• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pemasaran dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) Syariah dalam peningkatan jumlah nasabah (studi pada DPLK bank Muamalat Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pemasaran dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) Syariah dalam peningkatan jumlah nasabah (studi pada DPLK bank Muamalat Indonesia)"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)

Oleh:

SYARIFATUL MAULA

107046202057

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Pada kesempatan ini penyusun menghaturkan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa

Ta’ala, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta bimbingan-Nya

kepada penyusun dalam mengarungi proses pembelajaran akademik di Jurusan Asuransi Syariah

Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita

baginda nabi agung Muhammad Saw beserta ahlul baitnya, dan para sahabat yang telah

membuka keluasan ilmu pengetahuan serta dengan sabar mengajarkan pada ummatnya.

Skripsi berjudul “Strategi Pemasaran Dana Pensin Lembaga Keuangan (DPLK)

Syariah Dalam Peningkatan Jumlah Nasabah” disusun guna memenuhi syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islampada Jurusan Asuransi Syariah Fakultas Syariah UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, untuk itu sebagai bentuk penghargaan dan rasa ta’dhim, penyusun haturkan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Orang tua ku tercinta Ibunda Siti Saodah dan ayahanda Ahmad Baehaqi salam ta’dzim penulis

(6)

ii  

penulis, terimakasih atas doa’ dan motivasinya

2. Prof.Dr. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

3. Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

4. Bapak mu’min Rouf, MA selaku Sekretaris Prodi serta doseen pembimbing akademik yang

selalu memberikan bimbingan dan arahan serta semangat selama masa pekulihan hingga

penulisan skripsi ini selesai

5. Bapak AM.Hasan Ali, MA dan Bapak Prof. Dr.H. Hasanudin, AF, MA sebagai pembimbing

skripsi yang telah meluangakan waktu di sela-sela kesibukan dalam memberikan masukan

ataupun nasihat dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen fakultas yang telah mentranfer ilmunya dengan ikhlas kepada penulis

7. Segenap staf akademik dan perpustakaan Fakultas Syariah serta perpustakaan Utama

8. Teman-teman Asuransi Syariah angkatan 2007 khususnya Asuransi A (Nani, Iis, Mila, Ulfha,

Fika, Tiara, Dilla dan teman- teman putra yang tidak dapat disebut satu persatu

9. Rekan-rekan IMMAN , rekan-rekan IRMAFA, rekan-rekan NIELSEN dan rekan-rekan

Yasmin

10.Suka duka dalam kesetiaan persahabatan merupakan suatu motivasi bagi penulis dalam

menghasilkan karya ilmiah ini untuk Cibul, Zie, Irma, Dian kalian yang slalu membuat aku

tersenyum disaat sedih, membuat aku bangun disaat terjatuh , membuat aku kuat disaat

(7)

iii  

terimakasih banyak atas motivasi dan segala bantuannya luph U All...

Semoga kebaikan dan keikhlasan pihak-pihak yang terkait tersebut mendapat balasan dari

Allah SWT Jazakumullah Khoiru Jaza. Akhir kata kami mengharap ampunan dan ridla Allah

SWT semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan menambah

khazanah pengetahuan dan perkembangan Muamalat Amin

Jakarta, 31 Mei 2011 M.

27 Jumadil Akhir 1432 H.  

 

            Penyusun

 

(8)

iv  

saat memasuki usia pensiun (retirement benefit).

Sebagai implementasinya PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. telah mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang disingkat DPLK Muamalat, yang disahkan berdasarkan SK Menteri Keuanagn No. KEP-485/KM.17/1997 Tanggal 10 Oktober 1997.

Penelitian pada DPLK Bank Muamalat Indonesia dilakukan oleh penulis untuk mengetahui strategi pemasaran DPLK Syariah dalam peningkatan jumlah nasabah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan library research dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran DPLK Bank Muamalat Indonesia berpengaruh secara positif dalam peningkatan jumlah nasabah.

(9)

v  

Abstrak ……… iv

Daftar Isi ……….. v

Daftar Tabel ……… vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Kerangka Teori dan Konseptual ... 8

E. Review Studi Terdahulu ... 12

F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II : KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi ... 17

2. Konsep Pemasaran ... 19

(10)

vi  

B. DPLK

1. Pengertian DPLK ... 40

2. Fungsi dan tujuan DPLK ... 42

3. Jenis dan Program Dana Pensiun ... 45

4. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun ... 52

5. Syarat Kepersetaan dan Manfaat DPLK ... 54

BAB III : PROFIL DPLK BANK MUAMALAT INDONESIA 1. Sejarah Berdirinya DPLK BMI ... 57

2. Visi, Misi dan Tujuan DPLK BMI ... 58

3. Stuktur Organisasi dan Tata Kerja ... 59

4. Jenis Produk Dana Pensiun Muamalat ... 64

5. Manfaat DPLK BMI ... 66

6. Mekanisme Prosedur peserta DPLK BMI ... 68

(11)

vii  

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Perbedaan DPPK dan DPLK

Tabel 2 : Target Jumlah peserta DPLK BMI

Tabel 3 : Realisasi perkembangan jumlah peserta DPLK BMI

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia yang berkembang cepat dan pesat di berbagai sektor,

dihadapkan pada timbulnnya dampak dan fenomena baru yang memberikan pengaruh

dan perubahan, baik yang menguntungkan maupun merugikan, seperti bertambah

besarnya risiko-risiko yang tidak dapat diduga, yaitu hilangnya harta atau jiwa.

Segala risiko yang mungkin timbul, akibat hal-hal yang tidak diinginkann

tersebut dan guna menutup kemungkinan dari risiko-risiko kerugian, maka kehadiran

asuransi dibutuhkan untuk menjamin manusia dari berbagai risiko. Institusi ini telah

menjadi basis bagi kehidupan modern dan mempunyai pengaruh yang sangan luas,

dapat diaplikasikan di semua bidang.

Saat ini kebutuhan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan

maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana financial dalam

kehidupan dan perekonomian, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

kematian, atau risiko dalam menghadapi kerugian atas harta benda yang dimiliki.

Asuransi memang tidak bisa mencegah risiko, tapi setidaknya bisa

menanggulangi dampak financial dengan risiko yang terjadi. Demikian pula dunia

(13)

dapat mengganggu kesinambungan usahanya.1

Pada tahun 70 an sampai 80 an terutama masyarakat pedesaan di Indonesia

berlomba-lomba masuk jadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh

penghasilan tetap. Setelah berakhir masa kerja seseorang dan masa itu masyarakat

masih berfikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang sudah tidak

produktif lagi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pilihan pertama mereka

adalah pegawai negeri karena pegawai negeri pada saat itu memberikan kepastian

adanya pensiun disaat setelah mereka tidak bekerja.

Program pensiun pada prinsipnya bertujuan memberikan jaminan

kesejahteraan pada karyawan, keberadaan kesejahteraan tersebut meningkatkan

karyawan memeperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko kehilangan

pekerjaan, lanjut usia, kecelakaan, atau bahkan meninggal dunia. Risiko-risiko

tresebut memberikan dampak financial.2

Di Negara-negara maju penyelenggaraan program pensiun sudah dilakukan

sejak tahun 1800 an sedangkan dalam pemerintahaan islam program pensiun

diselenggarakan pada masa pemerintahaan Umar Bin khattab. Penyelenggaraan

program pensiun sebagai salah satu bentuk perlindungan terhadap kesejahteraan

karyawan dan penyelenggaraan ini bisa dilakukan oleh pemerintah maupun

      

1 Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001) h.1  2

(14)

perusahaan-perusahaan swasta.

Pada masa ini belum banyak perusahaan yang menyediakan dana pensiun bagi

karawannya sehingga relative banyak karyawan yang belum dapat menikmati hari

tua mereka setelah tidak bekerja, para karyawan yang bekerja pada perusahaan swasta

yang tidak menyelenggarakan program pensiun.3

Sampai akhir 2006, di Indonesia telah terdapat 23 unit bank syariah dan 105

BPR Syariah. Nilai aset bank syariah nasional terus mengalami pertumbuhan di mana

hingga Desember 2006 telah mencapai Rp 26,72 triliun. Melalui berbagai formulasi

kebijakan dan program akselerasi, BI juga telah menargetkan pangsa pasar bank

syariah tahun 2008 untuk dapat mencapai lima persen. Selain itu, terdapat 36 unit

asuransi syariah yang telah beroperasi. Total nilai emisi obligasi syariah yang tercatat

di pasar modal hingga Juli 2006 sebanyak 17 produk dengan nilai kapitalisasi sebesar

Rp 2,21 triliun. Adapun reksa dana syariah dalam periode yang sama, membukukan

nilai aktiva bersih (NAB) sebesar Rp 566,8 miliar.

Tentunya pertumbuhan lembaga keuangan syariah tersebut, secara lambat tapi

pasti juga akan mendorong perkembangan dana pensiun syariah. Sampai sekarang,

baru beberapa perusahaan yang mengelola dana pensiun syariah di antaranya; Bank

Muamalat Indonesia (BMI), Manulife (Principal Indonesia) dan Allianz. Lambannya

pertumbuhan dana pensiun syariah disebabkan beberapa faktor di antaranya;

keterbatasan regulasi; keterbatasan instrumen investasi, belum jelasnya model tata       

(15)

kelola dana pensiun syariah serta kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang

pentingnya dana pensiun syariah

Harus diakui bahwa perkembangan dana pensiun syariah relative tertinggal

disbanding dengan industri keuangan syariah yang lainnya. Hal ini disebabkan

minimnya dukungan strategi dan regulasi.

Akan tetapi pesaing bukanlah sesuatu halangan yang harus ditakuti atau

bahkan dimusuhi. Justru sebaliknya, para kompetitor harus dirangkul sebagai mitra

komplementer yang saling sinergis, diantaranya pesaing akan membuka, menciptakan

dan melebarkan pasar. Pesaing bias kita jadikan sebagai sumber inspirasi dalam

memperbaiki kinerja manajemen perusahaan sehingga menjadikan perusahaan selalu

lebih professional. Pesaing dapat mendorong kita bekerja lebih kreatif dalam

menghasilkan produk ataupun jasa dengan bekerja secara lebih efisien dan kreatif. 4

Dalam mengelola program pensiun, diperlukan komitmen pendiri dan

pengelola untuk mengelola dana peserta secara hati-hati (prudent), meminimalkan

segala kemungkinan moral hazad untuk kepentingan pihak tertentu yang tidak ada

kaitannya dengan upaya peningkatan kesejahteraan peserta. Selain itu juga

dibutuhkan komitmen Pendiri untuk memenuhi kewajibannya, baik akibat adanya

masa kerja lalu, maupun pendanaan untuk jangka panjang guna mencapai kekayaan

yang cukup untuk membayar pensiun yang dilakukan melalui proses pengumpulan       

4  Abdullah Amrin, Strategi pemasaran Syariah (Memenangkan Pesaing Usaha Bisnis

(16)

dan pengelolaan dana dengan memastikan bahwa investasi yang dilakukan sudah

tepat dengan biaya seefisien mungkin.

Oleh karena itu, dalam mengelola Dana Pensiun agar dapat memenuhi

harapan para stakeholder, perlu dikelola secara profesional. Salah satunya dengan

menerapkan Tata Kelola Dana Pensiun Yang Baik (Good Pension Fund

Governance/GPFG). Karena apabila pengelolaan dana publik tersebut tidak

dilaksanakan secara amanah dan mengabaikan aspek GPFG dapat menimbulkan

penyalahgunaan bahkan penyimpangan yang pada gilirannya akan merugikan

masyarakat peserta sebagai pemilik akhir dana tersebut.

Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba

(keuntungan) sudah pasti membutuhkan apa yang disebut strategi pemasaran,

pengertian pemasaran sendiri yaitu suatu proses untuk menciptakan dan

mempertukarkan produk atau jasa yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan.5

Dalam melakukan kegiatan pemasarn suatu perusahaan memiliki tujuan yang

hendak dicapai, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Dalam

jangka panjang dilskukan untuk memprtahankan produk-produk agar tetap eksis,

dalam jangka pendek biasanya untukmerebut hati konsumen terutama produk yang

      

(17)

baru.6

Sebagai bank yang murni syariah, Bank Muamalat Indonesia harus

mempunyai strategi tersendiri dalam mengembangkan dan memasarkan DPLK.

Persoalannya adalah bagaimana membuat DPLK yang baik dan berkualitas yang

nantinya akan dapat menarik minat masyarakat dalam membeli manfaat dari produk

tersebut, dan bagaimana DPLK syariah tersebut dapat dipasarkan kepada masarakat,

terutama kepada masyarakat yang beragama islam dan strategi apakah yang lebih

tepat digunakan dalam pemasaran produk tersebut. Dari latar belakang diatas, maka

penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan

judul “STRATEGI PEMASARAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUNGAN

(DPLK) SYARIAH DALAM PENINGKATAN JUMLAH NASABAH (STUDI PADA BANK MUAMALAT INDONESIA)”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berbicara mengenai pemasaran akan berorientasi kepada suatu perusahaan,

dimana pemasaran sangat memegang peranan penting dalam kemajuan dari

perusahaan, namun hal ini juga harus diikuti dengan etika dalam memasarkan suatu

produk ke pasaran. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan yang diuraikan.

      

6  Plilip Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta: PT. indeks Gramedia Group,

(18)

Dalam hal ini penulis ingin membatasi hanya pada strategi pemasaran DPLK

terhadap peningkatan jumlah nasabah.

2. Perumusan masalah

Sebagai bahan penelitian ada beberapa hal yang difokuskan antara lain adalah:

1. Bagaimana strategi pemasaran Bank Muamalat Indonesia dalam

peningkatan jumlah nasabah DPLK syariah?

2. Apa faktor dominan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah DPLK

Syariah

3. Seberapa besar pengaruh strategi pemasaran DPLK syariah terhadap

peningkatkan jumlah nasabah dari tahun 2008-2010 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan kajian skripsi ini

secara umum adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi pemasaran DPLK pada Bank Muamalat

Indonesia

2. Untuk mengetahui factor dominan yang mempengaruhi peningkatan

jumlah nasabah DPLK

3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh strategi pemasaran DPLK

syariah terhadap peningkatan jumlah nasabah.

(19)

hasil penelitian ini dapat diperoleh manfaat dan kegunaannya antara lain

sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, sebagai tambahan informasi dan sebagai bahan

perbandingan bagi penelitian lain yang juga meneliti tentang strategi

pemasaran lembaga keuangan syariah serta produk-produknya yang

sebelumnya lebih dahulu dikenal lembaga keuagan konvensional

2. Bagi praktisi, membantu untuk lebih meningkatkan pelayanan serta

memperluas usaha ke berbagai daerah dalam rangka melayani

masyarakat serta dapat menentukan strategi yang akan diambil dalam

peningkatan pemasaran produk tersebut

3. Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan dan pengetahuan, dalam

hal ini dapat memberikan pengetahuan tentang Dana Pensiun Lembaga

Keuangan (DPLK).

D. Kerangka Teori dan Konseptual

Istilah Strategi berasal dari bahasa yunani, sttratageta (stratos : militer, dan

ag: dsituasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral

dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan

perang.7

      

7  Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Manajemen; Back To Basic Approach (Jakarta:

(20)

Menurut DR. Sukanto Reksohadiprodjo, menjelasakan bahwa strategi

adalah pondasi tujuan organisasi, dalam hal “agribisnis” strategi ang digariskan

adalah ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi.

Menurut Onong Uchayana Efendi mengemukakan bahwa strategi pada

hakikatna adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan

tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja,

meleinkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya8

Strategi berkaitan dengan arah tujuan dan kegiatan jangka panjang suatu

organisasi. Strategi juga terkait dalam menentukan bagaimana suatu organisasi

menempatkan dirinya dengan mempertimbangkan keadaan sekeliling, terutama

terhadap pesaingnya.9

Pemasaran umumnnya dimaksudkan adalah permintaaan atau pembelian

dan harga sedangkan apabila seorang tenaga penjualan atau manajer penjualan

berbicara mengenai pemasaran, sebenarnya yang dibicarakan adalah penjualan. Bagi

seorang manajer toko serba ada pemasaran diartikannya sebagai kegiatan pengeceran

(retailing) atau penjajakan (merchandising). Dari uraian diatas terlihat bahwa istilah

pemasaran ang dibicarakan sebenarnya penafsirannya terbatas hanya pada satu bagian

      

8  Onong Uchayana, ilmu komunikasi, Teori dan Praktek,( Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 1999), Edisi Revisi cet. Ke-5 h.32 

9  

(21)

dari dari kegiatan pemasaran yang menyeluruh. Pada dasarnya pembatasan di atas

berada dalam lingkup kegiatan atau aktifitas yang berkaitan dengan usaha untuk

menyerahkan barang atau jasa yang dihasilkannya pada suatu tingkat harga yang

dapat memberikan keuntungan padanya.

Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan

menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang

akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan

kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan

aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasran perusahaan dari waktu ke

waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai

tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkunngan dan keadaan persaingan yang

selalu berubah. 10

Pemasaran syariah adalah penerapan suau disiplin bisnis strategis yang

Sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi pemasaran syariah dijalankan berdasarkan

konsep keislaman yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan

Kertajaya, nilai inti dari pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi, sehingga

marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan

dan kebutuhan, bukan kareana diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.11

      

10  Sofyan Asyauri, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Srategi, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004), cet ke -7 h.168 

11

(22)

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Badan Hukum yang

dibentuk oleh Bank atau Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang menyelenggarakan

Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi pesertanya.

Sesuai UU nomor 11 Tahun 1992 yang ditunjuk menyelenggarakan Program

DPLK adalah Bank dan PAJ dengan batasan bahwa kekayaan pengelolaan dana

maupun program-programnya terlepas dari Badan Pendirinya. Hal ini dilakukan agar

kelangsungan hidup DPLK dan pesertanya dapat terjamin.

Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) adalah program pensiun yang iurannya

ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran peserta beserta hasil

pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing sebagai manfaat

pensiun. Manfaat pensiun yang diterima oleh peserta DPLK akan tergantung

sepenuhnya pada iuran pasti, hasil pengembangan dana tersebut serta lamanya

menjadi peserta. Mengingat pengembangan dana berperan pula terhadap manfaat

pensiun, maka lembaga DPLK wajib mengarahkan peserta agar dapat menyimpan

atau menginvestasikan dananya pada sasaran yang tepat dalam arti kata akan

memperoleh keuntungan maksimal dan dapat menghindari risiko yang timbul akibat

dari pengembangan dana tersebut.

Peserta DPLK adalah perorangan atau pribadi, baik karyawan suatu lembaga

atau perusahaan maupun pekerja mandiri. Yang dimaksud pekerja mandiri di sini

(23)

Walaupun telah mengikuti program pensiun di perusahaannya, karyawan suatu

lembaga atau perusahaan masih berkesempatan untuk mengikuti DPLK.12

E. Review Studi Terdahulu

Untuk menghindari penelitian dengan obyek yang sama, maka diperlukan

kajian terdahulu. Berdasarkan pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan

terhadap beberapa sumber keputusan terkait dengan permasalahan yang akan dibahas

yaitu:

1. Nurul Amalia, Tinjauan hukum islam terhadap pengelolaan DPLK pada

PT Bank Muamalat Indonesia (studi kasus PT Bank Muamalat

Indonesia) jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006 M/ 1427 H. Skripsi ini

melihat bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap cara pengelolan

DPLK menurut Ekonomi Syariah

2. Zakimaini Strategi Pemasaran Produk ful PROTEK PT. Asuransi

Takaful Keluarga dan Bank Muamalat Indonesia (studi Kasus PT

Takaful Keluarga mampang). Jurusan Muamalat Ekonomi Islam

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 M/

1430 H. Skripsi ini melihat bagaimana Srategi perusahaan dalam

memasarkan produk fulProtek yang ada pada PT Takaful Keluarga.       

12 

(24)

Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang sebelumnya adalah pada

skripsi terdahulu menekankan pada strategi perusahaan dalam

memasarkan produkbaik secara internal maupun eksternal sedangkan

skripsi ini membahas tentang strategi pemasaran dilihat dari strategi

produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi.

F. Metode Penelitian dan teknik penulisan

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif : ucapan atu tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari

orang-orang (subjek) itu sendiri. Pendekatan ini lansung menunjukkan setting dan

individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan, subjek penyelidikan baik

berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variable yang terpisah

atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bagian dari suatu keseluruhan,

yang menghasilakn data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari orang yang

terlibat dalam objek.13

Sedangkan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan judul penelitian,

penulis menggunakn jenis metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Library research (pengumpulan data melalui kepustakaan), membaca

buku-buku atau literature yang berkaitan dengan tema skripsi, dalam hal

ini bahan bacaan yang berkaitan dengan strategi pemasaran DPLK       

13

(25)

2. Field research (penelitian lapangan), dengan data langsung mengunjungi,

mempelajari dan melakukan wawancara pada Bank Muamalat Indonesia.

Dalam penelitian penulis mengguankan beberapa teknik pengumpulan

data yang berkaitan dengan pembahasan. Adapun teknik pengumpulan

data tersebut adalah :

a). Observasi (pengamatan), merupakan metode pertama yang digunakan

dalam penelitian ilmiah. Dan ini berarti pengamatan dan pencatatan

sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. Observasi tidak terbatas

pada orang tetapi juga objek-objek alam yang lain.14

b). Wawancara (interview), merupakan cara digunakan dengan tujuan

mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan atau Tanya jawab,15

Berkaitan dengan skripsi ini, maka dilakukan secara langsung kepada

pihak yang berwenang atas pemasaran produk DPLK Bank Muamalat

Indonesia.

Sedangkan untuk sistematika penulisan, penulis berpedoman pada

buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press tahun 2005.

      

14 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: cv Alfabeta, 2006)h.138 

(26)

G. Sistematika penulisan

Untuk lebih mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulisan

skripsi ini dibagi menjadi 5 bab yang terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II : STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK

Dalam bab ini menguraikan tentang teoritis, meliputi pengertian

strategi pemasaran , bauran pemasaran, segmenting targeting dan

postionoing, pengertian DPLK, Jenis manfaat kepesertaan DPLK,

fungsi dan tujuan DPLK dan syarat kepesertaan DPLK

BAB III : PROFIL BANK MUAMALAT INDONESIA

Didalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum

perusahaan yang mencakup sejarah perusahaan, kegiatan perusahaan

dan jenis produk, visi misi dan tujuan perusahaan serta struktur

organisasi dan tata kerja

BAB IV : STRATEGI PEMASARAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) SYARIAH DALAM PENINGKATAN JUMLAH NASABAH

Di dalam bab ini merupakan penjelasan hasil penelitian mengenai

(27)

jumlah nasabah perorangan (mandiri).

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam

skripsi ini. Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dilihat dari uraian

(28)

BAB II

KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK

A. Pengertian Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi

Strategi adalah pusat dan inti yang khas dari manajemen strategik. Strategi

mengacu pada perumusan tugas, tujuan, dan sasaran organisasi, strategi kebijakan dan

sasaran organisasi.1

Istilah Strategi berasal dari bahasa yunani, stratageta (stratos : militer, dan

ag : memimpin) artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral, konsep ini

relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana

jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu

memenangkan perang.2

Sedangkan secara terminologi strategi menurut beberapa ahli sangat

beragam, diantaranya adalah sebagai berikut:

      

1

George A. Steiner dan john B.Miner, kebijakan dan strategi manajemen, Ed.II, penerjemeh Ticoalu dan Agus Dharma, SH.M.Ed (Jakarta:Erlangga,1997)hal 6 

2

(29)

a) DR. Sukanto Reksohadiprodjo, menjelasakan bahwa strategi adalah pondasi

tujuan organisasi, dalam hal “agribisnis” strategi digariskan adalah

ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi.3

b) Onong Uchayana Efendi mengemukakan bahwa strategi pada hakikatnya

adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan

tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah

saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.4

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan tentang strategi yaitu:

a. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan organisasi

sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.

b. Strategi merupakan satu kesatuan organisasi rencana terpadu yang diperlukan

untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Dalam mencapai tujuan organisasi perlu alternative strategi yang harus

dipertimbangkan dan harus dipilih.5

 Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan ahirnya

harus dievaluasi terhadap strategi tersebut, karena strategi merupakan suatu

      

3

Sukanto Reksahadiprodjo, Manaajemen Strategik (Yogyakarta: BEFE, 1987), Edisi Pertama h.11 

4

Onong Uchayana, ilmu komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1990), Edisi Revisi cet. Ke-5 h.32 

(30)

alat untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa

sifat: 6

 Menyatu (unified) yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam perusahaan.

 Menyeluruh (comprehensive) yaitu mencakup seluruh aspek dalam

perusahaan.

 Integral (integrated) yaitu strategi akan cocok atau sesuai dari seluruh

tingkatan.

2. Konsep Pemasaran

Pentingnya pemasarn berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan dan

keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran juga penting dilakukan

untuk menghadapi pesaing yang semakin meningkat tentunya dengan melakukan

strategi yang berbeda dalam rangka perkenalan dan pemasarn produk.

William J.Stanton mendefinisikan pemasaran dalam 2 (dua) penngertian dasar yaitu:

a. Dalam arti kemasyarakatan, pemasaran adalah setiap kegiatan tukar-menukar

yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia

b. Dalam arti bisnis, pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang

dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan

mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar.       

6

(31)

Konsep pemasaran berdasarkan definisi dari Philip Kotler adalah suatu proses

sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak lain. Didalamnya

terdapat konsep yang ditawarkan seperti kebutuhan, keinginan, dan permintaan,

produk-produk (barang-barang, layanan dan ide) value atau nilai, biaya dan kepuasan,

pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan, pasar dan para pemasar serta

prospek.

Konsep tersebut memperlihatkan bahwa pemasaran merupakan gabungan dari

beragam aspek yang saling berkaitan satu sama lain untuk menciptakan suatu

aktivitas yang bermanfaat bagi peningkatan nilai penjualan suatu produk atau jasa

yang ditawarkan

3. Pengertian Pemasaran

Sering didengar banyak orang berbicara mengenai penjualan, pembelian,7

transaksi, dan perdagangan tetapi apakah sama istilah ini dengan pemasaran?

Pemasaran umumnya dimaksudkan adalah permintaaan atau pembelian dan harga

sedangkan apabila seorang tenaga penjualan atau manajer penjualan berbicara

mengenai pemasaran, sebenarnya yang dibicarakan adalah penjualan. Bagi seorang

manajer toko serba ada pemasaran diartikannya sebagai kegiatan pengeceran

      

7

(32)

(retailing) atau penjajakan (merchandising). Dari uraian diatas terlihat bahwa istilah

pemasaran dibicarakan sebenarnya penafsirannya terbatas hanya pada satu bagian

dari dari kegiatan pemasaran yang menyeluruh. Pada dasarnya pembatasan di atas

berada dalam lingkup kegiatan atau aktifitas berkaitan dengan usaha untuk

menyerahkan barang atau jasa yang dihasilkannya pada suatu tingkat harga dapat

memberikan keuntungan padanya.

Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi

American Marketing Association 1960, menyatakan pemasaran adalah hasil prestasi

kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari

produsen sampai ke konsumen. Disamping penafsiran ini terdapat pula pandangan

yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran merupakan proses kegiatan mulai jauh

sebelum barang-barang atau bahan-bahan masuk ke dalam proses produk

Disamping pengertian yang telah disebukan di atas, terdapat pengertian sering

kali digunakan dalam pembahasan tentang pemasaran, pengertian tersebut

menyatakan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi

dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.8

      

8

Sofyan Asyauri, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Srategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet ke -7 h.168

(33)

Jadi strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dilaksanakan dengan

harapan bahwa unit bisnic akan mencapai sasaran pemasaran.9

Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu di

bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan

untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain,

strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang

memberi arah kepada usaha-usaha pemasran perusahaan dari waktu ke waktu , pada

masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan

perusahaan dalam menghadapi lingkunngan dan keadaan persaingan yang selalu

berubah.

4. Pengertian Pemasaran Syariah

Pemasaran merupakan bentuk muamalah yang dibenarkan dalam islam, sepanjang

dalam proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah.

10Pemasaran syariah adalah penerapan suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan

nilai dan prinsip syariah. Jadi pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep

keislaman yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW. Menurt Hermawan Kertajaya,

      

9

Yusuf Al Qardhawi, Halal dan Haram, Penerjemah: Drs. Abu Sa’id al Falahi & Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Lc.,( Jakarta: Rabbani Press, 2000).h.1 

10

(34)

nilai inti dari pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi, sehingga marketer

tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan

dan kebutuhan, bukan kareana diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.11

Karakteristik yang ada pada pemasaran syariah :

 Ketuhanan (rabbaniyah)

Salah satu cirri khas dari pemasaran syariah adalah sifatnya yang religious.

Jiwa seseorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang bersifat

ketuhanan merupakan hukum yang paling adil. Dengan konsep ini pemasar syariah

akan sangat hati-hati dalam perilaku pemasarannya dan berusaha tidak merugikan

konsumen. apabila seorang pemasar syariah hanya berorientasi pada keuntungan,

maka ia dapat merugikan konsumen dengan memberikan janji palsu. Namun seorang

pemasar syariah memiliki orientasi maslahah sehingga tidak hanya mencapai

keuntungan, namun diimbangi pula dengan keberkahan di dalamnya. Sesuai dengan

firman Allah :

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia

akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan       

11

(35)

sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Qs

Al-Zalzallah :7-8)

 Etis (akhlaqiyah)

Keistemewaan yang lain dari pemasaran syariah adalah mengedepankan

masalah akhlak dalam seluruh aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah konsep

pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika tanpa peduli dari

agama manapun, karena hal ini bersifat universal

 Realistis (al-waqiyyah)

Pemasaran syariah bukanlah konsep yang eksklusif, fanatik anti modernitas,

dan kaku, melainkan konsep pemasarn yang fleksibel. Pemasaran syariah bukanlah

berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa arab dan mengharamkan

dasi. Namun syariah marketer harus tetap berpenampilan bersih, rapi dan bersahaja

apapun gaya berpakaian yang dikenakan.

 Humanistis (insaniyyah)

Keistimewaan yang lain adalah sifat humanistis universal. Pengertian

humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat,

sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara. Syariah islam adalah syaiah humanistis,

diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa mempedulikan ras, warna

(36)

5. Segmenting, Targeting, Positioning

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses STP adalah melakukan

segmentasi pasar. Konsep segmentasi pasar pertama kali diperkenalkan oleh Wendell

R. Smith pada tahun 1956, dalam artikel klasiknya yang berjudul “Product

Differentation and Market Segmentation as Alternatif Marketing Strategies” yang

dipublikasikan di journal of Marketing. Prinsip dasar segmentasi pasar adalah bahwa

pasar tidak homogen dan konsekuensinya, penawaran pemasaran perlu dibedakan

bagi kelompok pelanggan yang berbeda.

Pada prinsipnya, segmentasi pasar bisa diartikan sebagai proses

mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok

atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan,

perilaku atau respon terhadap program pemasaran spesifik. Segmentasi pasar

merupakan konsep pokok yang mendasari strategi pemasaran perusahaaan dan

alokasi sumber daa yang harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan

program pemasaran.12

Dalam rangka merelealisasikan manfaat potensional segmentasi pasar,

perusahaan membutuhkan studi empiris mengenai kebutuhan dan keinginan

konsumen, seta system manajemen ang bias menyesuaikan proses bisnis dengan

kebutuhan dan keinginan tersebut. Konsumen melakukan pembelian atas dasar

      

(37)

manfaat yang diberikan, atau kemampuan produk dan jasa dalam membantu mereka

memecahkan masalah sepesifik ang dihadapi. Perusahaan bias saja menawarkan

beraneka macam produk dan jasa, namun konsumen hana membeli manfaat atau

solusi atas masalahyang ditawarkan oleh produk dan jasa bersangkutan. Sebagai

contoh, manfaat yang bias didapatkan seseorang melalui study lanjut program master

bias bersifat fungsional (misalnya, meningkatkan rasa percaya diri dan gengsi dengan

mendapatkan gelar akademis tambahan), dan ekonomis (contohnya, menambah

peluang peningkatan pendapatan melalui promosi jabatan).

Sesuai dengan namanya, prosedur segmentasi, targeting, dan positioning

(STP) secara rinci meliputi tiga tahap pokok sebagai berikut :

a. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang

terbedakan dengan kebutuhan, karekteristik, atau tingkah laku berbeda (homogeen)

yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.13

Menurut wendel R.Smith, segmentasi pasar adalah pembagian dari pasar

secara keseluruhan dalam kelompok-lelompok sesuai dengan kebutuhan dan cirri-ciri

konsumen. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa mengadakan segmentasi

      

13

(38)

pasar berati perusahaan telah menetapkan secara jelas kelompok-kelompok pasar

yang sesuai untuk dilayani secara efektif dan efisien

Dalam praktiknya segmentasi pasar terdiri dari segmentasi pasar konsumen,

dan segmentasi pasar industrial. Setiap segmen memiliki variable tertentu, namun

pada dasarnya variable yang digunakan tidak jauh berbeda.

Variable utama yang mungkin dipergunakan dalam segmentasi pasar

konsumen adalah segmentasi geografik, yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit

secara geografik atau membagi pasar berdasarkan wilayah tertentu, seperti Negara,

regional, kota, kabupaten, kecamatan atau yang lainnya. Segmentasi demografik,

yaitu membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti: umur, jenis

kelamin, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, dan kebangsaaan.14

Segmentasi psikografik, yaitu membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan

pada karakteristik kelas social, gaya hidup atau kepribadian. Segmentasi tingkah laku

yaitu mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan,

atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Segmentasi produk manfaat, yaitu

membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat berbeda yang dicari

konsumen dari produk.

Sedangkan variable untuk melakukan segmentasi industrial adalah segmentasi

berdasarkan demografik: yaitu jenis industry , ukuran perusahaan, lokasi perusahaan,       

14

(39)

dan lainnya. Karakteristik pengoperasian yaitu teknologi yang difokuskan, gaya

hidup, status pengguna, kepribadian atau lainnya. Pendekatan pembeli, yaitu sifat

hubungan yang ada, kriteria pembeli atau yang lainnya. Karakteristik personil

industry, yaitu kesamaan pembeli, kesetiaan, sikap terhadap risiko atau lainnya, factor

situsional, seperti: urgensi, besarnya pesanan, atau lainnya.15

Segmentasi pasar perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena dalam suau

pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda kebutuhan dan keinginannya. Jadi

segmentasi pasar pada perusahaan dibuat bertujuan untuk dapat mengungkap peluang

segmen pasar sebuah perusahaan. Sehingga perusahaan dapat mengetahui segmen

pasar mana yang paling efektif

Karakterisasi segmen terdiri dari:

Identivikasi

Artinya segmen yang diidentivikasi bener-benar berbeda dengan

segmen-segmen lain.

Measurebility.

Artinya Identivikasi segmen dalam hal perbedaan karakteristik individual

dan rumah tangga, atau karakteristik terukur lainnya haruus bias dilakukan.

      

15

(40)

b. Menentukan Sasaran Pasar (Targeting)

Setelah perusahann selesai melakukan segmentasi pasar, maka langkah

selanjutnya adalah menentukan sasaran pasar, artinya mengevaluasi keaktifan setiap

segmen, kemudian meemilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani.

Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya

tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan.

Evaluasi terhadap segmen pasar bisa dilakukan dengan menggunakn Sembilan

kriteria yang bias dikelompokkan menjadi 3 faktor utama yaitu :

Pertama, ukuran dan potensi pertumbuhan segmen. Meskipun segmen yang

besar dan berkembang kelihatannya lebih menarik, ukuran dan segmen potensi

pertumbuhan yang cocok bagi seiap perusahaan dengan sumber dan kapabilitas

organisasi. Tidak jarang sumber daya organisasi seperti ketersediaaan tenaga ahli,

modal, jumlah gerai distribusi menjadi kendala bagi upaya perusahaaan untuk

bersaing dalam pasaran tingkat pertumbbuhannya besar.

Kedua, karakteristik striktural segmen yang terdiri atas kompetisi, kejenuhan

segmen protektabilitas, dan risiko lingkungan. Perusahaan wajib mencermati

intensitas dan dinamika persaingan yang berkaitan dengan hambatan masuk,

hambatan keluar, ancaman pendatang baru, tekanan dari produk atau jasa substitusi,

kekuatan tawar menawar pemasok, tawar menawar konsumen. Perudahaan juga perlu

(41)

kemungkinan segmen yang ada ataukah masih tersedia gabungan potensial dalam

pasar yang bisa dimasuki perusahaan. Selain itu, identifikasi sebagai aspek risiko,

seperti risiko bahwa inovasi dan temuan perisa diperusahaan tidak bias proteksi

dengan hak cipta dan paten, dan risiko perubahan lingkungan.

Ketiga, kesesuaain antara produk dan pasar dalam hal ini, terdapat 3

petanyaan kunci yang perlu dijawab yaitu:

1. Apakah melayani segmen tertentu bisa sesuai dengan kekuatan perusahaan dan

citra yang diharapkan?

2. Adakah sinergi yang didapatkan dari melayani segmen tersebut?

3. Dapatkah perusahaan menanggung biaya memasuki segmen bersangkutan dan

dapatkah perusahaan menetapkan harga produk sedemikian rupa sehingga

memperoleh tingkat margin dan Return On Investmen (ROI) sebagimana

diharapkan?

Sejumlah perusahaan berusaha memasuki segmen yang menjanjikan ROI yang

besar, namun tidak trelalu cocok dengan kapabilitas dengan organisasi saat ini.

c. Positioning

Yaitu perancangan, penawaran,dan citra perusahaan agar target pasar mengetahui dan

mengannggap penting posisi perusahaan diantara pesaing.16

      

  16 Rambat lupiyoadi, “manajemen pemasaran jasa teori dan praktik”(Jakarta:2001 PT

(42)

Menurut Al Ries dan Trout, positioning bukanlah hanya menyangkut apa yang

dilakukan terhadap produk (barang atau jasa) tetapi apa yang kita (pemasar) lakukan

terhadap pikiran/benak konsumen. tujuan dilakukan positioning adalah untuk

membedakan persepsi perusahaan berikut produk dan jasa dari pesaing. Positioning

merupakan konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana konsumen yang ada

ataupun calon konsumen dapat menerima perusahaan tersebut dan produknya

dibandingkan dengan perusahaan lain.

Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki

dengan cara menentukan dimana posisi yang akan ditempati dalam segmen tersebut.17

Langkah-langkah dalam positioning:

Menurut kotler, setidaknya ada 3 langkah dalam melakukan positioning, yaitu:

a. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam

hubungan dengan pesaing

b. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat/menonjol

c. Menyampaikan keunggulan itu secara efeltif kepada target pasar

6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Dalam dunia pemasaran selalu terkait dengan yang dinamakan marketing mix

(bauaran pemasaran). Bauran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan

      

(43)

pemasar untuk membentuk karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan kepada

pelanggan. Alat alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka

panjang dan merancang program taktik jangka pendek. 18

Kotler dan Amstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat

alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan

untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran

terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi

permintaan produknya.19

Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali oleh Jerome Mc Carthy

yang merumuskannya mejadi empat (4P : Product, price, promotion, place).

1. Product (produk)

Yaitu sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar dengan tujuan mendapatkan

perhatian untuk dibeli. Dalam kontek ini, produk bisa berupa apa saja baik berupa

barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan tertentu. Andrian Payne mendefinisikan produk sebagai

      

18 Fandy Ciptono “Pemasaran jasa” (Malang : 2005 Bayu Media Publising. hal : 30-31) 

(44)

konsep keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan berbagai nilai bagi para

pelanggan20.

Dalam perspektif syariah produksi merupakan konsep yang penting. Alqur’an

menggunakn konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas. Tekanan alqur’an

diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang

harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia. Berarti barang itu

harus diproduksi untuk Kebutuhan hidup manusia, bukan untuk memproduksi

barang-barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan

manusia.21

Islam juga mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan

produk tersebut. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (ghoror)

bagi pembeli. Pasalnya disini berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan

terhadap salah satu pihak.

Selain keberadaan suatu produk, islam juga memerintahkan untuk

memperhatikan kualitas produk. Barang yang dijual harus terang dan jelas

kualitasnya, sehingga pembeli bisa dengan mudah member penilaian.22

      

20

Andrian payne, The Essennce of servise Marketing (Yogyakarta:Andi,2001) cet. Ke-1 hal 156 

21

Muhammad Firdaus dkk, dasar & strategi pemasaran syariah (Jakarta: PT. Renaisan, 2005) h.23 

(45)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa produk dalam perspektif syariah

(fiqh muamalah) harus memenuhi standarisasi mutu keberadaan barang. Fiqh

muamalah tegas mengharamkan praktik jual beli yang menipu dengan ketidakjelasan

mutu dan keberadaan barang.

Dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur terpenting,

karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis

produk/barang yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan

promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya.

Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat

tahap, yaitu :

1. Tahap perkenalan (introduction).

pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun

volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru

(betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang

dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus

agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang

tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah

2. Tahap pertumbuhan (growth).

Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan

(46)

barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak

seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga

persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas

dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)

Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih

meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun

laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga

perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap

kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi

persaingan.

4.Tahap kemunduran (decline)

Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu

mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru.

Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang

lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan

(47)

yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka

perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas.23

3. Price (Harga)

Harga merupakan keputusan bauran pemasaran berkenaan dengan kebijakan

stategis dan praktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan

tingkat diskriminasi harga, diantara berbagai kelompok pelanggan.

Dalam konsep ekonomi islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar

yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Peneentuan harga dengan

adanya pertemuan antara permintaan dan penawaran itu terjadi secara sukarela. Ini

bermakna tidak ada yang menganiaya dan mendholimi.

Dalam praktik fiqh muamalah, harga mengambil posisi tengah, tidak

berlebih-lebihan, tidak pula merendah-rendahkan. Ini berarti dalam fiqh muamalah harga

mestinya harus proporsional.24

Tujuan penentuan harga adalah:

Pertama, untuk bertahan hidup. Artinya, dalam kondisi tertentu, terutama

dalam kondisi persaingan yang tinggi. Dalam hal ini perusahaan menentukan harga

semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang dipasarkan laku dipasaran.

      

(48)

Kedua, untuk memaksimalkan laba. Tujuan harga ini dengan mengharapkan

penjualan yang meningkat sehingga laba bisa ditingkatkan. Penentuan laba biasanya

dapat dilakukan dengan harga yang murah atau tinggi.

Ketiga, untuk memperbesar market share. Penentuan harga dengan harga

dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan

diharapkan pula nasabah pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.

Keempat, mutu produk. Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk

memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang

tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin.

Kelima, karena pesaing. Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga

pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga

pesaing.25

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

pemasuakan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangakan ketiga unsur lainnya

(produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Selain

itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat

diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen

saluran distribusi. Keduanya tidak dapat diubah atau disesuaikan dengan mudah dan

cepat karena biasanya menyangkut kebutuhan jangka panjang.       

(49)

4. Promotion (Promosi)

Promosi adalah suatu cara langsung atau tidak langsung untuk mempengaruhi

konsumen agar lebih suka membeli suatu merek tertentu. Sebuah perusahaan dapat

melekukan kegiatan promosi dalam memperkenalkan produk-produknya pada

konsumen. promosi merupakan salah satu variable dari marketing mix yang harus

dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualan

barang-barang dan jasa-jasa yang dipasarkan.

Dalam islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan. Hanya saja dalam

berpromosi tersebut mengedepankan factor kejujuran dan menjauhi penipuan.

Disamping itu metode yang dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syariah

islam.26

Secara garis besar ada tiga macam sarana promosi (promotion mix) yang

dapat digunakan oleh perusahaan yaitu:

Pertama, periklanan (advertising). Merupakan promosi yang dilakukan dalam

bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur,

Koran, majalah, radio atau televise.

      

(50)

Kedua, promosi merupakan promosi yang dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Promosi

penjualan dilakukan untuk menarik pelanggan untuk segera membeli.27

ketiga publisitas (publicity). Merupakan promosi yang dilakukan untuk

meningkatkan citra perusahaan di depan para calon nasabah atau nasabahnya melelui

kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial.

Keempat, penjualan pribadi. Merupakan promosi yang dilakukanmelelui

pribadi-pribadi karyawan setempat dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.

Strategi promosi adalah sesuatu yang dapat memperkenalkan atau

mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai macam

media dan cara. Tetapi dalam mempromosikan suatu produk harus mengedepankan

kejujuran dan menjauhi penipuan.

4. Place (Distribusi)

Pendistribusian dapat diartikan sebgai kegiatan pemasaran yang berusaha

memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen

kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai yang diperlukan (jenis, jumlah,

harga, tempat, dan saat dibutuhkan) dengan kata lain, proses distribusi merupakan

aktivitas pemasaran yang mampu:

       27 

(51)

1. Menciptakan nilai tambah produk

2.Memperlancar arus saluran pemasaran

Penempatan barang merupakan factor vital di dunia usaha. Berkaitan erat

dengan posisi ini adalah sarana transportasi dan pengangkutan. Nabi SAW bersabda

yang artinya: ”janganlah membeli barang dari kafilah yang belum tiba dipasar dan

janganlah membeli barang yang belum ada (muttafaq alaih)”.

keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap barang atau jasa

bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik misanya

kepusan mengenai dimana sebuah perusahaan asuransi harus di dirikan. Selain itu

kepusan mengenai pengguna perantara untuk meningkatkan aksesibititas jasa atau

barang bagi para pelanggan misalnya, akankah menggunakan jasa orang lain ataukah

harus memasarkan sendiri.

B. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) 1. Pengertian DPLK

Pengertian dana pension secara umum merupakan dana yang sengaja dipungut

oleh perusahaan dari karyawannya dan merupakan pendapatan yang akan diperoleh

seseorang detelah mengabdi dan bekerja selama sekian tahun. Pensiun atau diberikan

(52)

Menurut UU No.11 Tahun 1992, tentang dana pensiun adalah: ”dana pensiun

adalah badan hukum yangmengelola dan menjalankan program yang menjanjikan

manfaat pensiun.”28

Jadi dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola

dana program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada

karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun.29

Jadi kegiatan perusahaan dana pensiun adalah memungut dana dari iuran

yang dipotong bdari pendapat karyawan suatu perusahaan. Iuran ini kemudian

diinvestasikan lagi ke dalam berbagai kegiatan usaha yang dianggap paling

menguntungkan. Bagi perusahaan dana pensiun iuran yang dipungut dari para

karyawan suatu perusahaan tidak dikenakan pajak. Hal ini dilakukan pemerintah

dalam rangka pengembangan program pensiun kepada masyarakat luas, seperti yang

tertuang dalam peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang

memberikan fasilitas penundaaan pajak penghasilan seperti dalam UU No.7 Tahun

1983 tentang pajak penghasilan: “iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun

yang disetujui menteri keuangan , baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun oleh

karyawan dan penghasilan dana pensiun dari modal yang ditanamkan dalam

bidang-      

28 Republik Indonesia, UU No. 11 Tahun 1992 tentang dana Pensiun  29

(53)

bidang tertenu berdasarkan keputusan menteri keuangan tidak termasuk dari objek

pajak.”30

Dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh

bank dan perusahaan asuransi jiwa yang menyelenggarakan program pensiin iuran

pasti (PPIP) bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah

dari dana pension pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa

yang bersangkutan.

Sesuai dengan Undang-undang no 11 tahun 1992 yang ditunjuk untuk

menyelenggarakan program DPPLK adalah bank atau perusahaan asuransi jiwa

dengan batasan bahwa kekayaan, pengelolaan dana maupun program-programnya

terlepas dari badan pendirinya, hall ini dilakukan agar masa depan DPLK dan

pesertanya terjamin.

2. Fungsi dan Tujuan DPLK

a. Fungsi Program Dana Pensiun

Program pension mempunyai tiga fungsi,31 meliputi fungsi asuransi, fungsi

tabungan dan fungsi pensiun. Program pensiun memiliki fungsi asuransi karena

      

30

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta PT.Raja Grafindo Persada, 2002)h.310 

(54)

memberikan jaminan kepada peserta untuk untuk mengatasi risiko kehilangan

pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun.

Program pensiun memiliki fungsi tabungan karena selama masa kerja

karyawan atau pekerja mandiri harus membayar iuran premi. Program pensiun

memiliki fungsi pensiun karena manfaat yang akan diterima oleh peserta dapat

dilakukan secara berkala selama hidup.

 Fungsi asuransi

Penyelenggara program pensiun mengandung azas kebersamaaa

sebagaimana program asuransi, sebagai contoh seorang peserta program

pension mengalami cacat atau meninngal karena kecelakaaan ang

menyebabkannya kehilangan pendapatan. Sebelum memasuki usia pensiun,

kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang dijanjiakn

atas beban dana pensiun.

Fungsitabunngan

Karena dana pensiun bertugas mengumpulkan dan mengembangkan dana,

maka dana tersebut merupakan akumulasi dari iuran peserta (pemberi kerja,

karyawan, pemberi kerja bersama karyawan, pekerja mandiri), kemudian

iuran itu akan diperlakukan seperti tabungan. Selanjutnya dana yang

terkumpul akan dikembangkan yang nantinya akan digunakan untuk

membayar manfaat pensiun peserta. Besarnya manfaat pensiun peserta

(55)

1. Akumulasi dana yang disetor

2. Jangka waktu kepesertaan

3. Hasil pengembangan dana yang terkumpul.

Sebagai contoh, seorang peserta (karyawan atau pekerja mandiri)

inginn mengakhiri kepesertaannya. Kepada peserta tersebut,

diberikan sejumlah dana yang besarnya sama dengan iuran yang

telah dissetorkan kepada dana pensiun. Hal ini bertujuan untuk

menjaga likuiditas dana pensiun dalam jangka panjang.

 Fungsipensiun

Fungsi ini rujukan dari azas pokok penyelenggaraan program pension yaitu

azas penundaan manfaat pension. Artinya peserta akan diberikan jaminan

kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala seumur

hidup setelah pension.

b. Tujuan Dana Pensiun

Program pensiun pada prinsipnya bertujuan memberikan jaminan

kesejahteraan kepada karyawan. Keberadaaan jaminankesejahteraaan tersebut

memungkinkan karyawan memperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko

kehilangan pekerjaan, lanjut usia, kecelakaan atu bahkan meninggal dunia.

Risiko-risiko tersebut memberikan dampak financial terutama bagi kehidupan karyawan dan

(56)

menimbulkan goncangan-goncangan yang pada gilirannya akan mengganngu

kelangsu gan hidup yang ditinggalkan.32

Perlindungan terhadap tenaga kerja merupakan suatu keharusan bagi setiap

pemberi kerja baik itu perlindungan keselamatan kerja, perlindungan kesehatan dan

terutama sekali pemberi jaminan kesejahteraan. Dalam pemerintahan islam

perlindungan trehadap tenaga kerja itu sendiri maupun ahli warisnya, telah diterapkan

sejak zama rasulullah saw sesuia sabdanya.

Artinya: barang siapa meninggalkan harta, maka itu adalah hak ahli warisnya,

tetapi barang siapa yang meninggalkan ahli warisnya yang masih lemah maka

hendaklah datang kepadaku (Hr.Bukhari)

3. Jenis dan Program Dana Pensiun

Menurut UU No. 11 tahun 1992, jenis dana pensiun dapat digolongkan menjadi 2

(dua) yaitu:

a. Dana pensiun pemberi kerja (DPPK)

Dana pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah lembaga penghimpunan dana

pension yang dibentuk pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan untuk

para pekerjanya sendiri dan peserta program ini tidak bisa menjadi peserta

DPPK lagi.

b. Dana pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK)       

32

(57)

Dana pensiun Lembaga Keuangan adalah badan hukum yang dibentuk oleh

bank dan perusahaan asuransi jiwa (PAJ) yang menyelenggarakan program

pensiun pasti bagi pesertanya.

Perbedaan DPPK dan DPLK:

Tabel 1

Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

1. Diselenggarakan oleh pemberi

kerja

1. Diselenggarakan oleh bank atau

perusahaan asuransi

2. Menjalankan program pension

manfaat pasti

2. Menjalankan program iuran pasti

3. Manfaat pension sudah ditentukan

besarnya

3. Besarnya manfaat pension

tergantung dari masa

kepesertaan,besarnya iuran dan

pertumbuhan investasi

4. Pengelolaan dana sepenuhnya

kuasa DPPK

4. Pilihan investasi ditentukan oleh

peserta dan perkembangannya

dilaporkan secara transparan

5. Manajemennya terpisah dari

pemberi kerja

5. Dapat terus diikuti walaupun telah

(58)

6. Seluruh risiko investasi tanggung

jawab pemberi kerja

Menurut UU No. 11 Tahun 1992, program dana pensiun yaitu sebagai berikut:

1. Program pensiun manfaat pasti (PPMP)

Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut difened benefit plan adalah

program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun

sehingga ada kepastian besarnya manfaat pensiun yang akan diterima oleh

mereka yang bekerja dan menjadi peserta PPMP adalah pembayaran berkala

yang dibayarkan kepada Peserta dengan cara yang ditetapkan dalam perauran

dana pensiun.

Kelebihan program pensiun manfaat pasti:

a. Lebih menekankan pada hasil akhir.

b. Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu mengingat manfaat dikaitkan

dengan gaji karyawan.

c. Progam pensiun manfat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang telah

dilalui karyawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan

bejalan.

d. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada

(59)

Kelemahan program pensiun manfaat pasti:

a. Perusahaan menanggung risiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi

tidak mencukupi.

b. Reletif lebih sulit untuk diadmimistrasikan.

1. Program pensiun Iuran pasti (PPIP)

Program pensiun iuran pasti atau sering disebut dengan benefit contribution

plan adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pension

dan seluruh iuran beserta hasil pengembangannnya dibukukan pada rekening

masig-masing sebagai manfaat pensiun . Manfaat pensiun yang diterima oleh peserta DPLK

akan tergantung sepenuhnya pada besarnya iuran pasti. Hasil pengembangan dana

tersebut diinvestasikan selama menjadi peserta.

Kelebihan program pensiun iuran pasti:

a. Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau

diperkirakan.

b. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang akan dilakukan setiap

tahunnya.

c. Lebih mudah untuk diadministrasikan.

Kelemahan program pension iuran pasti:

a. Penghasilan pada saat mencapai usia pension lebih sulit untuk diperkirakan.

(60)

Mengingat pengembangan dana berperan pula terhadap manfaat pensiun, maka

lembaga DPLK wajib mengarahkan pesertanya agar dapat menyimpan atau

menginvestasikan dananya pada sasaran yang tepat dalam arti kata akan diperoleh

keuntungan maksimal dan dapat menghindari risiko yang timbul sebagai akibat dari

penempatan dana tersebut.33

Di dalam DPLK, tidak ditetapkan secara pasti didalam peraturan dana pensiun

terhadap manfaat pensiun yang diterima oleh peserta, tetapi hanya ditetapkan

besarnya iuran pasti. Hal ini diebabkan karena manfaat yang akan diterima

disesuaikan dengan pertumbuhan investasi setiap tahunnya, sehingga perolehan

keuntungan dari waktu ke waktu pasti dan tidak tetap tergantung kepada hasil usaha

yang benar-benar dihasilkan oleh bank sebagai pengelola dana (mudharib), untuk itu

pengelola dana akan berusaha mengoptimalkan keuntungan dari pemakai dana.

Keuntungan ini dinamakan system bagi hasil.

Yang dimaksud dengan system bagi hasil yaitu suatu system yang meliputi tata

cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola dana

(mudharib) yangbterjadi antara bank dengan nasbah penyimpan dana maupun antara

bank dan nasabah penerima dana. Hasil usaha bank yang dibagikan kepada

penyimpan adalah laba usaha yang telah dihitung selama satu periode tertentu.

      

(61)

Apabila besar keuntungan ini telah ditetapkan terlebih dahulu secara pasti

dimuka (fixed) dalam bentuk prosentase (0%), maka keuntungan yang diperoleh ini

termasuk dalam bunga. Sedangkan membungakan uang merupakan kegiatan usaha

yang kurang mengandung risiko karena perolehan pengembaliannnya berupa bunga

yang relative pasti dan tetap. Membungakan uanga adalah sa gat dilarang oleh Allah

dan kegiatan ini tidak sesuai dengan syariat islam.



“Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari

Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam

rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan

diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana

dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”(QS.

Lukman: 34)

Berdasarkan ayat tersebut apabila bunga ditetapkan di muka (fixed) dianggap

Gambar

Tabel 1   : Perbedaan  DPPK dan DPLK
Dana Tabel 1 Pensiun Pemberi Kerja Dana Pensiun Lembaga Keuangan
gambaran DPLK Muamalat melalui web dengan cara membuka
Tabel 2  Tahun Target Jumlah Peserta
+2

Referensi

Dokumen terkait

The Continous Function of KNAT1 gene on Secondary Shoot Growth in Micropropagation of Indonesian Black Orchid Coelogyne pandurata..

1 Haris dan Irham, 2012 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di Bank

Permasalahan utama adalah terfokus pada bagaimana cara merancang simulasi komputasi dengan program mathematica 5.1 yang akan memperlihatkan karakter keramik codierite yang

Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah awal mulanya berdiri Ketika pemimpin bangsa pada periode tahun 1960-an mencanangkan pembangunan nasional semesta, di Negeri Kota

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Secara serempak faktor kemandirian, modal, emosional dan pendidikan berpengaruh

Perkembangan produk kerajinan ayaman rontal saat ini, berbagai jenis produk hasil para perajin di Pengosekan dalam bentuk tataka makanan dan buah. (foto I

Begitu juga hasil penelitian (Ok & Vandenberghe, 2016) yang menemukan bahwa komitmen organisasi dan komitmen karyawan akan karirnya, kemudian pelatihan dan

Pelaksanaan dari praktek terbaik IT tersebut harus di lakukan secara konsisten dengan managemen resiko IT dan kerangka kerja pengaturan yang sesuai dengan organisasi