UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S-1
FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN AKUNTANSI
S K R I P S I
ANALISIS IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (Persero)
OLEH :
NAMA : HARIS PINAYUNGAN
NIM : 060503020
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
Analisis Implementasi Tanggung Jawab Sosial pada PT. Perkebunan Nusantara I ( Persero ).
Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 7 Juli 2010 Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur diucapkan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala,
karena berkat rahmat, hidayah, dan petunjukNya yang selalu memberikan
bimbingan dan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Implementasi Tanggung Jawab Sosial pada
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (Persero)”. Penulisan skripsi ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara moril maupun
materil yaitu :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, Msi., Ak, selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen pembimbing
yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan bimbingan
4. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak, selaku Dosen
Pembanding/Penguji I dan Bapak Sambas Ade Kususma, SE, MSi Ak,
selaku Dosen Pembanding/Penguji II.
5. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak., selaku dosen wali penulis, seluruh dosen
Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi yang telah banyak memberi
ilmu pengetahuan dan nasihat pada penulis selama masa perkuliahan,
serta seluruh Staff dan Pegawai Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh Staff dan Pegawai Kantor Pusat PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA I (Persero) Langsa, yang memberikan izin dan data
bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Kedua orang tua yang paling saya sayangi dan selalu ingin saya
bahagiakan, Ayahanda Almarhum H. Zulkifli Nasution dan Ibunda
Hj. Elida Hafni Lubis S.pdI , yang telah mencurahkan seluruh kasih
sayang, cinta, pengorbanan, motivasi, dan doa yang diberikan kepada
penulis.
8. Udak saya yang tercinta Drs. H. Ramlan Nasution, dan Drs. H. Ruslan
Nasution, serta Abang, kakak, adik saya yang selalu memberikan
dukungan dan semangat bagi saya, serta semua pihak yang telah
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan
di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 7 Juli 2010
Penulis,
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah bagaimana Implementasi atau Penerapan Tanggung Jawab Sosial PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (Persero) yang diterapkan di dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Jenis penelitian adalah penelitian secara kualitatif dengan menggunakan laporan keuangan perusahan dan laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan selama 5 tahun (2005-2009) serta dokumen mengenai program Corporate Social Responsibility (CSR).
Hasil dari penelitian adalah masih kurangnya PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (Persero) di dalam melakukan penagihan piutang Program Kemitraan dan Bina lingkungan (PKBL) dan masih kuranganya kesadaran para mitra binaan untuk mengembalikan pinjaman serta terjadinya beberapa bencana alam di wilayah Aceh sehingga banyak Mitra Binaan yang tidak diketahui keberadaannya.
ABSTRACT
The purpose of this study is how the implementation or application of the social responsibility of PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (Persero) which is applied in the Partnership Program and Community Development.
This is qualitative research which is using financial company report and the Partnership Program and Community Development report for five years (2005-2009) and Corporate Social Responsibility (CSR) document.
The results of study showed the lack of PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (Persero) in collecting of debt accounts in the Partnership Program and Community Development and the member also still has less awareness to repay the loan. The occurrence of several natural disasters in the region of Aceh results the member in that program is unknown.
DAFTAR ISI
`Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
I. Latar Belakang Masalah ... 1
II. Perumusan Masalah dan Batasan Penelitian ... 6
A. Rumusan Masalah ... 6
B. Batasan Penelitian ... 6
III. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
A. Tujuan Penelitian... 7
B. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Tanggung Jawab Sosial ... 8
1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial ... 8
2. Komponen Utama Tanggung Jawab Sosial (CSR) ... 10
4. Tahapan Penerapan Tanggung Jawab Sosial (CSR) ... 14
5. Ukuran Keberhasilan Program CSR ... 16
6. Jenis-jenis Perusahaan Berdasarkan Karakteristik Tanggung Jawab Perusahaan ... 18
7. Manfaat Kegiatan ... 19
8. Hambatan/Tantangan Penerapan Program Tanggung Jawab Sosial ... 21
9. Implementasi Tanggung Jawab Sosial pada Badan Usaha Milik Negara ... 22
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22
1. Fadle Mustafa (2008) ... 22
2. Harry Wahyudhy Utama (2007) ... 23
C. Kerangka Konseptual ... 23
BAB III : METODE PENELITIAN ... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Jenis Data dan Sumber Data ... 25
C. Tehnik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 26
D. Model Analisis Data ... 26
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 27
BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 28
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 28
1. Historis Perusahaan ... 28
2.2. Misi ... 30
2.3. Good Corporate Governance (GCG) ... 30
3. Pendirian Kegiatan Program PKBL ... 31
3.1. Kegiatan Utama ... 36
3.2. Program Kemitraan ... 37
3.3. Program Bina Lingkungan ... 38
4. Wilayah Binaan ... 39
5.. Struktur Organisasi ... 39
5.1. Susunan Pengurus... 40
B. Analisis Hasil Penelitian ... 42
Ihktisar Kebijakan Akuntansi ... 46
1. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ... 46
2. Penyajian Laporan Keuangan ... 47
3. Kas dan Setara Kas... 48
4. Piutang Penyisihan kepada BUMN ... 48
5. Piutang Pinjaman Mitra Binaan ... 50
6. Pendapatan dan Beban ... 52
6.1.Pendapatan... 53
6.2.Beban Operasional... 53
7. Aktiva Bersih ... 53
8. Pembrian Dana Program Bina Lingkungan... 55
A. 1. Realisasi Kerja pada Tahun 2009 ... 55
1.1. Proses Penyaluran ... 55
1.2. Bantuan Pinjaman Program Kemitraan ... 56
1.3. Bantuan Hibah Program Kemitraan ... 57
1.3.1. Bantuan Hibah Program Kemitraan ... 57
1.3.2. Bantuan Hibah Program Lingkungan ... 57
1.4. Biaya Operasional ... 59
1.4.1. Biaya Beban Operasional Program Kemitraan ... 59
1.4.2. Biaya Beban Operasional Program Bina Lingkungan ... 60
2. Realisasi dan Anggaran ... 60
2.1. Akumulasi Sumber dan Penggunaan Dana Program Kemitraan ... 60
2.2. Perbandingan Sumber Dana dan Diagram Batang ... 61
2.3. Akumulasi Sumber dan Penggunaan Dana Program Bina Lingkungan ... 62
2.4. Perbandingan Sumber dan Penyaluran Dana Program Bina Lingkungan ... 63
3. Kinerja Program Kemitraan ... 63
3.1. Penerimaan Angsuran ... 64
3.3. Tingkat Efektivitas Penyaluran ... 67
3.4. Tingkat Kolektibilitas Penyaluran Pinjaman ... 67
3.5. Kinerja Perusahaan pada Tahun 2009 ... 68
B. Kinerja Program Kemitraan Tahun 2008 ... 67
1.1. Penerimaan Angsuran ... 67
1.2. Program Write Off ... 68
1.3. Tingkat Efektivitas Penyaluran pada Tahun 200869 1.4. Tingkat Kolektibilitas Penyaluran Pinjaman ... 70
2.1. Kinerja Perusahaan ... 71
C. Kinerja Program Kemitraan Tahun 2007 ... 71
1.1. a. Penerimaan Angsuran ... 71
b. Mutasi Pinjaman Bermasalah ... 72
1.2. Program Write Off 2007 ... 72
1.3. Kinerja ... 73
1.3.1. Tingkat Efektivitas Penyaluran Dana ... 73
1.3.2. Kinerja Perusahaan Tahun 2007 ... 74
D. Kinerja Program Kemitraan Tahun 2006 ... 75
1.1. a. Penerimaan Angsuran ... 75
b. Mutasi Pinjaman Bermasalah ... 75
1.2. Program Write Off ... 76
1.3. Tingkat Efektivitas Penyaluran Tahun 2006 ... 78
E. Kinerja Program Kemitraan Tahun 2005 ... 80
1.1. a. Penerimaan Angsuran ... 80
b. Mutasi Pinjaman Bermasalah ... 81
1.2. Program Write Off ... 81
2.1. Kinerja Perusahaan Tahun 2005 ... 82
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
A. Kesimpulan ... 83
B. Keterbatasan Penelitian ... 84
C. Saran ... 84
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 4.1 : Penyaluran per Wilayah ... 56
Tabel 4.2 : Bantuan Hibah Program Kemitraan ... 57
Tabel 4.3 : Bantuan Hibah Program Bina Lingkungan ... 58
Tabel 4.4 : Rincian Bantuan Koperasi ... 59
Tabel 4.5 : Biaya Beban Operasional Program Kemitraan ... 59
Tabel 4.6 : Biaya Beban Operasiaonal Program Bina Lingkungan ... 60
Tabel 4.7 : Sumber Dana ... 60
Tabel 4.8 : Penggunaan Dana ... 61
Tabel 4.9 : Akumulasi Sumber Dana ... 62
Tabel 4.10 : Perbandingan Sumber Dana ... 63
Tabel 4.11 : Penerimaan Ansuran ... 63
Tabel 4.12 : Program Write Off ... 64
Tabel 4.13 : Penerimaan Angsuran 2008 ... 67
Tabel 4.14 : Program Write off... 68
Tabel 4.15 : Penerimaan Angsuran 2007 ... 71
Tabel 4.16 : Mutasi Pinjaman Bermasalah ... 72
Tabel 4.17 : Tunggakan Mitra Binaan ... 72
Tabel 4.18 : Penerimaan Ansuran 2006 ... 74
Tabel 4.20 : Program Write Off 2006 ... 77
Tabel 4.21 : Penerimaan Angsuran 2005 ... 80
Tabel 4.22 : Mutasi Pinjaman Bermasalah ... 81
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual………24
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah bagaimana Implementasi atau Penerapan Tanggung Jawab Sosial PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (Persero) yang diterapkan di dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Jenis penelitian adalah penelitian secara kualitatif dengan menggunakan laporan keuangan perusahan dan laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan selama 5 tahun (2005-2009) serta dokumen mengenai program Corporate Social Responsibility (CSR).
Hasil dari penelitian adalah masih kurangnya PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (Persero) di dalam melakukan penagihan piutang Program Kemitraan dan Bina lingkungan (PKBL) dan masih kuranganya kesadaran para mitra binaan untuk mengembalikan pinjaman serta terjadinya beberapa bencana alam di wilayah Aceh sehingga banyak Mitra Binaan yang tidak diketahui keberadaannya.
ABSTRACT
The purpose of this study is how the implementation or application of the social responsibility of PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (Persero) which is applied in the Partnership Program and Community Development.
This is qualitative research which is using financial company report and the Partnership Program and Community Development report for five years (2005-2009) and Corporate Social Responsibility (CSR) document.
The results of study showed the lack of PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (Persero) in collecting of debt accounts in the Partnership Program and Community Development and the member also still has less awareness to repay the loan. The occurrence of several natural disasters in the region of Aceh results the member in that program is unknown.
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Kemajuan sebuah perusahaan yang didukung kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, politik dan budaya membuat dunia bisnis melaju
dengan cepat, dan merupakan suatu hal yang positif apabila dibarengi dengan
adanya tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan Karena pada
dasarnya kemajuan tersebut mengakibatkan makin maju dan kompleksnya
aktivitas perusahaan yang mengarah pada keinginan perusahaan untuk
mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam menjalankan aktivitas
operasionalnya. Kemudahan-kemudahan itu didapat, karena selama ini
perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan keuntungan
bagi masyarakat, antara lain membuka lapangan pekerjaan, menyediakan
kebutuhan masyarakat dan pembayaran pajak bagi pemerintah.
Bisnis yang baik selalu mempunyai misi tertentu yang luhur dan
tidak sekedar mencari keuntungan, akan tetapi harus dapat meningkatkan
standar hidup masyarakat dan membuat hidup manusia lebih manusiawi
melalui pemenuhan kebutuhan secara baik. Bisnis yang hanya mencari
keuntungan telah menyebabkan perilaku yang menjurus menghalalkan segala
cara demi mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa mengindahkan
Sekarang ini perusahaan dihadapkan pada persaingan global dengan
linkungan yang berubah secara cepat. Perekonomian kapitalis yang pada
prakteknya sering mengabaikan kepentingan sosial dan lingkungan, perlahan
namun pasti sudah mulai mengadopsi nilai-nilai sosial. Perekonomian
kapitalisme yang dulu hanya menekankan pada aspek pertumbuhan skala
makro dan maksimalisasi laba berkelanjutan pada skala perusahaan, sekarang
mulai memperhatikan kepentingan di luar laba. Hal ini menuntut manajemen
perusahaan untuk tidak hanya memperhatikan kepentingan stockholders, tetapi
lebih pada kepentinga stakeholders.
Munculnya akuntansi sosial tidak terlepas dari kesadaran perusahaan
terhadap kepentingan lain selain untuk memaksimalkan laba bagi perusahaan.
Perusahaan menyadari bahwa mereka selalu bersinggungan dengan berbagai
kontroversi dan masalah sosial sehingga perusahaan mulai memperhartikan
hubungan dengan lingkungan sosial. Akuntansi untuk pertanggungjawaban
sosial merupakan perluasan pertanggungjawaban organisasi (perusahaan)
diluar batas-batas akuntansi keuangan tradisional, yaitu menyediakan laporan
keuangan tidak hanya kepada pemilik modal khususnya pemegang saham.
Perluasan ini didasarkan pada anggapan bahwa perusahaan memiliki
tanggung jawab yang lebih luas dan tidak sekedar mencari uang untuk para
pemegang saham tetapi juga bertanggung jawab kepada seluruh stakeholders.
Hal ini terdapat dalam Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia yang telah mengakomodasi hal tersebut, yaitu
”Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement),
khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang
peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok
pengguna laporan yang memegang peranan penting”.
Laporan keuangan sebagai laporan pertanggung jawaban perusahaan
kepada pemilik dan kreditur ternyata belum mencukupi. Dapat dikatakan,
entitas perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan laba
sebanyak-banyaknya bagi entitas tetapi juga dituntut untuk menghasilkan benefit yang
maksimal bagi masyarakat umum dan lingkungan sosial, karena pengguna
laporan keuangan tidak terbatas kepada pemegang saham, calon investor,
kreditur dan pemerintah semata tetapi juga untuk stakeholder yang lain.
Dalam penerapannya, akuntansi pertanggung jawaban sosial
mengalami berbagai kendala, terutama dalam masalah pengukuran
elemen-elemen sosial dan dalam rangka penyajiannya di laporan keuangan yang
bersifat kuantitatif. Masalah pengukuran timbul terutama karena tidak semua
elemen sosial dapat diukur dengan satuan uang serta belum terdapatnya
standar akuntansi yang baku mengenai pengukuran dan pelaporan pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai
mempedulikan lingkungan sosialnya, mengingat pentingnya aspek sosial
tersebut. Wujud perhatian itu tampak pada kebijakan yang ditetapkan oleh
Akuntansi yang merupakan bagian dari dunia usaha ikut memberikan
kontribusi dalam merespon kepedulian sosial perusahaan dengan
berkembangnya akuntansi sosial termasuk didalamnya pengungkapan aktivitas
sosial dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Upaya perusahaan untuk
meningkatkan peran perusahaan dalam meningkatkan pembangunan
kesejahtraan sosial dan kelestarian lingkungan membutuhkan sinergi multi
pihak yang solid dan baik ,yaitu kemitraan antara perusahaan ,pemerintah dan
masyarakat ,yang disebut Kemitraaan Tripartit. Peraturan pemerintah
diperlukan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan tanggung jawab
sosial,salah satunya tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan terbatas,khususnya dalam pasal 74,
yang menjadi 4 ayat.Yaitu:
Ayat (1) : Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di
bidang dan /atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
Ayat (2) : Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai mana
dimaksud pada ayat(1)merupakan kewajiban Perseroan yang di anggarkan dan perhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksannya dilakukan dengan meperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Ayat (3) : Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksudpada ayat(1)dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Ayat (4) : Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab
Hal ini sesuai dengan Visi dan Misi, PT.Perkebunan Nusantara-I (Persero).
V i si
Menjadi Perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh serta mampu memberikan kesejahteraan bagi stakeholders dan kontribusi yang optimal kepada negara.
M i s i
1. Meningkatkan pengelolaan perusahaan di bidang perkebunan
dengan mengusahakan 2 komoditi yaitu kelapa sawit dan karet secara efisien dan ekonomis, dengan menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance.
2. Meningkatkan profitabilitas perusahaan secara berke-sinambungan melalui value creation.
3. Meningkatkan Pengelolaan budidaya Kelapa Sawit dan Karet
dengan menggunakan teknologi maju.
4. Mengusahakan, memelihara dan meningkatkan kesejahteraan
Karyawan serta kepuasan pelanggan.
5. Berpedoman dan menjunjung tinggi nilai-nilai religius.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut
tentang bagaimana penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, yang
selama ini telah di laksanakan oleh PT. Perkebunan Nusantara I (Persero),
melalui skiripsi yang berjudul “Analisis Implementasi Tanggung jawab
II. Perumusan Masalah dan Batasan Penelitian A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka,
penulis merumuskan beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan
antara lain :
1. Bagaimanakah perilaku sosial perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas-aktivitasnya terhadap lingkungan sekitarnya?.
2. Bagaimanakah penerapan Tanggung Jawab Sosial perusahan atau
(Corporate Social Responssibility) yang diterapkan didalam Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh PT Perkebunan Nusantara I
(Persero) ?.
3. Apakah masalah yang dihadapi oleh PT. Perkebunan Nusantara I
(Persero) di dalam penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang
diterapakan di dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ?.
B. Batasan Penelitian
Agar tidak terjadi kesimpangsiuran di dalam penelitian yang dilakukan ,
maka permasalahan dalam penelitian akan di batasi pada Analisis
Implementasai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada PT. Perkebunan
III. Tujuan dan Manfaat Penelitian
A. Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apakah PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero),
telah melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan secara
memadai.
b. Untuk mengetahui tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
lingkungan sekitarnya dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya.
B. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini,diharapkan dapat memberikan
manfaat antara lain:
c. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan di
bidang Tanggung jawab Sosial Perusahaan.
d. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan,informasi, dan kelengkapan data yang bermanfaat dalam
pertumbuhan perusahaan.
e. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Tanggung Jawab Sosial
1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial atau Corporate Sosial Responsibilities
merupakan suatu elemen penting dalam kerangka kelanjutan perusahaan
yang mencakup aspek ekonomi,lingkungan dan sosial budaya.
Sebuah organisasi dunia World Bisnis council for sustainable
Development(WBCSD) yang di publikasikan dalam situs
www.wbsd.org.theswitzerland. Mendefenisikan tanggung jawab sosial
sebagai berikut :
CSR atau Tanggung Jawab Sosial adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam ekonomi pembangunan berkelanjutan bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluaraga karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat (lokal) dan komunitas secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.
Dari defenisi di atas,dapat di katakan bahwa Tanggung Jawab Sosial
adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengiteraksikan
kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi
mereka dengan pemangku kepentingan (Stakeholders) berdasarkan
prinsip kesukarelaan dan kemitraan.Bila kita telah lebih dalam,
Tanggung Jawab Sosial dapat di katakan sebagai tabungan masa depan
peroleh bukan sekedar bentuk finansial melainkan rasa kepercayaan dari
masyarakat sekitar dan stakeholders lainnya terhadap perusahaan.
Kepercayaan inilah yang sebenarnya menjadi modal dasar agar
perusahaan dapat terus melakukan aktivitasnya. Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep
bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah
memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan. Tanggung Jawab Sosial berhubungan erat
dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa
suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya
keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi
sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Perusahaan yang mengedepankan konsep ini akan lebih menekankan
pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga
akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial
perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan
peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja
dengan kualifikasi yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra
sebagai perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan
tumbuh rasa percaya dari masyarakat. Rasa memiliki perlahan-lahan
kehadiran perusahaan di daerah mereka akan berguna dan bermanfaat.
2. Komponen Utama Tanggung Jawab Sosial (CSR)
Menurut Wibisono (2007;134), terdiri beberapa komponen utama
Tanggung Jawab Sosial, yaitu :
a. Perlindungan lingkungan.
Organisasi lingkungan memiliki peranan sebagai wadah control
sosial yang fokus terhadap pembangunan berkekelanjutan yang
memperhatikan aspek-aspek lingkungan hidup. Program
perlindungan lingkungan ini berfungsi agar perusahaan dapat
menjalankan kegitan usahanya dengan berwawasan lingkungan.
Contohnya Manejemen daur ulang.
b. Perlindungan dan jaminan karyawan.
Karyawan merupakan faktor penting bagi perusahaan. Apabila
perusahaan bersinergi dengan serikat pekerja,maka hampir dapat
dipastikan bahwa kinerja karyawan akan positif. Contohnya
Pelatihan/kemajuan karir.
c. Interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat.
Masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dapat
mempengaruhi arah dan kebijakan sebuah perusahaan. Peran
masyarakat menjadi penting karena masyarakat merupakan salah
satu bagian dari komponen stakeholder perusahaan. Contohnya :
mempekerjakan tenaga lokal
Pemegang saham merupakan pihak yang sangat berkuasa dalam
perusahaan.Para direksi maupun manajer yang diangkat dalam RUPS
harus mengetahui keinginan dari pemegang saham dan memberikan
informasi secara transparan mengenai keadaan perusahaan.
Contohnya semua informasi tentang semua program atau keinginan
yang dijalankan perusahaan dapat melibatkan pemegang saham
dalam hal-hal yang bersifat non financial.
e. Penanganan pelanggan/produk
Menciptakan hubungan baik dengan pelanggan akan memberikan
keuntungan yang besar bagi perusahaan. Jika pelanggan
mendapatkan kepuasan dari perusahaan, bisnis akan terus bergulir
dengan adanya repeat order dari pelanggan. Contohnya: keterlibatan
pelanggan dalam pengembangan produk.
f. Pemasok (supplier)
Pemasok merupakan pihak yang menguasai jaringan distribusi.
Hubungan yang baik dengan pemasok menguntungkan perusahaan
karena pemasok telah mengetahui keinginan perusahaan dan akan
memenuhinya sesuai dengan keinginan pelanggan. Contohnya:
komunikasi dengan pemasok.
Komunikasi dan pelaporan diperlukan dalam rangka membangun
sistem informasi, baik bagi stakeholder maupun shareholder. Sistem
informasi ini diperlukan baik dalam proses pengambilan keputusan
maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan
mengenai perusahaan. Contohnya: memasukkan data kontribusi
sosial ke dalam laporan tahunan.
3. Faktor yang mempengaruhi CSR
Menurut Chatrine (2008), pada umumnya implementasi Tanggung Jawab
Sosial di perusahaan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
a. Komitmen pimpinan perusahaan.
Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan masalah sosial
tidak akan memperdulikan aktivitas sosial. Perusahaan secara
keseluruhan sebaiknya meyakini bahwa Tanggung Jawab Sosial
(CSR) merupakan investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan
usaha. Dengan kata lain, Tanggung Jawab Sosial (CSR) bukan lagi
dilihat dari sentra biaya (cost center) melainkan sentra laba (profit
center) di masa mendatang. Dengan demikian, Tanggung Jawab
Sosial bukan lagi sekedar aktivitas sampingan atau suatu hal yang
dapat dikorbankan demi mencapai efisiensi. Namun, Tanggung
Jawab Sosial (CSR) telah menjadi bagian penting dalam perusahaan,
dimana CSR jika disikapi secara strategis dapat digunakan untuk
memperbaiki konteks kompetitif perusahaan yang berupa kualitas
lingkungan bisnis tempat perusahaan beroperasi.
Perusahaan besar dan mapan memiliki peran yang lebih besar untuk
memberikan kontribusi daripada perusahaan kecil dan belum mapan.
Tanggung Jawab Sosial (CSR) adalah wujud kesadaran perusahaan
yang merupakan bagian dari masyarakat, dimana sebaiknya antara
perusahaan dan masyarakat memiliki hubungan yang bersifat
simbiosis mutualisme sehingga tercipta harmonisasi hubungan
bahkan meningkatkan citra dan performa perusahaan.
c. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur oleh pemerintah
Regulasi dan penataan sistem pajak yang kacau akan memperkecil
ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan
sosial kepada masyarakat. Peran aktif pemerintah sangat diperlukan
sehingga perusahaan dapat menjadi penolong dalam mengatasi
masalah sosial yang ada di negara ini. Bisa dipastikan pemerintah
tidak akan sanggup mengatasi berbagai permasalahan sosial secara
sepihak. Untuk itu, sekecil apapun kedermawanan yang diberikan
oleh perusahaan akan sangat besar artinya bagi pemerintah maupun
masyarakat. Jika sistem regulasi kondusif dan insentif pajak semakin
besar diberikan akan lebih berpotensi dalam memberikan semangat
pada perusahaan untuk berkontribusi pada masyarakat.
Dalam melaksanakan CSR, perlu dibuat suatu perencanaan matang yang
menyeluruh dan dapat dijalankan secara matematis. Menurut Umar
(2003:349), Program jangka panjang suatu perusahaan diturunkan dari
perencanaan jangka menengah dan jangka pendek. Program CSR
merupakan perencanaan jangka panjang perusahaan dengan tujuan agar
perusahaan dapat sustainable di dunia usaha. Untuk mendukung
perencanaan jangka panjang perusahaan perlu dibuat program-program
yang mendukung pencapaian dari tujuan tersebut. Melaksanakan
program CSR membutuhkan langkah-langkah pembentukan dan
persiapan hingga akhirnya dapat dilaksanakan. Menurut Rahendrawan
(2006), ada beberapa langkah persiapan dan penerapan CSR, yaitu :
a. Perencanaan CSR, yang terdiri dari :
1) mempersiapkan target dan tujuan dari pelaksanaan CSR untuk
perusahaan
2) mempersiapkan alat ukur kinerja dan alat ukur status dari CSR
3) mengidentifikasi inovasi dan/atau intervensi terhadap sistem
yang sedang diterapkan
4) mengidentifikasi masalah CSR yang relevan dengan kegiatan
operasional perusahaan
5) mengidentifikasi tingkat kesiapan pelaksanaan CSR, baik dengan
6) menentukan daerah operasi perusahaan yang akan diterapkan
CSR di dalamnya
7) mengidentifikasi stakeholders perusahaan, dan melibatkan
pihak-pihak yang relevan dalam merancang CSR
8) mempersiapkan program-program dari CSR
b. Persiapan aktivitas CSR, yang terdiri dari:
1) proses pengambilan keputusan dan pengesahan program-program
CSR
2) memanajemen perubahan dan inovasi-inovasi yang dibutuhkan
3) organisasi program-program CSR, baik internal maupun
eksternal
4) sumber daya internal dari perusahaan (sumber daya manusia,
modal, dll)
c. Pengimplementasian CSR, yang terdiri dari:
1) menghubungkan program-program CSR dengan para
stakeholders, yang keterlibatannya akan ditentukan berdasarkan
kondisi, prioritas, dan anggaran perusahaan.
2) mengimplementasikan program.
3) person(s) in charge, orang yang memimpin pelaksanaan program
d. Evaluasi, yang terdiri dari :
1) metode pengawasan dan perangkatnya
2) metode evaluasi dan perangkatnya
3) mekanisme pengembangan terus menerus
4) person(s) in charge, orang yang ditugaskan untuk memimpin
jalannya evaluasi
e. Pelaporan, yang terdiri dari:
1) mekanisme dan sistem pelaporan internal dan eksternal
2) komunikasi internal dan sistem koordinasi
3) sistem komunikasi eksternal
4) laporan verifikasi
5. Ukuran Keberhasilan Program CSR
Menurut Wibisono (2007:145), untuk melihat sejauh mana efektivitas
program CSR, diperlukan parameter atau indikator untuk mengukurnya.
Setidaknya, ada dua indikator keberhasilan yang dapat digunakan, yaitu:
a. Indikator Internal
1) Ukuran Primer
a) Minimize, yaitu meminimalkan perselisihan, konflik, atau
potensi konflik antara perusahaan dengan masyarakat
dengan harapan terwujudnya hubungan yang harmonis dan
b) Asset, yaitu aset perusahaan yang terdiri dari pemilik,
pemimpin perusahaan, karyawan, pabrik, dan fasilitas
pendukungnya terjaga dan terpelihara dengan aman.
c) Operational, yaitu seluruh kegiatan perusahaan berjalan
aman dan lancar.
2) Ukuran Sekunder
a) Tingkat penyaluran dan kolektibilitas (umumnya untuk PKBL
BUMN).
b) Tingkat complience pada aturan yang berlaku.
b. Indikator Eksternal
1) Indikator Ekonomi
a) Tingkat pertambahan kualitas sarana dan prasarana umum.
b) Tingkat peningkatan kemandirian masyarakat secara
ekonomis.
c) Tingkat peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat secara
berkelanjutan.
2) Indikator Sosial
a) Frekuensi terjadinya gejolak atau konflik sosial
b) Tingkat kualitas hubungan sosial antara perusahaan dengan
masyarakat.
6. Jenis-jenis perusahaan berdasarkan karakteristik tanggung jawab perusahaan
Klasifikasi konseptual Tanggung Jawab Sosial (CSR) dikemukakan oleh
Carol (1991) dalam Chatrine (2008), memberikan karakteristik tanggung
jawab perusahaan yang didasarkan pada empat tipe perusahaan sebagai
berikut :
a. tipe perusahaan reaktif (reactive), dengan karakteristik sebagai
berikut :
1) tidak adanya dukungan dari manajemen
2) manajemen merasa entitas sosial itu tidak penting
3) tidak adanya laporan tentang lingkungan sosial perusahaan
4) tidak adanya dukunga pelatihan tentang entitas sosial kepada
karyawan
b. tipe perusahaan defensif (defensive), dengan karakteristik sebagai
berikut :
1) isu lingkungan hanya diperhatikan jika dipandang perlu
2) sikap perusahaan tergantung pada kebijakan pemerintah tentang
dampak lingkungan yang harus dilaporkan
3) sebagian kecil karyawan mendapat dukungan untuk mengikuti
pelatihan tentang lingkungan sosial perusahaan.
c. tipe perusahaan akomodatif (accomodative), dengan karakteristik
sebagai berikut:
1) terdapatnya beberapa kebijakan top management tentang
lingkungan sosial
2) kegiatan akuntansi sosial dilaporkan, baik secara internal maupun
eksternal
3) terdapat beberapa karyawan yang mendapat dukungan untuk
mengikuti pelatihan tentang lingkungan sosial perusahaan
d. tipe perusahaan proaktif (proactive), dengan karakteristik sebagai
berikut :
1) top management mendukung sepenuhnya mengenai isu-isu
lingkungan sosial perusahaan
2) kegiatan akuntansi sosial dilaporkan, baik secara internal maupun
eksternal
3) karyawan memperoleh pelatihan secara berkesinambungan
tentang akuntansi dan lingkungan sosial perusahaan
7. Manfaat kegiatan CSR
Menurut Rogovsky (2000) dalam Wibisono (2007:131), ada berbagai
manfaat yang dapat diperoleh apabila program CSR diterapkan oleh
a. manfaat bagi individu karyawan, yaitu :
1) belajar metode alternatif dari berbisnis
2) menghadapi tantangan pengembangan dan bisa berprestasi dalam
lingkungan baru
3) mengembangkan keterampilan yang ada dan keterampilan baru
4) memperbaiki pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan
memberi kontribusi bagi komunitas local
5) mendapatkan persepsi baru atas bisnis
b. manfaat bagi penerima program, yaitu :
mendapatkan keahlian dan keterampilan profesional yang tidak
dimiliki organisasi atau tidak memiliki dana untuk mengadakannya
1) mendapatkan keterampilan manajemen yang membawa
pendekatan yang segar dan kreatif dalam memecahkan masalah
2) memperoleh pengalaman dari organisasi seperti menjalankan
tugas.
c. manfaat bagi perusahaan, yaitu :
1) memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan
tugas bekerja sama dengan komunitas
2) peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas
3) meningkatkan pengetahuan tentang komunitas local
4) meningkatkan citra dan profil perusahaan di masa masyarakat
8. Hambatan/tantangan penerapan program Tanggung Jawab Sosial
Menurut Rudito (2007:240), terdapat faktor penghambat/tantangan
dalam menjalankan program Tanggung Jawab Sosial, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Kualitas sumber daya yang rendah. Dalam konteks ini, sumber daya
yang tersedia kurang dapat memenuhi kebutuhan dari perusahaan. Di
samping itu, pola hidup komunitas lokal sangat berbeda dengan pola
hidup dari industri itu sendiri.
b. Jumlah staf yang kurang memadai. Ini merupakan dampak dari
sumber daya lokal yang kurang memadai sedangkan perusahaan
dituntut untuk mempekerjakan penduduk lokal sebagai konsekuensi
dari keberadaan perusahaan di wilayah tersebut.
c. Kurangnya dukungan pemerintah, khususnya pemerintah daerah.
Hal ini terkait dengan sistem dan keadaan politik di daerah tersebut.
d. Perbedaan persepsi di pihak internal dan atau pihak eksternal
perusahaan. Pihak internal tentu saja ingin memaksimalkan
keuntungan. Dengan adanya Program CSR, tentu saja akan
menambah biaya bagi perusahaan. Namun, program CSR harus tetap
dijalankan karena menyangkut kepentingan pihak eksternal, seperti
9. Implementasi Tanggung Jawab Sosial pada Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku
ekonomi dalam perekonomian nasional, disamping usaha swasta dan
koperasi. Dalam sistem perekonomian nasional, BUMN ikut berperan
menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan dalam rangka
mewujudkan kemakmuran masyarakat. Peran BUMN dirasakan semakin
penting sebagai pelopor dan perintis dalam sektor usaha yang belum
diminati oleh swasta. Di samping itu, BUMN juga mempunyai peran
strategis sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan
swasta besar, dan turut membantu pengembangan usaha kecil atau
koperasi. BUMN juga merupakan salah satu sumber penerimaan negara
yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, deviden, hasil
penerimaan lainnya. Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan
dalam kegiatan usaha pada hampir seluruh sektor perekonomian, seperti
sektor pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, manufaktur,
pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik,
industri, perdagangan, dan konstruksi.
B. Tinjauan Penelitian terdahulu 1. Fadle Mustafa (2008)
Penelitian ini dilakukan oleh Fadle Mustafa berjudul
“Penerapan Akuntansi Sosial Ekonomi Terhadap Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan pada PT.Pupuk Sriwijaya (Persero)” Metode yang
bahwa biaya-biaya sosial PT Pusri terdiri dari biaya sosial yang terkait
dengan karyawan, biaya sosial yang terkait dengan masyarakat,
pengusaha kecil dan koperasi, biaya sosial yang terkait dengan
konsumen, dan biaya sosial yang terkait dengan lingkungan.
2. Harry Wahyudhy Utama (2007)
Penelitian yang dilakukan oleh Harry Wahyudhy utama
“
berjudul Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada PT. Pupukkujang”.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualittif
deskriftif .Hasil Penelitian bahwa. Penerapan Tanggung Jawab Sosial di
perusahaan menciptakan iklim saling percaya di dalamnya, yang akan
menaikkan motivasi dan komitmen karyawan.
Pihak konsumen, investor, pemasok, dan stakeholders serta lingkungan
masyarakat sehingga meningkatkan peluang pasar dan keunggulan
kompetitifnya.
C. Kerangka Konseptual
Tanggung jawab perusahaan memberikan konsep yang berbeda dimana
perusahaan tersebut secara sukarela menyumbangkan sesuatu demi
masyarakat yang lebih baik dan lingkungan hidup yang lebih bersih.
Tanggung jawab sosial dari perusahaan (Corporate Social Responsibility)
didasarkan pada semua hubungan, tidak hanya dengan masyarakat tetapi
juga dengan pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik, pemerintah, supplier
bahkan juga kompetitor Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa
jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya. Pertama
,
.Perusahaan adalahbagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan
memperhatikan kepentingan masyarakat. Kedua, kalangan bisnis dan
masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis
mutualisme. Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu
cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial.
Pada kesempatan kali ini penulis membuat kerangka konseptual dimana
Undang-undang No. 40 tahun 2007 dan Pernyataan Standard Akuntansi
Keuangan No. 01 Paragraf 09, sebagai dasar dari penerapan Tanggung
Jawab Sosial atau yang lebih dikenal dengan CSR, mewajibkan untuk
melaksanakan kegiatan CSR bagi perusahaan dan didalam PSAK juga
dianjurkan memebuat laporan kegiatan lingkungan.Hal ini merupakan
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar seperti masyarakat,
karyawan, pemerintah, yang mempunyai tujuan untuk kemajuan
perkonomian nasional. Dalam penelitian ini, peneliti membuat bagan atau
gambaran sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Undang-undang No 40 tahun 2007
PSAK No 01Paragraf 9
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriftif,yaitu penulis
mengumpulkan data penelitian dan literatur-literatur lainnya dan kemudian
menguraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahn penelitian dan
mencari penyelesaiannya.Menurut Sugiyono (2006:11),” penelitian deskriftif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai suatu variabel atau
lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau dengan menghubungkan
dengan variabel lainya”.
B. Jenis Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari:
1. Data primer, yaitu data yang belum diolah yang diperoleh dari
responden selaku objek penelitian,dalam hal ini data yang diperoleh
berupa hasil wawancara.
2 Data skunder, yaitu data yang diolah yang diperoleh dari perusahaan,
antara lain sturuktur organisasi perusahaan, sejarah singkat perusahaan,
dan data yang berhubungan dengan aktivitas (kinerja) perusahaan.
3. Sumber data, di peroleh dari kantor Pusat PT.Perkebunan Nusantara I,
di bawah naungan Direktur Sumber Daya Manusia (SDM),
C. Tehnik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Adapun tehnik pengumpulan data dan pengolahan data dalam penelitian ini
terdiri dari :
1. Tehnik dokumentasi,yaitu dengan cara mengumpulkan data skunder
yang telah terdokumentasi, baik data keuangan maupun data
non-keuangan.Data ini bersumber dari perusahaan dan literatur-literatur
yang ada.
2. Wawancara Sugiyono (2006:130) menyatakan bahwa, ”wawancara
digunakan sebagai tehnik pengumpulan data, apabila peneliti ingin
melakukan studi untuk menemukan masalah yang diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang kebih
mendalam jumlah respondennya sedikit/kecil.”
D. Model Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu
suatu metode analisis data dimana data yang di kumpul, disusun,
diinterpretsikan, dan di analisis sehingga memberikan keterangan bagi
pemecahan masalah yang di hadapi. Data yang diperoleh berupa laporan
keuangan PT. PERKEBUNAN Nusantara I (Persero) tahun 2005 -2009
selain itu peneliti juga membutuhkan data laporan Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan dan peneliti juga membutuhkan dokumen dan catatan lain
yang berkenaan dengan kegiatan CSR yang telah diterapkan perusahaan,
sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan data kelengkapan
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Untuk keperluan ini, penulis melakukan penelitian pada kantor
PT. Perkebunan Nusantara I (Persero), Jl. Kebun Baru No. 86, Langsa,
Nangroe Aceh Darussalam.Waktu penelitian adalah selama bulan April-Juni
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum Perusahaan 1. Historis Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) merupakan satu-satunya BUMN
Perkebunan yang berada di Provinsi Pemerintah aceh, dibentuk dari hasil
Konsolidasi BUMN Perkebunan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6
tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996, yang dikukuhkan dengan Akta Pendirian
Nomor 34 tanggal 11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil, SH di Jakarta,
dengan modal dasar Perseroan sebesar Rp 400,- milyar dan yang sudah ditempatkan
dan disetor pemerintahs ebesar Rp 120,- milyar, kemudian telah dilakukan
perubahan dengan Akta Nomor 6 tanggal 8 Oktober 2002 oleh Kantor Notaris
Sri Rahayu A. Prasetyo, SH dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : C-20858 HT.01.04 tahun 2002
tanggal 25 Oktober 2002.
Kemudian pada akhir tahun 2008, Anggaran Dasar PTPN I mengalami
perubahan sesuai akta perubahan Anggaran Dasar Perseroan Nomor 7 tanggal
13 Agustus 2008 dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-80120.Ah.01.02 Tahun 2008,
tanggal 31 Oktober 2008.
terdiri dari :
Kebun/Unit Kerja Budi Daya Kebun/Unit Kerja Budi Daya
1. Pulau Tiga - K. Sawit 10. Krueng Luas - K. Sawit
2. Kebun Lama - K. Sawit 11. Ujung Lamie - K. Sawit
3. Kebun Baru - K. Sawit 12. Batee Puteh - K. Sawit
4. Tualang Sawit - K. Sawit 13. PKS. Pulau Tiga - Pengolahan TBS
5. Cot Girek - K. Sawit 14. PKS/PIS T. Seumantoh - Pengolahan TBS
6. Karang Inong - K. Sawit 15. PKS Cot Girek - Pengolahan TBS
7. JR. Utara - K. Sawit & Karet 16. Kantor Pusat - Langsa
8. PKR. JR Utara - Pengolahan Karet SIR - Kantor Penghubung - LO Medan
9. JR. Selatan - Karet & Pengolahan RSS - Kantor Penghubung - LO Jakarta
17. RS. Cut Meutia - Layanan Kesehatan
Untuk kebun karet eks KSO, dalam hal ini kebun Karang Inong dan JR.
Selatan, pada tanggal 16 Oktober 2009 telah ditanda tangani kerjasama
pengelolaan antara PTPN I dengan PTPN III dan efektif mulai tanggal 1 Januari 2010
dengan jangka waktu 25 tahun kedepan.
Sedangkan kebun K. Sawit eks KSO sejak cut off date per tanggal
31 Agustus 2009, sejak tanggal 1 September 2009 sampai saat ini masih dikelola
sendiri. Kedepan pengelolaan kebun tersebut akan dikerjasamakan dengan
PTPN IV dalam bentuk anak perusahaan.
2.1.Visi
Menjadikan PTPN I sebagai korporasi perkebunan yang tangguh dalam
menghadapi persaingan global dan mampu memberikan kesejahteraan bagi
stakeholder.
2.2.Misi
- Meningkatkan pengelolaan perusahaan di bidang perkebunan dengan
mengusahakan 2 (dua) komoditi yaitu kelapa sawit dan karet secara
efisien dan ekonomis, dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG.
- Menciptakan Value Creation untuk meningkatkan profitabilitas korporasi secara berkesinambungan.
- Meningkatkan pengelolaan budi daya kelapa sawit dengan menggunakan teknologi maju.
- Mengusahakan, memelihara dan meningkatkan kesejahteraan karyawan serta kepuasan pelanggan.
- Berpedoman dan menjunjung tinggi nilai-nilai religius.
2.3.Good Corporate Governance (GCG)
Penerapan GCG dalam pengelolaan kegiatan usaha PTPN I masih dan
terus dilaksanakan, karena penerapan ini merupakan satu proses dan struktur yang
digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai Pemegang Saham dalam jangka
peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.
Pengelolaan perusahaan tetap berpegang pada penerapan prinsip-prinsip
good corporate governance yang meliputi :
- Transparansi, yaitu keterbukaan dalam setiap pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan
mengenai korporasi.
- Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana korporasi bebas dari benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
- Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
- Pertanggungjawaban, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif.
- Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Pendirian Kegiatan Program PKBL
PTP. Nusantara I (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan negara yang
penggerak perekonomian nasional disamping usaha yang dilakukan pihak swasta,
koperasi dan semua unsur penggerak sistem ekonomi di Indonesia. Adapun tujuan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah dalam rangka
membantu percepatan pertumbuhan perekonomian nasional dengan cara
mendorong pelaku ekonomi tingkat menengah dan kecil agar tidak terjadi
kesenjangan, sehingga diharapkan akan dapat tercipta kemitraan yang sehat
dengan Badan Usaha Milik Negara yang tujuan akhirnya untuk kemakmuran
masyarakat.
Pada awalnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1983 telah
diamanatkan kepada semua BUMN untuk dapat turut membantu pengembangan
usaha kecil dan sebagai tindak lanjutnya telah diterbitkan Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 1232/KMK.013/1989 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pembinaan Usaha Kecil oleh BUMN yang kemudian disusul dengan
Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni
1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) melalui
pemanfaatan laba BUMN yang disempurnakan dengan No. 60/KMK.016/1996
tanggal 9 Pebruari 1996 tentang pereubahan pasal dalam Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. 316/KMK.016/1994 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Surat
Keputusan Bersama Direktur Jenderal Pembinaan BUMN Departemen Keuangan
dan Direktur Jenderal Pembinaan Pengusaha Kecil dan Koperasi Departemen
Koperasi dan PPK No. KEP. 1515/BU/1994 dan 02/SKB/PPKX/1994 tanggal 14
Oktober 1994 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Usaha Kecil dan
Kemudian pelaksanaannya diubah dengan mengacu pada Keputusan
Menteri Keuangan No. 266/KMK.016/1997 tanggal 11 Juni 1997 yang diikuti
dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Republik
Indonesia/Kepala Badan Pembinaan BUMN No. 197/MPBUMN/1999 tanggal 29 Juli
1999 tentang Pedoman Penentuan Kualitas dan Penghapusbukuan (Write-Off)
Pinjaman Dana Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) dari
Bagian Laba Badan Usaha Milik BUMN, dan dilakukan perubahan kembali
dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Republik Indonesia
No. Kep-216/MPBUMN/1999 tanggal 28 September 1999 tentang Pedoman
Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN. Dengan terjadinya pergantian nama
kementerian tersebut pelaksanaannya dikembalikan mengacu pada Surat
Keputusan Menteri Keuangan No. 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994
tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK).
Dengan pertimbangan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil
dan Bina Lingkungan perlu ditingkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaannya,
maka Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Keputusan Menteri No. 236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program
Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan Junto Surat Edaran
Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. SE-433/MBU/2003
tanggal 16 September 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan dan
saat ini disebut dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Dalam rangka penyempurnaan Surat Keputusan Menteri BUMN
Lingkungan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia
mengeluarkan Surat Keputusan Menteri No. 05/MBU/2007 tanggal 27 April 2003
tentang Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTP. Nusantara I (Persero)
berdomisili di Jl. Kebun Baru Po Box 1 Langsa.
Maksud dan tujuan didirikannya Unit Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan PTP. Nusantara I (Persero) adalah :
1. Merupakan wujud kepedulian sosial terhadap masyarakat dan lingkungan
sekitarnya atau lebih dikenal dengan Corporate Sosial Responsibility
(CSR). Dengan pelaksanaan PKBL diharapkan hubungan dengan para
stakeholders menjadi baik dan langgeng sehingga kelangsungan usaha
perusahaan dapat terjaga.
2. Untuk meningkatkan taraf hidup pengusaha kecil, menegah dan koperasi
yang pada gilirannya mampu mengurangi kesenjangan sosial dan sekaligus
dapat menciptakan iklim usaha yang sehat dan dinamis bagi pengusaha
kecil, menengah dan koperasi.
3. Untuk menciptakan hubungan saling menunjang antara PTP.
Nusantara I (Persero) dengan Dinas Koperasi dan UKM di dalam
pelaksanaan penyaluran dana yang efektif dan dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat di lingkungan wilayah kerja perusahaan serta
terwujudnya ekonomi kerakyatan tanpa mengabaikan peran usaha dari
perusahaan.
5. Perbaikan SDM masyarakat di sekitar ps melalui Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan.
Dalam melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTP.
Nusantara I (Persero) berpedoman kepada beberapa ketentuan :
a. Surat Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007, tanggal 27 April
2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan, dimana setiap BUMN Pembina diwajibkan
untuk membuat Laporan Triwulan sebagai pertanggung jawaban keuangan
dalam pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
b. Surat Edaran Menterei Badan Usaha Milik Negara Nomor :
SE-433/MBU/2003, tanggal 16 September 2003 tentang Petunjuk Program
Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan.
c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
196/KMK.016/1998 tanggal 24 Maret 1998 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan Badan Usaha Milik Negara.
PKBL PTP. Nusantara I (Persero) beralamat di Kantor Pusat PTN I
(Persero) Kota Langsa Propinsi Aceh. Komitmen Manajemen dalam mengelola
perusahaan juga memperhatikan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial di
wilayah operasi perusahaan. Hal tersebut menghindari image masyarakat badan
perusahaan bukan sebagai pencari keuntungan belaka tetapi juga memperhatikan
3.1 Kegiatan Utama
Urusan PKBL PTP. Nusantara I (Persero) telah mendukung Program
Kemitraan sejak tahun 1989 dan sampai dengan tahun 2009 jumlah mitra binaan
sebanyak 1.104 unit usaha dalam bentuk pemberian pinjaman untuk modal kerja
dan investasi berbagai kalangan usaha kecil meliputi :
- Sektor Industri
- Sektor Perdagangan
- Sektor Pertanian
- Sektor Peternakan
- Sektor Perikanan
- Sektor Jasa dan
- Sektor Lainnya
Selain bantuan tersebut di atas perusahaan juga membantu Kopontren,
Sekolah dan Perguruan Tinggi dalam bentuk pola perkebunan kelapa sawit yaitu
seluas ± 754 Ha tanaman kelapa sawit dimana manfaat bantuan tersebut untuk
membiayai pesantren yang mendidik anak-anak/guru yang berasal dari anak yatim
piatu yang tidak mampu yang terdapat di kabupaten-kabupaten Propinsi Aceh.
3.2. Program Kemitraan
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil yang selanjutnya disebut
usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari
bgian laba BUMN dan setiap Badan Usaha Milik Negara wajib memenuhi
ketentuan ini. Sedangkan bagi Persero terbuka dapat melaksanakan program
Kemitraan dengan berpedoman pada keputusan ini yang ditetapkan berdasarkan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sumber dana Program
Kemitraan berasal dari :
• Penyisihan laba setelah pajak BUMN Pembina
• Jasa administrasi pinjaman/margin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa
giro dari dana Program Kemitraan.
• Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain jika ada
• Penyaluran dana dari BUMN Pembina lain.
Bentuk dan Status Bantuan dan Pembinaan
a. Pinjaman untuk modal kerja dan atau pembelian aset tetap dalam rangka
meningkatkan produksi dan penjualan.
b. Pinjaan khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan
usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka
pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan.
c. Beban Pembinaan
1) Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemasaran, promosi, dan hal
lain yang menyangkut peningkatan produktifitas Mitra Binaan serta
untuk pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan program
2) Beban pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% (dua
puluh persen) dari dana program kemitraan yang disalurkan pada tahun
berjalan.
3) Beban pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk
kepentingan Mitra Binaan.
3.3. Program Bina Lingkungan
Program Bina Lingkungan yang selanjutnya disebut program BL adalah
program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui
pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan Program Bina Lingkungan
ini terdiri dari :
• Program Bina Lingkungan BUMN adalah program Bina Lingkungan yang
ditetapkan dan dilaksanakan oleh BUMN Pembina di wilayah usaha
BUMN yang bersangkutan.
• Program Bina Lingkungan BUMN Peduli adalah program Bina
Lingkungan yang dilakukan secara bersama-sama oleh BUMN Pembina
dan pelaksanaannya ditetapkan serta dikoordinir oleh Menteri Negara
BUMN.
Sumber Dana Bina Lingkungan berasal dari :
• Penyisihan laba setelah Pajak BUMN Pembina
• Hasil bunga deposito atau jasa giro dari dana program Bina Lingkungan
wilayah kerja PTP. Nusantara I (Persero) meliputi Aceh Tamiang, Aceh Timur,
Aceh Utara, Aceh Tengah, Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Barat, Aceh Selatan
dengan kondisi dan karakterMitra Binaan yang sangat bervariasi serta latar belakang
yang berbeda. Secara umum Mitra Binaan mempunyai berbagai permasalahan
karena Mitra Binaan merupakan usaha bisnis dalam kategori usaha mikro/kecil.
5. Stuktur Organisasi
Struktur organisasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
semula berada di Biro Perencanaan dan Pengembangan dan dialihkan ke
Bagian Umum sesuai Surat Keputusan Direksi No. 01.5/P/SKEP/313/2007
tanggal 29 September 2007 operasional atas pengawasan dan pembinaan di bawah
Direktur SDM dan Umum.
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)
5.1. Susunan Pengurus
Agar tujuan pelaksanaan Program Kemitraan dapat tercapai seperti yang
diinginkan, maka perlu dibentuk unit tersendiri yang bertugas khusus
melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atau selanjutnya disebut
sebagai unit PKBL dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan
secara keseluruhan dengan satuan gugus tugas sebagai berikut :
a. Unit PKBL sekurang-kurangnya melakukan fungsi pembinaan
(evaluasi, penyaluran, penagihan, pelatihan, monitoring, promosi dan
lainnya termasuk fungsi administrasi dan keuangan). DIREKTUR
SDM DAN UMUM
BAGIAN UMUM
URUSAN PKBL
b. Unit PKBL di Kantor Pusat dibentuk dengan memperhatikan jumlah
dana yang dikelola, luas wilayah binaan dan jumlah mitra binaan serta
mempertimbangkan kondisi perusahaan, sedangkan bentuk pelaksanaan di
Kantor Cabang/Perwakilan disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Unit PKBL bertanggungjawab langsung kepada Direksi Perusahaan yang
ditetapkan dalam rapat Direksi, sedangkan Karyawan yang ditunjuk untuk
menagani unit PKBL memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan
karyawan lain di BUMN pembina yang bersangkutan.
Struktur organisasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTP.
Nusantara I (Persero) ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.
01.5/SKEP/313/2007 dengan susunan sebagai berikut :
- Kepala Bagian Umum : H. Azhar Nasir, SH
- Kepala Urusan PKBL : Drs. Yuan Helmi
- Staf Urusan Administrasi Keuangan : Sri Kemala, SE
Perubahan Struktur Organisasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
PTP. Nusantara I (Persero) ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan No.
01/P/SKEP/426/2009 dan No. 01.5/SKEP/313/2009 sebagai berikut :
- Kepala Bagian Umum : H. Azhar Nasir, SH
- Kepala Urusan PKBL : Usmansyah
- Staf Urusan Administrasi Keuangan : Drs. H. Wan Fadli, MBA
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemempuan usaha kecil agar
mampu menjadi tangguh dan mandiri melelui pemenpaatn dana dari bagian laba
perusahaan .Program Bina lingkungan yang selanjutnya disebut BL, adalah
Program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalai
pemanfatan dana bagian dari laba BUMN.Program ini terdiri dari Program BL
BUMN Pembina dan Program BL BUMN Peduli. Program BL BUMN Pembina
adalah BL yang ditetapkan oleh dan ditetapkan oleh BUMN pembina diwilayah
usaha BUMN yang bersangkutan sedangkan Program BL BUMN Peduli adalah
Program BL yang dilakukan secara bersama-sama oleh BUMN pembina dan
pelaksaannya ditetapkan serta dikordinator oleh Menteri Negara BUMN.
Sumber Dana Program Kemitraan: berasal dari
1. Penyisihan laba setelah pajak BUMN pembina sebesar 2%,berdasarkan surat
keputusan Menteri BUMN, Undang – undang Nomor 19 Tahun 2003 tantang
Badan Usaha Milik Negara.
2. Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa
giro dari dana Program kemitraan.
3. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain jika ada.
4. Penyaluran dana dari BUMN pembina lain.
Adapun beberapa Unit usaha Mitra Binaan yang dibina oleh PTPN I
(Persero) antara lain :
Nama Pemilik : Amiruddin
Alamat Usaha : Desa Simpang VI Karang Baru Aceh Tamiang
Jenis Usaha : Pedagang Kelontong, berupa sembako
secara eceran
Besar Pinjaman : Rp. 10.000.000
Masa Pembinaan : 2 Tahun, (2007 – 2009)
Masa Jatuh Tempo Pinjaman : 1 September 2009
Kualitas Pinjaman Berdasarkan
kriteria PKBL, PTPN I (Persero) : Lancar
Agunan atau jaminan berupa : BPKB Sepeda Motor dengan Nomor Polisi BL 5117 AL
Perkembangan usaha menurut
Pemilik Usaha : Sebelum mendapatkan pinjaman PKBL
PTPN I (Persero) usaha Warung Kembar hanya beromset sekitar RP. 200.000 per hari.
Sedangkan sesudah mendapatkan Pinjaman PKBL PTPN I (Persero) Usaha Warung Kembar beromset sekitar Rp. 600.000,- per hari dan perkembangan usaha dapat dilihat bahwa persediaan barang dagangan di kios bertambah dan usaha Warung Kembar telah Mempunyai 1 orang karyawan.
Penilaian Pemilik Usaha Mitra Binaan PTPN I (Persero) Terhadap PKBL PTPN I
(Persero) : Sangat baik
2. Usaha : UD. RIZKI FIRMA SERVICE
Nama Pemilik : Ibrahim
No. 7 A
Jenis Usaha : Service Sepeda Motor
Besar Pinjaman : Rp. 17.775.500
Masa Pembinaan : 2 Tahun, (2007 – 2009)
Masa Jatuh Tempo Pinjaman : 1 Maret 2009
Kualitas Pinjaman Berdasarkan
kriteria PKBL, PTPN I (Persero) : Lancar
Agunan atau jaminan berupa : Surat Akte Tanah beralamat di Desa Payad
Kuala Simpang
Perkembangan usaha menurut
Pemilik Usaha : Sebelum mendapatkan pinjaman PKBL
PTPN I (Persero) usaha UD. Riski Firma
Service hanya beromset sekitar
Rp. 150.000,- per hari.
Sedangakan setelah mendapatkan pinjaman
PKBL PTPN I (Persero) UD . Riski Firma
Service, beromset sekitar Rp. 900.000,-
per hari dan mempunyai 3 orang karyawan serta mempunyai 2 unit kompresor.
Penilaian Pemilik Usaha Mitra
Binaan PTPN I (Persero)
Terhadap PKBL PTPN I
3. Usaha : UD. ANEKA
Masa Jatuh Tempo Pinjaman : 30 Januari 2009
Kualitas Pinjaman Berdasarkan
kriteria PKBL, PTPN I (Persero) : Macet
Agunan atau jaminan berupa : Surat Akte Tanah di Desa Paya Buyuk Kuala Simpang
Perkembangan usaha menurut
Pemilik Usaha : Sebelum mendapatkan pinjaman PKBL
PTPN I (Persero) UD.Aneka beromset sekitar RP.15.000.000 per bulan dan mempunyai 3 orang karyawan.
Sedangkan setelah mendapatkan pinjaman PKBL PTPN I (Persero) UD Aneka tidak dapat menjalankan usahanya, akibat keluarnya peraturan daerah tentang kayu dan hasil hutan yang membatasi praktek Ilegal loging yang berakibat UD.Aneka tidak mendapatkan bahan baku berupa kayu, hal ini merupakan penyebab tidak terpenuhinya kewajibannya ke PKBL PTPN I (Persero).
Penilaian Pemilik Usaha Mitra Binaan PTPN I (Persero) Terhadap PKBL PTPN I
(Persero) : Kurang baik