman Data atau data-data

lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data dan menandatangani Surat Pengantar serta menyerahkannya kembali kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bndung Tegallega.

5. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak

(39)

Data atau data-data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank

data beserta Surat Pengantarnya.

6. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menatausahakan Laporan

Perekaman Data atau data-data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data beserta Surat Pengantarnya dan menyampaikannya kepada Sub Bagian Umum untuk dikirim ke Kantor

Wilayah melalui SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen.

7. Proses selesai.

Sesuai dengan hasil pengamatan dan wawancara selama mengikuti kerja praktek, Tata Cara Pembentukan Bank Data Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega telah berjalan dengan baik sesuai

dengan SOP yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

3.2.4 Penjelasan Tentang Tata Cara Pemanfaatan Bank Data Pada

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

Deskripsi :

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pemanfaatan bank data

yang berasal dari Kanwil.

(40)

1. Kanwil melalui Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi mengirimkan

Surat Pengantar Pengiriman Data dan Print Out Data dari Bank Data ke KPP (SOP Tata Cara Pemanfaatan Bank Data), di samping menampilkan data tersebut pada Aplikasi Bank Data.

2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega menerima Data dari Bank Data yang telah

didisposisi Kepala KPP (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP) untuk disampaikan ke seksi terkait, diawasi, dan dibuatkan Laporan Pemanfaatan Bank Data, kemudian mengidentifikasi data yang sudah

ber-NPWP dan yang belum ber-ber-NPWP, selanjutnya menyampaikan data yang sudah ber-NPWP kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dan

Kepala Seksi Pemeriksaan dan yang belum ber-NPWPkepada Kepala Seksi Ekstensifikasi.

3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti apakah data tersebut

sudah dilaporkan ke dalam SPT dan wajar atau belum. Apabila sudah dilaporkan di SPT namun belum wajar atau tidak dilaporkan di SPT, maka

dibuatkan himbauan untuk membetulkan SPT sesuai dengan SOP Tata Cara Himbauan Perbaikan Surat Pemberitahuan. Apabila WP tidak membetulkan SPT selanjutnya diteruskan kepada Kepala Seksi

Pemeriksaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega untuk

(41)

Konsultasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega menyusun

konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega untuk dilakukan kompilasi.

4. Kepala Seksi Pemeriksaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega mengidentifikasi apakah data yang diterima termasuk pada WP

yang sedang dilakukan pemeriksaan. Apabila sedang dilakukan pemeriksaan maka Kepala Seksi Pemeriksaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega meneruskan data tersebut ke Fungsional

Pemeriksa sebagai bahan/temuan dalam pemeriksaan. Usulan pemeriksaan dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi ditindaklanjuti dengan SOP

Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan. Kepala Seksi Pemeriksaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega menyusun konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data dan menyampaikannya kepada Kepala

Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bndung Tegallega untuk dilakukan kompilasi.

5. Kepala Seksi Ekstensifikasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega melaksanakan ekstensifikasi sesuai SOP tentang Tata Cara Penerbitan Himbauan untuk ber-NPWP. Kepala Seksi Ekstensifikasi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega menyusun konsep

(42)

Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bandung Tegallega untuk dilakukan kompilasi.

6. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bndung Tegallega menyusun dan memaraf kompilasi konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi Pemeriksaan, dan Seksi Ekstensifikasi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bndung Tegallega, selanjutnya menyampaikan konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data kepada Kepala KPP Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega.

7. Kepala KPP Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bndung Tegallega meneliti dan menyetujui Konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data kemudian

menandatanganinya.

Sesuai dengan hasil pengamatan dan wawancara selama mengikuti

(43)

3.2.5 Kendala dan Upaya Pelaksanaan Kerja Pada Seksi Pengolahan Data

dan Informasi (PDI) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Bandung Tegallega

Adapun kendala yang di hadapi dalam pelaksanaan Standart Oprating

Procedures (SOP) Seksi Pngolahan Data Informasi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega adalah sebagai berikut :

1. Kerusakan pada sistem kerja komputer (Hardware/software) yang menghambat kerja seksi PDI.

2. Pemadaman listrik

Dengan adanya kendala-kendala yang ada maka dari pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega melakukan berbagai

upaya di antaranya adalah sebagai berikut :

1.

Melakukan Pertawatan secara rutin pada Hardware/software agar masa

manfaat bisa tahan lebih lama dari yang di targetkan oleh kantor pusat. pegawai DJP khususnya di seksi PDI bisa bekerja secara maksinal jika

prasarananya sudah memadai maka data yang di rekap pun bisa sangat cepat selesai karna dari tahun ketahun WP akan selalu menigkat

(44)

2.

Menyediakan gensset sebagai sarana untuk mengantisipasi apabila ada

pemadaman lampu. Yang tidak di bisa diperkirakan datangnya.dan menghidari kekecewaan WP yang sudah mau membayar pajak nya jika

(45)

45

4.1Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dan berdasarkan

pengamatan selama mengikuti kerja praktek pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega, sehubungan dengan judul laporan kerja praktek yaitu Tinjuana Atas Standard Oprating PrROCEDURES (SOP) Seksi

Pengolahan Data dan Informasi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega”, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1 Tata Cara Pemerosesan dan Penatausahaan Dokuman Masuk di Sek si PDI Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega

telah berjalan dengan baik sesuai dengan SOP yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak;

2 Tata Cara Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak Berdasarkan Potensi Pajak, Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Pada Kantor

(46)

3 Tata Cara Pembentukan Bank Data Pada Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Bandung Tegallega telah berjalan dengan baik sesuai dengan SOP yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak;

4 Tata Cara Pemanfaatan Bank Data Pada Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Bandung Tegallega telah berjalan dengan baik sesuai dengan SOP yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak;

5 Namun pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan Standart Oprating Prosedur (SOP) Seksi Pengolahan Data Informasi yaitu

Kendala pada sistem kerja komputer (Hardware/software) dan adanya

pemadaman bergilir yang di adakan oleh pihak insatnsi terrentu yang bisa menghambat kerja pegawai DJP khususnya seksi PDI yang mengandalkan lisktrik untuk merakam data yang masuk ke KPP

Bandung Pratama Tegallega.

4.2 Saran

Selama berlangsungnya kerja praktek yang bertempat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega, ada beberapa hal yang perlu penulis kemukakan sebagai bahan masukan yang mungkin dapat bermanfaat

(47)

1. Hardware dan software yang digunakan di dalam seksi PDI sebaiknya

dilkukan perawatan (maintenance) secara berkala. Hal ini sangat penting karena untuk mempermudah kerja petugas pajak pada seksi PDI khususnya.

2. Dalam proses perekeman SPT seharusnya di lakukan dengan serisus dan teliti karena bisa saja SPT yang sedang di rekam masih ada

(48)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Studi Akuntansi

oleh:

Nama : Refli Akbar Yudiansyah Nim : 21107002

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(49)
(50)

Nama : Refli Akbar Yudiansyah

Tempat Tanggal Lahir : Indramayu, 31 Oktober 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat di Bandung : Jln. Sadang Sari NO.43 Bandung 40132

Alamat di Indramayu :Griya Pepabri Blok M. NO.1 (Kab Indramayu)

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan:

TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT

1994 – 1995 TK Santo Mikail Indramayu

1996 - 2001 SD Santo Mikail Indramayu

2001 - 2004 SLTP Santo Mikail Indramayu

2004 - 2006 SMA PGRI 2 Sindang Indramayu Indramayu

(51)
(52)

i

penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini sebagai salah satu syarat dalam

menempuh mata kuliah kerja praktek, jenjang studi strata I, program studi akuntansi. Laporan kerja praktek ini dapat penulis selesaikan atas bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia Bandung.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Sri Dewi Anggadini SE., M.Si., AK., selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Siti Kurnia Rahayu SE., M.AK., AK., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

5. Bpk Ade Lili selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

6. Bpk Sujono selaku Kepala Sub Bagian Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

7. Ibu Sulastini selaku Kepala Sub Bagian PDI Kantor Pelayanan Pajak Pratama

(53)

ii Indonesia Bandung.

10.Kepada seluruh staff, pegawai dan karyawati Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

11.Papih dan Mamah tercinta yang selalu memberikan doa dan kasih sayang serta dukungan baik secara moril maupun materil kepada penulis, yang tidak dapat diukur oleh apapun.

12.Adik tersayang yang selalu menghibur dan mendoakan keberhasilan penulis.

13.Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2007 Program Studi Akuntansi, khususnya AK-1, suka duka semasa kuliah kita lalui bersama, semoga tahun 2011 kita semua lulus dan di wisuda.

14.Sahabat, rekan-rekan, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung selama penulis melakukan kerja praktek hingga selesainya laporan kerja

praktek ini.

15.Teman teman kosan yang selalu mendukung dan memberi support kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam laporan kerja praktek ini, karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi

(54)

iii

Refli Akbar Yudiansyah Nim. 21107002

Gambar

Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Apakah jumlah wajib pajak dan pemeriksaan pajak berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Tegallega Bandung.. Apakah jumlah

Bab ini terdiri dari kesimpulan mengenai seluruh hasil kerja praktek yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang, serta saran untuk pengembangan aplikasi yang

Dalam melakukan bimbingan kepada wajib pajak oleh Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tegallega sesuai dengan Prosedur yang. ada sesuai

Untuk Mengetahui Tata Cara Penyampaian Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur. Untuk Mengetahui Cara,Menanggulangi Masalah

Prosedur pelaksanaan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cicadas, sesuai dengan Standard Operating Procedures

Prosedur perekaman SPT PPh pasal 21 atas wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Bandung Tegallega harus benar-benar dirancang sedemikian rupa yaitu penggunaan

struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah adalah :.. Kepala KPP (

STRUKTUR ORGANISASI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN BARAT. Sumber: KPP Pratama