Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)
Oleh:
SYARIFATUL MAULA
107046202057
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
i
Pada kesempatan ini penyusun menghaturkan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta bimbingan-Nya
kepada penyusun dalam mengarungi proses pembelajaran akademik di Jurusan Asuransi Syariah
Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
baginda nabi agung Muhammad Saw beserta ahlul baitnya, dan para sahabat yang telah
membuka keluasan ilmu pengetahuan serta dengan sabar mengajarkan pada ummatnya.
Skripsi berjudul “Strategi Pemasaran Dana Pensin Lembaga Keuangan (DPLK)
Syariah Dalam Peningkatan Jumlah Nasabah” disusun guna memenuhi syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islampada Jurusan Asuransi Syariah Fakultas Syariah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, untuk itu sebagai bentuk penghargaan dan rasa ta’dhim, penyusun haturkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Orang tua ku tercinta Ibunda Siti Saodah dan ayahanda Ahmad Baehaqi salam ta’dzim penulis
ii
penulis, terimakasih atas doa’ dan motivasinya
2. Prof.Dr. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
3. Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
4. Bapak mu’min Rouf, MA selaku Sekretaris Prodi serta doseen pembimbing akademik yang
selalu memberikan bimbingan dan arahan serta semangat selama masa pekulihan hingga
penulisan skripsi ini selesai
5. Bapak AM.Hasan Ali, MA dan Bapak Prof. Dr.H. Hasanudin, AF, MA sebagai pembimbing
skripsi yang telah meluangakan waktu di sela-sela kesibukan dalam memberikan masukan
ataupun nasihat dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen fakultas yang telah mentranfer ilmunya dengan ikhlas kepada penulis
7. Segenap staf akademik dan perpustakaan Fakultas Syariah serta perpustakaan Utama
8. Teman-teman Asuransi Syariah angkatan 2007 khususnya Asuransi A (Nani, Iis, Mila, Ulfha,
Fika, Tiara, Dilla dan teman- teman putra yang tidak dapat disebut satu persatu
9. Rekan-rekan IMMAN , rekan-rekan IRMAFA, rekan-rekan NIELSEN dan rekan-rekan
Yasmin
10.Suka duka dalam kesetiaan persahabatan merupakan suatu motivasi bagi penulis dalam
menghasilkan karya ilmiah ini untuk Cibul, Zie, Irma, Dian kalian yang slalu membuat aku
tersenyum disaat sedih, membuat aku bangun disaat terjatuh , membuat aku kuat disaat
iii
terimakasih banyak atas motivasi dan segala bantuannya luph U All...
Semoga kebaikan dan keikhlasan pihak-pihak yang terkait tersebut mendapat balasan dari
Allah SWT Jazakumullah Khoiru Jaza. Akhir kata kami mengharap ampunan dan ridla Allah
SWT semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan menambah
khazanah pengetahuan dan perkembangan Muamalat Amin
Jakarta, 31 Mei 2011 M.
27 Jumadil Akhir 1432 H.
Penyusun
iv
saat memasuki usia pensiun (retirement benefit).
Sebagai implementasinya PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. telah mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang disingkat DPLK Muamalat, yang disahkan berdasarkan SK Menteri Keuanagn No. KEP-485/KM.17/1997 Tanggal 10 Oktober 1997.
Penelitian pada DPLK Bank Muamalat Indonesia dilakukan oleh penulis untuk mengetahui strategi pemasaran DPLK Syariah dalam peningkatan jumlah nasabah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan library research dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran DPLK Bank Muamalat Indonesia berpengaruh secara positif dalam peningkatan jumlah nasabah.
v
Abstrak ……… iv
Daftar Isi ……….. v
Daftar Tabel ……… vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Kerangka Teori dan Konseptual ... 8
E. Review Studi Terdahulu ... 12
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ... 13
G. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II : KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi ... 17
2. Konsep Pemasaran ... 19
vi
B. DPLK
1. Pengertian DPLK ... 40
2. Fungsi dan tujuan DPLK ... 42
3. Jenis dan Program Dana Pensiun ... 45
4. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun ... 52
5. Syarat Kepersetaan dan Manfaat DPLK ... 54
BAB III : PROFIL DPLK BANK MUAMALAT INDONESIA 1. Sejarah Berdirinya DPLK BMI ... 57
2. Visi, Misi dan Tujuan DPLK BMI ... 58
3. Stuktur Organisasi dan Tata Kerja ... 59
4. Jenis Produk Dana Pensiun Muamalat ... 64
5. Manfaat DPLK BMI ... 66
6. Mekanisme Prosedur peserta DPLK BMI ... 68
vii
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 91
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perbedaan DPPK dan DPLK
Tabel 2 : Target Jumlah peserta DPLK BMI
Tabel 3 : Realisasi perkembangan jumlah peserta DPLK BMI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia yang berkembang cepat dan pesat di berbagai sektor,
dihadapkan pada timbulnnya dampak dan fenomena baru yang memberikan pengaruh
dan perubahan, baik yang menguntungkan maupun merugikan, seperti bertambah
besarnya risiko-risiko yang tidak dapat diduga, yaitu hilangnya harta atau jiwa.
Segala risiko yang mungkin timbul, akibat hal-hal yang tidak diinginkann
tersebut dan guna menutup kemungkinan dari risiko-risiko kerugian, maka kehadiran
asuransi dibutuhkan untuk menjamin manusia dari berbagai risiko. Institusi ini telah
menjadi basis bagi kehidupan modern dan mempunyai pengaruh yang sangan luas,
dapat diaplikasikan di semua bidang.
Saat ini kebutuhan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan
maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana financial dalam
kehidupan dan perekonomian, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti
kematian, atau risiko dalam menghadapi kerugian atas harta benda yang dimiliki.
Asuransi memang tidak bisa mencegah risiko, tapi setidaknya bisa
menanggulangi dampak financial dengan risiko yang terjadi. Demikian pula dunia
dapat mengganggu kesinambungan usahanya.1
Pada tahun 70 an sampai 80 an terutama masyarakat pedesaan di Indonesia
berlomba-lomba masuk jadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh
penghasilan tetap. Setelah berakhir masa kerja seseorang dan masa itu masyarakat
masih berfikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang sudah tidak
produktif lagi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pilihan pertama mereka
adalah pegawai negeri karena pegawai negeri pada saat itu memberikan kepastian
adanya pensiun disaat setelah mereka tidak bekerja.
Program pensiun pada prinsipnya bertujuan memberikan jaminan
kesejahteraan pada karyawan, keberadaan kesejahteraan tersebut meningkatkan
karyawan memeperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko kehilangan
pekerjaan, lanjut usia, kecelakaan, atau bahkan meninggal dunia. Risiko-risiko
tresebut memberikan dampak financial.2
Di Negara-negara maju penyelenggaraan program pensiun sudah dilakukan
sejak tahun 1800 an sedangkan dalam pemerintahaan islam program pensiun
diselenggarakan pada masa pemerintahaan Umar Bin khattab. Penyelenggaraan
program pensiun sebagai salah satu bentuk perlindungan terhadap kesejahteraan
karyawan dan penyelenggaraan ini bisa dilakukan oleh pemerintah maupun
1 Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001) h.1 2
perusahaan-perusahaan swasta.
Pada masa ini belum banyak perusahaan yang menyediakan dana pensiun bagi
karawannya sehingga relative banyak karyawan yang belum dapat menikmati hari
tua mereka setelah tidak bekerja, para karyawan yang bekerja pada perusahaan swasta
yang tidak menyelenggarakan program pensiun.3
Sampai akhir 2006, di Indonesia telah terdapat 23 unit bank syariah dan 105
BPR Syariah. Nilai aset bank syariah nasional terus mengalami pertumbuhan di mana
hingga Desember 2006 telah mencapai Rp 26,72 triliun. Melalui berbagai formulasi
kebijakan dan program akselerasi, BI juga telah menargetkan pangsa pasar bank
syariah tahun 2008 untuk dapat mencapai lima persen. Selain itu, terdapat 36 unit
asuransi syariah yang telah beroperasi. Total nilai emisi obligasi syariah yang tercatat
di pasar modal hingga Juli 2006 sebanyak 17 produk dengan nilai kapitalisasi sebesar
Rp 2,21 triliun. Adapun reksa dana syariah dalam periode yang sama, membukukan
nilai aktiva bersih (NAB) sebesar Rp 566,8 miliar.
Tentunya pertumbuhan lembaga keuangan syariah tersebut, secara lambat tapi
pasti juga akan mendorong perkembangan dana pensiun syariah. Sampai sekarang,
baru beberapa perusahaan yang mengelola dana pensiun syariah di antaranya; Bank
Muamalat Indonesia (BMI), Manulife (Principal Indonesia) dan Allianz. Lambannya
pertumbuhan dana pensiun syariah disebabkan beberapa faktor di antaranya;
keterbatasan regulasi; keterbatasan instrumen investasi, belum jelasnya model tata
kelola dana pensiun syariah serta kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang
pentingnya dana pensiun syariah
Harus diakui bahwa perkembangan dana pensiun syariah relative tertinggal
disbanding dengan industri keuangan syariah yang lainnya. Hal ini disebabkan
minimnya dukungan strategi dan regulasi.
Akan tetapi pesaing bukanlah sesuatu halangan yang harus ditakuti atau
bahkan dimusuhi. Justru sebaliknya, para kompetitor harus dirangkul sebagai mitra
komplementer yang saling sinergis, diantaranya pesaing akan membuka, menciptakan
dan melebarkan pasar. Pesaing bias kita jadikan sebagai sumber inspirasi dalam
memperbaiki kinerja manajemen perusahaan sehingga menjadikan perusahaan selalu
lebih professional. Pesaing dapat mendorong kita bekerja lebih kreatif dalam
menghasilkan produk ataupun jasa dengan bekerja secara lebih efisien dan kreatif. 4
Dalam mengelola program pensiun, diperlukan komitmen pendiri dan
pengelola untuk mengelola dana peserta secara hati-hati (prudent), meminimalkan
segala kemungkinan moral hazad untuk kepentingan pihak tertentu yang tidak ada
kaitannya dengan upaya peningkatan kesejahteraan peserta. Selain itu juga
dibutuhkan komitmen Pendiri untuk memenuhi kewajibannya, baik akibat adanya
masa kerja lalu, maupun pendanaan untuk jangka panjang guna mencapai kekayaan
yang cukup untuk membayar pensiun yang dilakukan melalui proses pengumpulan
4 Abdullah Amrin, Strategi pemasaran Syariah (Memenangkan Pesaing Usaha Bisnis
dan pengelolaan dana dengan memastikan bahwa investasi yang dilakukan sudah
tepat dengan biaya seefisien mungkin.
Oleh karena itu, dalam mengelola Dana Pensiun agar dapat memenuhi
harapan para stakeholder, perlu dikelola secara profesional. Salah satunya dengan
menerapkan Tata Kelola Dana Pensiun Yang Baik (Good Pension Fund
Governance/GPFG). Karena apabila pengelolaan dana publik tersebut tidak
dilaksanakan secara amanah dan mengabaikan aspek GPFG dapat menimbulkan
penyalahgunaan bahkan penyimpangan yang pada gilirannya akan merugikan
masyarakat peserta sebagai pemilik akhir dana tersebut.
Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba
(keuntungan) sudah pasti membutuhkan apa yang disebut strategi pemasaran,
pengertian pemasaran sendiri yaitu suatu proses untuk menciptakan dan
mempertukarkan produk atau jasa yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan.5
Dalam melakukan kegiatan pemasarn suatu perusahaan memiliki tujuan yang
hendak dicapai, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Dalam
jangka panjang dilskukan untuk memprtahankan produk-produk agar tetap eksis,
dalam jangka pendek biasanya untukmerebut hati konsumen terutama produk yang
baru.6
Sebagai bank yang murni syariah, Bank Muamalat Indonesia harus
mempunyai strategi tersendiri dalam mengembangkan dan memasarkan DPLK.
Persoalannya adalah bagaimana membuat DPLK yang baik dan berkualitas yang
nantinya akan dapat menarik minat masyarakat dalam membeli manfaat dari produk
tersebut, dan bagaimana DPLK syariah tersebut dapat dipasarkan kepada masarakat,
terutama kepada masyarakat yang beragama islam dan strategi apakah yang lebih
tepat digunakan dalam pemasaran produk tersebut. Dari latar belakang diatas, maka
penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan
judul “STRATEGI PEMASARAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUNGAN
(DPLK) SYARIAH DALAM PENINGKATAN JUMLAH NASABAH (STUDI PADA BANK MUAMALAT INDONESIA)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Berbicara mengenai pemasaran akan berorientasi kepada suatu perusahaan,
dimana pemasaran sangat memegang peranan penting dalam kemajuan dari
perusahaan, namun hal ini juga harus diikuti dengan etika dalam memasarkan suatu
produk ke pasaran. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan yang diuraikan.
6 Plilip Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta: PT. indeks Gramedia Group,
Dalam hal ini penulis ingin membatasi hanya pada strategi pemasaran DPLK
terhadap peningkatan jumlah nasabah.
2. Perumusan masalah
Sebagai bahan penelitian ada beberapa hal yang difokuskan antara lain adalah:
1. Bagaimana strategi pemasaran Bank Muamalat Indonesia dalam
peningkatan jumlah nasabah DPLK syariah?
2. Apa faktor dominan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah DPLK
Syariah
3. Seberapa besar pengaruh strategi pemasaran DPLK syariah terhadap
peningkatkan jumlah nasabah dari tahun 2008-2010 ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan kajian skripsi ini
secara umum adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran DPLK pada Bank Muamalat
Indonesia
2. Untuk mengetahui factor dominan yang mempengaruhi peningkatan
jumlah nasabah DPLK
3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh strategi pemasaran DPLK
syariah terhadap peningkatan jumlah nasabah.
hasil penelitian ini dapat diperoleh manfaat dan kegunaannya antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, sebagai tambahan informasi dan sebagai bahan
perbandingan bagi penelitian lain yang juga meneliti tentang strategi
pemasaran lembaga keuangan syariah serta produk-produknya yang
sebelumnya lebih dahulu dikenal lembaga keuagan konvensional
2. Bagi praktisi, membantu untuk lebih meningkatkan pelayanan serta
memperluas usaha ke berbagai daerah dalam rangka melayani
masyarakat serta dapat menentukan strategi yang akan diambil dalam
peningkatan pemasaran produk tersebut
3. Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan dan pengetahuan, dalam
hal ini dapat memberikan pengetahuan tentang Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK).
D. Kerangka Teori dan Konseptual
Istilah Strategi berasal dari bahasa yunani, sttratageta (stratos : militer, dan
ag: dsituasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral
dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan
perang.7
7 Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Manajemen; Back To Basic Approach (Jakarta:
Menurut DR. Sukanto Reksohadiprodjo, menjelasakan bahwa strategi
adalah pondasi tujuan organisasi, dalam hal “agribisnis” strategi ang digariskan
adalah ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi.
Menurut Onong Uchayana Efendi mengemukakan bahwa strategi pada
hakikatna adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja,
meleinkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya8
Strategi berkaitan dengan arah tujuan dan kegiatan jangka panjang suatu
organisasi. Strategi juga terkait dalam menentukan bagaimana suatu organisasi
menempatkan dirinya dengan mempertimbangkan keadaan sekeliling, terutama
terhadap pesaingnya.9
Pemasaran umumnnya dimaksudkan adalah permintaaan atau pembelian
dan harga sedangkan apabila seorang tenaga penjualan atau manajer penjualan
berbicara mengenai pemasaran, sebenarnya yang dibicarakan adalah penjualan. Bagi
seorang manajer toko serba ada pemasaran diartikannya sebagai kegiatan pengeceran
(retailing) atau penjajakan (merchandising). Dari uraian diatas terlihat bahwa istilah
pemasaran ang dibicarakan sebenarnya penafsirannya terbatas hanya pada satu bagian
8 Onong Uchayana, ilmu komunikasi, Teori dan Praktek,( Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1999), Edisi Revisi cet. Ke-5 h.32
9
dari dari kegiatan pemasaran yang menyeluruh. Pada dasarnya pembatasan di atas
berada dalam lingkup kegiatan atau aktifitas yang berkaitan dengan usaha untuk
menyerahkan barang atau jasa yang dihasilkannya pada suatu tingkat harga yang
dapat memberikan keuntungan padanya.
Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan
menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang
akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan
kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan
aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasran perusahaan dari waktu ke
waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai
tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkunngan dan keadaan persaingan yang
selalu berubah. 10
Pemasaran syariah adalah penerapan suau disiplin bisnis strategis yang
Sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi pemasaran syariah dijalankan berdasarkan
konsep keislaman yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan
Kertajaya, nilai inti dari pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi, sehingga
marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan, bukan kareana diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.11
10 Sofyan Asyauri, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Srategi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), cet ke -7 h.168
11
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Badan Hukum yang
dibentuk oleh Bank atau Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang menyelenggarakan
Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi pesertanya.
Sesuai UU nomor 11 Tahun 1992 yang ditunjuk menyelenggarakan Program
DPLK adalah Bank dan PAJ dengan batasan bahwa kekayaan pengelolaan dana
maupun program-programnya terlepas dari Badan Pendirinya. Hal ini dilakukan agar
kelangsungan hidup DPLK dan pesertanya dapat terjamin.
Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) adalah program pensiun yang iurannya
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran peserta beserta hasil
pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing sebagai manfaat
pensiun. Manfaat pensiun yang diterima oleh peserta DPLK akan tergantung
sepenuhnya pada iuran pasti, hasil pengembangan dana tersebut serta lamanya
menjadi peserta. Mengingat pengembangan dana berperan pula terhadap manfaat
pensiun, maka lembaga DPLK wajib mengarahkan peserta agar dapat menyimpan
atau menginvestasikan dananya pada sasaran yang tepat dalam arti kata akan
memperoleh keuntungan maksimal dan dapat menghindari risiko yang timbul akibat
dari pengembangan dana tersebut.
Peserta DPLK adalah perorangan atau pribadi, baik karyawan suatu lembaga
atau perusahaan maupun pekerja mandiri. Yang dimaksud pekerja mandiri di sini
Walaupun telah mengikuti program pensiun di perusahaannya, karyawan suatu
lembaga atau perusahaan masih berkesempatan untuk mengikuti DPLK.12
E. Review Studi Terdahulu
Untuk menghindari penelitian dengan obyek yang sama, maka diperlukan
kajian terdahulu. Berdasarkan pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan
terhadap beberapa sumber keputusan terkait dengan permasalahan yang akan dibahas
yaitu:
1. Nurul Amalia, Tinjauan hukum islam terhadap pengelolaan DPLK pada
PT Bank Muamalat Indonesia (studi kasus PT Bank Muamalat
Indonesia) jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006 M/ 1427 H. Skripsi ini
melihat bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap cara pengelolan
DPLK menurut Ekonomi Syariah
2. Zakimaini Strategi Pemasaran Produk ful PROTEK PT. Asuransi
Takaful Keluarga dan Bank Muamalat Indonesia (studi Kasus PT
Takaful Keluarga mampang). Jurusan Muamalat Ekonomi Islam
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 M/
1430 H. Skripsi ini melihat bagaimana Srategi perusahaan dalam
memasarkan produk fulProtek yang ada pada PT Takaful Keluarga.
12
Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang sebelumnya adalah pada
skripsi terdahulu menekankan pada strategi perusahaan dalam
memasarkan produkbaik secara internal maupun eksternal sedangkan
skripsi ini membahas tentang strategi pemasaran dilihat dari strategi
produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi.
F. Metode Penelitian dan teknik penulisan
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif : ucapan atu tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari
orang-orang (subjek) itu sendiri. Pendekatan ini lansung menunjukkan setting dan
individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan, subjek penyelidikan baik
berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variable yang terpisah
atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bagian dari suatu keseluruhan,
yang menghasilakn data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari orang yang
terlibat dalam objek.13
Sedangkan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan judul penelitian,
penulis menggunakn jenis metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Library research (pengumpulan data melalui kepustakaan), membaca
buku-buku atau literature yang berkaitan dengan tema skripsi, dalam hal
ini bahan bacaan yang berkaitan dengan strategi pemasaran DPLK
13
2. Field research (penelitian lapangan), dengan data langsung mengunjungi,
mempelajari dan melakukan wawancara pada Bank Muamalat Indonesia.
Dalam penelitian penulis mengguankan beberapa teknik pengumpulan
data yang berkaitan dengan pembahasan. Adapun teknik pengumpulan
data tersebut adalah :
a). Observasi (pengamatan), merupakan metode pertama yang digunakan
dalam penelitian ilmiah. Dan ini berarti pengamatan dan pencatatan
sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. Observasi tidak terbatas
pada orang tetapi juga objek-objek alam yang lain.14
b). Wawancara (interview), merupakan cara digunakan dengan tujuan
mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan atau Tanya jawab,15
Berkaitan dengan skripsi ini, maka dilakukan secara langsung kepada
pihak yang berwenang atas pemasaran produk DPLK Bank Muamalat
Indonesia.
Sedangkan untuk sistematika penulisan, penulis berpedoman pada
buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press tahun 2005.
14 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: cv Alfabeta, 2006)h.138
G. Sistematika penulisan
Untuk lebih mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulisan
skripsi ini dibagi menjadi 5 bab yang terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK
Dalam bab ini menguraikan tentang teoritis, meliputi pengertian
strategi pemasaran , bauran pemasaran, segmenting targeting dan
postionoing, pengertian DPLK, Jenis manfaat kepesertaan DPLK,
fungsi dan tujuan DPLK dan syarat kepesertaan DPLK
BAB III : PROFIL BANK MUAMALAT INDONESIA
Didalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum
perusahaan yang mencakup sejarah perusahaan, kegiatan perusahaan
dan jenis produk, visi misi dan tujuan perusahaan serta struktur
organisasi dan tata kerja
BAB IV : STRATEGI PEMASARAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) SYARIAH DALAM PENINGKATAN JUMLAH NASABAH
Di dalam bab ini merupakan penjelasan hasil penelitian mengenai
jumlah nasabah perorangan (mandiri).
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam
skripsi ini. Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dilihat dari uraian
BAB II
KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK
A. Pengertian Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi
Strategi adalah pusat dan inti yang khas dari manajemen strategik. Strategi
mengacu pada perumusan tugas, tujuan, dan sasaran organisasi, strategi kebijakan dan
sasaran organisasi.1
Istilah Strategi berasal dari bahasa yunani, stratageta (stratos : militer, dan
ag : memimpin) artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral, konsep ini
relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana
jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu
memenangkan perang.2
Sedangkan secara terminologi strategi menurut beberapa ahli sangat
beragam, diantaranya adalah sebagai berikut:
1
George A. Steiner dan john B.Miner, kebijakan dan strategi manajemen, Ed.II, penerjemeh Ticoalu dan Agus Dharma, SH.M.Ed (Jakarta:Erlangga,1997)hal 6
2
a) DR. Sukanto Reksohadiprodjo, menjelasakan bahwa strategi adalah pondasi
tujuan organisasi, dalam hal “agribisnis” strategi digariskan adalah
ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi.3
b) Onong Uchayana Efendi mengemukakan bahwa strategi pada hakikatnya
adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah
saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.4
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan tentang strategi yaitu:
a. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan organisasi
sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.
b. Strategi merupakan satu kesatuan organisasi rencana terpadu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Dalam mencapai tujuan organisasi perlu alternative strategi yang harus
dipertimbangkan dan harus dipilih.5
Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan ahirnya
harus dievaluasi terhadap strategi tersebut, karena strategi merupakan suatu
3
Sukanto Reksahadiprodjo, Manaajemen Strategik (Yogyakarta: BEFE, 1987), Edisi Pertama h.11
4
Onong Uchayana, ilmu komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1990), Edisi Revisi cet. Ke-5 h.32
alat untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa
sifat: 6
Menyatu (unified) yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam perusahaan.
Menyeluruh (comprehensive) yaitu mencakup seluruh aspek dalam
perusahaan.
Integral (integrated) yaitu strategi akan cocok atau sesuai dari seluruh
tingkatan.
2. Konsep Pemasaran
Pentingnya pemasarn berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan dan
keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran juga penting dilakukan
untuk menghadapi pesaing yang semakin meningkat tentunya dengan melakukan
strategi yang berbeda dalam rangka perkenalan dan pemasarn produk.
William J.Stanton mendefinisikan pemasaran dalam 2 (dua) penngertian dasar yaitu:
a. Dalam arti kemasyarakatan, pemasaran adalah setiap kegiatan tukar-menukar
yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia
b. Dalam arti bisnis, pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan
mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar.
6
Konsep pemasaran berdasarkan definisi dari Philip Kotler adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak lain. Didalamnya
terdapat konsep yang ditawarkan seperti kebutuhan, keinginan, dan permintaan,
produk-produk (barang-barang, layanan dan ide) value atau nilai, biaya dan kepuasan,
pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan, pasar dan para pemasar serta
prospek.
Konsep tersebut memperlihatkan bahwa pemasaran merupakan gabungan dari
beragam aspek yang saling berkaitan satu sama lain untuk menciptakan suatu
aktivitas yang bermanfaat bagi peningkatan nilai penjualan suatu produk atau jasa
yang ditawarkan
3. Pengertian Pemasaran
Sering didengar banyak orang berbicara mengenai penjualan, pembelian,7
transaksi, dan perdagangan tetapi apakah sama istilah ini dengan pemasaran?
Pemasaran umumnya dimaksudkan adalah permintaaan atau pembelian dan harga
sedangkan apabila seorang tenaga penjualan atau manajer penjualan berbicara
mengenai pemasaran, sebenarnya yang dibicarakan adalah penjualan. Bagi seorang
manajer toko serba ada pemasaran diartikannya sebagai kegiatan pengeceran
7
(retailing) atau penjajakan (merchandising). Dari uraian diatas terlihat bahwa istilah
pemasaran dibicarakan sebenarnya penafsirannya terbatas hanya pada satu bagian
dari dari kegiatan pemasaran yang menyeluruh. Pada dasarnya pembatasan di atas
berada dalam lingkup kegiatan atau aktifitas berkaitan dengan usaha untuk
menyerahkan barang atau jasa yang dihasilkannya pada suatu tingkat harga dapat
memberikan keuntungan padanya.
Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi
American Marketing Association 1960, menyatakan pemasaran adalah hasil prestasi
kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari
produsen sampai ke konsumen. Disamping penafsiran ini terdapat pula pandangan
yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran merupakan proses kegiatan mulai jauh
sebelum barang-barang atau bahan-bahan masuk ke dalam proses produk
Disamping pengertian yang telah disebukan di atas, terdapat pengertian sering
kali digunakan dalam pembahasan tentang pemasaran, pengertian tersebut
menyatakan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi
dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.8
8
Sofyan Asyauri, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Srategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet ke -7 h.168
Jadi strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dilaksanakan dengan
harapan bahwa unit bisnic akan mencapai sasaran pemasaran.9
Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu di
bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan
untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain,
strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasran perusahaan dari waktu ke waktu , pada
masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan
perusahaan dalam menghadapi lingkunngan dan keadaan persaingan yang selalu
berubah.
4. Pengertian Pemasaran Syariah
Pemasaran merupakan bentuk muamalah yang dibenarkan dalam islam, sepanjang
dalam proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah.
10Pemasaran syariah adalah penerapan suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan
nilai dan prinsip syariah. Jadi pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep
keislaman yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW. Menurt Hermawan Kertajaya,
9
Yusuf Al Qardhawi, Halal dan Haram, Penerjemah: Drs. Abu Sa’id al Falahi & Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Lc.,( Jakarta: Rabbani Press, 2000).h.1
10
nilai inti dari pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi, sehingga marketer
tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan, bukan kareana diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.11
Karakteristik yang ada pada pemasaran syariah :
Ketuhanan (rabbaniyah)
Salah satu cirri khas dari pemasaran syariah adalah sifatnya yang religious.
Jiwa seseorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang bersifat
ketuhanan merupakan hukum yang paling adil. Dengan konsep ini pemasar syariah
akan sangat hati-hati dalam perilaku pemasarannya dan berusaha tidak merugikan
konsumen. apabila seorang pemasar syariah hanya berorientasi pada keuntungan,
maka ia dapat merugikan konsumen dengan memberikan janji palsu. Namun seorang
pemasar syariah memiliki orientasi maslahah sehingga tidak hanya mencapai
keuntungan, namun diimbangi pula dengan keberkahan di dalamnya. Sesuai dengan
firman Allah :
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
11
sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Qs
Al-Zalzallah :7-8)
Etis (akhlaqiyah)
Keistemewaan yang lain dari pemasaran syariah adalah mengedepankan
masalah akhlak dalam seluruh aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah konsep
pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika tanpa peduli dari
agama manapun, karena hal ini bersifat universal
Realistis (al-waqiyyah)
Pemasaran syariah bukanlah konsep yang eksklusif, fanatik anti modernitas,
dan kaku, melainkan konsep pemasarn yang fleksibel. Pemasaran syariah bukanlah
berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa arab dan mengharamkan
dasi. Namun syariah marketer harus tetap berpenampilan bersih, rapi dan bersahaja
apapun gaya berpakaian yang dikenakan.
Humanistis (insaniyyah)
Keistimewaan yang lain adalah sifat humanistis universal. Pengertian
humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat,
sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara. Syariah islam adalah syaiah humanistis,
diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa mempedulikan ras, warna
5. Segmenting, Targeting, Positioning
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses STP adalah melakukan
segmentasi pasar. Konsep segmentasi pasar pertama kali diperkenalkan oleh Wendell
R. Smith pada tahun 1956, dalam artikel klasiknya yang berjudul “Product
Differentation and Market Segmentation as Alternatif Marketing Strategies” yang
dipublikasikan di journal of Marketing. Prinsip dasar segmentasi pasar adalah bahwa
pasar tidak homogen dan konsekuensinya, penawaran pemasaran perlu dibedakan
bagi kelompok pelanggan yang berbeda.
Pada prinsipnya, segmentasi pasar bisa diartikan sebagai proses
mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok
atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan,
perilaku atau respon terhadap program pemasaran spesifik. Segmentasi pasar
merupakan konsep pokok yang mendasari strategi pemasaran perusahaaan dan
alokasi sumber daa yang harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan
program pemasaran.12
Dalam rangka merelealisasikan manfaat potensional segmentasi pasar,
perusahaan membutuhkan studi empiris mengenai kebutuhan dan keinginan
konsumen, seta system manajemen ang bias menyesuaikan proses bisnis dengan
kebutuhan dan keinginan tersebut. Konsumen melakukan pembelian atas dasar
manfaat yang diberikan, atau kemampuan produk dan jasa dalam membantu mereka
memecahkan masalah sepesifik ang dihadapi. Perusahaan bias saja menawarkan
beraneka macam produk dan jasa, namun konsumen hana membeli manfaat atau
solusi atas masalahyang ditawarkan oleh produk dan jasa bersangkutan. Sebagai
contoh, manfaat yang bias didapatkan seseorang melalui study lanjut program master
bias bersifat fungsional (misalnya, meningkatkan rasa percaya diri dan gengsi dengan
mendapatkan gelar akademis tambahan), dan ekonomis (contohnya, menambah
peluang peningkatan pendapatan melalui promosi jabatan).
Sesuai dengan namanya, prosedur segmentasi, targeting, dan positioning
(STP) secara rinci meliputi tiga tahap pokok sebagai berikut :
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang
terbedakan dengan kebutuhan, karekteristik, atau tingkah laku berbeda (homogeen)
yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.13
Menurut wendel R.Smith, segmentasi pasar adalah pembagian dari pasar
secara keseluruhan dalam kelompok-lelompok sesuai dengan kebutuhan dan cirri-ciri
konsumen. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa mengadakan segmentasi
13
pasar berati perusahaan telah menetapkan secara jelas kelompok-kelompok pasar
yang sesuai untuk dilayani secara efektif dan efisien
Dalam praktiknya segmentasi pasar terdiri dari segmentasi pasar konsumen,
dan segmentasi pasar industrial. Setiap segmen memiliki variable tertentu, namun
pada dasarnya variable yang digunakan tidak jauh berbeda.
Variable utama yang mungkin dipergunakan dalam segmentasi pasar
konsumen adalah segmentasi geografik, yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit
secara geografik atau membagi pasar berdasarkan wilayah tertentu, seperti Negara,
regional, kota, kabupaten, kecamatan atau yang lainnya. Segmentasi demografik,
yaitu membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti: umur, jenis
kelamin, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, dan kebangsaaan.14
Segmentasi psikografik, yaitu membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan
pada karakteristik kelas social, gaya hidup atau kepribadian. Segmentasi tingkah laku
yaitu mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan,
atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Segmentasi produk manfaat, yaitu
membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat berbeda yang dicari
konsumen dari produk.
Sedangkan variable untuk melakukan segmentasi industrial adalah segmentasi
berdasarkan demografik: yaitu jenis industry , ukuran perusahaan, lokasi perusahaan,
14
dan lainnya. Karakteristik pengoperasian yaitu teknologi yang difokuskan, gaya
hidup, status pengguna, kepribadian atau lainnya. Pendekatan pembeli, yaitu sifat
hubungan yang ada, kriteria pembeli atau yang lainnya. Karakteristik personil
industry, yaitu kesamaan pembeli, kesetiaan, sikap terhadap risiko atau lainnya, factor
situsional, seperti: urgensi, besarnya pesanan, atau lainnya.15
Segmentasi pasar perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena dalam suau
pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda kebutuhan dan keinginannya. Jadi
segmentasi pasar pada perusahaan dibuat bertujuan untuk dapat mengungkap peluang
segmen pasar sebuah perusahaan. Sehingga perusahaan dapat mengetahui segmen
pasar mana yang paling efektif
Karakterisasi segmen terdiri dari:
Identivikasi
Artinya segmen yang diidentivikasi bener-benar berbeda dengan
segmen-segmen lain.
Measurebility.
Artinya Identivikasi segmen dalam hal perbedaan karakteristik individual
dan rumah tangga, atau karakteristik terukur lainnya haruus bias dilakukan.
15
b. Menentukan Sasaran Pasar (Targeting)
Setelah perusahann selesai melakukan segmentasi pasar, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan sasaran pasar, artinya mengevaluasi keaktifan setiap
segmen, kemudian meemilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani.
Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya
tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan.
Evaluasi terhadap segmen pasar bisa dilakukan dengan menggunakn Sembilan
kriteria yang bias dikelompokkan menjadi 3 faktor utama yaitu :
Pertama, ukuran dan potensi pertumbuhan segmen. Meskipun segmen yang
besar dan berkembang kelihatannya lebih menarik, ukuran dan segmen potensi
pertumbuhan yang cocok bagi seiap perusahaan dengan sumber dan kapabilitas
organisasi. Tidak jarang sumber daya organisasi seperti ketersediaaan tenaga ahli,
modal, jumlah gerai distribusi menjadi kendala bagi upaya perusahaaan untuk
bersaing dalam pasaran tingkat pertumbbuhannya besar.
Kedua, karakteristik striktural segmen yang terdiri atas kompetisi, kejenuhan
segmen protektabilitas, dan risiko lingkungan. Perusahaan wajib mencermati
intensitas dan dinamika persaingan yang berkaitan dengan hambatan masuk,
hambatan keluar, ancaman pendatang baru, tekanan dari produk atau jasa substitusi,
kekuatan tawar menawar pemasok, tawar menawar konsumen. Perudahaan juga perlu
kemungkinan segmen yang ada ataukah masih tersedia gabungan potensial dalam
pasar yang bisa dimasuki perusahaan. Selain itu, identifikasi sebagai aspek risiko,
seperti risiko bahwa inovasi dan temuan perisa diperusahaan tidak bias proteksi
dengan hak cipta dan paten, dan risiko perubahan lingkungan.
Ketiga, kesesuaain antara produk dan pasar dalam hal ini, terdapat 3
petanyaan kunci yang perlu dijawab yaitu:
1. Apakah melayani segmen tertentu bisa sesuai dengan kekuatan perusahaan dan
citra yang diharapkan?
2. Adakah sinergi yang didapatkan dari melayani segmen tersebut?
3. Dapatkah perusahaan menanggung biaya memasuki segmen bersangkutan dan
dapatkah perusahaan menetapkan harga produk sedemikian rupa sehingga
memperoleh tingkat margin dan Return On Investmen (ROI) sebagimana
diharapkan?
Sejumlah perusahaan berusaha memasuki segmen yang menjanjikan ROI yang
besar, namun tidak trelalu cocok dengan kapabilitas dengan organisasi saat ini.
c. Positioning
Yaitu perancangan, penawaran,dan citra perusahaan agar target pasar mengetahui dan
mengannggap penting posisi perusahaan diantara pesaing.16
16 Rambat lupiyoadi, “manajemen pemasaran jasa teori dan praktik”(Jakarta:2001 PT
Menurut Al Ries dan Trout, positioning bukanlah hanya menyangkut apa yang
dilakukan terhadap produk (barang atau jasa) tetapi apa yang kita (pemasar) lakukan
terhadap pikiran/benak konsumen. tujuan dilakukan positioning adalah untuk
membedakan persepsi perusahaan berikut produk dan jasa dari pesaing. Positioning
merupakan konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana konsumen yang ada
ataupun calon konsumen dapat menerima perusahaan tersebut dan produknya
dibandingkan dengan perusahaan lain.
Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki
dengan cara menentukan dimana posisi yang akan ditempati dalam segmen tersebut.17
Langkah-langkah dalam positioning:
Menurut kotler, setidaknya ada 3 langkah dalam melakukan positioning, yaitu:
a. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam
hubungan dengan pesaing
b. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat/menonjol
c. Menyampaikan keunggulan itu secara efeltif kepada target pasar
6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Dalam dunia pemasaran selalu terkait dengan yang dinamakan marketing mix
(bauaran pemasaran). Bauran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan
pemasar untuk membentuk karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan. Alat alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka
panjang dan merancang program taktik jangka pendek. 18
Kotler dan Amstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat
alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan
untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran
terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan produknya.19
Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali oleh Jerome Mc Carthy
yang merumuskannya mejadi empat (4P : Product, price, promotion, place).
1. Product (produk)
Yaitu sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar dengan tujuan mendapatkan
perhatian untuk dibeli. Dalam kontek ini, produk bisa berupa apa saja baik berupa
barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan tertentu. Andrian Payne mendefinisikan produk sebagai
18 Fandy Ciptono “Pemasaran jasa” (Malang : 2005 Bayu Media Publising. hal : 30-31)
konsep keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan berbagai nilai bagi para
pelanggan20.
Dalam perspektif syariah produksi merupakan konsep yang penting. Alqur’an
menggunakn konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas. Tekanan alqur’an
diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang
harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia. Berarti barang itu
harus diproduksi untuk Kebutuhan hidup manusia, bukan untuk memproduksi
barang-barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
manusia.21
Islam juga mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan
produk tersebut. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (ghoror)
bagi pembeli. Pasalnya disini berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan
terhadap salah satu pihak.
Selain keberadaan suatu produk, islam juga memerintahkan untuk
memperhatikan kualitas produk. Barang yang dijual harus terang dan jelas
kualitasnya, sehingga pembeli bisa dengan mudah member penilaian.22
20
Andrian payne, The Essennce of servise Marketing (Yogyakarta:Andi,2001) cet. Ke-1 hal 156
21
Muhammad Firdaus dkk, dasar & strategi pemasaran syariah (Jakarta: PT. Renaisan, 2005) h.23
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa produk dalam perspektif syariah
(fiqh muamalah) harus memenuhi standarisasi mutu keberadaan barang. Fiqh
muamalah tegas mengharamkan praktik jual beli yang menipu dengan ketidakjelasan
mutu dan keberadaan barang.
Dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur terpenting,
karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis
produk/barang yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan
promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat
tahap, yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction).
pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun
volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru
(betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang
dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus
agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang
tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah
2. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan
barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak
seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga
persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas
dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih
meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun
laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga
perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap
kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi
persaingan.
4.Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu
mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru.
Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang
lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan
yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka
perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas.23
3. Price (Harga)
Harga merupakan keputusan bauran pemasaran berkenaan dengan kebijakan
stategis dan praktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan
tingkat diskriminasi harga, diantara berbagai kelompok pelanggan.
Dalam konsep ekonomi islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar
yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Peneentuan harga dengan
adanya pertemuan antara permintaan dan penawaran itu terjadi secara sukarela. Ini
bermakna tidak ada yang menganiaya dan mendholimi.
Dalam praktik fiqh muamalah, harga mengambil posisi tengah, tidak
berlebih-lebihan, tidak pula merendah-rendahkan. Ini berarti dalam fiqh muamalah harga
mestinya harus proporsional.24
Tujuan penentuan harga adalah:
Pertama, untuk bertahan hidup. Artinya, dalam kondisi tertentu, terutama
dalam kondisi persaingan yang tinggi. Dalam hal ini perusahaan menentukan harga
semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang dipasarkan laku dipasaran.
Kedua, untuk memaksimalkan laba. Tujuan harga ini dengan mengharapkan
penjualan yang meningkat sehingga laba bisa ditingkatkan. Penentuan laba biasanya
dapat dilakukan dengan harga yang murah atau tinggi.
Ketiga, untuk memperbesar market share. Penentuan harga dengan harga
dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan
diharapkan pula nasabah pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.
Keempat, mutu produk. Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk
memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang
tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin.
Kelima, karena pesaing. Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga
pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga
pesaing.25
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan
pemasuakan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangakan ketiga unsur lainnya
(produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Selain
itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat
diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen
saluran distribusi. Keduanya tidak dapat diubah atau disesuaikan dengan mudah dan
cepat karena biasanya menyangkut kebutuhan jangka panjang.
4. Promotion (Promosi)
Promosi adalah suatu cara langsung atau tidak langsung untuk mempengaruhi
konsumen agar lebih suka membeli suatu merek tertentu. Sebuah perusahaan dapat
melekukan kegiatan promosi dalam memperkenalkan produk-produknya pada
konsumen. promosi merupakan salah satu variable dari marketing mix yang harus
dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualan
barang-barang dan jasa-jasa yang dipasarkan.
Dalam islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan. Hanya saja dalam
berpromosi tersebut mengedepankan factor kejujuran dan menjauhi penipuan.
Disamping itu metode yang dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syariah
islam.26
Secara garis besar ada tiga macam sarana promosi (promotion mix) yang
dapat digunakan oleh perusahaan yaitu:
Pertama, periklanan (advertising). Merupakan promosi yang dilakukan dalam
bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur,
Koran, majalah, radio atau televise.
Kedua, promosi merupakan promosi yang dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Promosi
penjualan dilakukan untuk menarik pelanggan untuk segera membeli.27
ketiga publisitas (publicity). Merupakan promosi yang dilakukan untuk
meningkatkan citra perusahaan di depan para calon nasabah atau nasabahnya melelui
kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial.
Keempat, penjualan pribadi. Merupakan promosi yang dilakukanmelelui
pribadi-pribadi karyawan setempat dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.
Strategi promosi adalah sesuatu yang dapat memperkenalkan atau
mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai macam
media dan cara. Tetapi dalam mempromosikan suatu produk harus mengedepankan
kejujuran dan menjauhi penipuan.
4. Place (Distribusi)
Pendistribusian dapat diartikan sebgai kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai yang diperlukan (jenis, jumlah,
harga, tempat, dan saat dibutuhkan) dengan kata lain, proses distribusi merupakan
aktivitas pemasaran yang mampu:
27
1. Menciptakan nilai tambah produk
2.Memperlancar arus saluran pemasaran
Penempatan barang merupakan factor vital di dunia usaha. Berkaitan erat
dengan posisi ini adalah sarana transportasi dan pengangkutan. Nabi SAW bersabda
yang artinya: ”janganlah membeli barang dari kafilah yang belum tiba dipasar dan
janganlah membeli barang yang belum ada (muttafaq alaih)”.
keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap barang atau jasa
bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik misanya
kepusan mengenai dimana sebuah perusahaan asuransi harus di dirikan. Selain itu
kepusan mengenai pengguna perantara untuk meningkatkan aksesibititas jasa atau
barang bagi para pelanggan misalnya, akankah menggunakan jasa orang lain ataukah
harus memasarkan sendiri.
B. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) 1. Pengertian DPLK
Pengertian dana pension secara umum merupakan dana yang sengaja dipungut
oleh perusahaan dari karyawannya dan merupakan pendapatan yang akan diperoleh
seseorang detelah mengabdi dan bekerja selama sekian tahun. Pensiun atau diberikan
Menurut UU No.11 Tahun 1992, tentang dana pensiun adalah: ”dana pensiun
adalah badan hukum yangmengelola dan menjalankan program yang menjanjikan
manfaat pensiun.”28
Jadi dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola
dana program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada
karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun.29
Jadi kegiatan perusahaan dana pensiun adalah memungut dana dari iuran
yang dipotong bdari pendapat karyawan suatu perusahaan. Iuran ini kemudian
diinvestasikan lagi ke dalam berbagai kegiatan usaha yang dianggap paling
menguntungkan. Bagi perusahaan dana pensiun iuran yang dipungut dari para
karyawan suatu perusahaan tidak dikenakan pajak. Hal ini dilakukan pemerintah
dalam rangka pengembangan program pensiun kepada masyarakat luas, seperti yang
tertuang dalam peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang
memberikan fasilitas penundaaan pajak penghasilan seperti dalam UU No.7 Tahun
1983 tentang pajak penghasilan: “iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun
yang disetujui menteri keuangan , baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun oleh
karyawan dan penghasilan dana pensiun dari modal yang ditanamkan dalam
bidang-
28 Republik Indonesia, UU No. 11 Tahun 1992 tentang dana Pensiun 29
bidang tertenu berdasarkan keputusan menteri keuangan tidak termasuk dari objek
pajak.”30
Dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh
bank dan perusahaan asuransi jiwa yang menyelenggarakan program pensiin iuran
pasti (PPIP) bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah
dari dana pension pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa
yang bersangkutan.
Sesuai dengan Undang-undang no 11 tahun 1992 yang ditunjuk untuk
menyelenggarakan program DPPLK adalah bank atau perusahaan asuransi jiwa
dengan batasan bahwa kekayaan, pengelolaan dana maupun program-programnya
terlepas dari badan pendirinya, hall ini dilakukan agar masa depan DPLK dan
pesertanya terjamin.
2. Fungsi dan Tujuan DPLK
a. Fungsi Program Dana Pensiun
Program pension mempunyai tiga fungsi,31 meliputi fungsi asuransi, fungsi
tabungan dan fungsi pensiun. Program pensiun memiliki fungsi asuransi karena
30
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta PT.Raja Grafindo Persada, 2002)h.310
memberikan jaminan kepada peserta untuk untuk mengatasi risiko kehilangan
pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun.
Program pensiun memiliki fungsi tabungan karena selama masa kerja
karyawan atau pekerja mandiri harus membayar iuran premi. Program pensiun
memiliki fungsi pensiun karena manfaat yang akan diterima oleh peserta dapat
dilakukan secara berkala selama hidup.
Fungsi asuransi
Penyelenggara program pensiun mengandung azas kebersamaaa
sebagaimana program asuransi, sebagai contoh seorang peserta program
pension mengalami cacat atau meninngal karena kecelakaaan ang
menyebabkannya kehilangan pendapatan. Sebelum memasuki usia pensiun,
kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang dijanjiakn
atas beban dana pensiun.
Fungsitabunngan
Karena dana pensiun bertugas mengumpulkan dan mengembangkan dana,
maka dana tersebut merupakan akumulasi dari iuran peserta (pemberi kerja,
karyawan, pemberi kerja bersama karyawan, pekerja mandiri), kemudian
iuran itu akan diperlakukan seperti tabungan. Selanjutnya dana yang
terkumpul akan dikembangkan yang nantinya akan digunakan untuk
membayar manfaat pensiun peserta. Besarnya manfaat pensiun peserta
1. Akumulasi dana yang disetor
2. Jangka waktu kepesertaan
3. Hasil pengembangan dana yang terkumpul.
Sebagai contoh, seorang peserta (karyawan atau pekerja mandiri)
inginn mengakhiri kepesertaannya. Kepada peserta tersebut,
diberikan sejumlah dana yang besarnya sama dengan iuran yang
telah dissetorkan kepada dana pensiun. Hal ini bertujuan untuk
menjaga likuiditas dana pensiun dalam jangka panjang.
Fungsipensiun
Fungsi ini rujukan dari azas pokok penyelenggaraan program pension yaitu
azas penundaan manfaat pension. Artinya peserta akan diberikan jaminan
kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala seumur
hidup setelah pension.
b. Tujuan Dana Pensiun
Program pensiun pada prinsipnya bertujuan memberikan jaminan
kesejahteraan kepada karyawan. Keberadaaan jaminankesejahteraaan tersebut
memungkinkan karyawan memperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko
kehilangan pekerjaan, lanjut usia, kecelakaan atu bahkan meninggal dunia.
Risiko-risiko tersebut memberikan dampak financial terutama bagi kehidupan karyawan dan
menimbulkan goncangan-goncangan yang pada gilirannya akan mengganngu
kelangsu gan hidup yang ditinggalkan.32
Perlindungan terhadap tenaga kerja merupakan suatu keharusan bagi setiap
pemberi kerja baik itu perlindungan keselamatan kerja, perlindungan kesehatan dan
terutama sekali pemberi jaminan kesejahteraan. Dalam pemerintahan islam
perlindungan trehadap tenaga kerja itu sendiri maupun ahli warisnya, telah diterapkan
sejak zama rasulullah saw sesuia sabdanya.
Artinya: barang siapa meninggalkan harta, maka itu adalah hak ahli warisnya,
tetapi barang siapa yang meninggalkan ahli warisnya yang masih lemah maka
hendaklah datang kepadaku (Hr.Bukhari)
3. Jenis dan Program Dana Pensiun
Menurut UU No. 11 tahun 1992, jenis dana pensiun dapat digolongkan menjadi 2
(dua) yaitu:
a. Dana pensiun pemberi kerja (DPPK)
Dana pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah lembaga penghimpunan dana
pension yang dibentuk pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan untuk
para pekerjanya sendiri dan peserta program ini tidak bisa menjadi peserta
DPPK lagi.
b. Dana pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK)
32
Dana pensiun Lembaga Keuangan adalah badan hukum yang dibentuk oleh
bank dan perusahaan asuransi jiwa (PAJ) yang menyelenggarakan program
pensiun pasti bagi pesertanya.
Perbedaan DPPK dan DPLK:
Tabel 1
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
1. Diselenggarakan oleh pemberi
kerja
1. Diselenggarakan oleh bank atau
perusahaan asuransi
2. Menjalankan program pension
manfaat pasti
2. Menjalankan program iuran pasti
3. Manfaat pension sudah ditentukan
besarnya
3. Besarnya manfaat pension
tergantung dari masa
kepesertaan,besarnya iuran dan
pertumbuhan investasi
4. Pengelolaan dana sepenuhnya
kuasa DPPK
4. Pilihan investasi ditentukan oleh
peserta dan perkembangannya
dilaporkan secara transparan
5. Manajemennya terpisah dari
pemberi kerja
5. Dapat terus diikuti walaupun telah
6. Seluruh risiko investasi tanggung
jawab pemberi kerja
Menurut UU No. 11 Tahun 1992, program dana pensiun yaitu sebagai berikut:
1. Program pensiun manfaat pasti (PPMP)
Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut difened benefit plan adalah
program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun
sehingga ada kepastian besarnya manfaat pensiun yang akan diterima oleh
mereka yang bekerja dan menjadi peserta PPMP adalah pembayaran berkala
yang dibayarkan kepada Peserta dengan cara yang ditetapkan dalam perauran
dana pensiun.
Kelebihan program pensiun manfaat pasti:
a. Lebih menekankan pada hasil akhir.
b. Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu mengingat manfaat dikaitkan
dengan gaji karyawan.
c. Progam pensiun manfat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang telah
dilalui karyawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan
bejalan.
d. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada
Kelemahan program pensiun manfaat pasti:
a. Perusahaan menanggung risiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi
tidak mencukupi.
b. Reletif lebih sulit untuk diadmimistrasikan.
1. Program pensiun Iuran pasti (PPIP)
Program pensiun iuran pasti atau sering disebut dengan benefit contribution
plan adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pension
dan seluruh iuran beserta hasil pengembangannnya dibukukan pada rekening
masig-masing sebagai manfaat pensiun . Manfaat pensiun yang diterima oleh peserta DPLK
akan tergantung sepenuhnya pada besarnya iuran pasti. Hasil pengembangan dana
tersebut diinvestasikan selama menjadi peserta.
Kelebihan program pensiun iuran pasti:
a. Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau
diperkirakan.
b. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang akan dilakukan setiap
tahunnya.
c. Lebih mudah untuk diadministrasikan.
Kelemahan program pension iuran pasti:
a. Penghasilan pada saat mencapai usia pension lebih sulit untuk diperkirakan.
Mengingat pengembangan dana berperan pula terhadap manfaat pensiun, maka
lembaga DPLK wajib mengarahkan pesertanya agar dapat menyimpan atau
menginvestasikan dananya pada sasaran yang tepat dalam arti kata akan diperoleh
keuntungan maksimal dan dapat menghindari risiko yang timbul sebagai akibat dari
penempatan dana tersebut.33
Di dalam DPLK, tidak ditetapkan secara pasti didalam peraturan dana pensiun
terhadap manfaat pensiun yang diterima oleh peserta, tetapi hanya ditetapkan
besarnya iuran pasti. Hal ini diebabkan karena manfaat yang akan diterima
disesuaikan dengan pertumbuhan investasi setiap tahunnya, sehingga perolehan
keuntungan dari waktu ke waktu pasti dan tidak tetap tergantung kepada hasil usaha
yang benar-benar dihasilkan oleh bank sebagai pengelola dana (mudharib), untuk itu
pengelola dana akan berusaha mengoptimalkan keuntungan dari pemakai dana.
Keuntungan ini dinamakan system bagi hasil.
Yang dimaksud dengan system bagi hasil yaitu suatu system yang meliputi tata
cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola dana
(mudharib) yangbterjadi antara bank dengan nasbah penyimpan dana maupun antara
bank dan nasabah penerima dana. Hasil usaha bank yang dibagikan kepada
penyimpan adalah laba usaha yang telah dihitung selama satu periode tertentu.
Apabila besar keuntungan ini telah ditetapkan terlebih dahulu secara pasti
dimuka (fixed) dalam bentuk prosentase (0%), maka keuntungan yang diperoleh ini
termasuk dalam bunga. Sedangkan membungakan uang merupakan kegiatan usaha
yang kurang mengandung risiko karena perolehan pengembaliannnya berupa bunga
yang relative pasti dan tetap. Membungakan uanga adalah sa gat dilarang oleh Allah
dan kegiatan ini tidak sesuai dengan syariat islam.
“Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari
Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana
dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”(QS.
Lukman: 34)
Berdasarkan ayat tersebut apabila bunga ditetapkan di muka (fixed) dianggap